• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

6. Realisasi Agenda Prioritas

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019 merupakan penjabaran tahun kelima pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang memuat sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan. Penyusunan RKP merupakan upaya dalam menjaga kesinambungan pembangunan terencana dan sistematis yang dilaksanakan oleh masing-masing maupun seluruh komponen bangsa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), maka RKP 2019 memuat prioritas nasional pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, dan lintas wilayah serta kerangka kelembagaan, kerangka regulasi, dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Agenda prioritas strategis pada tahun 2019 adalah sebagai berikut. a. Penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor

Nasional (KDPEN).

Penyusunan Peraturan Pemerintah perihal Kebijakan KDPEN serta implementasi Peraturan Pemerintah tersebut digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Jangka panjang LPEI guna menjadikan LPEI sebagai instrumen peningkatan ekspor nasional yang terintegrasi dengan kebijakan

148 berbagai K/L dan pihak terkait, agar berkontribusi nyata terhadap kinerja ekspor dan perekonomian nasional. Disamping itu sebagai upaya Pemerintah untuk dapat meningkatkan nilai ekspor nasional dan dapat memberikan nilai tambah serta dapat memaksimalkan potensi yang ada, sehingga dapat menciptakan sumber devisa, memberikan panduan bagi LPEI dalam menyelenggarakan fasilitas pembiayaan ekspor untuk menghasilkan devisa serta menghemat devisa dalam negeri. KDPEN membuat LPEI lebih efektif dalam mendorong ekspor nasional melalui pengembangan ekspor hasil industri, pengembangan komoditas ekspor yang sejalan dengan perkembangan disruptive technology dan pengembangan ekspor jasa pariwisata. Regulasi terkait Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor Nasional yang sudah ada dikhawatirkan tidak mampu mengakomodasi kepentinganpara pelaku ekspor nasional.

Capaian target tahun 2019 adalah telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor Nasional dan implementasi nya untuk Rencana Jangka Panjang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

b. Pembangunan sistem monitoring Risiko Keuangan Negara (RKN) dalam rangka Implementasi SALM.

Implementasi Sovereign ALM (SALM) adalah pengelolaan risiko yang teridentifikasi, termitigasi dan terkelola, yaitu melakukan assessment dan monitoring jenis dan eksposur suatu risiko serta menyusun rencana mitigasi terhadap risiko yang sudah diidentifikasi. Penetapan Kerangka Kerja Sovereign ALM (SALM) Indonesia perlu mendapat dukungan dari stakeholder pengelola aset dan kewajiban yang utama yaitu Bank Indonesia selaku pengelola aset valas terbesar (cadangan devisa) dan BUMN besar seperti PLN dan Pertamina yang banyak memiliki eksposur kewajiban valas. Kordinasi dalam pengelolaan aset dan kewajiban antar institusi akan sedikit banyak menyentuh independensi institusi dalam melaksanakan kewenangannya sehingga membutuhkan kerangka kerja yang disepakati bersama.

SALM bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pengelolaan RKN yang terkait dengan pengelolaan aset dan kewajiban Pemerintah untuk menghadapi risiko yang berasal dari internal dan eksternal. Sebagai tahap awal dilakukan pembangunan Aplikasi Sistem Assessment dan Monitoring RKN; penyempurnaan tools analysis Model Risiko Contagion serta adanya penambahan sample BUMN yang akan dianalisis guna mendukung tujuan dari SALM dimaksud. Capaian target tahun 2019 adalah selesainya pembangunan Aplikasi Sistem Monitoring RKN untuk identifikasi risiko terhadap perekonomian Indonesia yang salah satu transmisinya melalui eksposur pada neraca Pemerintah dan neraca Bank Indonesia sehingga dapat dimitigasi dengan baik.

149 c. Penerbitan SUN melalui Thematic Bonds

Penerbitan SUN melalui Thematic Bonds menggunakan program/proyek tertentu sebagai dasar penerbitan dan/atau pembiayaan program/proyek tertentu dengan menggunakan SUN. Pengembangan instrumen SUN baru ini untuk mendukung kegiatan-kegiatan pemerintah yang produktif, misalnya SUN tema pendidikan untuk membiayai program prioritas pemerintah di bidang pendidikan, SUN tema perumahan untuk membiayai program prioritas di bidang penyediaan perumahaan, SUN tema kesehatan untuk membiayai program prioritas di bidang penyediaan sarana kesehatan. Capaian target tahun 2019 adalah tersusunnya kajian

Diaspora Bonds (dhi. Thematic Bonds) telah selesai dikerjakan.

d. Two Step Bonds

Two Step Bonds adalah instrumen Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh

Pemerintah Republik Indonesia yang hasil penerbitannya diteruskan kepada Pemerintah Daerah dalam rangka menunjang program Pemerintah Pusat, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan hal tersebut guna mempercepat pembangunan di daerah dan mendukung program pemerintah pusat. Kebijakan penerbitan pengembangan Two Step Bonds untuk mendukung program Pemerintah pusat dan pembangunan di daerah. Pembiayaan dari Two Step Bonds hanya diperuntukan bagi program prioritas pemerintah pusat yang diselenggarakan di daerah dimana daerah tidak sanggup mengalokasikan pendanaan. Capaian terget tahun 2019 adalah Two Step Bonds diterbitkan untuk membiayai proyek pemerintah pusat di daerah minimal satu program pemerintah pada tahun 2019.

e. Pengembangan Sistem Distribusi SBN Ritel secara Online

Program tersebut merupakan salah satu inisiatif strategis yang merupakan bagian dari tema perbendaharaan sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 947/KMK.01/2016 tanggal 30 Desember 2016 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.

Pengembangan Sistem Jalur Distribusi Ritel secara Online adalah suatu terobosan yang memberikan alternatif atas mekanisme penerbitan SBN secara

online dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tingkat keritelan investor SBN

Ritel, dan mempertimbangkan efisiensi biaya penerbitan melalui perancangan

framework dan sistem distribusi SBN Ritel guna perluasan basis investor domestik,

pendalaman pasar (market deepening) dan pemerataan distribusi penjualan SBN Ritel. Sistem penerbitan SBN Ritel secara online dapat diakses melalui internet serta melalui aplikasi yang disediakan oleh mitra distribusi dan dapat diunduh melalui

playstore/ istore. Investor dapat melakukan pembelian dan secara langsung

150 Dasar hukum sistem penerbitan SBN Ritel secara online telah dilakukan melalui penetapan Peraturan Menteri Keuangan nomor 31/PMK.08/2019 tentang Penjualan Surat Utang Negara Ritel di Pasar Perdana Domestik dan telah diimplementasikan pada beberapa penerbitan Savings Bond Ritel serta Sukuk Tabungan Ritel. Capaian target tahun 2019 adalah adanya penambahan 38.842 investor baru yang melebihi target dalam dokumen inisiatf charter sebanyak 7.000 insvestor.