• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi pendapatan maupun belanja fiskal daerah relatif masih rendah. Namun demikian, realisasi pos belanja hingga pertengahan tahun 2014

cenderung meningkat dari periode yang sama tahun 2013. Sementara dari

sisi pendapatan, persentase realisasi pendapatan daerah menurun dari

periode yang sama tahun 2013. Penyerapan belanja infrastruktur (belanja

modal) masih kecil dan diharapkan akan terakselerasi pada triwulan

mendatang hingga penghujung tahun 2014 sehingga menjadi stimulan bagi

investasi. Sementara realisasi belanja pegawai yang lebih tinggi, turut

memberi dorongan pada pertumbuhan konsumsi swasta.

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN | Triwulan II 2014 Tetap Bertahan dengan Dukungan Sektor Sekunder

2.1. Struktur Anggaran

Struktur APBD Provinsi Sulsel mengalami perubahan pada bagian pendapatan maupun belanja dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir. Dari sisi realisasi pendapatan, selama tiga tahun terakhir, porsi pendapatan asli daerah (PAD) relatif stabil,

padahal potensi pertumbuhan ekonomi Sulsel relatif besar. Dari sisi belanja, proporsi belanja modal pada triwulan II 2014 mulai meningkat, meskipun tidak setinggi tahun 2011 dan 2012. Sementara itu dalam PDRB, belanja modal sebagai stimulus ekonomi masih rendah, porsi terhadap PDRB Provinsi Sulsel masih relatif kecil yaitu sekitar 1,5%.

Grafik 2.1. Proporsi Pendapatan APBD Grafik 2.2. Proporsi Belanja APBD

2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran

2.2.1 Pendapatan

Realisasi persentase pendapatan daerah pada pertengahan tahun 2014, masih belum setinggi pencapaian realisasi pertengahan tahun 2013. Nilai realisasi anggaran pendapatan daerah pada triwulan II 2014 mencapai Rp2,54 triliun atau

45,41%, sementara pada triwulan II 2013 dapat mencapai 46,85%. Peningkatan terutama didorong oleh realisasi pendapatan pajak daerah sebesar Rp1,13 triliun (39,96% dari target), dana alokasi umum Rp0,71 triliun (58,33% dari target), dan transfer pemerintah pusat lainnya Rp455,81 miliar (50,74% dari target).

Peran realisasi komponen pendapatan asli daerah (PAD) terhadap ekonomi daerah6 pada triwulan II 2014 relatif menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercermin dari penurunan persentase realisasi terhadap targetnya dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio PAD terhadap PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) memperlihatkan

pergerakan yang sedikit turun pada triwulan II 2014. Rasio PAD per PDRB ADHB pada triwulan II 2014 sebesar 2,38%, sementara triwulan II 2013 sebesar 2,51% (Grafik 2.3). Meskipun dari sisi dana perimbangan per PDRB ADHB, rasio hingga triwulan II 2014 sebesar 2,52%, lebih tinggi daripada triwulan II 2013 yang sebesar 1,74%. Meski mengalami perlambatan, ekonomi Sulawesi Selatan masih tumbuh cukup tinggi diatas nasional. Hal ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah bagi pendapatan APBD, antara lain melalui perluasan basis penerimaan pajak, meningkatkan efisiensi dan penekanan biaya pemungutan, ataupun pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Pendapatan asli daerah (PAD) triwulan II 2014 mencatat persentase realisasi per anggaran yang sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2013. Realisasi komponen PAD triwulan II 2014 sebesar Rp1,23 triliun atau 39,71%

dari anggaran yang ditetapkan, secara nominal meningkat dibandingkan realisasi triwulan II 2013 (Rp1,13 triliun), meskipun secara presentasi relatif lebih rendah dari triwulan II 2013 (43,76%). Peningkatan nilai tersebut terutama didorong oleh pendapatan pajak daerah yang persentase realisasinya sebesar 39,96% (Rp1,13 triliun). Hal ini disebabkan masih cukup kuatnya konsumsi rumah tangga di Sulsel dan upaya Pemprov Sulsel untuk terus mengoptimalkan pungutan pajak di daerah dalam rangka meningkatkan tax ratio. Sementara itu, pencapaian dan target retribusi daerah masih belum mencapai yang diharapkan. Pajak daerah antara lain terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Hingga pertengahan 2014, realisasi BBNKB masih sangat kecil7 dibandingkan dengan populasi kendaraan yang semakin padat.Untuk meningkatkan

6

Dihitung dengan rumus realisasi komponen pendapatan APBD dibagi dengan PDRB ADHB kumulatif 7

Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Sulsel, Tau Toto, 13 Juni 2014, Siaran Pers.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tw II-2009 Tw II-2010 Tw II-2011 Tw II-2012 Tw II-2013 Tw II-2014 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Dana Perimbangan Pendapatan Asli Daerah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tw II-2009 Tw II-2010 Tw II-2011 Tw II-2012 Tw II-2013 Tw II-2014 Belanja Modal Belanja Operasi

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN | Triwulan II 2014 Tetap Bertahan dengan Dukungan Sektor Sekunder 27 pendapatan, Pemprov Sulsel menambah jumlah kantor pelayanan dan optimalisasi pendapatan pajak kendaraan bermotor.

Tabel 2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Triwulan II 2014

Keterangan: angka sementara (APBD Provinsi Sulawesi Selatan Unaudited)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan Sulsel, Dinas Pendapatan Daerah Sulsel, Biro Bina Perekonomian Sulsel

Persentase realisasi dana perimbangan (DAU dan DAK) relatif sama dengan pola tahun sebelumnya. Persentase

realisasi subkomponen dana alokasi umum (DAU) yang sebesar Rp705,60 miliar (58,33%) dan dana alokasi khusus (DAK) yang sebesar Rp21,89 miliar (30,00%), sesuai dengan anggaran yang disampaikan oleh pemerintah pusat. Secara umum, persentase realisasi hampir semua komponen PAD berada berada di bawah realisasi tahun sebelumnya antara lain pendapatan pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah, meski demikian secara nominal total realisasi PAD sampai dengan triwulan II 2014 lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu mencapai Rp1,23triliun (39,71%), dimana realisasi tahun sebelumnya (Rp1,13triliun atau 43,76%).

Grafik 2.3. Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB Grafik 2.4. Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB

Nominal % REALISASI Nominal % REALISASI

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,587.85 1,132.40 43.76% 3,107.04 1,233.93 39.71%

- Pendapatan Pajak Daerah 2,333.13 1,032.80 44.27% 2,822.47 1,127.77 39.96%

- Pendapatan Retribusi Daerah 65.41 28.21 43.12% 74.28 30.50 41.05% - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 66.79 0.67 1.00% 71.85 0.78 1.09% - Lain-lain PAD yang Sah 122.52 70.72 57.72% 138.44 74.88 54.09%

DANA PERIMBANGAN 1,457.68 782.64 53.69% 2,473.37 1,305.85 52.80%

- Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 303.64 127.66 42.04% 292.49 122.55 41.90%

- DAU 1,089.77 635.70 58.33% 1,209.60 705.60 58.33%

- DAK 64.26 19.28 30.00% 72.98 21.89 30.00%

Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya - - - 898.31 455.81 50.74%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 977.04 437.85 44.81% 13.52 0.44 3.25%

JUMLAH PENDAPATAN 5,022.57 2,352.89 46.85% 5,593.93 2,540.21 45.41% BELANJA BELANJA OPERASI 3,862.55 1,305.04 33.79% 3,971.42 1,382.41 34.81% - Belanja Pegawai 969.07 357.56 36.90% 1,058.29 406.99 38.46% - Belanja Barang 969.95 229.70 23.68% 1,301.75 328.35 25.22% - Belanja Bunga 46.25 7.50 16.22% 39.50 5.47 13.84% - Belanja Hibah 1,224.98 552.06 45.07% 930.60 468.96 50.39%

- Belanja Bantuan Keuangan 650.30 158.22 24.33% 641.28 172.64 26.92%

BELANJA MODAL 923.79 52.99 5.74% 754.20 126.66 16.79%

BELANJA TIDAK TERDUGA 15.00 2.05 13.67% 15.00 - 0.00%

JUMLAH BELANJA 4,801.34 1,360.07 28.33% 4,740.61 1,509.07 31.83%

TRANSFER 843.05 316.12 37.50% 1,098.76 450.36 40.99%

TOTAL BELANJA 5,644.40 1,676.19 29.70% 5,839.38 1,959.43 33.56%

SURPLUS / (DEFISIT) (621.83) 676.70 -108.82% (245.44) 580.78 -236.62%

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 623.46 - 0.00% 296.44 189.23 63.83%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.63 1.00 - 51.00 - 0.00%

JUMLAH PEMBIAYAAN 621.83 (1.00) -0.16% 245.44 189.23 77.10% (Milyar Rupiah) ANGGARAN PERUBAHAN 2014 Realisasi s/d TRIWULAN II 2014 ANGGARAN PERUBAHAN 2013 Realisasi s/d TRIWULAN II 2013 U R A I A N 2.31 4.55 2.54 2.66 2.51 2.38 1.90 2.62 1.56 1.80 1.74 2.52 0.70 1.20 1.70 2.20 2.70 3.20 3.70 4.20 4.70 5.20

Tw II-2009 Tw II-2010 Tw II-2011 Tw II-2012 Tw II-2013 Tw II-2014

%

Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan

2.31 3.83 1.85 3.13 2.90 2.67 0.22 0.35 1.06 0.98 0.12 0.24 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Tw II-2009 Tw II-2010 Tw II-2011 Tw II-2012 Tw II-2013 Tw II-2014

%

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN | Triwulan II 2014 Tetap Bertahan dengan Dukungan Sektor Sekunder

2.2.2 Belanja

Persentase penyerapan belanja APBD pada triwulan II 2014 masih rendah, meskipun meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013. Realisasi anggaran belanja daerah sampai dengan akhir triwulan II 2014 sebesar 33,56%, atau

lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan II 2013 yang hanya sebesar 29,70%. Secara nominal, realisasi anggaran belanja APBD pada periode laporan sebesar Rp1,96 triliun sedikit diatas realisasi tahun 2013 sebesar Rp1,68 triliun atau naik Rp283,24 miliar.

Pada triwulan II 2014, peran realisasi komponen belanja APBD untuk stimulus investasi daerah8 sedikit meningkat.

Rasio belanja modal terhadap PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB), terlihat meningkat pada triwulan II 2014, yang menunjukkan terdapat dorongan stimulus fiskal untuk mengakselerasi laju investasi di Sulsel. Rasio belanja modal per PDRB ADHB periode laporan sebesar 0,24%, sementara tahun 2013 sebesar 0,12%. Namun demikian, peran belanja operasional per PDRB ADHB ditengarai menurun sesuai dengan penurunan komponen konsumsi pemerintah dalam PDRB. Rasio belanja operasional triwulan II2014 hanya sebesar 2,67%,sedikit lebih rendah dari 2013 yang sebesar 2,90%.

Realisasi belanja operasional yang bersifat rutin, baik secara nominal maupun persentase,tercatat sedikit lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Total pos belanja operasional triwulan II 2014 terealisasi Rp1,38triliun

(34,81%) lebih tinggi dari triwulan II 2013 (33,79%). Penyerapan terbesar pada belanja hibah, yaitu sebesar 50,39% dan terkecil adalah belanja bunga (13,84%). Sementara untuk belanja rutin yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013, yaitu sebesar 38,46%. Sedangkan belanja barang terserap 25,22%, namun masih sedikit lebih tinggi dari tahun 2013 (23,68%) atau secara nilai sebesar Rp328,35 miliar.

Sementara itu, belanja modal yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur, meskipun penyerapannya masih rendah, namun mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pos belanja modal pada triwulan II

2014 baru mencapai Rp126,66 miliar (16,79%), terutama untuk belanja peralatan dan mesin, belanja jalan, irigasi, dan jaringan. Pemerintah perlu melakukan upaya percepatan pada periode yang akan datang sehingga realisasinya dapat optimal. Dengan penyerapan yang optimal tentunya memberikan dampak yang lebih baik, karena investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dapat berperan sebagai multiplier effect dalam pertumbuhan investasi dan ekonomi Sulsel.

Pada triwulan II 2014, transfer yang merupakan bentuk hubungan vertikal dengan kabupaten/kota, terealisasi lebih tinggi dibanding triwulan II 2013. Transfer pada periode laporan terealisasi sebesar 40,99% atau sebesar Rp450,36 miliar,

lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp316,12 miliar (37,50%). Kemudian, anggaran 2013 yang diperkirakan defisit, tertutupi dengan penerimaan pembiayaan. Lebih lanjut, berdasarkan perbandingan antara realisasi belanja dan pendapatan daerah pada triwulan II 2014, masih terjadi defisit (selisih kurang) anggaran sebesar Rp236,62 miliar. Kemudian, pengeluran pembiayaan daerah pada triwulan II 2014, APBD Sulsel mencatatkan sisa lebih anggaran (SILPA) sebesar Rp189,23 miliar.

8

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN | Triwulan II 2014 Tetap Bertahan dengan Dukungan Sektor Sekunder 29

3. INFLASI DAERAH

Bab 3