• Tidak ada hasil yang ditemukan

REALISTIK SISWA SMP NEGERI 2 SILAU LAUT

Dalam dokumen Susunan nama Kultura Maret 2017.compressed (Halaman 163-166)

Amanda Syahri Nasution

22

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Silau Laut sebanyak 82 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan self efficacy siswa pada pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada self efficacy siswa yang pada pembelajaran ekspositori terlihat dari hasil uji t untuk thitung adalah 4,772 lebih besarttabel adalah 1,664, (2)

tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan gender terhadap peningkatan self efficacy siswa terlihat dari hasil ANAVA Dua Jalur untuk Fhitung adalah 0,223 lebih besarFtabel adalah 3,960.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), Self Efficacy

Pendahuluan

Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu tugas.Self efficacy sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang untuk menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.Bandura (Huda, 2014:59) menyatakan bahwa self efficacy yang kuat sangat dibutuhkan untuk memproduksi hasil dan menghindari sesuatu yang tidak diinginkan dengan memberikan dorongan terhadap perkembangan diri untuk mengontrol personalnya.

Siswa yang memiliki self efficacy rendah akan merasa bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehingga enggan berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Mereka akan lebih

22

6441

memilih untuk menyalin tugas teman dibandingkan menyelesaikan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.Siswa yang memiliki kemampuan matematika yang baik tidak menutup kemungkinan memiliki self efficacy yang rendah.Oleh karena itu, siswa harus memiliki self efficacy yang tinggi untuk dapat memecahkan masalah atau mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (Mukhid, 2009:108) yang menyatakan bahwa keyakinan self- efficacy merupakan faktor kunci sumber tindakan manusia (human agency), apa yang orang pikirkan, percaya, dan rasakan mempengaruhi bagaimana mereka bertindak. Mukhid (2009:110) menyatakan bahwa self-efficacy

yang tinggi membantu membuat perasaan tenang dalam mengerjakan atau menghadapi tugas dan kegiatan yang sulit.Sebaliknya, orang yang meragukan kemampuan dirinya, mereka merasa bahwa sesuatu itu lebih sulit daripada yang sesungguhnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa self efficacy siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan yang dimiliki siswa untuk memahami konsep, menganalisis dan menyelesaikan masalah matematika.Jadi siswa harus memiliki motivasi yang tinggi di dalam dirinya dalam menghadapi setiap persoalan.Namun, pada kenyataanya self efficacy yang dimiliki siswa masih tergolong rendah berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dengan memberikan angket self efficacy berupa angket skala tertutup yang berisikan 5 butir pernyataan dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Silau Laut yang berjumlah 40 orang siswa.

Hasil observasi menunjukkan bahwa untuk pernyataan nomor (1) 60% siswa menyatakan tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak percaya jika mereka mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang sulit dapat membentuk karakter diri menjadi lebih tangguh sehingga untuk kedepannya mereka dapat meraih kesuksesan tanpa hambatan. Pernyataan nomor (2) 21% siswa menyatakan sangat setuju dan 43% siswa menyatakan setuju, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki keyakinan besar terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang sulit sehingga mereka tidak tertantang dalam mengerjakannya. Pernyataan nomor (3) 43,4% siswa menyatakan setuju untuk tetap menyelesaikan sendiri soal-soal matematika yang sulit tanpa melihat jawaban yang dikerjakan temannya. Pernyataan nomor (4) 65% siswa menyatakan setuju untuk membuat contekan pada saat ujian sedangkan pernyataan nomor (5) 73% siswa menyatakan setuju bahwa mereka tidak percaya diri ketika guru menyuruh memaparkan hasil kerjaan di depan kelas. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa self efficacy siswa masih rendah.

Salah satu yang menyebabkan rendahnya kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar di kelas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan matematis siswa yaitu gender.Gender berperan penting dalam menunjang kemampuan matematika dan self efficacy siswa.Pada umumnya, anak laki-laki memiliki kemampuan berhitung lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan.Hal ini diperkuat dengan pendapat Locked (Nuryoto, 1998:17) yang menyatakan bahwa prestasi anak perempuan lebih rendah dibandingkan

6442

dengan anak laki-laki.Tetapi pada saat umur 14 tahun prestasi anak perempuan tidak jauh berbeda dengan anak laki-laki dikarenakan anak perempuan memiliki self efficacy lebih baik dibandingkan anak laki-laki.Anak perempuan memiliki motivasi diri yang tinggi untuk memacu dirinya dalam mengejar prestasi.Semangat belajar anak perempuan jauh lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki.Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memprediksi bahwa kemampuan representasi matematis dan self efficacy antara siswa laki-laki dan perempuan berbeda.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)dengan desainNonequivalentContol Group Design.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

NonequivalentPretest Posttest Contol Group Design.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Silau Laut dengan akreditasi B yang berjumlah 417 siswa dengan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 dan siswa kelas VIII-3 dengan masing-masing kelas berjumlah 41 siswa sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 siswa. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan teknik yang digunakan purposive sampling.Kelas VIII-1 dipilih sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori sedangkan kelas VIII-3 dipilih sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran matematika realistik (PMR).

Desain eksperimen semu dalam penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Penelitian ini menggunakan satu jenis instrumen,yaituangket self efficacy matematika siswa.Data yang diperoleh melalui angket digunakan untuk melihat peningkatan self efficacy siswa serta melihat interaksi antara model pembelajaran dan gender terhadap peningkatan self efficacy siswa.Setelah dilakukan pretest dan posttest

diperoleh N-Gain masing-masing kelas untuk melihat apakah terdapat peningkatan self efficacy siswa serta melihat apakah terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan gender terhadap peningkatan

self efficacy siswa.Analisis statistik yang digunakan adalah uji t dan Anava Dua Jalur.

Hasil Penelitian

Tabel 1.Desain Penelitian Kelompok

Penelitian Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen X

Kontrol -

Keterangan: : Pretest

: Posttest

6443

Untuk melihat peningkatan self efficacy siswa yang diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran matematika realistik dengan siswa yang diberikan pembelajaran ekspositori adalah dengan menghitung gain kedua kelas.

Data hasil peningkatan self efficacy siswa berdasarkan gender juga dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1 memperlihatkan bahwa rata-rata gainself efficacy siswa laki-laki (0,39) lebih rendah daripada rata-rata gainself efficacy siswa perempuan (0,44) pada kelas eksperimen sedangkan rata-rata gainself efficacy siswa laki-laki (0,24) lebih rendah daripada rata-rata gainself efficacy siswa perempuan (0,33) pada

Dalam dokumen Susunan nama Kultura Maret 2017.compressed (Halaman 163-166)