A. Hasil Penelitian
2) Hasil observasi dan evaluasi siklus II pertemuan kedua (Sabtu, 28 November 2020)
4.8 Rekapitulasi hasil kemampuan sains anak usia dini kelompok B pada siklus II pertemuan 1 dan 2
No Kriteria Jumlah anak Presentase 1 Belum Berkembang (BB) 0 0 2 Mulai Berkembang (MB) 0 0 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 6 33,3 4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 12 66,7
Hasil dari rekapitulasi data siklus II di atas, dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 12 anak dengan presentase 66,7%. 6 anak atau 33,3 yang berada dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Jadi pada siklus II peningkatan kemampuan sains anak melalui metode eksperimen pada kelompok B di Tk Pusat PAUD Bunga Mawar Julumate’ne Kab.gowa memperoleh nilai rata-rata 82,7 % yang artinya telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah diterapkan.
d. Refleksi
Pada siklus II memberikan informasi bahwa kegiatan pembelajaran sains melalui metode eksperimen menunjukkan hasil pencapaian belum maksimal sesuai dengan pengamatan melalui lembar observasi, maka refleksi yang ditemukan sebagai berikut:
1) Perencanaan, pada proses perencanaan yang telah dilakukan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, karena seluruh kegiatan rencana awal telah dilaksanakan.
2) Pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus II secara umum pelaksanaan tindakan siklus II telah terlaksana dalam hal ini kegiatan sains yang dilaksanakan anak sudah tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam membimbing dan memberi motivasi pada anak yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
3) Observasi, proses observasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan, seluruh perilaku guru dan anak dapat diamati melalui lembar observasi yang telah disusun peneliti serta langkah-langkah metode eksperimen yang telah ditentukan dan indikator-indikator tentang kemampuan sains anak yang telah ditentukan dengan baik, berdasarkan siklus II pertemuan II.
Tabel 4.9 Rekapitulasi siklus I dan Siklus II, Peningkatan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Eksperimen pada kelompok B di Tk Pusat PAUD
Bunga Mawar Julumate‟ne
No Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Persentase 1 Belum Berkembang - - - - 2 Mulai Berkembang 1 5,6 - - 3 Berkembang Sesuai Harapan 17 94,4 6 33,3 4 Berkembang Sangat Baik - - 12 66,7
Dari data di atas dapat dilihat bahwa siklus 1 anak yang memperoleh kriteria mulai berkembang sebanyak 1 anak dengan presentase yang diperoleh 5,6 %. Anak yang memperoleh kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 17 anak dengan presentase 94,4 %. Data siklus II anak yang memperoleh kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 6 anak dengan presentase 33,3 % dan anak yang memperoleh kriteria berkembang sangat baik 12 anak dengan presentase 66,7 %.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa kemampuan sains yang dilaksanakan melalui metode Eksperimen di TK pusat PAUD Bunga Mawar Julumate’ne pada siklus I dan Siklus II persentasenya meningkat. Pembelajaran sains adalah suatu ilmu pengetahuan yang nyata karena sudah melalui proses uji coba terlebih dahulu. Conant, Fisher (C. Mursid, 2015:148) mengartikan bahwa sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian dan pembelajaran sains yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk sains serta program yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
Metode eksperimen yang diterapkan melalui bermain sebagai cara belajar anak merupakan upaya mencukupi kebutuhan anak secara aktif terlibat dengan lingkungannya, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Selama bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan
orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang mereka sendiri, orang lain dan lingkungan.
Kegiatan pembelajaran sains dengan menggunakan metode eksperimen di TK Pusat PAUD Bunga Mawar Julumate’ne menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan terdiri dari siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Adapun indikator yang digunakan dalam peningkatan kemampuan sains anak yaitu indikator perencanaan, aktivitas eksploratif dan menyelidik, klasifikasi, sebab akibat, pemecahan masalah, inisiatif. Penelitian yang dilakukan terhadap 18 anak di kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pusat PAUD Bunga Mawar Julumate’ne Kabupaten Gowa.
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran sains melalui metode eksperimen pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan pada setiap siklusnya dapat dilihat pada nilai rata-rata siklus I mencapai 63,8 % dan siklus II mencapai presentase 82,7 %. Pembahasan secara keseluruhan dari hasil penelitian bahwa peningkatan kemampuan sains melalui metode eksperimen dapat meningkat pada kelompok B di TK Pusat PAUD Bunga Mawar Julumate’ne Kabupaten Gowa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan tindakan siklus II dikatakan berhasil.
Penelitian yang dilakukan oleh Evi Setyowati (2014) lebih berfokus pada kemampuan sains anak dalam pembelajaran sains dengan menggunakan media
yang berbeda dengan penelitian sekarang sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Endang Tri Hastuti(2014) yang lebih berfokus kemampuan kognitif dalam pembelajaran sains dengan menggunakan metode yang dipakai berbeda agar menjadi perbedaan antara penelitian saya dengan penelitian tersebut sedangkan penelitian saya fokusnya yaitu kemampuan sains dengan menggunakan metode eksperimen . Maka disinilah letak perbedaannya yaitu media dan metode yang digunakan berbeda.
Selanjutnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria Arumsari (2013) dengan Judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Penerapan Metode Eksperimen hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan tindakan tidak ada anak dengan kriteria baik dan sangat baik setelah adanya tindakan pada siklus I keterampilan proses sains anak meningkat sebanyak 7 anak (30,4 %) dan siklus II meningkat hingga 19 anak (82%) dengan kriteria baik dan sangat baik. Guru mengajak anak melakukan diskusi mengenai prosedur, peralatan , dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati selama eksperimen kemudian memberikan penjelasan yang disertai contoh selanjutnya anak dapat mencoba mempraktekkan sendiri, melakukan pengamatan, membuktikan kebenaran dari prediksi yang dilakukan mengatasi permasalahan yang timbul dalam percobaan dan menarik kesimpulan.
Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Eksperimen yang di lakukan sebanyak 4 kali pertemuan pada siklus I dua kali pertemuan dan siklus II dua kali pertemuan. Adapun rekapitulasi pertemuan I dan II pada siklus I yang berada dalam kategori Mulai Berkembang (MB)
sebanyak 1 anak atau 5,6 % sebanyak 17 anak Atau 94,4 % dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) kemampuan sains anak melalui metode eksperimen pada kelompok B memperoleh nilai rata-rata 63,8% Dikategorikan berkembang sesuai harapan (BSH). Adapun Hasil Rekapitulasi pada siklus II dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 12 anak dengan presentase 66,7 %. 6 anak dengan presentase 33,3 % yang berada dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Jadi pada siklus II Peningkatan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Eksperimen Pada kelompok B Memperoleh nilai rata-rata 82,7 % dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Dapat dilihat bahwa hasil penelitian diatas dikatakan telah Meningkat. Anak memiliki nilai tertinggi karena anak sangat antusias, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan anak memperhatikan guru dalam proses belajar mengajar.
Neiser (Jahja, 2013:56), “Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanya knowing, berarti mengetahui, dalam arti luas cognition ialah polehan penataan dan penggunaan pengetahuan”. Pudjiati M, (2011:6) Kognitif juga di artikan dengan kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta keterampilan meggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana. Ternyata aspek kognitif seperti perencanaan kegiatan, aktivitas eskploratif dan menyelidik, klasifikasi, sebab akibat, pemecahan masalah, inisiatif berkaitan dengan kemampuan sains. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kemampuan sains anak maka akan mampu mengembangkan kemampuan kognitif anak.
79
BAB V