• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Cerkak dalam Majalah Jaya Baya sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra Jawa di Sekolah Menengah Atas

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 136-141)

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di dalam kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa SMA/SMALB/SMK/MA/MAK Provinsi Jawa Tengah pada tingkat X semester gasal, terdapat kompetensi dasar yang berkaitan dengan apresiasi sastra Jawa cerkak yaitu 3.2 menelaah crita cekak. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran apresiasi sastra Jawa dengan kompetensi dasar menelaah cerkak juga menggunakan pendekatan saintifik. Berikut langkah-langkah pembelajaran menelaah cerkak dengan menggunakan bahan ajar cerkak majalah Jaya Baya:

commit to user

a. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa secara heterogen.

b. Guru membagikan fotokopian cerkak majalah Jaya Baya pada masing-masing kelompok.

c. Di dalam kegiatan mengamati, siswa dalam kelompok diminta untuk membaca dan mencermati cerkak majalah Jaya Baya.

d. Kegiatan mengumpulkan informasi meliputi kegiatan mengidentifikasi unsur intrinsik dan nilai pendidikan yang terkandung dalam cerkak majalah Jaya Baya.

e. Di dalam kegiatan menanya, guru menanyakan pada siswa mengenai nilai-nilai positif apa saja yang ditemukan dalam cerkak majalah Jaya

Baya.

f. Di dalam kegiatan mengasosiasi, siswa diminta untuk mengaitkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerkak dengan kehidupan sehari-hari.

g. Kegiatan terakhir yakni mengkomunikasikan, guru meminta beberapa kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secara lisan di depan kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan.

Melalui kegiatan mencermati dan mengidentifikasi cerkak majalah

Jaya Baya, siswa akan berusaha menemukan perilaku-perilaku positif atau

nilai pendidikan yang terdapat dalam cerkak. Setelah menemukan nilai-nilai positif, siswa mengaitkan nilai-nilai-nilai-nilai tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Di dalam kegiatan mengaitkan nilai-nilai cerkak dengan kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mendeskripsikan keterkaitan tersebut dengan kehidupan sehari-hari yang mereka ketahui atau mereka alami. Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan paham mengenai dampak baik dari nilai-nilai positif tersebut. Siswa akan memiliki keinginan untuk mencontoh atau melakukan perilaku yang termasuk dalam nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tingkat X SMA semester gasal juga terdapat kompetensi dasar menulis cerkak. Sehingga cerkak dalam majalah Jaya Baya juga dapat

commit to user

langkah-langkah pembelajaran menulis cerkak dengan menggunakan bahan ajar cerkak dalam majalah Jaya Baya:

a. Di dalam kegiatan mengamati, siswa diminta untuk mencermati isi

cerkak majalah Jaya Baya.

b. Di dalam kegiatan menanya, guru bertanya pada siswa mengenai perilaku apa saja yang dapat diteladani yang terdapat dalam cerkak majalah Jaya

Baya.

c. Di dalam kegiatan mengasosiasi, siswa diminta untuk mengaitkan perilaku positif dalam cerkak dengan kehidupan sehari-hari.

d. Di dalam kegiatan mengumpulkan informasi, siswa diminta untuk menuliskan pokok-pokok cerita dari cerkak majalah Jaya Baya.

e. Pada kegiatan terakhir yakni mengkomunikasikan, siswa diminta untuk menuliskan sinopsis cerkak dengan menggunakan bahasa sendiri.

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerkak majalah Jaya

Baya edisi Agustus − Oktober 2014 bersifat kontinyu. Maksudnya, nilai-nilai

pendidikan tersebut tidak hanya berkaitan dengan kehidupan siswa sekarang, tetapi juga kehidupan di masa yang akan datang. Secara umum, siklus manusia setelah lulus SMA adalah bekerja, setelah bekerja kemudian membangun sebuah keluarga dan membaur dengan masyarakat. Cerkak yang terdapat dalam majalah Jaya Baya banyak mengandung ajaran atau tata cara bersosial di masyarakat, sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan cara berperan dalam keluarga. Ajaran yang disampaikan oleh pengarang tidak hanya mengenai urusan dunia, tetapi juga urusan akhirat yang pada kenyataannya sering dilupakan oleh banyak orang. Pada akhirnya semua manusia akan meninggal, menjalani hidup di alam kubur, kemudian hidup di alam akhirat yang kekal. Oleh karena itu, siswa akan belajar mengenai nilai-nilai kehidupan.

Berkaitan dengan upaya pemilihan bahan ajar, Ismawati (2013: 35) menyebutkan ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:

commit to user

b. Materi harus bermakna, otentik, terpadu, berfungsi, kontekstual, komunikatif

c. Materi harus mencerminkan kebhinekaan dan kebersamaan, pengembangan budaya ipteks, dan pengembangan kecerdasan berpikir, kehalusan perasaan, kesantunan sosial.

Cerkak-cerkak dalam majalah Jaya Baya edisi Agustus − Oktober

2014 bersifat spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir. Spesifik dari segi penyajian cerita. Cerkak-cerkak tersebut tidak terlalu panjang, hanya terdiri dari 93-172 kalimat. Dengan bentuk cerita yang dinilai cukup pendek berarti para pengarang hanya memunculkan bagian-bagian peristiwa cerita yang dirasa penting dan perlu untuk disampaikan pada para pembaca. Meski hanya terdiri dari 93-172 kalimat, para pengarang cerkak-cerkak majalah Jaya Baya mampu memunculkan unsur-unsur intrinsik secara jelas. Keakuratan cerita terlihat dari latar-latar tempat dalam cerita serta budaya atau tradisi yang ada pada tempat tersebut. Di dalam cerkak dipaparkan bahwa daerah timuran terdapat tradisi gembyangan, bersih desa kenduren, masyarakat masih sangat percaya dengan dukun, ritual babi ngepet, dan petungan. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa masyarakat Jawa timuran masih kental dengan hal-hal demikian. Mutakhir berarti baru, cerkak majalah Jaya Baya edisi Agustus − Oktober 2014 masih tergolong baru, karena terbit pada pertengahan hingga akhir tahun 2014.

Cerkak majalah Jaya Baya edisi Agustus − Oktober 2014

mengandung amanat, pesan moral dan nilai-nilai pendidikan yang bermanfaat, sehingga cerkak-cerkak tersebut dapat dikatakan bermakna.

Cerkak majalah Jaya Baya juga bersifat otentik karena benar-benar berupa

karya cipta sastra. Keterpaduan cerita terlihat dari jalinan antarunsur-unsur intrinsik maupun hubungan antarnilai-nilai pendidikan. Sesuai dengan fungsi sastra yakni indah dan bermanfaat, cerkak majalah Jaya Baya merupakan

cerkak-cerkak yang indah dan bermanfaat. Indah dari segi penyajian cerita

commit to user

menunjukkan bahwa cerkak-cerkak majalah Jaya Baya memenuhi kriteria berfungsi.

Cerkak dalam majalah Jaya Baya bersifat kontekstual karena

gambaran cerita sesuai dengan kenyataan. Segala peristiwa bersifat masuk akal dan dapat diterima oleh nalar manusia. Pembaca mampu mengkonstruksi imajinasi atau fikirannya dan seolah-olah melihat langsung peristiwa-peristiwa dalam cerita. Komunikatif berarti ada kesesuaian antara maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan maksud yang dipahami atau diterima oleh pembaca. Isi cerita cerkak-cerkak majalah Jaya Baya mudah dipahami, sehingga para pembaca juga mudah dalam memahami maksud pengarang. Melalui kegiatan wawancara, Ibu Wahyu Setiyaningsih, S.Pd. menyatakan bahwa isi cerkak majalah Jaya Baya edisi Agustus − Oktober 2014 mudah dipahami.

Di dalam cerkak majalah Jaya Baya tidak terdapat perbedaan suku, ras, atau adat istiadat. Ada beberapa cerita yang mengangkat tradisi suatu daerah atau menonjolkan agama islam. Namun penggambaran agama islam tersebut tanpa ada maksud membandingkan dengan agama lain. Masyarakat Jawa mayoritas menganut agama islam, sehingga cerkak majalah Jaya Baya tersebut masih bersifat umum. Cerkak yang terdapat dalam majalah Jaya

Baya merupakan cerita yang berkaitan dengan tradisi dan budaya Jawa,

sehingga aspek pengembangan budaya ipteks tidak terlalu menonjol. Tema cerita disampaikan secara implisit, pelukisan watak para tokoh juga lebih banyak menggunakan teknik dramatik. Hal tersebut menuntut siswa untuk berfikir aktif, sehingga kecerdasan berfikir siswa akan berkembang. Dari segi kehalusan perasaan dan kesantunan sosial, cerkak-cerkak majalah Jaya Baya banyak memunculkan nilai-nilai pendidikan yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa serta pengetahuan tentang tata cara bersosial dengan orang lain dan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa cerkak dalam majalah Jaya Baya edisi Agustus − Oktober 2014 memenuhi kriteria pemilihan bahan ajar dan dapat digunakan sebagai bahan ajar apresiasi sastra

commit to user

Jawa di sekolah. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ibu Nanik Suyatmi, S.Pd. dan Ibu Wahyu Setiyaningsih, S.Pd. yang menyatakan bahwa

cerkak dalam majalah Jaya Baya dapat digunakan sebagai bahan ajar di

sekolah.

C. Pembahasan

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 136-141)

Dokumen terkait