• Tidak ada hasil yang ditemukan

Remedy yang Hendak Dibangun dalam Hubungan Landlord and Tenant

Dalam dokumen T1 312010022 BAB III (Halaman 46-51)

2.3. Hasil Penelitian Putusan-Putusan Tanggung Jawab Lanlord and Tenant Menyusul gambaran studi kepustakaan mengenai pertanggungjawaban

2.3.10. Remedy yang Hendak Dibangun dalam Hubungan Landlord and Tenant

Menarik pula dikemukakan di sini bahwa dari satuan amatan yang sedang dibedah Penulis di sini, terungkap temuan bahwa selain ganti-rugi pembayaran sejumlah uang, bahwa pihak Tenant hendak membangun suatu

remedy lainnya dalam penyelesaian sengketa yang dikenal di dalam hubungan hukum Landlord and Tenant di Skotlandia, yaitu interjection atau di Inggris,

Amerika, Australia, New Zealand dikenal dengan injuction. Menyuruh melakukan sesuatu. Apa yang harus dilakukan itu, menurut pihak Tenant dalam gugatannya itu adalah bahwa oleh karena kerugian kerugian-kerugian moril (immateril) yang dialaminya itu sangat sulit dinilai dengan sejumlah uang, namun dikarenakan si Landlord adalah para pelaku usaha yang melayani kepentingan umum, agar para pelanggannya (para konsumen) termasuk si

Tenanttidak selalu dikecewakan di kemudian hari oleh sikap dan tindakan yang tidak profesional serta sewenang-wenang dari si Landlord, dan agar si Landlord

lebih memiliki rasa bertanggungjawab serta lebih-lebih berhati-hati di kemudian hari dalam melayani para pelanggannya, kiranya cukup beralasan hukum, menurut dalil si Tenant, agar si Landlord membuat dan memuat suatu pengumuman pernyataan minta maaf kepada si Tenantselaku pelanggan dan konsumen di tiga Harian Nasional, yakni Harian Kompas, Harian Tempo dan

Harian Media Indonesia dengan ukuran ½ (setengah) halaman pada bagian halaman terakhir selama tiga hari berturut-turut dengan redaksi dan isi pengumuman ditentukan oleh si Tenant. Akan tetapi, si Tenant juga berdalil,

47

bahwa apabila si Landlord tidak berkenan melaksanakan isi keputusan hukum tentang pengumuman pernyataan minta maaf, setelah tiga puluh hari sejak keputusan hukum ini dapat dilaksanakan, kiranya sangat beralasan hukum bagi si Tenant, memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut agar berkenan menghukum para Landlord untuk membayar kepada si Tenantuang kompensasi secara tunai sebanyak dua milyar rupiah dengan memberi hak kepada si Tenant memakai dan menyalurkan uang tersebut kepada Lembaga Swadaya Masyarakat, atau Lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lainnya. Khusus kerugian yang merugikan si Tenant berupa kehilangan opportunity/peluang/kesempatan untuk menjaga citra bahkan meningkatkan citra akan popularitas dan kredibilitasnya; Perbuatan si Landlord

juga telah menimbulkan image negatif terhadap si Tenant yang sedang menjaga dan membangun citra dan reputasinya seperti dimaksud di atas, sebagai kerugian immateril dimaksud, termasuk dan tidak terbatas juga terhadap perasaan yang tidak nyaman dalam diri si Tenant, maka si pihak Tenant menuntut ganti rugi terhadap si pihak Landlord atas kerugian itu senilai satu milyar rupiah. Hal itu masih ditambah dengan kerugian materiil yang harus dialami si Tenant akibat wanprestasi/cedera janji yang dilakukan si Landlord seluruhnya berjumlah lima juta lima ratus ribu rupiahdengan perincian yaitu biaya Tranportasi si Tenant

mengurus aktifasi Kartu Halo pada Grapari Rp 500.000,00;biaya si Tenan tuntuk membeli Kartu Perdana Baru Rp 1.000.000,00; pembelian Voucher Pulsa Rp 1.000.000,00;dan biaya transportasi ke BPSK Rp 3.000.000,00. Oleh karena itu si pihak Tenant merasa berhak menuntut agar si Landlord membayar kembali

48

kepada si Tenant seluruh uang yang telah dikeluarkan dalam mempertahankan hak-hak dan kepentingan hukumnya seluruhnya lima juta lima ratus ribu rupiah ditambah dengan bunga 1% per bulan sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai si Landlord secara sempurna melaksanakan isi keputusan hukum dalam perkara tersebut, serta ditambah seluruh biaya yang timbul di tingkat banding, di tingkat kasasi serta di tingkat peninjauan kembali. Menurut dalil si Tenant, apa yang ia tuntut itu berdasarkan ketentuan Pasal 4 huruf (h), Pasal 7 huruf (f) dan (g), Pasal 19 Ayat (1), (2), (3), dari UU Perlindungan Konsumen jo Pasal 15 Ayat (1) UU Telekomunikasi jo Pasal 68 dan 69 Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi No. 52 tahun 2000.Untuk menjamin gugatan, si Tenant juga mohon agar diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta benda kepunyaan para

Landlord, baik yang bergerak dan atau tidak bergerak secukupnya. Selanjutnya, si Tenant juga berdalil, bahwakarena gugatannya itu adalah berdasarkan bukti- bukti otentik dan tidak terbantah oleh pihak Landlord, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 191 RBg., maka menurut si Tenant, dia juga merasa sangat beralasan hukum bagi memohon agar Pengadilan berkenan menjatuhkan keputusan hukum yang dapat dijalankan serta merta walaupun ada perlawanan, banding, kasasi dan atau peninjauan kembali (uitvoerbaar bij voorraad). Pada intinya si Tenant mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar memberikan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu yaitu; mengabulkan seluruh gugatan si Tenantdalam perkara tersebut, menyatakan sah dan berharga sita penjagaan dan sita jaminan (conservatoir beslag) yang dijalankan dalam

49

perkara dimaksud; menyatakan syah dan mengikat secara hukum formulir layanan pelanggan atas nama si Tenant yang diterima pada tanggal 20 November 2009, adalah sebagai bentuk Perjanjian antara Tenant dan Landlord55

menyatakan bahwa si Landlord telah cedera janji/wanprestasi atas formulir layanan pelanggan tertanggal 20 November 2009; menyatakan si Landlord

selaku pelaku usaha telah melakukan perbuatan yang bertentangan dan melanggar UU Perlindungan Konsumen. Menghukum si Landlord

mengembalikan kepada si Tenant, atas seluruh uang yang telah dikeluarkan sebesar lima juta lima ratus ribu rupiah ditambah dengan bunga 1% per bulan sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai si

Landlord secara sempurna melaksanakan isi keputusan hukum dalam perkara tersebut dan ditambah seluruh biaya yang timbul di tingkat banding, di tingkat kasasi serta di tingkat peninjauan kembali. Menghukum si Landlordagar membuat dan memuat pengumuman pernyataan minta maaf kepada si Tenant

sebagaimana telah dikemukakan di atas.

Adapun isi dan model permohonan maaf yang dituntut si Tenant harus dilakukan oleh si pihak Landlord adalah berisi judul yaitu: “PENGUMUMAN

PERNYATAAN MINTA MAAF”, dan berisi kata-kata Kami yang

bertandatangan di bawah ini: PT. Telkomsel badan hukum yang berkedudukan di Indonesia, yang beralamat di Gedung Wisma Mulia Lantai G, Jl. Gatot

55

Konsepsi Tenant dan Landlord ini adalah nomenklatur yang diberikan oleh Penulis sebagai tanda bahwa hubungan hukum yang seharusnya berlaku dalam Putusan MARI 2995 itu adalah

Landlords and Tenant. Dalam salinan Putusan MARI 2995 itu tidak ada istilah Landlord and Tenant, sebab dapat Penulis pastikan bahwa kedua belah pihak tidak memahami hakikat hubungan hukum mereka tersebut.

50

Subroto No.42 Jakarta 12710;Dengan ini secara tegas menyatakan/menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada:

Prof. Dr. Farouk Muhammad, Dosen dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, sehubungan dengan sikap dan perbuatan kami selaku pelaku usaha yang tidak professional, telah melakukan hal-hal yang merugikan terhadap Prof. Dr. Farouk Muhammad, selaku pelanggan dan konsumen, karena kami melakukan kegiatan usaha dengan cara yang tidak sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen dan Peraturan Pemerintah R.I. Untuk itu kami berjanji tidak akan mengulangi hal-hal tersebut di kemudian hari yang dapat merugikan konsumen. Si Tenant juga menghedaki agar Pengumuman Permohonan maaf itu diakhiri

dengan pernyataan: ―Demikian pengumuman pernyataan minta maaf kami sampaikan, agar diketahui oleh masyarakat luas‖, dan ditutup dengan Hormat Kami,P.T. Telkomsel, kemudian ditandatangani oleh si Landlord, dalam hal ini Direksi. Si Tenant juga menghendaki agar Pengadilan menghukum si

Landlorduntuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada si Tenant sebesar sepuluh juta rupiah untuk setiap hari keterlambatan si Landlord dalam melaksanakan petitum butir 6, 7 dan 8 dalam perkara a quo. Demikian pula si

Tenant menghendaki agar Pengadilan menghukum si Landlordmembayar kepada si Tenantuang kompensasi secara tunai sebanyak dua milyar rupiah apabila si Landlordtidak berkenan melaksanakan petitum gugatan Penggugat pada butir 6, 7 dan 8 setelah tiga puluh hari sejak keputusan hukum ini dapat dilaksanakan, dengan memberi hak kepada si Tenantuntuk memakai dan menyalurkan uang tersebut kepada Lembaga Swadaya Masyarakat, atau

51

Lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lainnya. Si pihak Tenant juga menuntut Pengadilan agar menghukum si Landlord membayar kepada si

Dalam dokumen T1 312010022 BAB III (Halaman 46-51)