• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 12. Lokasi Wisata Pantai di Kabupaten Karawang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Konsep Perencanaan

5.4.4. Rencana Aktivitas dan Fasilitas

Lebar sempadan pantai atau green belt sesuai dengan aturan pemerintah adalah minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi. Area tersebut berada pada ruang pendukung wisata berupa formasi pes-caprae dan formasi barringtonia.

Pada ruang wisata penunjang yang menerapkan sistem silvofishery letak vegetasi mangrove tergantung jenis/model empang (Lampiran 5). Secara umum terdapat tiga pola empang yaitu model empang parit, model empang parit disempurnakan, dan model komplangan. Letak mangrove pada model empang parit dan empang parit disempurnakan berada di tengah-tengah empang dan sekelilingnya adalah area pemeliharaan ikan. Adapun pada pola komplangan letak mangrove bersebrangan dengan tempat pemeliharaan ikan.

Jenis vegetasi pantai yang direncanakan di ruang pendukung wisata letaknya tersebar pada lokasi sumber masalah pada tapak. Misalnya untuk screen, penaung, pemecah angin, dan sebagainya. Pada ruang penyangga vegetasi berupa hutan rapat dengan pola rapat semi alami.

5.4.4. Rencana Aktivitas dan Fasilitas

Aktivitas utama yang direncanakan adalah kegiatan wisata berbasis konservasi yang bersifat pasif dan lebih kearah interpretatif/edukasi. Adapun aktivitas wisata non-konservasi adalah atraksi yang menunjang keinginan wisatawan di PTB. Adanya pembagian jenis aktivitas wisatawan akan

berpengaruh terhadap fasilitas yang dibutuhkan pada tapak dan jenis/kategori wisata. Fasilitas yang direncanakan dibagi menjadi tiga, yaitu fasilitas wisata, fasilitas media wisata interpretatif/pendidikan, dan fasilitas sirkulasi.

Aktivitas wisata berbasis konservasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan ekosistem mangrove dan pengembangannya. Jenis aktivitas tersebut adalah aktivitas utama dan penunjang yang direncanakan pada tapak, contohnya adalah mengunjungi obyek wisata pada ruang wisata utama/penunjang. Aktivitas non-pendidikan adalah aktivitas selain untuk tujuan interpretatif/pendidikan. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah ada sebelumnya di PTB dan pengembangannya. Contoh dari aktivitas tersebut adalah kuliner, berbelanja, jalan-jalan, duduk-duduk, dan sebagainya.

Fasilitas wisata adalah fasilitas yang ditujukan untuk keperluan wisata secara umum. Adapun fasilitas wisata berbasis konservasi adalah fasilitas yang disediakan untuk menunjang aktivitas interpretatif/pendidikan di ruang wisata utama dan ruang wisata penunjang. Fasilitas wisata berbasis non-konservasi adalah fasilitas yang disediakan untuk menunjang aktivitas rekreatif maupun non-rekreatif di ruang pendukung wisata.. Rencana fasilitas wisata yang direncanakan dapat menunjang kegiatan wisata di PTB diantaranya:

a. Gerbang Masuk

Gerbang masuk direncananakan terdapat dua buah, yaitu gerbang masuk utama dan gerbang masuk sekunder. Pemilihan material direncanakan berkesan alami melalui pemilihan material kayu atau perpaduan material tembok dan kayu.

Lebar gerbang sesuai dengan lebar jalan yaitu 20 meter dengan panjangnya sekitar 3 meter dan tinggi 8 meter. Bentuk gerbang sekunder lebih sederhana dibanding dengan gerbang utama agar dapat menandakan pintu masuk utama dan sekunder.

lebar gerbang sekunder yaitu 10 meter dengan panjangnya sekitar 3 meter dan tinggi 8 meter. Ilustrasi gerbang masuk dapat dilihat pada Gambar 54.

Gambar 54. Ilustrasi Gerbang Masuk Utama Kawasan

b. Area Parkir

Area parkir kendaraan dibagi menjadi area parkir wisatawan dan area parkir pengelola kawasan. Terdapat dua area parkir wisawatan, yaitu parkir cottage dengan luas 1.140 m², pola 90° (kendaraan kecil/sedang) dan di sebelah tenggara gedung pengelola luas 4.700 m² (parkir bus/truk dan kendaraan kecil/sedang) serta area parkir di beberapa pusat penelitian/area parkir mobil wisata dengan luas 2.600 m² untuk 45 unit mobil. Parkir bus memiliki pola 45°.

Sedangkan area parkir pengelola kawasan berada di sebelah barat gedung pengelola (I) dengan luas 480 m² serta di dekat gerbang sekunder (II) dengan luas 80 m². Pola area parkir pada kedua titik yaitu pola 90°. Jalan antara pada area parkir kendaraan sekitar 3-6 meter.

Daya tampung pada area parkir pengelola I yaitu 20 motor dan 10 mobil.

Sedangkan daya tampung kendaraan pada area parkir pengelola II yaitu 6 motor dan 8 mobil. Pada area parkir wisatawan daya tampung maksimum yaitu 10 bus wisata, 100 mobil sedang/kecil, dan 70 motor. Area parkir cottage dapat menampung 30 mobil dan 10 motor. Pada setiap area parkir disediakan pohon peneduh. Daya dukung area parkir dibatasi sesuai dengan daya dukung wisatawan yang diperbolehkan. Hal ini memungkinkan agar kenyamanan dan kelestarian kawasan PTB tetap terjaga. Ilustrasi pola parkir yang direncanakan dapat terlihat pada Gambar 55.

Sumber: Chiara dan Kopplemen (1989)

Gambar 55. Pola Parkir 90° dan 45°

c. Loket Tiket dan Pos Jaga

Loket tiket berada di pintu gerbang masuk kawasan PTB. Letaknya di sebelah kanan jalan ketika masuk kawasan PTB. Dimensi loket tiket yaitu 4x4x2,5 m.

d. Gedung Pengelola dan Pusat Informasi Kawasan

Gedung pengelola kawasan selain sebagai tempat pusat manajemen kawasan juga berfungsi sebagai pusat informasi bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. Hal ini agar pengunjung dapat mengetahui gambaran awal dari kawasan dan objek yang dapat ditemui nantinya. Gedung ini berukuran 20x10x5 m dengan pembagian ruang informasi sebesar 7x7x5 m. Pada ruang informasi terdapat beberapa display mengenai objek dan atraksi wisata di kawasan PTB serta aturan, saran, dan ajakan persuasive selama pengunjung berada pada tapak.

Sarana penyampaian informasi tersebut berupa panel, brosur, dan poster.

e. Aula dan Ruang Multimedia

Ruang ini lebih ditujukan bagi wisatawan yang datang secara berkelompok. Fasilitas yang disediakan pada ruang ini yaitu pembekalan informasi kawasan PTB melalui pemutaran film berdurasi pendek, foto-foto, dan slide. Ukuran ruang ini yaitu 20x10x5 m.

f. Kios

Kios pada kawasan PTB dibagi menjadi kios makanan, kios souvenir, dan kios penyewaan alat-alat wisata untuk camping yang menyatu dalam satu gedung terpadu. Letaknya berada dekat area parkir kendaraan wisatawan dengan dimensi 20x5x5 m sebanyak 4 unit.

g. Mushala

Mushala ditujukan bagi wisatawan dan pengelola untuk beribadah.

Letaknya di area servis dan memiliki luas sekitar 100 m² sebanyak 5 unit.

Keberadaannya disertai dengan fasilitas toilet dan tempat wudhu.

h. Toilet

Toilet letaknya menyebar pada beberapa titik yaitu pada area servis, area parkir wisatawan, area briefing, area olahan mangrove, area komposting, area pembibitan, outdoor classroom, pusat penelitian mangrove lapang, dan beberapa pada menara pandang. Ukuran toilet yang direncanakan yaitu sebesar 3x3x2,5 m.

i. Shelter

Fasilitas ini berfungsi sebagai area istirahat dan berteduh dari sengatan matahari dan hujan di titik-titik yang telah direncanakan. Selain itu, fungsi dari fasilitas ini adalah sebagai shelter pemeliharaan dan patroli. Letaknya pada area pelayanan dan beberapa titik di sepanjang jalur sirkulasi yang berfungsi sebagai area perhentian. Shelter ini berukuran 5x3x2,5 m. Jarak antar shelter yaitu 200-300 meter.

j. Tong Sampah

Kelestarian lingkungan dapat dijaga salah satunya melalui pengelolaan sampah yang baik. Salah satunya melalui penempatan tong sampah pada beberapa titik agar dapat memfasilitasi tujuan tersebut. Penentuan jumlahnya disesuaikan dengan aktivitas dan intensitas pada masing-masing ruang. Tong sampah diletakkan pada area yang mudah terlihat dan terjangkau. Perlu pembedaan jenis tong sampah (organik dan anorganik) agar lebih mempermudah saat pengelolaannya terkait adanya fasilitas composting area pada kawasan ini.

Rencana fasilitas lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16. Fasilitas terbagi menjadi fasilitas pelayanan dan fasilitas wisata. Media wisata pendidikan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pelayanan personal dan pelayanan non-personal (Sharpe, 1982 dalam Iqbal, 2010). Pelayanan non-personal adalah pelayanan kepada wisatawan dengan cara tatap muka, contohnya dalah penyediaan fasilitas pusat informasi dan pemandu wisata. sedangkan pelayanan non-personal adalah pelayanan informasi melalui alat bantu suara atau tulisan. Pelayanan tersebut dapat dialokasikan di pusat penerimaan maupun pada objek wisata tertentu, sedangkan alat bantu tulisan dapat berupa papan informasi, tanda (signage), maupun leaflet dan booklet.

Tabel 16. Rencana fasilitas

No. Fasilitas Ukuran (m)

Jumlah Panjang Lebar Tinggi

1 Fasilitas Pelayanan:

Gerbang Masuk Utama 3 22 8 1

2 Fasilitas Wisata:

Shelter Boardwalk 5 3 2,5 7

Shelter 5 3 2,5 16

Halte Mobil Wisata L=100 m² 2

Mobil Wisata 4 2 1,5 20

Menara Pandang D=6 10 4

Gedung Pusat Pengembangan/Penelitian 15 10 5 5

Darmaga Perahu/Kanoing 6 2 4

Dokumen terkait