Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Hulu Sungai Tengah dibagi menjadi 4 zona pelayanan, yaitu :
• Zona 1 Barabai Meliputi wilayah Kota Barabai, Kecamatan Pandawan
• Zona 2 Batang Alai Selatan (Birayang) Meliputi wilayah Kecamatan Batang Alai Selatan, Kecamatan Batang Alai Timur, Kecamatan Batang Alai Utara, Kecamatan Limpasu
• Zona 3 Batu Benawa Meliput wilayah Kecamatan Batu Benawa dan Kecamatan Hantakan
• Zona 4 Haruyan Meliputi wilayah Kecamatan Haruyan, Kecamatan Labuhan Amas Utara, Kecamatan Labuhan Amas Selatan
Penyediaan air minum jaringan perpipaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagaian berada di kawasan perkotaan atau IKK. Dalam penyediaan air minum jaringan perpipaan ini menggunakan air baku berupa sungai. Walaupun kondisi saat ini beberapa sumber air baku sungai di beberapa IKK mengalami kering pada musim kemarau. Penyediaan air minum jaringan perpipaan ini dilayani oleh IPA di lokasi 7 IKK. Rencana penyediaan air minum jaringan perpipaan pada daerah yang selama ini dilayani oleh PDAM.
Tabel 3.10
Rencana Penyediaan Air Minum Jaringan Perpipaan yang sudah Terlayani
IKK Pelayanan No Desa
LAPORAN AKHIR III | 56
IKK Pelayanan No Desa
2 Desa Matang Ginalun 3 Desa Rasau
4 Desa Benua Binjai 5 Desa Pundi 6 Desa Jingah 7 Desa Mandingin 8 Desa Kayu Bawang 9 Desa Bukat 10 Desa Bawan
11 Desa Batung Batang Alai Utara 1 Desa Ayah
2 Desa Angking 3 Desa Ilung Tengah 4 Desa Ulama 5 Desa Hapingin 6 Desa Maringgit 7 Desa Ilung Utara 8 Pasar Lama
9 Desa Ilung Seberang Batu Benawa 1 Desa Pantai Batung
2 Desa Mandala 3 Desa Karatau 4 Desa Gambah 5 Desa Kabun
6 Desa Bundung Raya 7 Desa Pagat
8 Desa Aluan Sumur
9 Desa Aluan Mati Seberang
LAS dan LAU 1 Desa Walangku
2 Desa Kasarangan 3 Desa Rantau Keminting 4 Desa Benua Kupang 5 Desa Taras
6 Desa Haur Kuning 7 Desa Benua Hanyar 8 Desa Pemangkih 9 Desa Tangkawang 10 Desa Kedundung
11 Desa Benua Tinggal 12 Desa Tubau
LAPORAN AKHIR III | 57
IKK Pelayanan No Desa
13 Desa Pantai Hambawang Barat 14 Desa Telaga Jingah
15 Simpang Jamil 16 Desa Tabudarat
17 Pantai Hambawang Timur 18 Simpang 3 Benua Kepayang
Haruyan 1 Pengambau Hulu
2 Tabat Padang 3 Lok Buntar 4 Haruyan 5 Haruyan Seberang 6 Sungai Gatal 7 Andang 8 Taruna 9 Tatah Barikin 10 Mundar 11 Panggung 12 Dangu
Pandawan 1 Kambat Selatan
2 Kambat Utara 3 Jatuh 4 Banua Batung 5 Banua Sepanggal 6 Banua Budi 7 Rasau Hulu 8 Rasau Hilir 9 Pandawan Selatan 10 Banua Asam 11 Palas Pelajau 12 Mahang Putat 13 Mahan Sei Hanyar Batang Alai Selatan 1 Birayang Kota
2 Telaga Sari 3 Desa Kasarangan 4 Lok Besar 5 Arsin 6 Benua Rantau 7 Kapar 8 Desa Limbar 9 Birayang Tugu
LAPORAN AKHIR III | 58
IKK Pelayanan No Desa
10 Birayang Surapati 11 Rangas
12 Rangas Luar Sumber : RISPAM Kabupaten HST, 2013
Tabel 3.11
Rencana Penyediaan Air Minum Jaringan Perpipaan yang Belum Terlayani
IKK Pelayanan No Desa
Barabai 1 Benawa Tengah
2 Banua Budi 3 Awang Besar 4 Ayuang 5 Bakapas 6 Babai Batang Alai Timur 1 Batu Tangga
2 Nateh Batang Alai Utara 1 Maringgit
2 Muara Rintis
Batu Benawa 1 Murung A
2 Haliau
Hantakan 1 Bulayak
2 Hantakan Labuhan Amas Selatan 1 Sungai Rangas
2 Durian Gantang Sumber : RISPAM Kabupaten HST, 2013
Penyediaan air minum non perpipaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah masuk di kawasan pedesaan. Dalam penyediaan air minum non perpipaan ini menggunakan sumber air baku berupa mata air dan sumur dalam. Rancangan pengembangan sistem pelayanan memiliki beberapa alternatif rencana sistem yang bisa digunakan dan disesuaikan dengan beberapa kondisi dan pertimbangan di wilayah perencanaan. Pemilihan sistem yang sesuai sangat diperlukan agar dalam pengembangan SPAM bisa benar-benar terlihat hasilnya terhadap masyarakat yang ada di wilayah pelayanan.
A. Jaringan Perpipaan
1. Pemindahan IPA ke Sumber Air yang memiliki Kontiniuitas
Sumber air sungai yang selama ini di pakai oleh IPA pada beberapa IKK tidak dapat terjamin kontinuitas debitnya. Sehingga pada musim kemarau air sungai kering dan atau tidak layak (karena beban pencemaran yang tinggi)
LAPORAN AKHIR III | 59 Sumber : RISPAM Kab. HST
Gambar 3.14
Skema Jaringan Perpipaan 2. Pembuatan IPA dan Jaringan Baru
Peningkatan kapasitas pelayanan PDAM dengan mengembangkan jaringan perpipaan baru serta pembuatan tandon air bawah tanah dan pendistribusian di dengan pemompaan, tandon atas dan perpipaan ke sambungan rumah atau hidran umum.
Sumber : RISPAM Kab. HST
Gambar 3.15
Skema Jaringan Perpipaan Baru B. Bukan Jaringan Perpipaan
Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih ada beberapan alternatif pemilihan system yang dapat digunakan. Pemilihan sisten ini tergantung dari sumber air bakunya serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air bakunya.
1. Air Baku berupa air permukaan dan sumur dangkal
Pemilihan sistem tergantung dari kualitas air baku yang akan diolah, sistem ini dapat berupa:
a. Air Baku dengan kekeruhan kecil
Air baku Saringan pasir lambat Reservoir + Disinfektan b. Air baku dengan kekeruhan sedang
LAPORAN AKHIR III | 60 Air baku Pretreatment sederhana saringan pasir lambat Reservoir + Disinfektan
c. Air baku dengan kekeruhan tinggi
Air baku Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Saringan pasir Reservoir + Disinfektan
2. Air Baku berupa sumur dalam
Sebagian warga memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan memanfaatkan sumur air dalam. Sistem yang digunakan dalam pemanfaatan sumur air dalam adalah :
a. Pengembangan yang sudah ada
b. Sistem Baru
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan Tata Ruang Kota. Untuk mendapat suatu perencanaan yang optimum maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau “idle capacity” 2. Pengurangan air tak berekening (ATR)
3. Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
Tingkat pemakaian air per orang sangat bervariasi antara suatu wilayah perencanaan dengan wilayah perencanaan yang lain, sehingga secara keseluruhan penggunaan air dalam suatu sistem penyediaan air minum juga akan bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : iklim, standar hidup, aktifitas di masyarakat, tingkat sosial dan
LAPORAN AKHIR III | 61 ekonom, pola serta kebiasaan dalam masyarakat. Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam pengertian, yaitu:
• Kebutuhan rata-rata
Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun dibagi dengan 365 hari.
• Kebutuhan maksimum (Qmax)
Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi dan terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan hari lainnya. Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar perencanaan untuk menghitung kapasitas bangunan penangkap air, perpipaan transmisi dan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Faktor hari maksimum (fm) berkisar antara 1,1 sampai 1,5 (Lampiran III Permen PU NO. 18 Tahun 2007). Dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Hulu Sungai Tengah, faktor hari maksimum (fm) yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,2.
• Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam tersebut mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota, dimana semakin besar jumlah penduduknya semakin beraneka ragam aktivitas penduduknya. Dengan bertambahnya aktivitas penduduk, maka fluktuasi pemakian air semakin kecil. Berdasarkan standar yang tercantum dalam Lampiran III Permen PU No.18 Tahun 2007, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,15 – 3. Dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Barito Kuala, faktor jam puncak (fp) yang digunakan sebagai kriteria desain adalah 1,5. Kebutuhan air ditentukan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut:
• Proyeksi Penduduk, yang harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama satu periode perencanaan.
• Pemakaian air (L/o/h), laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun.
• Ketersediaan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau masyarakat.
LAPORAN AKHIR III | 62 Gambar 3.16
Skematik Rencana Pengembangan SPAM 3.2.3 Strategi Sanitasi Kota
Buku Putih- Strategi Sanitasi Kota
Berdasarkan visi misi Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Pokja PPSP Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyepakati visi sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah “Terwujudnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah Berseri (Bersih, Sehat, Rapi dan Indah) menuju masyarakat yang
LAPORAN AKHIR III | 63 semakin sejahtera dengan pembangunan sanitasi yang layak”. untuk mewujudkan visi sanitasi kabupaten tersebut maka dirumuskan misi sanitasi kabupaten seperti yang tertuang dalam tabel 3.12.
Tabel 3.12
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Visi
Kabupaten Misi Kabupaten
Visi Sanitasi
Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten
Menuju Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang semakin Sejahtera, Mandiri, Unggul dan Istiqamah
Meningkatkan Kualitas SDM yang Berakhlak Mulia, Kreatif, Inovatif, Terampil dan Menguasi Ipteks
Terwujudnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah Berseri (Bersih, Sehat, Rapi dan Indah) menuju masyarakat yang semakin sejahtera dengan
pembangunan sanitasi yang layak
Misi Air Limbah Domestik:
Meningkatkan pengelolaan air limbah domestik yang berkualitas. Menumbuhkan dan
Mengembangkan Ekonomi yang
Mandiri dan Berdaya Saing Misi Persampahan :
Meningkatkan kuantitas, kualitas dan peran
masyarakat dalam pengelolaan sampah
Pemanfaatan dan Distribusi SDA dengan Menjaga, Memelihara dan Melestarikan Lingkungan
Misi Drainase :
Meningkatkan kualitas Infrastruktur sarana prasarana drainase dan kondisi lingkungan yang sehat serta mengurangi daerah genangan Mengembangan Kehidupan Sosial,
Politik dan Budaya Bermartabat Penyelenggaraan Otonomi Luas dan Menerapkan Prinsip Tata
Kelola Kepemerintahan Yang Baik Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat :
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam berprilaku hidup bersih dan
sehat Meningkatkan Pelayanan
Infrastruktur yang merata
Sumber : SSK Kab. Hulu Sungai Tengah, 2012
A. Program pengembangan air limbah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari: 1. Pengembangan sarana prasarana
Pengembangan sarana prasarana meliputi Pengembangan infrastruktur air limbah setempat dan terpusat. Program pengembangan 5 tahun pertama banyak di fokuskan pada pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pada pendukung utama sistem setempat yaitu IPLT, kota Barabai, beberapa kecamatan prioritas yang berada di sepanjang sungai dan pada kawasan perdagangan serta jasa.
LAPORAN AKHIR III | 64 2. Pengembangan kelembagaan
Pengembangan kelembagaan yang dilakukan meliputi pengembangan untuk penanganan air limbah setempat dan terpusat. Program pengembangan 5 tahun pertama banyak di fokuskan kesiapan kelembagaan pendukung utama sistem setempat yaitu IPLT dan KSM di Kota Barabai, BAS, LAS, Pandawa, Haruyan, LAU.
3. Pengembangan pengaturan
Untuk mensuskseskan program yang telah dibuat dibutuhkan penguatan terhadap program-program tersebut, berupa peraturan-peraturan yang akan memayungi program- program tersebut, yaitu Peraturan Daerah (Perda), diantaranya adalah :
a. Perda pengolahan air limbah domestik b. Perda restibusi pengurasan lumpur tinja c. Perda pembentukan lembaga
4. Pengembangan peran serta masyarakat
Persipan masyarakat untuk menerima dan melaksanakan serta memanfaatkan program yang telah di buat harus seiring sejalan. Untuk itu persiapan tersebut dapat dilakukan dengan Sosialisasi dan pelatihan. Sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan di dampingi oleh fasilitator sehingga secara berlahan menerima dan melaksanakan program tersebut.
Untuk mencapai program-program sanitasi tersebut, perlu dilakukan strategi percepatan pembangunan sanitasi yang tertuang dalam rumusan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan seperti tabel berikut:
Tabel 3.13
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan pengelolaan air limbah domestik yang layak
Meningkatnya akses masyarakat yang memiliki jamban pribadi 57,8% sampai 80% Tahun 2017
Meningkatnya akses masyarakat yang memiliki jamban pribadi sampai tahun 2017 sebesar 22,2%
Membangun infrastruktur air limbah sistem setempat maupun sistem komunal. Melakukan kegiatan stimulan jamban
LAPORAN AKHIR III | 65
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya cakupan kepemilikan tangki septik yang aman dari 1,4% menjadi 50% tahun 2017
Meningkatnya tangki septik aman sebesar 48,6% sampai pada 2017
Membangun tangki septik percontohan yang sesuai dengan standar/layak. Memasukkan ktiteria tangki septik aman dalam perda perumahan dan IMB Melakukan kegiatan
sosialisasi tangki septik aman Adanya Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja tahun 2014 Terbangunnya IPLT tahun 2014 Merencanakan dan membangunn IPLT Tersusunnya rencana pengelolaan air limbah rumah tangga yang terarah dan terpadu pada 2013
Adanya dokumen masterplan air limbah kabupaten Hulu Sungai Tengah 2013
Membuat Masterplan Air limbah kabupaten HST
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BAB ke sungai
Berkurangnya praktek BAB ke sungai = 0 % tahun 2017
Praktek BAB ke sungai = 0 % tahun 2017
Membangun infrastruktur air limbah di bantaran sungai Menggalakkan kegiatan kampanye Stop BAB ke sungai melalui media lokal, baik media massa, cetak atau elektronik
Melakukan pendekatan/ sosialisasi melalui tokoh masyarakat/agama Berkembangnya perangkat
aturan perundangan
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman
Tersedianya regulasi tentang pengelolaan air limbahn permukiman
Perda Air Limbah Tahun 2014
Mambuat regulasi tentang air limbah
Meningkatnya peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman Meningkatkan peran masyarakat lewat pembentukan kelompok swadaya masarakat (KSM) Bertambahnya jumlah KSM air limbah sampai 2017
Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
Misi sanitasi sektor air limbah Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah meningkatkan pengelolaan air limbah domestik yang berkualitas, dari misi sanitasi sektor air limbah tersebut dan kemudian melihat isu strategis/permasalahan mendesak sektor air limbah maka dirumuskan tujuan penanganan air limbah yaitu:
LAPORAN AKHIR III | 66 layak
2.
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BAB ke sungai3.
Tersedianya regulasi tentang pengelolaan air limbah permukiman4.
Meningkatnya peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman5.
Meningkatkan peran masyarakat lewat pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM).Hasil analisis kebutuhan pengelolaan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tergambar pada tabel berikut.
Tabel 3.14
Analisis Kebutuhan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
NO PROGRAM UTAMA LOKASI BESARAN
KEBUTUHAN