• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pola Ruang

Dalam dokumen Ranwal RPJMD Kab. Bandung Barat 2018-2023 (Halaman 194-200)

BAB IV. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS 4

PEMBERDAYAAN POTENSI

C. Rencana Pola Ruang

Sementara itu, rencana pola ruang yang akan dikembangkan di Kabupaten Bandung Barat terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung di Kabupaten Bandung Barat meliputi area seluas 63,14% dari total wilayah Kabupaten Bandung Barat atau sebesar 82,440 Hektar yang terdiri atas kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam pelestarian dan cagar budaya, kawasan rawan bencana dan kawasan lindung geologi.

Sementara itu kawasan budidaya di Kabupaten Bandung Barat terdiri atas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Rakyat, Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan Peruntukan Perikanan, Kawasan Peruntukan Pertambangan, Kawasan Peruntukan industri, Kawasan peruntukan pariwisata, Kawasan peruntukan permukiman, Kawasan peruntukan lainnya. Penentuan

183 kelayakan atau kesesuaian lahan dalam RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 menggunakan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 16./PRT/M/2009. D. Rencana Kawasan Strategis

Dalam RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 juga ditetapkan Kawasan Strategis dengan memperhatikan kawasan strategis dari rencana dengan hirarki lebih tinggi. Kawasan Strategis Nasional mencatumkan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung sebagai salah satu lokasi kawasan strategis. Sedangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan tiga KSP di wilayah Kabupaten Bandung Barat, yaitu KSP Bandung Utara, KSP koridor Purwakarta – Padalarang, dan KSP Observatorium Boscha.

Kawasan strategis di Kabupaten Bandung Barat terdiri atas tiga (3) jenis fungsi kepentingan, yaitu kepentingan sosial ekonomi, kepentingan sumberdaya alam dan teknologi tinggi, dan kepentingan daya dukung lingkungan hidup.

1. Kawasan strategis dengan fungsi sosial ekonomi meliputi KSK Perkotaan Padalarang, KSK Cikalongwetan, dan KSK Pusat Agribisnis. KSK Perkotaan Padalarang memiliki fungsi sebagai kawasan perkotaan Padalarang dan Kawasan Pusat Pemerintahan. KSK Cikalongwtan terdiri atas kawasan Terpadu dan Kawasan Industri Cipeundey. Sedangkan KSK Pusat Agribisnis terdiri atas Kawasan Agribisnis Lembang dan Kawasan Agribisnis Cililin.

2. Kawasan strategis dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi terdiri atas KSK Kabupaten Bandung Barat bagian selatan, dan kawasan rencana PLTA Cisokan.

3. Kawasan strategis sudut pandang lingkungan hidup terdiri atas Kawasan Saguling dan Kawasan Cirata. Penetapan KSK ditindak lanjuti dengan penyusunan rencana tata ruang KSK dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati

184 Gambar 4-2 Peta Struktur Ruang Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

185 Gambar 4-3 Peta Pola Ruang Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

186 Gambar 4-4 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

187

4.5 Komitmen Pembangunan di Kabupaten Bandung Barat

Dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional terdapat 225 proyek strategis dengan rincian dari 225, 46 proyek tersebar di wilayah Sumatera, 89 proyek ada di Jawa, 24 proyek ada di Kalimantan, dan 16 proyek ada di Bali dan Nusa Tenggara. Selain itu, Sulawesi juga mendapat jatah 28 proyek, Maluku dan Papua 13 proyek, kemudian ada 10 proyek yang tersebar di beberapa provinsi. Sementara itu, jika dilihat dari sektor proyek, 52 proyek mengenai jalan dan rel KA (Kereta Api), 19 KA, 17 bandara, 13 proyek pelabuhan, 10 air bersih, 25 kawasan, 60 bendungan.

Proyek Strategis Nasional yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat antara lain:

1. Kereta Cepat Jakarta-Bandung 2. Kawasan TOD Walini

3. PLTA Upper Cisokan 260 MW

Gambar 4-5 Rencana Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sumber: Paparan Progress Report KCIC, 31 Mei 2016

Proyek Strategis Nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung direncanakan akan melewati Kabupaten Bandung Barat. Selain itu juga terdapat rencana pembangunan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Walini yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Barat sebagai implikasi dari rencana pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencana ini belum

188 terakomodasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 sehingga dibutuhkan sinkronisasi antara Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029.

Sementara itu untuk Proyek Pembangunan PLTA Cisokan telah diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 593/Kep.52.PemUm/2016 tanggal 11 Januari 2016 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 593/Kep.1386/Pemum/2011 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Upper Cisokan Pumped Storage di Kabupaten Bandung Barat. Untuk status tanah lahan kehutanan, status sampai saat ini untuk pinjam pakai kawasan hutan (PPKH) dengan luas lahan 155,89 hektarare (ha) sudah dapat digunakan, karena telah mendapatkan izin prinsip dan izin dispensasi dimana saat ini sedang proses pemenuhan persyaratan penerbitan izin pinjam pakai. Lahan kompensasi PPKH seluas 161,5623 Ha dari 311,78 Ha (51,82 persen) telah dibebaskan dan juga sudah dilakukan serah terima lahan kompensasi tahap I seluas 152,27 Ha.

4.6 Keselarasan Dokumen Pembangunan Tata Ruang dan Evaluasi

Kinerja RPJM Kabupaten Bandung Barat 2013-2018

Berdasarkan kajian evaluasi RPJMD Kabupaten Bandung Barat 2013-2018 yang dilakukan dengan mengevaluasi pencapaian target setiap indikator sasaran pada setiap misi, hasil evaluasi pencapaian target setiap indikator sasaran pada setiap misi, didapatkan bahwa sebagian besar indikator pada seluruh misi belum mencapai taget yang telah ditetapkan. Hal ini mungkin juga terjadi karena evaluasi ketercapaian dinilai hingga tahun 2016 sementara target yang telah ditentukan ialah target di akhir tahun RPJMD, yaitu tahun 2018. Akan tetapi, dari hasil evaluasi yang ada dapat dilihat gap kondisi terakhir pencapaian target terhadap target di akhir tahun RPJMD. Gap tersebut dapat menjadi masukan terhadap Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam melaksanakan program-program pembangunan dan meningkatkan upaya pencapaian indikator di sisa tahun yang ada.

Hasil identifikasi permasalahan pencapaian target yang telah dilakukan menunjukkan permasalahan yang menyebabkan ketidaktercapaian target dan faktor-faktor apa yang menyebabkan target tersebut tidak tercapai. Hasil identifikasi permasalahan dalam pencapaian target ini dapat menjadi masukan

Dalam dokumen Ranwal RPJMD Kab. Bandung Barat 2018-2023 (Halaman 194-200)