• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN

Dalam dokumen RKPD 2013 RKPD2013 (Halaman 176-200)

Dalam rangka perwujudan tahap ketiga RPJMD Tahun 2008-2013 yaitu tahap perwujudan masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera, maka disusun rencana program dan kegiatan prioritas daerah tahun 2013. Program dan kegiatan yang mendukung pembangunan secara menyeluruh akan dikelompokkan menjadi 26 urusan kewenangan wajib, dan 8 urusan kewenangan pilihan, sesuai pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

5.1 Urusan Wajib

1. Pendidikan

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Fokus kegiatan pada peningkatan mutu disertai penguatan pemerataan akses, tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain pengembangan sarana prasarana PAUD (454 lembaga), peningkatan kualitas pengelolaan kelembagaan TK/RA, pengembangan PAUD Unggulan (19 lembaga) serta penyediaan alat permainan edukatif (1.068 lembaga). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya pemerataan, akses dan mutu layanan Pendidikan Anak Usia Dini meliputi : 1) APK PAUD menjadi 70,42%, (catatan, target RPJMD sebesar 65% sudah terlampaui); dan 2) kondisi sarana prasarana PAUD 70%.

b. Pendidikan Dasar

Fokus kegiatan pada peningkatan mutu disertai penguatan pemerataan akses, tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Dasar, antara lain penguatan pendampingan Biaya Operasional Sekolah (3.800.000 siswa SD/MI dan 1.650.000 siswa SMP/MTs), akselerasi rehabilitasi ruang kelas rusak SD/MI (1.800 RK) dan SMP/MTs (750 RK), pembangunan gedung perpustakaan (140 ruang SD/MI), pengadaan alat laboratorium IPA SMP (120 unit) dan olimpiade sains serta olahraga siswa SD/MI, pengembangan Kantin Sehat SD/MI dan SMP/MTs (100 sekolah). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya pemerataan, akses dan mutu layanan pendidikan dasar meliputi : 1) APM SD/MI menjadi 98,83% (target MDGs); 2) APK Wajar Dikdas (SMP/MTs) sebesar 100,49%; 3) Angka Putus Sekolah SD/MI 0,12% dan SMP/MTs 0,22%; 4) 90% Ruang kelas SMP sesuai SNP; dan 5) 100% SD/MI dan SMP/MTs terakreditasi.

V - 2

c. Pendidikan Menengah

Fokus kegiatan pada peningkatan mutu disertai penguatan pemerataan akses, tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Menengah, antara lain peningkatan pemberian Bea Siswa Keluarga Kurang Mampu (sekitar 14.000 siswa), rehabilitasi gedung SMA/SMK (150 sekolah), pembangunan ruang kelas baru SMK (130 RK), pembangunan laboratorium IPA SMA/SMK (54 sekolah), pembangunan Tempat Uji Kompetensi (5 SMK), olimpiade sains dan olahraga siswa SMA/SMK serta pengembangan dan pengelolaan RSBI/SBI (55 SMA/SMK). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan menengah meliputi : 1) peningkatan APK SMA/SMK/MA 70%; 2) rasio siswa SMK: SMA menjadi sebesar 70 : 30; 3) Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,07%; 4) 80% kondisi ruang kelas SMA/SMK sesuai standar (catatan, target RPJMD sebesar 40% sudah terlampaui); dan 5) 100% SMA/SMK/MA terakreditasi.

d. Peningkatan Pendidikan Non Formal dan Informal

Fokus kegiatan pada peningkatan mutu disertai penguatan pemerataan akses, tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Non Formal dan Informal antara lain optimalisasi pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C), pengembangan dan penguatan desa vokasi (35 desa), pendidikan kemasyarakatan (21 SKPD) serta optimalisasi pelestarian melek huruf. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan non formal dan informal meliputi : 1) peningkatan Angka lulus pendidikan kesataran Paket A 98% (catatan, target RPJMD sebesar 97% sudah terlampaui), Paket B 95%, Paket C 91%; 2) Angka Buta Aksara usia 45 ke atas kurang dari 1%; dan 3) 15% desa di Jateng memiliki TBM.

e. Pendidikan Khusus

Fokus kegiatan pada peningkatan mutu disertai penguatan pemerataan akses, tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik Pendidikan Khusus, antara lain pengadaan peralatan pendidikan khusus, pembinaan kesiswaan dan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya pemerataan, akses dan mutu layanan pendidikan khusus meliputi : 1) peningkatan APK Diksus 40%; 2) Angka lulus Diksus 100%; 3) 70% kondisi ruang kelas sesuai standar; dan 4) 100% pendidikan khusus terakreditasi.

f. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Fokus kegiatan pada memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan guna meningkatkan kualifikasi dan kompetensi melalui studi lanjut sebanyak 162.006 orang, pendidikan dan pelatihan, sertifikasi guru 35,23% dan peningkatan kesejahteraan,

V - 3

penghargaan dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan (peningkatan kesejahteraan Guru Wiyata Bhakti Pendidikan Dasar sekitar 24.000 orang). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya mutu dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan meliputi : 1) peningkatan

kualifikasi pendidik S1/D4; 2) pendidik bersertifikat pendidik; dan 3) pendidik dan tenaga kependidikan bersertifikasi sesuai bidang

keahlian (sertifikat pengawas, laboran, pustakawan, instruktur dengan kompetensi keahlian).

g. Manajemen Pelayanan Pendidikan

Fokus kegiatan pada meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencintraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan serta partisipasi masyarakat melalui peningkatan akreditasi sekolah/ madrasah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya tata kelola, akuntabilitas dan

pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan meliputi : 1) peningkatan persentase lembaga PAUD memiliki tata kelola dan

citra yang baik menjadi 40%; 2) 20% SD/MI dan 30% SMP/MTs

menerapkan MBS; 3) 50% SMA/SMK/MA melaksanakan MBS; dan 4) penerapan ISO 9001-2000.

h. Fasilitasi Pendidikan Tinggi

Fokus kegiatan pada mengoptimalkan peran Perguruan Tinggi dalam pembangunan daerah, antara lain melalui kerjasama penjaringan prestasi lulusan SMA/SMK berprestasi dan fasilitasi peningkatan potensi mahasiswa, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan daerah.

i. Pendidikan Berkelanjutan

Fokus kegiatan pada fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui pembinaan pendidikan karakter, fasilitasi Pendidikan Untuk Semua dan pengarustamaan gender dalam pendidikan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD, yaitu meningkatnya wawasan kebangsaan, kearifan lokal dalam penyelenggaraan pendidikan meliputi : 1) 75% sekolah di Jateng melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan, dan 2) 100% sekolah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa.

2. Kesehatan

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Perbaikan Gizi Masyarakat

Fokus kegiatan pada : penyelenggaraan surveillance kewaspadaan

pangan dan gizi; pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi, yang diarahkan untuk mendukung target pencapaian RPJMD 2008-2013 yaitu peningkatan penjaringan, pencegahan dan penanganan kasus gizi kurang dan gizi buruk dalam rangka

V - 4

menurunkan kasus gizi buruk < 0,82%; menurunkan jumlah KEK pada ibu hamil < 20%; menurunkan kasus anemi pada ibu hamil dan nifas sebesar 33,5%; meningkatkan cakupan pemberian Vit A pada balita sebesar 100%; meningkatkan penimbangan pada Balita secara teratur di Posyandu > 80%; menangani perawatan Balita keluarga miskin penderita Gizi buruk sesuai standar sebesar 100%; meningkatkan Ibu menyusui ASI eksklusif 65%; meningkatkan pemberian MP ASI bagi Balita GAKIN 6-24 bulan > 80%; meningkatkan pemberian suplemen zat gizi mikro bagi Bayi, Balita, Ibu Hamil dan Ibu Nifas 80%; meningkatkan konsumsi garam

beryodium bagi keluarga 80%; serta melaksanakan surveillance gizi

termasuk sistem kewaspadaan dini KLB Gizi Buruk di Puskesmas sebesar 100%.

b. Sumber Daya Kesehatan

Fokus kegiatan pada : pemerataan sumber daya manusia kesehatan strategis; peningkatan kualitas institusi dan tenaga kesehatan; peningkatan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dan kehumasan; kerjasama bidang kesehatan di daerah lintas batas dan

provinsi anggota MPU. Kegiatan tersebut diarahkan untuk

mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu peningkatan

kualitas tenaga kesehatan; tindak lanjut kerjasama dengan luar negeri; pengembangan sistem informasi dan pengkajian bidang kesehatan serta pemantapan perencanaan pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM dalam koordinasi, perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan di provinsi dan 35 Kabupaten/Kota; meningkatkan jumlah tenaga kesehatan tersertifikasi dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi; melaksanakan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan; melaksanakan penanganan masalah kesehatan di 3 provinsi wilayah perbatasan dengan Jawa Tengah dan dan 10 Provinsi anggota Mitra Praja Utama (MPU); pendistribusian tenaga kesehatan strategis pada sarana pelayanan kesehatan di 35 Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan; memanfaatkan sistem informasi kesehatan antara jejaring Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan 35 Kabupaten/Kota; penyediaan informasi profil kesehatan dan SPM bidang kesehatan di Provinsi dan 35 Kabupaten/Kota; serta meningkatkan kompetensi tenaga medis dan non medis yang bersertifikat di RS sesuai dengan standar yang berlaku.

c. Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Fokus kegiatan pada : jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota; kegiatan penurunan angka kematian ibu, penurunan angka kematian bayi; penyelenggaraan pelayanan dan peningkatan mutu upaya kesehatan di UPT Dinas Kesehatan; pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kegiatan tersebut diarahkan

V - 5

pemantapan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang terkait langsung dengan permasalahan kesehatan ibu dan anak termasuk remaja dengan mengikut sertakan masyarakat

melalui pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K), peningkatan kualitas PONED dan PONEK serta peningkatan jaminan pelayanan bagi masyarakat miskin non kuota Jamkesmas di 35 Kabupaten/Kota dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin yang memiliki Jamkesmas/Jamkesda sampai 100%; menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (KH); meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 100%; meningkatkan kunjungan nifas sebesar 100%; meningkatkan cakupan pemanfaatan buku KIA sebesar 100%; mening-katkan pelaksanaan P4K di semua desa; optimalisasi Puskesmas PONED masing-masing 2 Puskesmas di 35 Kabupaten/Kota; menurunkan angka kematian bayi sebesar 9,8 per 1.000 KH; menurunkan angka kematian balita sebesar 12 per 1.000 KH; meningkatan penanganan Balita Sakit melalui MTBS pada seluruh balita yang berkunjung di Puskesmas; dan meningkatkan Cakupan SDITK sebesar 95 %.

d. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Fokus kegiatan pada : pelaksanaan kegiatan haji; pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyakit yang bersumber dari binatang; penanganan KLB dan bencana

berkualitas; surveillance, PD3I dan penyakit khusus lainnya;

imunisasi universal. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung

target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu surveillance,

pencegahan, pengendalian dan penang-gulanan penyakit menular dan tidak menular termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB)/bencana melalui peningkatan kualitas Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN); penyuluhan, penemuan, pengobatan kasus TB Paru; mengembangkan deteksi dini kanker leher rahim dan promosi pola hidup sehat; meningkatkan penemuan kasus HIV/AIDS melalui peningkatan pelayanan VCT; meningkatkan kemitraan dengan kelompok peduli HIV/AIDS dan RS; meningkatkan UCI desa/kelurahan di 35 Kabupa- ten/Kota sebesar 100%; meningkatkan persentase Kabupaten/Kota

dengan kelengkapan laporan surveillance >90%; meningkatkan

persentase Kabupaten/Kota dengan ketepatan laporan surveillance >

80%; meningkatkan persentase Kabupaten/Kota dengan Non Polio AFP Rate > 2/100.000 bagi anak usia < 15 th; meningkatkan persentase Kabupaten/Kota dengan penemuan kasus AFP dan pengambilan spesimennya < 14 hari sesuai SOP; meningkatkan penanganan KLB kurang dari 24 jam; meningkatkan Kabupaten/Kota tanpa kasus meningitis pasca haji sebesar 100%; menurunkan kematian karena kasus DBD < 1 %; menurunkan jumlah kasus DBD< 2/10.000; menurunkan angka kesakitan malaria (API) sebesar <1/1.000; menurunkan angka kesakitan diare menjadi 8-10%;

V - 6

menurunkan angka kematian diare < 1%; meningkatkan penemuan

kasus HIV/AIDS; meningkatkan penemuan kasus TB paru atau Case

Detection Rate (CDR) sebesar 70%; meningkatkan angka kesembuhan

TB Paru sebesar 85%; menurunkan Pneumonia balita sebesar 8-10%;

meningkatkan Kabupaten/Kota yang melaksanakan surveillance dan

pengendalian faktor resiko PTM sebesar 35 Kabupaten/Kota; serta meningkatkan Kabupaten/Kota yang melaksanakan deteksi dini PTM 25 % sebesar 70%.

e. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Fokus kegiatan pada : peningkatan peran dan fungsi FKD/FKK dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan; implementasi kebijakan untuk mendukung kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan; penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai macam media massa; peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi faktor resiko terutama masalah kesehatan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung

target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu penyadaran,

peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup bersih dan sehat serta kemandirian masyarakat untuk mengenali, dan atau mengatasi masalah kesehatan yang ada di tatanan rumah tangga, desa/kelurahan, kecamatan dan atau Kabupaten/Kota dalam rangka 50% Kabupaten/Kota menyelenggarakan jaminan pemelihara- an kesehatan masyarakat; 100% Kabupaten/Kota melaksanakan kampanye kesehatan melalui media promosi kesehatan; 100% Kabupaten/Kota mengembangkan desa/kelurahan siaga; 35 Kabu- paten/Kota mempunyai kebijakan dalam mendukung peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan; 50% Kabupaten/Kota mencapai rumah tangga sehat; menurunnya angka penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza di 15 Kabupaten/Kota; meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa.

f. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Fokus kegiatan pada : pengembangan wilayah sehat; peningkatan akses air bersih dan sanitasi dasar; pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan dan pengendalian dampak pencemaran

lingkungan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target

pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu peningkatan kualitas

lingkungan (pemanfaatan air bersih), rumah sehat, Tempat Tempat Umum (TTU), Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPM)

melalui pemantapan kebijakan dalam rangka meningkatkan

persentase Kabupaten/Kota dengan Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TTUPM) memenuhi syarat sebesar 80% di 35 Kabupaten/Kota; meningkatkan persentase Kabupaten/Kota dengan cakup-an rumah sehat yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 75% di 35 Kabupaten/Kota; meningkatkan persentase Kabupaten/Kota dengan keluarga yang telah menggunakan air bersih sebesar 85% di

V - 7

35 Kabupaten/Kota; serta meningkatkan persentase Kabupaten/Kota dengan keluarga yang menggunakan jamban sebesar 80% di 35 Kabupaten/Kota; serta pembinaan dan penguatan kelembagaan untuk mewujudkan pasar, desa, kecamatan sehat 2014.

g. Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Fokus kegiatan pada : penyediaan dan pengelolaan buffer stock, alkes,

reagensia, vaksin dan obat tradisional skala provinsi; pembinaan,

pengendalian farmasi dan perbekalan kesehatan serta kemampuan laboratorium makanan minuman. Kegiatan tersebut diarahkan untuk

mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu peningkatan

kualitas, penyediaan dan pemerataan perbekalan kesehatan dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup dan spesifikasi yang sesuai

dengan kebutuhan termasuk bimbingan, pengawasan dan

pengendalian obat, makanan-minuman, bahan berbahaya dan perbekalan kesehatan; pengembangan dan pemanfaatan Obat Asli Indonesia (OAI) pada pelayanan kesehatan formal dalam rangka

meningkatkan penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat provinsi,

alat kesehatan, reagensia, dan vaksin lainnya skala provinsi sebesar

100%; meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal sebesar 60%; meningkatkan pembinaan dan pengendalian farmasi dan perbekalan kesehatan,

serta kemampuan laboratorium makanan minuman di 35

Kabupaten/Kota sebesar 100%; meningkatkan 60% pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan formal kesehatan; serta meningkatkan 80% pemanfaatan laboratorium makanan dan minuman dalam menjamin mutu dan keamanan produk makanan dan minuman.

3. Pekerjaan Umum

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pembangunan Jalan dan Jembatan.

Fokus kegiatan pada : fasilitasi penyelesaian pembangunan jalan akses menuju terminal penumpang baru untuk mendukung pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang; fasilitasi pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) melalui

Regional Road Development Programme (RRPD) Tranche I (Lanjutan

pelebaran pada ruas Congot-Wawar di Kabupaten Purworejo, Wawar- Tambakmulyo di Kabupaten Kebumen dan Giriwoyo-Duwet di Kabupaten Wonogiri); fasilitasi lanjutan pembangunan jalan tol Trans

Jawa (Lanjutan Semarang-Solo pada ruas Ungaran–Bawen–Salatiga-

Boyolali-Solo dan Solo – Sragen - Mantingan); fasilitasi pembangunan

flyover/underpass (Flyover Kalibanteng Semarang, Underpass

Jatingaleh Semarang dan Flyover Palur); fasilitasi pembangunan jalan

lingkar (Lingkar Sumpiuh Kabupaten Banyumas, Brebes-Tegal By

Pass); serta fasilitasi lanjutan pembangunan ruas Karanganyar-

Cemorosewu. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target

V - 8

rana jalan dan jembatan dalam mendukung kelancaran arus transportasi wilayah diantaranya aksesibiltas menuju kawasan pariwisata, ruas jalan di perbatasan antar Provinsi maupun perbatasan antar Kabupaten/Kota, ruas jalan daerah rawan bencana dan kawasan pengembangan perekonomian wilayah.

b. Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan.

Fokus kegiatan pada : peningkatan ruas jalan provinsi dengan total panjang efektif sepanjang 62,25 Km yang meliputi peningkatan kapasitas (pelebaran) ruas jalan dan jembatan sebagai upaya

debottlenecking diantaranya Ruas : Pejagan - Ketanggungan, Bumiayu

- Salem, Bobotsari - Belik, Buntu – Kroya - Slarang, Purbalingga -

Bobotsari, Menganti - Kesugihan dan Pati – Tayu; peningkatan

struktur ruas jalan di wilayah timur yang kondisi permukaan jalannya cepat bergelombang karena tanah dasarnya labil/ekspansif dengan

konstruksi beton bertulang (rigid pavement) diantaranya Ruas :

Purwodadi – Klambu, Gubug – Kapung – Kedungjati, Salatiga –

Kedungjati, Purwodadi – Geyer, Demak – Godong, Semarang –

Godong, Wirosari – Sulursari – Singget, Singget – Doplang – Cepu,

Godong – Purwodadi, Wirosari – Kunduran; Kunduran – Ngawen –

Blora; peningkatan kapasitas (pelebaran) dan kualitas (struktur) ruas jalan yang menghubungkan daerah pesisir utara (Pantura) dan pesisir selatan (Pansela) untuk mendukung pengembangan wilayah selatan yang relatif kurang berkembang dibandingkan wilayah utara

diantaranya ruas : Bantarbolang – Kesesi, Kesesi – Kebunagung,

Pemalang – Randudongkal, Wiradesa – Kajen - Kalibening, Weleri –

Patean, Parakan – Patean; peningkatan aksesibilitas di perbatasan

antar provinsi dan ruas jalan pendukung pengembangan

perekonomian/kawasan strategis/pariwisata diantaranya ruas :

Ngadirojo – Biting (Batas Jawa Timur), Jalan Lingkar Selatan Pati

(rigid), Wuryantoro – Eromoko – Pracimantoro, Ketanggungan –

Songgom, Bumiayu – Sirampok, Jatibarang – Ketanggungan, Pejagan –

Ketanggungan, Salaman – Bener, Blabak – Jrakah/Selo, Keprekan –

Salaman; penggantian jembatan diantaranya sepanjang 319,90 m meliputi Jembatan : Sindangheula, Ciberele, Sampang, K. Lengko,

Kewaron II, Bringin, Kemadu, Kepodang dan Cerme.

Sedangkan dukungan dari Pemerintah Pusat diharapkan difokuskan

untuk : peningkatan/pelebaran jalan lingkar Kabupaten/Kota di antaranya Lingkar Selatan Pati, Lingkar Utara Pemalang, Lingkar

Utara dan Selatan Purworejo, Lingkar Utara Sragen;

peningkatan/pelebaran ruas jalan di perbatasan antar provinsi yaitu ruas Wangon - Karangpucung (Batas Jawa Barat), Klaten -

Prambanan (Batas DIY), Muntilan – Salam (Batas DIY), Sragen-

Mantingan (Batas Jawa Timur); Lanjutan Pelebaran (2-7-2) Ruas

Jalan Pantura Timur (Pati – Rembang); penanganan permanen

(pemindahan trase) ruas Ciregol Kabupaten Brebes yang merupakan satu-satunya akses jalan ke Kabupaten Banyumas yang terkena

V - 9

bencana tanah longsor/ambles; peningkatan ruas jalan provinsi yang

merupakan ruas jalan strategis nasional (Wiradesa – Kalibening –

Wanayasa - Dieng, Rembang – Blora - Cepu); penanganan ruas jalan

dan jembatan pasca bencana Gunung Merapi (Rehabilitasi dan

Konstruksi); peningkatan JJLS yang belum ditangani RRDP Tranche I

utamanya di Kabupaten Cilacap (Patimuan – Sidareja - Jeruklegi dan

jalan dalam Kota Cilacap). Kegiatan tersebut diarahkan untuk

mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu

meningkatnya kondisi jalan baik sebesar 86,54% dan jembatan sebesar 79%.

c. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

Fokus kegiatan pada : pemeliharaan berkala untuk mengembalikan kondisi ruas jalan provinsi yang kinerjanya mulai menurun sepanjang 57,26 Km; rehabilitasi jalan sepanjang 50,54 Km dan rehabilitasi jembatan sepanjang 385,100 m untuk menangani jalan dan jembatan provinsi dalam kondisi sedang; pemeliharaan rutin jalan sepanjang 2.511,844 Km dan jembatan sepanjang 25.102,03 m untuk mempertahankan kondisi ruas jalan dan jembatan provinsi yang kondisinya masih baik agar tetap mantap pelayanannya; serta pengendalian program dan penanggulangan keadaan darurat/khusus untuk menanggulangi ruas jalan kewenangan provinsi yang rawan bencana alam longsor/ambles. Kegiatan tersebut diarahkan untuk

mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu

meningkatnya waktu tempuh rata-rata menjadi 45 km/jam.

d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan.

Fokus kegiatan pada : pengadaan alat berat untuk mendukung pemeliharaan rutin jalan dan jembatan provinsi; pemutakhiran data kondisi struktur jalan dengan menggunakan alat NASRA untuk mengukur indeks kekasaran permukaan jalan sehingga didapatkan data kondisi jalan provinsi yang lebih valid dan secara teknis sesuai

indeks parameter kategori kondisi jalan; pengadaan dan

pendayagunaan bahan jalan dan jembatan sebagai antisipasi keadaan darurat/bencana pada ruas jalan dan jembatan provinsi; pengadaan aspal bantuan untuk masyarakat; perbaikan peralatan alat berat untuk mendukung pemeliharaan rutin jalan dan jembatan; penyiapan program dan anggaran sistem jaringan jalan/jembatan; pembuatan leger jalan dan perhitungan lalu lintas; dan pemeliharaan dan peningkatan kompetensi laboratorium. Kegiatan tersebut diarahkan

untuk mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu

optimalnya kinerja fungsi jalan dan jembatan.

e. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan

Air Lainnya.

Fokus kegiatan pada : perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana irigasi melalui peningkatan kondisi sarana dan prasarana irigasi di 18 DI (14 Kabupaten); serta pemeliharaan jaringan irigasi Provinsi di 106 DI (86.252 Ha) pada 6 Balai PSDA. Sedangkan

V - 10

dukungan dari Pemerintah Pusat diharapkan difokuskan untuk :

kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Pusat di 31 DI

seluas 298.879 Ha; pengembangan DI Slinga (Kabupaten

Purbalingga), DI Lanang (Kabupaten Grobogan), DI Cikawung (Kabupaten Cilacap); DI Progopistan (Kabupaten Temanggung); rehabilitasi DI Gung (Kabupaten Tegal), dan DI Colo Timur dan DI Colo Barat (Kabupaten Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar), serta DI Sidareja dan DI Cihaur (Kabupaten Cilacap). Kegiatan tersebut

diarahkan untuk mendukung target pencapaian RPJMD 2008 – 2013

yaitu meningkatkan kondisi jaringan irigasi baik sebesar 72%.

f. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku.

Fokus kegiatan pada : perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana air baku melalui pembangunan Embung Sidokumpul Kabupaten Kendal, Embung Desa Sridadi Kabupaten Rembang, dan Embung Desa Bumiayu Kabupaten Kendal; operasi dan pemeliharaan saluran air baku Klambu Kudu (Kabupaten Demak dan Kota Semarang); serta pemeliharaan prasarana dan sarana air baku di 6

Balai PSDA. Sedangkan dukungan dari Pemerintah Pusat

diharapkan difokuskan untuk kegiatan lanjutan pembangunan Waduk Jatibarang (Kota Semarang) dan Wadung Logung (Kabupaten Kudus); proses pembangunan Waduk Kuningan (Kabupaten Kuningan dan Brebes), Waduk Gondang (Kabupaten Karanganyar); serta rehabilitasi Waduk Wadaslintang (Kabupaten Wonosobo), Waduk Sempor (Kabupaten Purworejo), dan Waduk Penjalin (Kabupaten Brebes). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung target

pencapaian RPJMD 2008 – 2013 yaitu meningkatkan pemenuhan

kebutuhan air baku sebesar 10%.

g. Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air

Lainnya.

Fokus kegiatan pada : perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana konservasi SDA melalui konservasi di 3 DAS/Sub DAS; pemeliharaan Rawapening; serta pemeliharaan prasarana dan sarana

konservasi SDA di 6 Balai PSDA. Sedangkan dukungan dari

Pemerintah Pusat diharapkan difokuskan untuk kegiatan konservasi

DAS Keduang (Kabupaten Wonogiri), Sub DAS Sempor (Kabupaten Kebumen), Sub DAS Wadaslintang (Kabupaten Wonosobo) dan Sub

DAS Progo (Kabupaten Magelang); serta pembangunan Check Dam

DAS Segara Anakan (Kabupaten Cilacap), Check Dam Sub

Kedungombo (Kabupaten Grobogan), Check Dam Rawapening

Dalam dokumen RKPD 2013 RKPD2013 (Halaman 176-200)

Dokumen terkait