• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Dalam dokumen RKPD 2013 RKPD2013 (Halaman 112-115)

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Kondisi perekonomian di Jawa Tengah sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia dan kondisi perekonomian nasional.

Kondisi tersebut menjadi tantangan perekonomian daerah yaitu

meliputi :

 Menurunnya proporsi ekspor terhadap PDRB dan dampak krisis

ekonomi Eropa, yang masih dirasakan sampai 2012;

 Rencana kenaikkan harga BBM akan berdampak pada kenaikan

biaya produksi, kenaikan harga barang dan jasa, serta menurunnya daya beli masyarakat;

 Sektor Industri pengolahan yang memberikan sumbangan terbesar

pada PDRB proporsinya semakin besar;

 Sektor PHR yang memberikan sumbangan urutan kedua terbesar

terhadap PDRB proporsinya semakin meningkat;

 Pertumbuhan sektor pertanian lebih kecil dari pertumbuhan rata-

rata, sementara sektor pertanian merupakan andalan untuk tetap mendukung swasembada pangan dan penyerapan tenaga kerja;

 Dominasi penggunaan PDRB untuk konsumsi rumah tangga

merupakan peluang pasar;

 Jumlah dan jenis barang impor sebagian besar berupa produk jadi

antara lain pakaian, barang elektronik dan bahan pangan meliputi beras, terigu, susu, buah-buahan, jagung, gandum, kedelai, daging sapi, kentang, garam, sehingga tidak mampu memberikan nilai tambah;

 Sebagian besar ekspor berupa bahan baku dan bahan mentah,

seperti batu bara, kakao, kopi, CPO, teh dan nikel sehingga kurang memberikan nilai tambah.

Berdasarkan kecenderungan dan kondisi yang relatif stabil pada

periode sebelumnya, maka prospek perekonomian daerah tahun

2013 yang tergambar dalam PDRB Jawa Tengah pada Tahun 2013

III - 7

lebih Rp. 568,416 trilyun. Sektor pertanian sebagai sektor ekonomi utama diperkirakan masih berperan, sementara sektor industri dan perdagangan, hotel dan restoran (PHR) juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sementara dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang stabilitas pertumbuhan investasi.

Investasi diperkirakan akan tumbuh dengan baik dan masih terjaga sejalan dengan optimisme masyarakat terhadap kondisi

perekonomian ke depan. Perkembangan investasi terutama

dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kondisi perekonomian yang relatif stabil, dukungan kebijakan pemerintah terhadap investasi, peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), perhatian pemerintah yang sejalan dengan program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia di Jawa Tengah, perbaikan infrastruktur yang sudah ada serta kondisi keamanan dan politik yang terkendali.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah juga diprediksikan tumbuh positif antara lain karena meningkatnya pergerakan sektor riil yang secara langsung bermanfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat. Dukungan infrastruktur dan investasi yang mulai beroperasi di tahun mendatang antara lain mulai beroperasinya proyek-proyek investasi besar Jawa Tengah seperti Pabrik Semen di Rembang, Pabrik Gula di

Blora, Jalan Tol Semarang – Bawen, Peningkatan layanan Pelabuhan

Tanjung Mas dan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api lintas Solo- Yogyakarta, Yogyakarta-Kutoarjo, Bandara Ahmad Yani, Waduk Serbaguna Jatibarang, Pembangunan Peningkatan pelabuhan/ terminal Kendal, Pengembangan Bandara Dewandaru Karimunjawa, termasuk pembangunan infrastruktur yang mendukung proyek- proyek tersebut. Hal lain yang dirasa dapat mendorong bergeraknya perekonomian masyarakat adalah penetapan Visit Jawa Tengah 2013 sebagai tahun kunjungan pariwisata, sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung.

Memperhatikan kondisi tersebut, meskipun Tahun 2013 Jawa Tengah dibayangi berbagai tantangan baik eksternal dan internal, namun kecenderungan kondisi stabil perekonomian Jawa Tengah dan dukungan dari bergeraknya berbagai sektor riil yang sudah ada ataupun akan beroperasi kemudian, diperkirakan mampu menjaga

pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah berada dalam kisaran 5,8 –

6,2%. Selanjutnya dengan pertumbuhan ekonomi yang konstan serta

terjaganya stabilitas harga barang modal produksi, akan membuka

berbagai lapangan kerja yang baru sehingga Tingkat Pengangguran

Terbuka pada Tahun 2013 diperkirakan akan semakin menurun

menjadi 5,6% dari jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk

miskin menjadi 11,88%.

Kebutuhan investasi untuk dapat mendukung pertumbuhan

III - 8

yang diharapkan dapat dipenuhi dari investasi swasta dan investasi pemerintah.

Inflasi di Jawa Tengah dengan memperhatikan berbagai kondisi

yang berpengaruh, diperkirakan berada dibawah 2 digit, berkisar pada

kisaran ± 5 %, dengan perkiraan Incremental Capital Output Ratio

(ICOR) sebesar 3,5. Tekanan inflasi diperkirakan banyak dipengaruhi

oleh gejolak harga pada volatile food dan perkembangan harga

komoditas internasional, terutama bahan baku produksi, emas dan minyak mentah yang diperkirakan kembali meningkat seiring dengan memanasnya situasi geopolitik global di Timur Tengah, dan kemungkinan masih berlanjutnya krisis di Eropa.

Sementara itu kemungkinan inflasi pada kelompok barang

administered prices diperkirakan dapat terkendali apabila tidak ada

kenaikan harga barang yang bersifat strategis, kecuali ada kebijakan pemerintah yang sifatnya ekstrim, seperti kenaikan harga BBM dan Tarif Listrik yang selanjutnya dapat memicu terjadinya inflasi. Sehingga ke depan pemerintah perlu segera mengatur upaya penghematan pada penggunaan bahan bakar minyak, antara lain dengan melakukan kebijakan terkait dengan efisiensi dan diversifikasi pengganti bahan bakar minyak.

Ekspor Jawa Tengah pada Tahun 2013 diperkirakan masih tertuju pada pasar ekspor antara lain Amerika, Jepang dan China dengan komoditas berupa TPT, barang kayu dan olahan kayu, hasil manufaktur pabrik serta hasil pertanian, sedangkan secara nilai ekspor diprediksikan dapat meningkat apabila tidak terjadi kondisi yang bersifat ekstrim.

Ke depan yang harus diperhatikan adalah upaya untuk membuka pasar ekspor yang baru, disamping mampu memberikan nilai tambah pada barang ekspor untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas melalui peningkatan kualitas produk barang yang dihasilkan. Ekspor pada sektor industri dan pertanian selanjutnya lebih difokuskan pada produk olahan, bukan bahan baku atau bahan mentah.

Impor barang di Jawa Tengah pada Tahun 2013 diperkirakan meningkat, hal tersebut dipengaruhi tingginya permintaan untuk konsumsi maupun bahan baku industri serta tidak adanya pembatasan impor. Meningkatnya impor berbagai produk pangan seperti beras, garam, kentang, buah-buahan, jagung, kedelai, daging sapi dan susu perlu diwaspadai, terlebih lagi munculnya produk pakaian dan tekstil dari China. Hal ini menjadi catatan penting bagi Jawa Tengah untuk dapat mengimbanginya melalui upaya pengurangan impor dan mengembangkan budaya cinta produk dalam negeri.

Struktur Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2013, secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :

III - 9

Tabel 3.3

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2014

No Indikator 2010 2011 2012*) 2013*) 2014**)

1.

PDRB :

Atas dasar harga berlaku (Trilyun Rp) Atas dasar harga konstan (Trilyun Rp)

444,692 186,995 498,614 198,226 533,515 205,819 568,416 213,412 603,317 221,005

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,8 6,0 5,8-6,3***) 5,8 - 6,2 6 – 6,4

3. Inflasi (%) 6,8 2,68 5 – 6***) ±5 ±5

4.

PDRB/Kapita atas dasar harga berlaku (Juta Rp)

PDRB/Kapita atas dasar harga konstan (Juta Rp) 13,733 5,775 15,399 6,122 16,476 6,356 17,554 6,591 18,632 6,825

5. Kebutuhan investasi (Trilyun Rp.) 72,279 89,170 110,805 114,401 116,190

6. Tingkat Pengangguran Terbuka /TPT (%) 6,21 5,93 5,8 5,6 5,4

7. Kemiskinan (%) 16,56 (Maret) 16,21 (Sept) 13,44 (MDGs) 11,88 (MDGs) 10,32 (MDGs)

8. Nilai Tukar Petani (NTP) 103,12 106,62 107,84 108,67 109,7

Sumber : BPS Jawa Tengah (diolah)

Ket : *) angka Target

**) angka Prediksi ***) Target RKPD 2012

Prediksi angka Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan Kontribusi dari masing-masing sektor pada Tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Tahun 2013 Berdasarkan Harga Berlaku

No Sektor Pertumbuhan (%) Kontribusi (%)

1. Pertanian 3,34 18,94

2. Pertambangan dan Penggalian 3,94 0,95

3. Industri Pengolahan 7,26 33,39

4. Listrik, Gas dan Air Minum 3,10 1,01

5. Konstruksi 5,84 6,02

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,96 19,60

7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,06 5,90

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

6,60 3,54

9. Jasa – jasa 7,90 10,66

TOTAL PDRB 6,00 100

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, dengan komponen pokoknya adalah pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Dalam dokumen RKPD 2013 RKPD2013 (Halaman 112-115)

Dokumen terkait