• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana pola ruang kawasan budidaya

Berdasarkan uraian di atas, diperkirakan luasan kawasan lindung di wilayah Kota Singkawang sekitar 25% dari luas wilayah kota. Namun demikian, alokasi RTH Kota (publik dan privat) dalam suatu sekurang-kurangnya adalah 30% dari luas wilayah kota. Karenanya, luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya di wilayah Kota Singkawang masih bisa mendekati 70% dari luas wilayah kota atau sekitar 40.000 Ha mengingat di wilayah Kota Singkawang terdapat daerah perairan dan rawan genangan yang merupakan kendala pengembangan.Secara umum, peraturan zonasi untuk kawasan budi daya disusun dengan memperhatikan ketentuan:

a. pelarangan pemanfaatan ruang yang membahayakan keselamatan umum, b. pembatasan pemanfaatan ruang yang menurunkan kualitas fungsi lingkungan, c. pembatasan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan yang telah ditetapkan sebagai

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-32

d. pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan dan penelitian tanpa mengubah bentang alam. Kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan di luar kawasan permukiman adalah kegiatan pendidikan di alam terbuka. Kegiatan penelitian dapat mencakup kegiatan eksplorasi yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan energi dan sumber daya mineral, yang dilakukan secara terbatas tanpa mengubah fungsi utama kawasan.

Berikut diuraikan rencana pola ruang kawasan budidaya di wilayah Kota Singkawang pada masa rencana yang dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya pertanian dan budidaya terbatas, serta budidaya non-pertanian.

5.1.2.2.1. Kawasan budidaya pertanian dan budidaya terbatas

Kawasan budidaya pertanian yang akan dikembangkan dalam masa rencana meliputi hutan produksi, tambak, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, dan pertanian tanaman pangan terpadu.

A. Hutan Produksi

Seluruh kawasan Hutan Produksi di wilayah Kota Singkawang berada di Kecamatan Singkawang Timur dengan luas sekitar 6.712 hektar sesuai dengan Kepmenhutbun No 259/kpts-II/2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Kalimantan Barat.

B. Tambak

Kegiatan budidaya perikanan tambak pada masa rencana diarahkan pengembangannya hanya di Kecamatan Singkawang Utara di sebalah barat koridor jalan arteri primer dengan alokasi lahan yang diarahkan sekitar 280 Ha. Pada kawasan tersebut, lahan yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan pertambakan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian lahan basah (persawahan pasang surut) dan perkebunan kelapa.

C. Pertanian Lahan Basah

Pertanian lahan basah adalah pertanian dengan sistem pertanian yang memerlukan air (dengan komoditas utama padi sawah), baik secara terus menerus sepanjang tahun maupun secara bergilir (adanya rotasi jenis tanaman yang dibudidayakan). Dalam masa rencana, kawasan tersebut perlu dipertahankan keberadaannya dengan tidak mengijinkan

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-33

pembangunan perumahan skala besar di kawasan tersebut, terutama untuk kawasan persawahan yang sudah beririgasi teknis dan semi-teknis. Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, maka dalam RDTRK dideliniasi secara lebih detail kawasan yang perlu ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi, yang dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air termasuk yang berada di dalam kawasan yang ditetapkan dalam RTRWK ini sebagai kawasan pertanian lahan kering.

D. Pertanian Lahan Kering.

Kawasan tersebut merupakan pertanian dengan sistem pengelolaan yang tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak sepanjang tahun. Kegiatan budidaya yang bisa diusahakan pada lahan ini meliputi tanaman semusim meliputi tanaman palawija dan tanaman hortikultura. Kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk perkebunan (tanaman tahunan) rakyat dan merupakan kawasan cadangan pengembangan permukiman sehingga dapat dikonversi untuk pengembangan kawasan perumahan dengan koefisien dasar bangunan (KDB) paling tinggi 40% (dari sangat rendah [<5%] hingga menengah [20-40%]).Untuk kepentingan program ketahanan pangan jangka panjang, pada lahan yang telah ditetapkan sebagai pertanian lahan kering, dapat dikonversi dan dikembangkan menjadi pertananian lahan basah terutama pada lahan yang potensial untuk mendapatkan sistem pengairan di antaranya di daerah hulu S. Singkawang, S. Air Hitam, S. Tangket, S. Eria, S. Bagak, S. Acoi, dan S. Sagatani.

E. Peternakan dan Pertanian Terpadu

Kawasan pertanian terpadu merupakan kawasan pengembangan peternakan unggas dan pertanian yang didominasi tanaman hortikultura terutama tanaman sayur-sayuran. Kawasan ini direncanakan dikembangkan di Kecamatan Singkawang Selatan di Kelurahan Sijangkung dan di bagian timur Kelurahan Sedau. Luasan daerah yang diarahkan untuk pengembangan kawasan tersebut adalah sekitar 350 Ha.

F. Perkebunan

Kawasan perkebunan (tanaman tahunan) yang dikembangkan di wilayah Singkawang terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Khusus untuk perkebunan besar, pengembangannya hanya dilakukan di Kecamatan Singkawang Timur dan Singkawang Selatan. Khusus di Kecamatan Singkawang Timur, diupayakan ketersediaan lahan yang berfungsi sebagai kawasan kebun koleksi sekitar 3.000 Ha. Lokasi kebun koleksi ini di sebelah timur S. Airhitam dan berjarak lebih dari 3 km dari S. Selakau.

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-34

Sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya kenaikan muka air laut global, maka untuk jangka panjang, kawasan yang diarahan untuk pengembangan kebun koleksi ini juga diarahkan untuk dapat berfungsi sebagai kawasan tujuan evakuasi bencana skala besar sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang (pasal 28). Khusus untuk budidaya tanaman kelapa sawit, hanya diperkenankan pada kawasan yang direncanakan sebagai kawasan perkebunan di DAS Raya (Kecamatan Singkawang Selatan) pada areal yang memiliki lereng kurang dari 15% (datar hingga bergelombang).

G. Budi Daya Terbatas

Zona budi daya terbatas adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dengan batasan tertentu. Zona budi daya terbatas tidak diberlakukan bila teknik pemrosesan sampah yang diterapkan tidak dengan sistem pengurugan berlapis bersih. Untuk sistem pengurugan berlapis terkendali, zona budi daya terbatas ditentukan mulai dari batas terluar zona penyangga sampai pada jarak 300 meter untuk meminimalkan pengaruh dampak TPA yang berupa:

a. Bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-hari;

b. Bahaya ledakan gas metan;

c. Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat; serta

d. Gangguan kenyamanan lingkungan akibat polusi udara, dan lain-lain.

Pemanfaatan ruang pada zona budi daya terbatas adalah:

a. Fasilitas pemilahan, pengemasan, dan penyimpanan sementara.

b. Industri terkait pengolahan sampah; pengolahan kompos, pendaurulangan sampah, dan lain-lain.

c. Pertanian non pangan. d. Rekreasi dan RTH.

e. Permukiman di arah hulu (yang elevasinya jauh lebih tinggi) dari TPA bersangkutan dengan persyaratan tertentu untuk menghindari dampak pencemaran lindi pada daerah hilir TPA. Persyaratan tersebut termasuk sistem drainase yang baik, penyediaan air bersih yang tidak bersumber dari air tanah setempat.

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-35

5.1.2.2.2. Kawasan budidaya non pertanian

Kawasan budidaya non pertanian yang dimaksud meliputi kawasan pariwisata, kawasan pertambangan terbatas, kawasan pusat perdagangan dan jasa komersial, perkantoran pemerintah dan swasta, permukiman, pendidikan, militer, dan industri.

A. Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata dengan alokasi lahan yang cukup besar diarahkan di sebelah utara dan sebelah barat G. Besar dengan luas masing-masing sekitar 195 Ha dan 556 Ha, serta di pesisir barat, utara, dan timur D. Sarantangan. Selain obyek wisata tersebut, dalam masa rencana juga tetap diupayakan pengembangan obyek wisata lainnya baik wisata alam, wisata budaya, maupun agrowisata yang diatur lebih lanjut dalam RDTRK. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata di wilayah Kota Singkawang, tidak diperkenankan di dalam kawasan cagar alam.

B. Kawasan Pertambangan Mineral Terbatas

Kegiatan usaha pertambangan di wilayah Kota Singkawang dalam masa rencana adalah pertambangan mineral. Yang dimaksud dengan pertambangan mineral di sini adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah (sebagaimana dalam UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara). Pertambangan mineral ini digolongkan atas:

a. pertambangan mineral radioaktif,

b. pertambangan mineral logam, terdiri dari:

 logam mulia (emas, perak, platina, dan air raksa),

 logam besi (bijih besi, bijih mangan, dan molibden), serta

 logam non-besi (antara lain: bauksit, tembaga, arsen, bismut, antimon, dan timah hitam/galena).

c. pertambangan mineral bukan logam (mineral industri, antara lain: intan, batu mulia, batu gamping untuk industri semen, kuarsa, dan kaolin).

d. pertambangan batuan (batu, pasir, dan tanah).

Wilayah Pertambangan (WP) adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional, yang terdiri dari:

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-36

1. Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. Satu WUP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP (wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP [ijin usaha pertambangan]) yang berada pada lintas wilayah provinsi, lintas wilayah kabupaten/kota, dan/atau dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota. Luas dan batas WIUP mineral logam dan batubara ditetapkan oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh Pemerintah.

2. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

3. Wilayah Pencadangan Negara (WPN) adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.

Untuk kepentingan strategis nasional, Pemerintah dengan persetujuan DPR dan dengan memperha-tikan aspirasi daerah menetapkan WPN sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu (antara lain: tembaga, timah, emas, besi, nikel, dan bauksit serta batubara) dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Konservasi yang dimaksud juga mencakup upaya pengelolaan mineral dan/atau batubara yang keberadaannya terbatas. Penetapan WPN untuk kepentingan nasional ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan energi dan industri strategis nasional, serta meningkatkan daya saing nasional dalam menghadapi tantangan global. Karenanya, WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan DPR. Sebagaimana diatur dalam UU No. 41/1999 tentang Kehutanan (pasal 38 ayat 1), penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung (dilarang di dalam kawasan hutan konservasi). Yang dimaksudkan dengan kepentingan pembangunan di luar kehutanan di sini adalah kegiatan untuk tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, antara lain kegiatan pertambangan, pembangunan jaringan listrik, telepon, instalasi air bersih, kepentingan religi, serta kepentingan pertahanan keamanan.Kepentingan pembangunan di luar kehutanan yang dapat dilaksanakan di dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi ditetapkan secara selektif. Kegiatan-kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan serius dan mengakibatkan hilangnya fungsi hutan yang bersangkutan dilarang.

Berkaitan dengan ketentuan tersebut, setiap orang dilarang melakukan kegiatan

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-37

hutan, tanpa izin Menteri (pasal 50 ayat 3). Untuk wilayah Kota Singkawang, kawasan hutan yang dimaksudkan di sini adalah kawasan hutan lindung (tidak termasuk RTH Hutan Kota), oleh karena untuk kawasan hutan konservasi dilarang dan untuk hutan produksi tidak ada peruntukan lahannya dalam rencana pola ruang wilayah Kota Singkawang.Namun demikian, pada kawasan hutan lindung ini dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka (pasal 38 ayat 4). Hal ini juga diberlakukan untuk kawasan RTH Hutan Kota yang berada di sekeliling batas kawasan hutan lindung. Dengan demikian, kegiatan penambangan mineral tidak diperkenankan mengkonversi kawasan hutan konservasi, kawasan hutan lindung, dan RTH hutan kota yang merupakan penyangga kawasan hutan lindung.

Ijin Usaha Pertambangan (IUP) terdiri atas dua tahap, yaitu:

a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan. b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Yang dimaksud dengan eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. IUP Eksplorasi diberikan oleh Walikota Singkawang apabila WIUP hanya berada di dalam wilayah Kota Singkawang (tidak lintas kabupaten/kota). Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertam-bangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan. IUP Operasi Produksi diberikan oleh:

a. Walikota apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di wilayah kota.

b. Gubernur apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di wilayah kota/kabupaten yang berbeda setelah mendapatkan rekomendasi dari walikota/bupati setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-38

Menteri apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di wilayah provinsi yang berbeda setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur dan walikota/bupati setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Untuk pertambangan batuan, kegiatannya pada masa rencana diarahkan di tiga lokasi yakni di Kelurahan Sijangkung yang luasnya sekitar 18 Ha (tanah dan batu), di Kelurahan Pangmilang sekitar 12 Ha (batu), dan di G. Ulusedau dengan luas sekitar 44 Ha (tanah dan batu). Khusus untuk kegiatan penambangan di G. Ulusedau tersebut, kegiatan penambangan hanya diperkenankan hingga tinggi muka galian paling antara 35 meter dari permukaan laut. Penambangan mineral batuan di G. Ulusedau ini perlu dilakukan secara intensif untuk mengantisipasi agar ketika pengopersian bandara yang direncanakan tidak mengalami kendala adanya gangguan pada kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP). Adapun pertambangan mineral bukan logam (kaolin), pada masa rencana diarahkan di Kecamatan Singkawang Timur. Sedangkan pertambangan mineral logam (bauksit), pada masa rencana diarahkan di Kecamatan Singkawang Selatan. Untuk kegiatan kedua jenis kegiatan pertambangan tersebut, tidak diperkenankan di kawasan G. Raya-Pasi hingga pada jalan regional yang mengelilinginya.

C. Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Komersial

Secara umum, kawasan pusat perdagangan dan jasa komersial Kota Singkawang direncanakan pengembangannya ke arah timur (di Kelurahan Roban) dari kawasan pusat kota. Dalam pengembangan kawasan tersebut, perlu ditunjang dengan pembangunan sistem drainase yang memadai di samping juga diiringi dengan pengurugan pada lahan yang akan dikembangkan. Kawasan pengembangan dari pusat perdangan dan jasa komersial ini direncanakan berdampingan dengan kawasan yang direncanakan menjadi taman kota.

Kawasan perdagangan dan jasa dikembangkan sebagai:

a. Kawasan Pusat Pelayanan Kota dengan kawasan utama di: 1. Jalan Diponegoro,

2. Jalan Merdeka,

3. Jalan Bambang Ismoyo, 4. Jalan Ratu Sepudak, 5. Komodor Yos Sudarso, 6. Jalan Alianyang, 7. Jalan Terminal Induk,

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-39

8. Jalan SM. Tsjafioeddin,

9. Jalan Hermansyah, 10. Jalan Mesjid Raya,

11. Jalan Jenderal Sudirman, 12. Jalan Nusantara,

13. Jalan Kalimantan, 14. Jalan Budi Utomo, 15. Jalan Setiabudi, 16. Jalan Saman Bujang I, 17. Jalan Saman Bujang II, 18. Jalan Sejahtera, 19. Jalan Niaga,

20. Jalan Kepol Mahmud, 21. Jalan Pasar Turi, 22. Jalan Bawal, 23. Jalan Sama-sama, 24. Jalan GM. Situt,

25. Jalan Raya Singkawang-Sagatani, 26. Jalan Kridasana, dan

27. Jalan Yohana Godang.

b. Kawasan Subpusat Pelayanan Kota dengan kawasan utama:

1. di kawasan Pasar sedau hingga Pasar Sakok di Jalan Pasar Raya Sedau, Jalan Saliung, dan Jalan Tanjung Batu di Kelurahan Sedau,

2. di kawasan Pasar Lirang Kelurahan Sedau, 3. di kawasan Pasar Pajintan Kelurahan Pajintan,

4. di kawasan Pasar Semelagi Kecil hingga kawasan pertokoan di Setapuk Besar di Kelurahan Semelagi Kecil dan Kelurahan Setapuk Besar,

5. di kawasan pertokoan di Kelurahan Bagak Sahwa, dan 6. di kawasan Pasar Sagatani Kelurahan Sagatani.

c. Kawasan Pusat Lingkungan dengan kawasan utamanya ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis atau rencana detail kawasan kota.

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-40

Keberadaan kawasan perkantoran pemerintah yang cenderung terkonsentrasi di sekitar persimpangan Jalan Alianyang dan Jalan Firdaus pada masa rencana tidak direncanakan mengalami perubahan. Untuk mengantisipasi kepadatan lalulintas di jalan arteri primer (Pontianak-Sambas) pada masa mendatang, maka untuk perkantoran swasta diarahkan pengembangannya di kawasan pengembangan baru pusat perdagangan dan jasa komersial.

E. Kawasan Permukiman dan Perumahan

Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapai dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kawasan permukiman direncanakan dikembangkan secara dominan ke arah timur laut kota yakni mulai dari koridor Jalan Demang Akub hingga koridor Jalan Matang Lintang. Untuk memacu perkembangan kawasan-kawasan perumahan baru, maka dalam periode lima tahunan pertama, perlu segera direalisasikan pembangunan drainase terusan Sungai Wie yang diiringi pembangunan jalan lingkar utara hingga timur yang menghubungkan antara daerah sekitan jembatan Sungai Wie dengan daerah sekitar Jl. Bukit Burung. Kawasan permukiman dapat dikonversi untuk perkantoran, perdagangan skala kecil (maksimum empat ruko yang berdampingan), fasilitas sosial (peribadatan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan), SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) dengan koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum 75%. Khusus untuk pengembangan kawasan perumahan skala besar baru (lebih dari 10 unit dan permohonan perijinannya dilakukan setelah RTRWK tersebut disosialisasikan), diarahkan pengem-bangannya pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan permukiman dan perumahan selain dari:

1. daerah di sisi barat jalan regional Pontianak-Sambas

2. berjarak kurang dari 300 meter dari batas RTH penyangga TPA.

3. dalam daerah yang dikelilingi jalan lingkar regional yang mengelilingi kawasan G. Raya-Pasi.

4. kawasan dilarang mendirikan bangunan sebagaimana diatur dalam KKOP (kawasan kesela-matan operasi penerbangan).

Penentuan KDB pada kawasan permukiman secara detail diatur lebih lanjut dalam RDTRK.

(kota singkawang)

pt. trias erisko konsultan V-41

Kawasan pertahanan dan Keamanan di wilayah Kota Singkawang berada di empat lokasi yaitu di Kelurahan Sedau (Secata dan Sartaif), Kelurahan Pasiran (Kodim), dan di Kelurahan Pajintan (Yonif 641). Keempat kawasan tersebut dipertahankan keberadaannya pada masa rencana.

G. Kawasan Pendidikan

Kawasan pendidikan tinggi diarahkan pengembangannya mendekati Kantor Camat Singkawang Utara. Pengembangan kawasan tersebut hendaknya didahului dengan pembangunan kanal terusan Sungai Wie untuk menghindari kemungkinan banjir kiriman dari daerah hulu S. Singkawang (Hang Mui). Untuk kawasan pendidikan jenjang yang lebih rendah dapat mengkonversi lahan yang direncanakan sebagai kawasan permukiman dan kawasan pertanian lahan kering.

H. Kawasan Industri

Kawasan industri direncanakan pengembangannya tidak jauh dari jalan yang direncanakan sebagai pengalihan jalan arteri primer di Kelurahan Sedau yakni di sebelah tenggara G. Hak Sak Kok atau di sebelah barat daya G. Jamthang.