• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

C. Rencana Tindakan

Penelitian PTK ini akan dilakukan dalam dua siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan dua siklus dalam penelitian ini karena sesuai dengan salah satu salah satu syarat PTK yaitu penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan (Arikunto, 2008:23). Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yang pada masing-masing pertemuan terdiri dari 1-2 jam pelajaran.. Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuannya terdiri dari 1-2 jam pelajaran. Durasi waktu pada masing-masing jam pelajaran adalah 35 menit. Pada setiap kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, akan diakhiri dengan pemberian lembar refleksi dan lembar kuisioner. Pada akhir pertemuan di siklus I dan siklus II akan diadakan evaluasi. Evaluasi berupa pemberian tes tertulis pada siswa. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh peneliti untuk melakukan penelitian ini antara lain:

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti dimulai dengan memilih SD yang akan digunakan untuk melakukan penelitian yaitu di SD Negeri Nogotirto. Setelah itu, peneliti meminta ijin kepada Kepala SD Negeri

Nogotirto untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah, peneliti meminta surat izin penelitian di sekretariat PGSD, yang selanjutnya surat tersebut peneliti serahkan ke SD Negeri Nogotirto. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan wawancara, observasi, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi data kelas IVA untuk melihat data awal. Setelah didapat data awal, peneliti selanjutnya mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dialami oleh siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2013/ 2014. Peneliti kemudian menyusun proposal penelitian, mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan menyusun rencana penelitian setiap siklus sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang telah peneliti temukan.

a. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Kegiatan observasi yang dilakukan pada tahap persiapan memberikan gambaran mengenai situasi kelas ketika kegiatan pembelajaran IPA, maka langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Siklus I

Siklus I ini akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Setiap pertemuannya dialokasikan waktu 2 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus I akan menggunakan pendekatan student centered learning (SCL) model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan melakukan percobaan secara berkelompok.

Pada pertemuan terakhir akan digunakan untuk kegiatan evaluasi dengan tes tertulis.

Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mengenai perubahan wujud benda. Selanjutnya peneliti menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri atas silabus, RPP, LKS, materi ajar, instrumen penilaian, dan lembar evaluasi. RPP pada kegiatan inti peneliti susun berdasarkan tujuh langkah model PBL yaitu identifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan,

dan penilaian. Peneliti selanjutnya menyusun instrumen

pengumpulan data yang terdiri atas rubrik pengamatan minat, kuesioner, dan pedoman wawancara. Setelah itu peneliti melakukan pengujian (validitas dan reliabilitas) terhadap instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang telah peneliti buat. Setelah diujikan, peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan

Siklus I ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Masing- masing pertemuan akan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah peneliti buat dalam RPP yaitu dengan menggunakan

tujuh langkah model PBL. Ketujuh langkah itu terdiri dari langkah identifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan dan penilaian. Pada setiap pertemuannya dialokasikan waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan pertama siswa mendapat penjelasan mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari yaitu mengenai perubahan wujud benda dari cair ke padat dan perubahan wujud benda dari padat ke cair. Setelah itu siswa diberikan sebuah permasalahan mengenai peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi padat dan sebaliknya. Selanjutnya, siswa bekerja secara berkelompok untuk mengerjakan LKS. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa. LKS berisi petunjuk untuk siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar berupa percobaan mencairkan coklat dan membekukan coklat.

Pertemuan kedua siswa juga mendapat penjelasan terkait dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang perubahan wujud benda cair menjadi gas dan perubahan wujud benda gas menjadi cair. Setelah itu siswa diberikan suatu permasalahan yang terkait dengan materi tersebut. Siswa selanjutnya juga diminta untuk mengerjakan LKS secara berkelompok, sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. LKS yang berisi

petunjuk untuk melakukan percobaan memasukkan es ke dalam gelas dan peristiwa perebusan air.

Pada pertemuan ketiga siswa juga diberi penjelasan tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang perubahan wujud benda padat menjadi gas. Sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, siswa diminta mengerjakan LKS yang berisi petunjuk untuk melaksanakan percobaan memanaskan kapur barus. Pada akhir kegiatan pembelajaran dari setiap pertemuan, siswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi siklus 1, dan lembar kuesioner yang telah disediakan peneliti.

Pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA kelas IVA dan mahasiswa. Guru berperan untuk menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan instrumen pembelajaran dalam penelitian. Sedangkan mahasiswa berperan sebagai pembantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru berperan untuk melakukan kegiatan pembelajaran karena peneliti menganggap bahwa guru memiliki kompetensi dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan mampu mengkondisikan kelas dengan baik. Selain itu, peneliti juga ingin menghindari adanya bias perilaku dari siswa apabila peneliti berperan dalam menjalankan pembelajaran. Hal ini peneliti lakukan karena peneliti ingin melihat kondisi kelas secara nyata dan dengan kondisi

sebenar-benarnya dalam penelitian yang peneliti lakukan, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk melihat minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan siswa dengan model PBL. Pengamatan atau observasi terhadap minat siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan pada lembar pengamatan yang telah peneliti buat sebelumnya. Pengamatan terhadap minat siswa merupakan pengamatan deskriptif terhadap minat dilihat dari sikap siswa dalam belajar. Pengisian lembar pengamatan tersebut akan dilakukan oleh rekan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan pengamatan dilakukan pada pra penelitian, pertemuan pertama, pertemuan kedua, hingga pertemuan ketiga.

Selain dari observasi, minat siswa selama kegiatan pembelajaran juga peneliti dapat dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan pada siswa pada setiap akhir pertemuan. Berdasarkan hasil perhitungan minat siswa dari lembar kuesioner, dapat terlihat ada tidaknya peningkatan minat siswa pada siklus I dengan model PBL. Hasil tersebut diperkuat dengan adanya hasil deskripsi lembar observasi yang rekan peneliti lakukan selama pembelajaran berlangsung.

Refleksi

Refleksi peneliti lakukan berdasarkan hasil kuesioner tentang adanya peningkatan minat siswa pada siklus I pertemuan 1, 2, 3. Apabila tidak ada peningkatan yang terlihat berdasarkan empat indikator minat, maka akan dilakukan peningkatan terhadap indikator yang belum meningkat pada siklus II. Indikator yang telah meningkat pada siklus I, pada siklus II akan dilakukan pemantapan.

Selain melihat ada tidaknya peningkatan minat, pada kegiatan refleksi guru dan peneliti juga mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian penting yang ada dalam kegiatan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi siklus I ini akan dijadikan pertimbangan bagi peneliti untuk melanjutkan ke siklus II agar kesulitan, dan hambatan yang terjadi di siklus II dapat dikurangi dan dapat meningkatkan indikator yang belum meningkat pada siklus I.

b) Siklus II

Siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yang setiap pertemuannya terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35menit). Kegiatan pembelajaran pada siklus II juga akan menggunakan pendekatan SCL

Rencana Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II dimulai dengan menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, materi ajar, instrumen penilaian, dan lembar evaluasi, serta menyiapkan instrumen pengumpulan data yang terdiri lembar kuesioner dan lembar observasi. Kegiatan pembelajaran dalam RPP siklus II peneliti susun berdasarkan hasil refleksi siklus I, untuk meningkatkan indikator yang belum meningkat, dan mengihindari adanya pengulangan kesalahan yang terjadi pada siklus I. RPP pada kegiatan inti peneliti susun berdasarkan tujuh langkah model PBL yaitu identifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, dan penilaian. Selanjutnya peneliti melakukan pengujian (validitas dan reliabilitas) terhadap instrument pembelajaran yang peneli buat. Peneliti tidak melakukan pengujian terhadap instrument pengumpulan data karena peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data yang sama dengan siklus I. Setelah semua instrumen yang diperlukan sudah diuji, peneliti selanjutnya menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pembelajaran.

Pelaksanaan

Siklus II akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Masing- masing pertemuan akan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang

telah peneliti buat dalam RPP yaitu dengan menggunakan tujuh langkah model PBL. Ketujuh langkah itu terdiri dari langkah identifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan dan penilaian. Pada tiap pertemuannya dialokasikan waktu 2 jam pelajaran. Pada pertemuan pertama siswa mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari mengenai bahan-bahan penyusun benda. Setelah itu siswa diberikan sebuah masalah terkait dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa secara berkelompok mendapatkan LKS yang berisi kegiatan belajar yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah dengan melakukan pengamatan terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekolah.

Pertemuan kedua, siswa mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang sifat dan manfaat penyusun benda. Siswa diminta untuk mengingat-ingat bahan penyusun benda yang telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu siswa diberi masalah tentang sifat dan manfaat dari bahan penyusun benda yang telah mereka pelajari. Siswa diberikan LKS yang akan dikerjakan secara berkelompok guna memecahkan masalah tersebut. Setiap kelompok terdiri atas 5 sampai 6 orang siswa. Siswa kemudian

melakukan pecobaan mengenai sifat dan manfaat penyusun benda. Seperti pada siklus I, setiap akhir kegiatan pembelajaran siswa diberikan lembar evaluasi untuk mengetaui prestasi siswa dan lembar kuesioner untuk mengetahui minat siswa dalam belajar IPA.

Pelaksana tindakan pada siklus II ini juga dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA kelas IVA dan mahasiswa dengan alasan yang sama dengan siklus I.

Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan kegiatan observasi pada siklus I. Peneliti dibantu oleh rekan peneliti dalam melakukan observasi atau pengamatan untuk mengetahui minat belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengisi lembar pengamatan yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Kegiatan observasi dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Selain dari pengamatan, peneliti juga mendapatkan data minat siswa dalam belajar IPA dari kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan.

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang didukung dengan deskripsi hasil pengamatan , dapat terlihat ada tidaknya peningkatan minat siswa dalam belajar berdasarkan empat indikator minat. Apabila ada peningkatan dan semua indikator telah meningkat dan memenuhi target, maka tindakan akan berakhir pada siklus II. Apabila ada indikator

masih belum ada peningkatan, maka peneliti akan melakukan tindakan siklus III.

Refleksi

Seperti pada siklus I, refleksi peneliti lakukan berdasarkan hasil observasi tentang ada tidaknya peningkatan minat siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2. Apabila tidak ada peningkatan yang terlihat berdasarkan empat indikator minat, maka akan dilakukan peningkatan terhadap indikator yang belum meningkat pada siklus III. Indikator yang telah meningkat pada siklus II, pada siklus III akan dilakukan pemantapan.

Selain melihat ada tidaknya peningkatan minat peneliti dengan guru juga mengkaji proses pembelajaran yang telah berlangsung selama siklus II. Peneliti dan guru mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian penting yang ada di dalam kegiatan pembelajaran selama siklus II. Peneliti kemudian melihat tingkat minat dan prestasi belajar siswa selama melakukan kegiatan belajar IPA pada siklus II, dengan melakukan perhitungan hasil pengisian lembar observasi, lembar kuesioner dan hasil belajar siswa dari pengerjaan soal evaluasi. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan tingkat minat dan prestasi belajar pada siklus I, dan sebelum diberikan tindakan. Apabila setelah dibandingkan terjadi adanya peningkatan, maka penelitian ini akan dihentikan sampai siklus II. Sebaliknya, apabila setelah dibandingkan terlihat adanya penurunan dari penghitungan minat

dan prestasi belajar IPA, maka peneliti akan melanjutkan penelitian ini pada siklus III, sampai peneliti melihat adanya peningkatan minat dan prestasi belajar IPA.

Dokumen terkait