• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Dampak Pemberian Humanitarian Assistance oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa-Bangsa di Syrian Arab Republic

2. Resolusi General Assembly dalam Pemberian Humanitarian Assistance di

Syrian Arab Republic

Sifat dari resolusi Majelis Umum ini juga harus diuji sifat, ruang lingkup serta akibat hukumnya, resolusi dari majelis umum yang berkaitan dengan lingkungan internal dan pelaksaan fungsi organ Perserikatan Bangsa-Bangsa jika sebelumnya

93 tidak dinyatakan sebahgai rekomendasi maka sifatnya memaksa dan mengikat misalnya resolusi mengenai pelaksanaan fungsi keuangan, admionistrasi majelis, penempatan item-item dalam agenda majelis, pengakuan anggota baru, penunjukan Sekertaris Jendral dan pemilihan hakim-hakim di Mahkamah Internasional115. Sedangkan resolusi-resolusi majelis umum terkait dengan lingkungan eksternal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sifatnya adalah rekomendasi atau lebih bersifat himbauan yang ditujukan kepada negara, sebagian negara, para pelaku misalnya: kepada kelompok-kelompak yang secara terorganisisr berjuang untuk kemerdekaanya atau penentuan nasib sendiri, organ-organ Perserikatan Bangsa-bngsa. Isi dari resolusi ini dapat berupa procedural maupun substantive dan dapat berupa keduannya. Secara keseluruhan resolusi dari Majelis Umum ini tidak mengikat atau hanya berupa himbauan namun kebanyakan juga di jadikan hukum kebiasaan yang biasanya mengacu pada resolusi sebelumnya. Resolusi majelis umum yang dikeluarkan untuk Suriah ini pun mengacu pada resolusi sebelumnya yakni resolution 66/176 of 19

December 2011, as well as Human Rights Council Resolutions S-16/1 of 29 April 2011,1 S-17/1 of 23 August 20111 and S-18/1 of 2 December 2011.

Non-Internasional Armed Conflict yang terjadi di Suriah telah mengakibatkan

banyak korban jiwa hingga banyaknya penggungsi yang harus keluar dari negara tersebut dikarenakan rasa takut dan tidak aman berada di negaranya sendiri. Melihat kenyataan tersebut General Assembly atau Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan dua resolusi untuk menanggapi keadaan yang terjadi di Suriah,

115. James Barros, United Nations Past, Present, and Future, 1984, The Free Press, Hlm: 104

94 resolusinya yaitu : (i). A/RES/66/253 Resolution adopted by the General Assembly the

Situation in the Syrian Arab Republic dan (ii). A/RES/66/176 Resolution adopted by

the General Assembly the Situation of Human Right in the Syrian Arab Republic,

pada kedua resolusi ini Majelis Umum masih menghimbau agar Suriah menghentikan kekerasan bersenjata yang dilakukan terhadap penduduk sipilnya, mengingatkan kembali kewajiban Suriah sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia internasional serta menjalin hubungan baik antar sesama anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat sipil yang menjadi korban atas konflik bersenjata ini.

Dengan keluarnya resolusi dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa maka dimulailah bantuan kemanusiaan yang masuk kepada para korban yang berada diwilayah Suriah maupun para pengungsi yang terpaksa keluar dari Suriah. Bantuan kemanusiaan ini kebanyakan berasal dari organ khusus Perserikatan Bangsa-Bnagsa yang ditugaskan dengan adanya resolusi ini misalnya : (i). UNHCR untuk masalah Penggungsi (ii). WHO untuk masalah kesehatan (iii). FAO unmtuk masalah makanan para pengungsi dan (iv). UNICEF untuk masalah pendidikan anak yang berada diwilayah penggungsian116, organ-organ dari perserikatan Bangsa-Bangsa ini tidak bekerja sendirian melainkan juga bekerjasama dengan Non-Government Organization yang ada diwilayah negara tersebut. Usaha yang dilakukan organ-organ dibawah perserikatan Bangsa-Bangsa hingga saat ini masih berjalan dan dilakukan guna mengurani penderitaan rakyat sipil yang berada di wilayah konflik saat ini.

116. http://www.cfr.org/syria/un-general-assembly-resolution-66253-syria/p27403, diakses pada 13 Maret 2013, pukul 13.07 WIB.

95 3. Resolusi Security Counsil dalam Pemberian Humanitarian Assistance di

Syrian Arab Republic

Dewan Keamanan merupakan salah satu organ utama dari Perserikatan Bangsa- Bangsa yang mempunyai tugas untuk menjaga keamananan dan perdamaian dunia. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Keamanan mempunyai wewenang dalam melaksanan tugasnya sesuai dengan Article 24 of UN Charter menyatakan bahwa untuk menjamin tindakan yang cepat dan efektif oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa maka para anggotanya memberikan tanggung jawab utama kepada Dewan Keamanandalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan sepakat bahwa didalam melaksanakan tugas-tugasnya Dewan Keamanan mengatas namakan seluruh anggota serta dalam Chapter VI,VII,VIII,dan XII dalam United Nations Charter.

Pada situasi konflik yang sudah berlangsung sejak Mei 2011 Dewan Keamananbelum bisa melakukan atau mengabil tindakan tentang apa untuk menghentikan konflik bersenjata antara pemerintah Suriah dengan rakyat sipil yang mengakibatkan banyak jatuh korban jiwa dan terjadi kekacauan lain dalam negeri Suriah. Pada saat pemungutan suara 4 Oktober 2011 di dalam Dewan Keamanan Rusia dan Cina menggunakan hak vetonya atas apa yang terjadi di Suriah, kedua negara ini menakutkan jika resolusi ini disetujui akan terjadi intervensi seperti di Lybia117. Tidak jalannya lobi akibat veto yang digunakan kedua negara ini membuat lambatnya kinerja dari Dewan Keamanan.

117. http://icrtopblog.org/2011/10/07/un-security-council-fails-to-uphold-its-responsibility-to-protect-in-syria/, diakses pada 13 Maret 2012 pukul 15.07 WIB.

96 Hingga 15 Desember 2011 masih terjadi polemik tersendir di dalam Dewan Keamananyang belum juga menyepakati mengenai resolusi yang akan dikeluarkan untuk segera menghentikan kekerasan di Suriah, pada 15 Desember itu Rusia membawa rancangan draf baru resolusi yang di dalamnya tidak mencantumkan mengenai adanya intervensi militer untuk Suriah hal ini sangat tidak disetujui oleh Prancis, Jerman dan Amerika serikat yang menganggap bahwa resolusi yang di bawa Rusia ini terlalu lunak untuk Suriah.

Akhirnya pada 14 April 2012 Dewan Keamanan berhasil mengeluarkan resolusinya yang pertama unruk merespon keadaan di Suriah dengan nomer resolusi S/RES/2042(2012) dalam resolusi ini menguatkan dan mendukung Joint Special

Envoy for the United Nations and the League of Arab States yang di prakarsai oleh

Kofi Annan yang bekerja sesuai dengan resolusi majelis umum nomer A/RES/66/253 pada 16 Februari 2012, penghormatan penuh terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan kesatuan wilayah dan pemerintahan Suriah serta menugaskan kepada UNHCR untuk menyediakan layanan dan bantuan kemanusiaan bagi para penggungsi dan orang yang kehilangan tempat tinggal118. Inilah resolusi yang mendasari masuknya

Humanitarian Assistance di wilayah Suriah dan negara – negara tujuan penggungsi

yakni : Jordania, Mesir, Iraq, Turki dan Lebanon119.

118. Lihat Resolusi Dewan KeamananS/RES/2042(2012) :

Expressing its appreciation of the significant efforts that have been made by the States bordering Syria

to assist Syrians who have fled across Syria’s borders as a consequence of the violence, and requesting UNHCR to provide assistance as requested by member states receiving these displaced persons,

119. http://data.unhcr.org/syrianrefugees/regional.php, diakses pada 13 Maret 2013 pada pukul 16.30 WIB.

97 Seminggu kemudian pada 21 April 2012 Dewan Keamananberhasil mengeluarkan resolusinya yang kedua untuk merespon keadaan di Suriah dengan nomer resolusi S/RES/2043(2012) dalam resolusi ini hanya menguatkan dan mendukung Joint Special Envoy for the United Nations and the League of Arab

States yang di prakarsai oleh Kofi Annan yang bekerja sesuai dengan resolusi majelis

umum nomer A/RES/66/253 pada 16 februari 2012, penghormatan penuh terhadap kedaulatan,kemerdekaan dan kesatuan wilayah dan pemerintahan Suriah120, dan dalam resoludi ini memang tidak dinyatakan mengenai adanya intervensi militer dari Dewan Keamanankepada Suriah namun Dewan Keamananmenugaskan United

Nations Supervision Mission In Suriah (UNSMIS) untuk melakukan pengawasan dan

memonitor terjadinya konflik bersenjata, pelanggaran kemanusiaan yang nantinya akan di bawa kedalam rapat Dewan Keamananuntuk mengambil tindakan lebih lanjut serta membantu terlaksanannya Envoy’s six point Proposal yang merupakan kerjasama antara negara Liga Arab dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sesuai dengan resolusi 2043 dari Dewan Keamanan121.

120. Lihat Resolusi Dewan KeamananS/RES/2043(2012) :

Reaffirming its strong commitment to the sovereignty, independence, unity and territorial integrity of

Syria, and to the purposes and principles of the Charter,

Reaffirming its support to the Joint Special Envoy for the United Nations and the League of Arab

States, Kofi Annan, and his work, following General Assembly resolution A/RES/66/253 of 16 February 2012 and relevant resolutions of the League of Arab States

121

. Ibid., : Decides to establish for an initial period of 90 days a United Nations Supervision

Mission in Syria (UNSMIS) under the command of a Chief Military Observer, comprising an initial deployment of up to 300 unarmed military observers as well as an appropriate civilian component as required by the Mission to fulfil its mandate, and decides further that the Mission shall be deployed expeditiously subject to assessment by the Secretary-General of relevant developments on the ground, including the consolidation of the cessation of violence; Decides also that the mandate of the Mission shall be to monitor a cessation of armed violence in all its forms by all parties and to monitor and support the full implementation of the Envoy’s six-point proposal;

98 4. Dampak Pemberian Humanitarian Assistance bagi negara Syrian

a. Dampak ke dalam Negeri Syrian Arab Republic

Terjadinya konflik di negara Suriah dapat dikatakan sebagai imbas dari pergolakan politik yang terjadi di wilayah Tunisia dan Mesir pada Mei 2011122, gerakan massa yang melakukan protes dan demonstrasi di Suriah pada awalnya menuntut perombakan pada sistem pemerintahan di Suriah agar lebih demokratis dan pemberian kebebasan berbicara dan berkumpul bagi para warganya karena menurut warga Suriah pemerintahan Presiden Assad sat ini cenderung otoriter123, Disisi lain pemerintah resmi Suriah meneluarkan pendapat yang berbeda dengan apa yang dituntut oleh rakyat Suriah, pemerintahan Presiden Assad menolak memenuhi permintaan para demonstran dan pemerintah menolak bertanggungjawab atas serangan terhadap para demonstran124. Inilah yang merupakan awal dari konflik di negara Suriah.

Semakin rumitnya situasi di Suriah hingga saat ini juga diakibatkan oleh tertutupnya pemerintah Suriah untuk bantuan dari dunia internasional, Presiden Assad malah memnerintahkan para tentara untuk melakukan penjagaan di wilayah-wilayah yang dihuni oleh masyarakat sipil dan para demonstran dengan mengerahkan kekuatan militer penuh serta membatasi jumlah pasokan air, makanan dan medis

122. Spenser Zifcak, the Responsibility to Protect after Libya and Syria, Melbroune Jurnal of International Law , Juni 2012, Hlm: 10

123. Ibid., Hlm: 12

124. http://www.responsibilitytoprotect.org/index.php/crises/crisis-in-syria, diakses pada 14 Maret 2013 pukul 10.39 Wib.

99 kepada para masyarakat Suriah yang menjadi korban dalam konflik bersenjata ini125. Dari laporan Amnesty International menyatakan bahwa pembatasan akses kesehatan dan rumah sakit kepada rakyat sipil yang menjadi korban kekerasan bersenjata oleh pemerintah Suriah dengan pemberlakuan kontrol akses masuk kedalam sarana kesehatan dan juga menolak akses bantuan kemanusiaan dari negara-negara disekitarnya juga dari organisasi kemanusiaan, Office of the High Comisioner Human

Right (OHCHR) yang ditugaskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memantau

keadaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah.

Namun setelah mengadakan pembicaraan tertutup dengan pemerintah Suriah, Pemerintah Suriah mengijinkan misi pemantauan keadaan HAM yang bernama

United Nations Supervision Mission in Suriah (UNSMIS) untuk masuk dan

memantau keadaan HAM di Suriah dengan ditengahi dan didampingi oleh Liga Arab dan dipimpin oleh Kofi Anan126, namun jalannya pemantauan ini pun masih sering di intimidasi oleh tentara nasional dari Suriah127.

Semakin memburuknya situasi di Suriah membuat masyarakat internasional mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi besar yang ada di dunia untuk segera mengatasi masalah kekerasan bersenjata dan segera memberikan bantuan kemanusiaan kepada para rakyat Suriah yang menjadi korban disana. Maka Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Majelis Umum pada awalnya mengeluarkan

125. Ibid., Hlm: 5

126. http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unsmis/mandate.shtml, diakses pada 14 Maret 2013 pukul 11.47 WIB.

100 resolusi mengenai keadaan HAM yang terjadi di Suriah kemudian disusul resolusi yang akhirnya dikeluarkan oleh Dewan Keamananyang pada awalnya mengalami kebuntuan karena Rusia dan Cina menggunakan Hak Veto atas usulan resolusi awalnya, namun pada 14 dan 21 April di sepakati oleh Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang isisnya menguatkan resolusi yang dikeluarkan oleh Majelis Umum mengenai keadaan HAM yang ada di Suriah dan di perlukannya Bantuan Kemanusiaan kepada masyarakat Suriah ditambah Perserikatan Bangsa-Bangsa menugaskan UNHCR untuk mengurus masalah bantuan kemanusiaan yang akan bekerjasama dengan organ-organ PBB yang berkaitan dalam pemberian bantuan kemanusiaan dan juga bekerjasama dengan Non-Governmental Organization lokal yang akan membantu dalam pendistribusian bantuan kemanusiaan kepada para korban dan penggungsi Suriah dan Memberikan Mandat kepada UNSMIS untuk melakukan control dan pengawasan terhadap kekerasan kemanusiaan yang terjadi di Suriah untuk kemudian dilaporkan ke Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Suriah128. Pada bulan Juli 2012 bantuan kemanusiaan mulai masuk ke dalam wilayah Syrian dan lebih dari 800.000 pengungsi dan para korban mulai mendapat bantuan kemanusiaan berupa makanan, layanan kesehatan, pendidikan bagi anak-anak korban konflik dan kekerasan bersenjata yang terjadi diwilayah tersebut129

128. Lihat resolusi Dewan Keamanan: S/RES/2043(2012) 129. Diakses di

http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/G12/172/59/PDF/G1217259.pdf?OpenElement , pada 14 Maret 2013 pukul 15.51 WIB.

101 Suriah sebagai negara pihak130 yang menandatangani United Nations Charter mempunyai kewajiban untuk memenuhi kewajiban sebagai negara anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa antara lain : (i). memelihara perdamaian dan keamanan dunia dengan melakukan secara bersama tindakan-tindakan yang dianggap efektif jika terjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia (ii). Mengembangkan hubungan kerjasama antar negara anggota berdasarkan prinsip persamaan hak dan hak untuk menentukan nasib sendiri (iii). Mengadakan kerjasama internasional disegala bidang dan juga mengusahakan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia131, dari tujuan yang sudah tercantum dalam Piagam PBB maka Suriah sebagai negara anggota harus melakukan kewajibannya tersebut. Negosisasi antara pemerintah Suriah dengan PBB yang diwakili oleh Kofi Anan sebagai duta PBB mengalami beberapa kendala karena sikap tertutupnya Negara ini. Namun negosisasi ini berhasil dan menghasilkan kesepakatan bahwa Suriah membuka diri atas bantuan kemanusiaan yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui UNHCR dan badan yang berada dibawahnya untuk membantu para pengungsi dan korban akibat dari konflik dan sengketa tersebut dan bekerjasama dengan Non-Governmental

Organization yang berada di wilayah Suriah ataupun negara tujuan penggungsi132.

130. Syrian Arab Republic telah menjadi anggota PBB sejak 24 desember 1945, Lihat di http://www.un.org/en/members/index.shtml,. Diakses pada 14 Maret 2013 pukul 12.18 WIB.

131. Lihat Article 1 UN Charter

102 b. Dampak Terhadap Negara yang Berbatasan Langsung dengan Syrian

Arab Republic

Pemberian bantuan kemanusiaan pada para korban kekerasan bersenjata antara pemerintah dan rakyat sipil yang terjadi di Suriah mendapat respon yang cepat dari banyak kalangan masyarakata dan organisasi-organisasi internasional yang mengutuk perbuatan dari Presiden Suriah karena kekerasan yang dilakukan. Meskipun pada awal berlangsunganya konflik dari pihak pemerintah menyatakan tidak ingin bertanggungjawab atas kekacauan dan penembakan yang terjadi saat berlangsungnya demonstrasi namun adanya desakan dari masyarakat internasional dengan perwakilan dari beberapa organisasi regional negara-negara mampu meyakinkan kepada Presiden Assad untuk mau membuka akses terhadap bantuan kemanusiaan yang ditawarkan melalui organ-organ PBB ataupun International Non-Governmental Organization (INGO) yang bergerak pada bidang bantuan kemanusiaan.

Salah satu organ dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditugaskan untuk membantu para pengungsi dan para korban kekerasan bersenjata adalah UNHCR yang kemudian langsung merespon tugas yang dimandatkan. UNHCR tidak hanya bekerja pada wilayah Suriah namun juga menyebar ke negara-negara tujuan penggungsi yang lebih dahulu telah keluar dari Suriah.di negara-negara tersebut UNHCR dibantu oleh Non-Governmental Organization (NGO) dalam melaksanan tugas dan wewenangnya mengatasi masalah penggungsi dan penyediaan kebutuhan-kebutuhan para korban konflik lainnya.

103 Bagi negara yang berbatasan langsung dengan Suriah antara lain Turki, Iraq, Lebanon, Mesir dan Jordania hal ini merupakan masalah baru bagi negara tersebut. Karena masuknya para penggungsi di wilayah mereka tidak di duga sebelumnya dan tiap negara memberlakukan kebijakan yang berbeda terhadap para pengungsi. beberapa kebijakan yang diterapkan negara tujuan penggungsi Suriah yang bekerjasama dengan UNHCR antara lain :

(i). JORDANIA

Negara wilayah tujuan penggungsi yang pertama adalah Jordania, karena Jordania merupakan negara yang letaknya paling dekat dengan Suriah. Sejumlah 289.268 orang penggungsi memasuki wilayah ini sejak Januari 2012 hingga Januari 2013133. UNHCR juga bekerjasama dengan beberapa NGO lokal yang berada diwilayah tersebut untuk melakukan distribusi dan pelaksanaan Bantuan kemanusiaan yang akan disalurkan kepada para korban kekerasan dan para penggungsi yang keluar dari Suriah menuju negara tersebut.

(ii). MESIR

Mulai bulan Juni 2012 para penggungsi memasuki wilayah Mesir hingga Maret 2013 ini jumlahnya mencapai 18.404 orang dan sekitar 10.000 orang masih menunggu registrasi dari UNHCR. Para pengungsi yang memasuki wilayah mesir

133. http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=107, diakses pada 14 Maret 2013 pukul : 17.39 Wib

104 melakukan pendataan di wilayah Alexandria sejumlah 6007 orang sedangkan 1350 orang melakukan registrasinya di wilayah Damietta134.

Bantuan kemanusiaan yang berjalan di wilayah mesir merupakan hasil kerjasama antara UNHCR dan beberapa NGO lokal di wilayah tersebut, misalnya : untuk masalah perlindungan anak UNHCR bekerjasama dengan UNHCR dan PSTIC Mesir dalam mengadakan dan mendirikan sekolah darurat dan mendirikan traumatic Center untuk anak korban kekerasan bersenjata135.

Mesir sebagai negara yang membuka aksesnya bagi para pengunggsi untuk menjadi pencari suaka diwilayah negara tersebut sejak bulan juni 2012 dan hingga hari ini. Ini merupakan salah satu wujud dari solidaritas dan dukungan negara Mesir agar pemerintah Suriah dengan segera menghentikan kekerasan bersenjata yang dilakukan kepada rakyat sipil di Suriah.

(iii). TURKI

Negara Turki merupakan negara kedua tujuan dari para penggungsi Suriah, sejak Januari 2012 hingga Januari 2013 nampak pergerakan drastic dari para penggungsi yang memasuki wilayah ini. Pemerintah Turki telah memulai pendaftaran pengungsi Suriah yang tinggal di daerah perkotaan. Sampai saat ini, 40.954 pengungsi Suriah telah terdaftar dan sekitar 31.000 warga Suriah lanjut sedang menunggu pendaftaran, sehingga jumlah lebih dari 258.000. Pemerintah Turki

134. http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8, diakses pada 14 Maret 2013 pukul 17.13 WIB.

105 memperkirakan bahwa ada 400.000 Suriah di negara itu136. Diwilayah ini UNHCR juga bekerjasama dengan beberapa NGO lokal yang berada di wilayah tersebut untuk melakukan distribusi dan pelaksanaan Bantuan kemanusiaan yangakan disalurkan kepada para korban kekerasan dan para penggungsi yang keluar dari Suriah menuju Turki.

(iv). LEBANON

Di negara Lebanon para penggungsi mulai masuk pada bulan Maret 2012 sekitar 131.184 orang penggungsi yang terdaftar maupun belum terdaftar memasuki wilayah Lebanon. Hingga kini tercatat hampir sekitar 220.525 orang penggungsi yang berada diwilayah negara tersebut137.

UNHCR pun memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah ini dengan bekerjasama dengan banyak NGO lokal di wilayah tersebut dalam melakukan distribusi dan penyaluran bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan oleh para penggungsi dan korban kekerasan oleh pemerintah Suriah dan mencari suaka di Negara tersebut.

136. http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=224, diakses pada 14 Maret 2013 pukul 17.46 Wib

137. http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=122, diakses pada 14 Maret 2013 pukul 17. 51 Wib

106 (v). IRAQ

Negara ke lima yang menjadi tujuan para penggungsi adalah Iraq, para penggungsi mulai masuk sejak Maret 2012 hingga Maret 2013, jumlah total penggungsi yang masuk kedalam wilayah ini sekitar 112.954 orang baik yang terdata ataupun yang belum terdata.

UNHCR pun memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah ini dengan bekerjasama dengan banyak NGO lokal di wilayah tersebut dalam melakukan distribusi dan penyaluran bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan oleh para penggungsi dan korban kekerasan oleh pemerintah Suriah dan mencari suaka di negara tersebut

Dari jumlah data yang tersebutkan di atas dapat dilihat dampak yang ditimbulkan dari adanya sengketa yang terjadi di Suriah terharap negara yang berbatasan langsung dengan Suriah. Akibatnya banyak para penduduk yang merasa terancam oleh tindakan dari pemerintah Suriah yang melakukan kekerasan bersenjata kepada rakyatnya sehingga menimbulkan ketakutan dan keluarnya sejumlah besar penduduk Suriah.

Negara-negara yang berada disekitar Suriah pada awalnya enggan menerima para penggungsi yang menyebar di wilayah mereka, namun para akhirnya negara-negara ini menerima dengan menempatkan para penggungsi kedalam wilayah-wilayah penggungsian yang ditentukan oleh negara tempat tujuan penggungsi tersebut.

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN