• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

7) Bagian Utility

4.5. Analisis Gap Kompetensi Sumber Daya Manusia

4.5.3. Responden Kepala Unit Departemen Weaving

Hasil survei telah dilakukan pada karyawan dengan posisi kepala unit yaitu berupa penilaian kompetensi karyawan yang dinilai oleh pengawas dan wakil pengawas disetiap unit kerja. Penilaian kompetensi karyawan tersebut dapat mengetahui kompetensi aktual rata-rata karyawan dan nilai standar kompetensi disetiap unit kerja. Contoh perhitungan penilaian kompetensi kepala unit dapat dilihat pada Lampiran 7. Penjelasan mengenai kompetensi keahlian umum dan teknik dipaparkan sebagai berikut:

1). Unit Kerja Reaching

Berikut ini hasil penilaian kompetensi posisi kepala unit pada unit kerja Reaching sebanyak 2 orang karyawan (Tabel 17).

Tabel 17. Hasil penilaian kompetensi Kepala Unit Reaching

No. Kompetensi Aktual Standar Gap

1. Manajemen 3,5 3 0,50 2. Leadership 3 3 0 3. Komputer 1 2 -1 4. Membaca design 3,5 3 0,50 5. Anyaman benang 3,5 3 0,50 6. Pengecekan anyaman 3,5 4 -0,50

7. naik turun beam 4 4 0

8. Pemasukan benang 4 3 1

9. Koordinasi produksi 3 3 0

10. Target kerja 3 4 -1

Berdasarkan penilaian kompetensi dari Tabel 17. diperoleh informasi pada kompetensi keahlian umum dan keahlian teknik yaitu masih terdapat kesenjangan kompetensi di unit kerja ini. Atribut keahlian umum seperti kompetensi manajemen dan leadership menunjukkan tidak ada kesenjangan kompetensi. Nilai kompetensi aktual memperlihatkan karyawan sudah mampu menguasai keahlian kerja tersebut.

Nilai kompetensi terendah didapatkan pada kompetensi komputer yang menunjukkan bahwa karyawan tidak menguasai keahlian tersebut. Faktor penyebab kesenjangan kompetensi terjadi karena pemahaman dan pengetahuan karyawan terhadap aplikasi komputer masih rendah. Selain itu tingkat pendidikan karyawan mempengaruhi penguasan terhadap keahlian tersebut.

Penilaian kompetensi pada keahlian teknik dari Tabel 17. meliputi sembilan atribut kompetensi teknik yang dinilai. Berdasarkan hasil penilaian pada tabel tersebut diketahui masih menunjukkan kesenjangan. Atribut kompetensi tersebut antara lain pengecekan anyaman, target kerja, dan persiapan plat-l.

Sebenarnya karyawan sudah mampu dalam menguasai keahlian tersebut, namun penilaian kompetensi yang diperoleh karyawan belum mampu dalam memenuhi nilai standar kompetensi yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena karyawan tidak mengembangkan keterampilan yang dimiliki padahal dalam meningkatkan keterampilan teknik perlu dilakukan agar target produksi yang ditetapkan perusahaan dapat terpenuhi dalam setiap alur produksi. 2). Unit Kerja Kowari

Hasil penilaian kompetensi karyawan untuk posisi kepala unit pada unit kerja Kowari dengan jumlah karyawan sebanyak 2 orang (Tabel 18).

Menurut hasil penilaian kompetensi pada Tabel 16. diperoleh bahwa seluruh atribut kompetensi pada keahlian umum dan keahlian teknik belum mampu dipenuhi oleh karyawan dalam

60

mencapai nilai standar yang ditetapkan perusahaan. Nilai kompetensi yang paling rendah terdapat pada penguasaan komputer. Sebagian besar karyawan belum mampu dalam penguasaan kompetensi tersebut. Hal ini karena tingkat pendidikan rendah yang karyawan miliki menyebabkan mereka tidak cukup pengetahuan dalam menguasai keahlian tersebut. Disamping itu, kesempatan dalam menggunakan komputer pada saat bekerja sangat rendah. Berikut ini hasil penilaian kompetensi yang dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Hasil penilaian kompetensi Kepala Unit Kowari

No. Kompetensi Aktual Standar Gap

1. Manajemen 2 3 -1 2. Leadership 2 3 -1 3. Komputer 1,5 2 -0,5 4. Membagi benang 2,5 4 -1,5 5. Operasikan mesin 2,5 4 -1,5 6. Menyambung benang 3 4 -1 7. Jenis benang 3 4 -1 8. Koordinasi produksi 2,5 3 -0,5 9. Kecepatan kerja 2,5 3 -0,5 10. Instruksi kerja 2,5 3 -0,5

Hasil dari penilaian kompetensi terhadap Kepala Unit Kowari menunjukkan kesenjangan kompetensi yang cukup besar. Harapan perusahaan dengan menerapkan standar nilai kompetensi belum mampu dicapai oleh karyawan. Nilai rata-rata kompetensi aktual menunjukkan karyawan belum mengusai keterampilan dengan baik.

Faktor-faktor penyebab nilai aktual karyawan yang rendah disebabkan penerapan keterampilan yang dilakukan karyawan selama bekerja dinilai kurang sesuai dengan standar mutu kerja. Disamping itu karyawan tidak mampu dalam menunjukkan integritas dalam bekerja sehingga berpengaruh terhadap keterampilan dalam bekerja. Hal tersebut yang menjadikan kesenjangan terjadi karena berdasarkan penilaian kompetensi pada

Tabel 18. disimpulkan bahwa seluruh atribut keahlian teknik masih belum memenuhi standar kompetensi perusahaan. Nilai kompetensi yang karyawan miliki menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. 3). Unit Kerja Shokki

Hasil kompetensi karyawan untuk posisi 1 orang kepala unit pada unit kerja Shokki (Tabel 19).

Tabel 19. Hasil penilaian kompetensi Kepala Unit Shokki

No. Kompetensi Aktual Standar Gap

1. Manajemen 3 3 0 2. Leadership 3 3 0 3. Komputer 1 2 -1 4. Operasikan mesin 2,5 4 -1,50 5. Pengecekan kain 3 3 0 6. Keliling mesin 3 4 -1

7. Perbaiki benang yoko 3 4 -1

8. Perbaiki benang tate 3 4 -1

9. Perbaiki kesalahan 3 3 0

10. Koordinasi produksi 3 3 0

11. Pengecekan yoko 3 4 -1

12. Pengecekan kualitas 3 3 0

Hasil penilaian kompetensi pada Tabel 19. menjelaskan informasi pada atribut kompetensi keahlian umum seperti manajemen dan leadership diketahui bahwa karyawan sudah mampu memenuhi standar mutu kompetensi. Berbeda dengan kompetensi komputer karyawan tidak menguasai kompetensi tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan karyawan tidak mempunyai kesempatan belajar yang cukup. Ditambah lagi dengan penggunaan komputer selama bekerja yang hampir jarang dan tidak terlalu dibutuhkan dalam mendukung perkerjaan sehari- hari.

Kesenjangan kompetensi terjadi pada sebagaian besar atribut kompetensi keahlian teknik seperti operasikan mesin, keliling mesin, perbaiki benang yoko, perbaiki benang tate dan pengecekan yoko. Nilai kompetensi yang lebih tinggi ditetapkan perusahaan untuk menuntut karyawan sangat menguasai keahlian tersebut. Faktor yang menyebabkan karyawan tidak memenuhi standar

62

kompetensi karena tingkat keterampilan dan pengusaan keahlian yang kurang pada atribut keahlian teknik tersebut.

4). Unit Kerja Unten

Survei dari penilaian kompetensi karyawan untuk posisi kepala unit telah dilakukan pada unit kerja Unten dengan jumlah karyawan sebanyak 5 orang. Data penilaian kompetensi diperlihatkan pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil penilaian kompetensi Kepala Unit Unten

No. Kompetensi Aktual Standar Gap

1. Manajemen 3 3 0 2. Leadership 3 3 0 3. Komputer 2,2 2 0,20 4. Komunikasi 3,8 3 0,80 5. Alur order 4 4 0 6. Informasi kerja 3,9 4 -0,10

7. Jenis kain produk 3,3 4 -0,70

8. Koordinasi 3,9 4 -0,10

9. Monitoring 3,9 3 0,90

10. Koordinasi produksi 3,4 3 0,40

Tabel 20. terdapat informasi bahwa keahlian umum pada unit kerja Unten telah dipenuhi karyawan sesuai dengan persyaratan nilai kompetensi. Kompetensi tersebut antara lain manajemen, leadership dan komputer. Pencapaian terhadap nilai standar kompetensi menunjukkan karyawan pada unit ini mempunyai tingkat pemahaman dan penerapan aturan mutu yang memuaskan. Karyawan selama bekerja telah menerapkan aturan seperti disiplin, penerapan ISO dan kemampuan dalam memimpin bawahan. Berdasarkan hasil penilaian kompetensi Tabel 20. atribut kompetensi keahlian teknik karyawan terdiri atas 7 atribut kompetensi teknik kerja. Hasil penilaian kompetensi aktual karyawan menunjukkan bahwa terdapat 3 atribut kompetensi teknik kerja yang belum memenuhi nilai standar kompetensi yaitu informasi kerja, jenis kain produk, dan koordinasi. Faktor- faktor yang menyebabkan kesenjangan antara lain sebagian kecil

karyawan kurang mampu menerapkan koordinasi secara baik, dan adanya permintaan produk yang rumit memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi kurang diperhatikan dengan baik oleh karyawan.

5). Unit Kerja Shiage

Penilaian kompetensi karyawan untuk posisi kepala unit telah dilakukan pada unit kerja Shiage dengan jumlah karyawan sejumlah 2 orang (Tabel 21).

Tabel 21. Hasil penilaian kompetensi Kepala Unit Shiage

No. Kompetensi Aktual Standar Gap

1. Manajemen 2 3 -1 2. Leadership 2 3 -1 3. Komputer 1,5 2 -0,50 4. Pemeriksaan kentan 2,75 4 -1,25 5. Perbaikan kain 2 4 -2 6. Shusei kentan 2,25 3 -0,75 7. Koordinasi produksi 2 3 -1 8. Mengetahui grade 2 3 -1 9. Operasikan mesin 2,75 3 -0,25 10. Mengetahui produk 3 4 -1

Menurut hasil penilaian kompetensi pada Tabel 21. diperoleh jenis kompetensi keahlian umum dan teknik. Hasil dari penilaian tersebut diketahui bahwa semua atribut kompetensi keahlian umum dan teknik masih belum dipenuhi nilai kompetensi oleh karyawan. Atribut kompetensi keahlian umum seperti aplikasi komputer mempunyai nilai yang paling rendah.

Penerapan dan kemampuan terhadap pengusaaan suatu keahlian memiliki tingkat yang berbeda untuk dipahami oleh setiap karyawan. Penerapan kompetensi manajemen oleh kepala unit tidak dilakukan secara nyata dalam kegiatan produksi saat bekerja. Karyawan dinilai tidak mampu menguasai keahlian tersebut dan belum memenuhi kriteria standar kompetensi.

Seluruh atribut pada keahlian teknik masih terjadi kesenjangan kompetensi. Nilai rata-rata kompetensi aktual menunjukkan bahwa

64

karyawan hanya cukup mampu menguasai keahlian teknik tersebut. Penilaian kompetensi untuk posisi Kepala Unit Shiage menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Hasil kesenjangan kompetensi yang diperoleh bahwa karyawan tidak berhasil menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki selama bekerja. Sebagai karyawan yang menduduki posisi kepala unit menuntut karyawan untuk dapat mengembangkan dan menerapkan keterampilan sehingga dapat meningkatkan efektivitas proses produksi.

Kepala unit merupakan karyawan yang telah diangkat oleh perusahaan berdasarkan kinerja yang baik dan atas rekomendasi oleh atasan langsung untuk menduduki posisi tersebut. Fungsi koordinasi pada kepala unit mempunyai peranan yang penting dalam menjaga mutu dan kelancaran produksi. Posisi kepala unit berada langsung berhubungan dengan karyawan lapang dalam setiap unit kerja. Dengan kualitas yang dimiliki oleh kepala unit sebetulnya karyawan tersebut mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam proses produksi dibanding karyawan yang lain. Hal tersebut tidak menjadikan jaminan kepala unit melakukan usaha maksimal dalam bekerja di lapangan. Penilaian kompetensi yang telah dilakukan oleh atasan menunjukkan adanya kesenjangan pada beberapa atribut kompetensi keahlian umum dan teknik.

Unit kerja lain pada Departemen Weaving seperti Warper, Hozen Jumbi, Sizing, Hozen Shokki, dan Shikake pada masing- masing kepala unit, sebagaimana disajikan pada Lampiran 8, hasil penilaian kompetensi masih menunjukkan kesenjangan antara nilai aktual kompetensi karyawan dengan nilai standar kompetensi yang ditetapkan perusahaan. Faktor- faktor yang menjadi penyebab antara lain karyawan tidak maksimal dalam bekerja, masih terdapat karyawan yang kurang terampil dalam beberapa atribut kompetensi pada keahlian teknik, penerapan pengetahuan dan kemampuan karyawan tidak ditunjukkan

selama bekerja, dan kemampuan koordinasi antar karyawan yang kurang selama proses produksi.

Kesenjangan kompetensi yang terjadi pada beberapa atribut keahlian teknik disebabkan pula pada kebijakan manajemen. Kaitan manajemen perusahaan dalam menentukan nilai standar tinggi berpengaruh terhadap kesenjangan yang ada. Setiap unit kerja terdapat keahlian yang merupakan titik penting dan kritis pada masing- masing unit kerja. Kebijakan manajemen dalam menetapkan nilai standar yang tinggi pada atribut teknik tertentu agar tuntutan kebutuhan kerja dan kualitas produksi dapat dijaga dari kesalahan selama produksi berlangsung.

Tabel 22. merupakan hasil dari analisis gap kompetensi karyawan seluruh unit kerja pada Departemen Weaving posisi kepala unit. Masing- masing unit kerja mempunyai tingkat kompetensi karyawan yang berbeda sehingga dapat diketahui tingkat kebutuhan yang perlu diperbaiki pada masing- masing unit kerja.

Tabel 22. Hasil gap kompetensi setiap unit kerja kepala unit

Catatan: A (Reaching), B (Kowari), C (Warper), D (Sizing), E (Hozen Jumbi), F (Shokk i), G (Shik ak e), H (Hozen Shokk i), I (Unten), dan J (Shiage)

Sebagaimana yang disajikan pada Tabel 22. sebagian kesenjangan kompetensi masih terjadi pada keahlian umum dan teknik pada karyawan bagian kepala unit disetiap unit kerja. Nilai kompetensi aktual karyawan masih rendah dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan perusahaan. Pada kompetensi manajemen dan leadership nilai terendah terdapat pada unit kerja Shiage. Sedangkan, kompetensi komputer paling rendah berada pada unit kerja Reaching.

Ko mpetensi Hasil Gap Ko mpetensi Setiap Unit Kerja

A B C D E F G H I J Manajemen 0,5 -1 -0,5 -0,5 -1 0 0 -0,8 0 -1 Leadership 0 -1 -0,5 -0,5 -1 0 0 -0,5 0 -1 Ko mputer -1 -0,5 -0,5 -0,2 -1 -1 -0,5 -1 0,2 -0,5 Rata-rata Teknik 0,03 -1,1 -0,6 -0,8 -1,4 -0,6 -0,2 -0,4 0,31 -1

66

Kemampuan manajemen dan kepemimpinan karyawan pada sebagian unit kerja sebagian besar diketahui masih rendah. Hal ini didasari pada informasi yang diperoleh dari Tabel 22. yang menunjukkan kesenjangan kompetensi masih terjadi di posisi kelapa unit.

Hasil kompetensi yang rendah masih terjadi pada keahlian teknik. Hampir di seluruh unit kerja nilai aktual karyawan belum mampu dalam memenuhi standar yang perusahaan inginkan. Nilai kesenjangan komptensi terendah terdapat pada unit kerja Hozen Jumbi. Karyawan pada posisi ini dituntun untuk dapat mengusai segala jenis kompetensi teknik kerja yang dibutuhkan disetiap unit kerja. Namun, dari hasil penilaian yang diperoleh belum semua unit kerja mampu mencapai nilai standar kompetensi.