• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Korespondensi

Menindaklanjuti usulan restrukturisasi pinjaman RDI yang diajukan oleh PT RNI dengan cara Debt Asset Swap, yang belum juga mendapatkan keputusan dari Kementerian Keuangan, maka PT RNI telah mengajukan kembali revisi restrukturisasi pinjaman RDI melalui surat No. 341/RNI.1/X/2012 tanggal 1 Oktober 2012, perihal revisi restrukturisasi pinjaman RDI, ditujukan kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi Kementerian Keuangan.

Pengajuan revisi restrukturisasi pinjaman RDI tersebut sebagai tidak lanjut dari surat PT RNI No.151/RNI.1/V/2007 tanggal 29 Mei 2007 perihal surat permohonan restrukturisasi pinjaman RDI dan surat No.294/RNI.01/IX/2009 tanggal 28 September 2009 perihal penyelesaian pinjaman RDI PT RNI, maka PT RNI mengajukan revisi permohonan restrukturisasi terhadap pinjaman No.RDI-265/DP3/1994 tanggal 27 Januari 1994 dan No.RDI-302/DP3/1996 tanggal 15 Agustus 1996 serta No.RDI-330/DP3/1998 tanggal 15 Pebruari 1998, dengan alasan sebagai berikut :

1. Proses pengajuan restrukturisasi pinjaman RDI sampai saat ini belum mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan.

2. Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) periode 2007 - 2027 yang telah diajukan melalui surat No.151/RNI.1/V/2007 tanggal 29 Mei 2007, sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan dasar penyelesaian pinjaman RDI, sehingga memandang perlu untuk dilakukan revisi menyesuaikan perkembangan PT RNI saat ini.

3. Belum tersedianya peraturan mengenai Debt to Asset Swap sebagaimana menjadi usulan restrukturisasi, sehingga dapat menghambat finalisasi restrukturisasi RDI.

4. PT RNI tidak mampu melunasi pinjaman RDI dengan jangka waktu 20 tahun disebabkan nilai RDI yang nilainya Rp.1,7 triliun terlalu besar dibanding kapasitas membayar PT RNI bila harus diselesaikan dalam waktu 20 tahun. PT RNI mampu menyelesaikan kewajibannya tanpa terjadi default dalam periode pelunasannya serta mempertimbangakan 8 (delapan) alternatif penyelesaian pinjaman, maka usulan penyelesaian pinjaman RDI yang diajukan adalah rescheduling hutang RDI (hutang pokok, denda dan bunga) dengan jangka waktu 45 tahun, tingkat bunga pinjaman 0%, pembayaran deviden kepada Pemegang Saham variatif (10 tahun I :0%, 10 tahun II : 5%, sisanya masa angsuran 10%) dan dengan sistem pembayaran balon, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :

1. Kemampuan RNI membayar hutang RDI hanya dengan alternatif skema

rescheduling (diluar penghapusan dan PMN).

2. Potensi default paling minimal (No default).

3. Pemerintah akan menerima seluruh pelunasan pembayaran piutang RDI dalam jumlah seutuhnya sebesar Rp.1,726 triliun.

4. Keputusan perubahan tenor lebih dari 20 tahun cukup ditingkat Direktur Jenderal Perbendaharaan dan kewenangan penetapan penjadualan kembali dan perubahan persyaratan dilakukan oleh Menteri.

5. PT RNI memiliki prospek usaha yang baik.

6. Selama masa angsuran, posisi saldo kas perusahaan surplus dan EBITDA yang positif.

Sehubungan dengan usulan penyelesaian pinjaman RDI yang diajukan dengan jangka waktu penyelesaian selama 45 tahun tersebut, PT RNI pada tanggal 3 Desember 2013 menerima surat Nomor : S-2614/PB4/2013 dari Direktur Sistem Manajemen Investasi - Dept Keuangan RI, yang meminta Direksi RNI melaksanakan Uji Tuntas (Due Diligence) yang hasilnya kemudian dikirimkan ke Direktorat Sistem Manajemen Investasi, sebagai dasar restrukturisasi hutang RDI.

PT RNI telah mengajukan rencana cicilan RDI 330 (eks pengadaan bahan baku obat) sebesar Rp. 2 miliar setiap tahun sambil menunggu proses restrukturisasi berjalan, dan disetujui oleh pihak Kementerian Keuangan dengan alokasi pada kewajiban non pokok.

Berdasarkan Surat PT. RNI No. 188/RNI.02/V/2014 tanggal 26 Mei 2014 perihal penyampaian data, PT. RNI telah menyampaikan laporan progres pekerjaan penyusunan kajian financial due diligence dan laporan kajian legal due diligence yang telah dilakukan oleh Kantor Advokat Kailimang & Ponto kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Berdasarkan Surat PT. RNI No. 288/RNI.02/VIII/2014 tanggal 15 Agustus 2014 perihal Penyampaian Laporan Financial Due Diligence, PT. RNI telah menyampaikan laporan final kajian financial due diligence dan lampiran proyeksi konsolidasi PT. RNI dan Anak-Anak Perusahaan yang telah disusun oleh Kantor Akuntan Publik Suganda Akhna Suhri & Rekan kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

Berdasarkan Surat PT. RNI No. 371/RNI.01/XI/2014 tanggal 6 Nopember 2014, PT. RNI telah menyampaikan laporan progress penyelesaian piutang SLA/RDI PT. RNI kepada Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis Kementerian BUMN.

Berdasarkan Surat Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor : Und-484/PB.4/2015

tanggal 24 Pebruari 2015, Direktur SMI mengundang rapat PT. RNI untuk melakukan pemaparan hasil uji tuntas (due diligence) berdasarkan aspek keuangan dan legal.

Berdasarkan Surat Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor: S-2105/PB.4/2015 tanggal 17 Maret 2015, Direktur SMI telah menyampaikan kepada PT. RNI mengenai hasil rapat (risalah rapat terlampir) pemaparan hasil uji tuntas (due diligence) dengan kesimpulan sebagai berikut :

Usulan skema restrukturisasi pinjaman RDI agar dievaluasi kembali untuk penerapan skema Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pinjaman pokok dan penjadualan kembali untuk kewajiban non pokok. Dengan skema tersebut, diharapkan Perusahaan dapat memenuhi kewajiban sesuai dengan kemampuan keuangannya dalam jangka waktu maksimal 20 tahun sejak tanggal cut off date. Selanjutnya, skema peyelesaian yang baru dapat diusulkan ke dalam perubahan RPKP.

Uji tuntas berdasarkan aspek hukum perlu dilakukan penyesuaian (update) dengan data dan kondisi terkini PT. RNI (Persero).

Berdasarkan surat Kementerian BUMN Nomor: S-93/D.4.MBU/06/2015 Tanggal 1 Juni 2015, Kementerian BUMN meminta PT. RNI untuk melakukan kajian terhadap usulan PMN Non Tunai Sebesar Rp 1,744 triliun.

Berdasarkan surat PT RNI Nomor : 185/RNI.01/VI/2015 tanggal 9 Juni 2015, PT RNI telah menyampaikan Hasil Kajian Konversi Piutang Negara (RDI) Menjadi Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Menteri BUMN.

Berdasarkan surat PT RNI Nomor : 186/RNI.01/VI/2015 tanggal 9 Juni 2015, PT RNI telah menyampaikan Hasil Kajian Konversi Piutang Negara (RDI) Menjadi Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Direktur Kekayaan Negara dipisahkan Kementerian Keuangan RI.

Berdasarkan surat PT RNI Nomor : 186/RNI.01/VI/2015 Tanggal 9 Juni 2015, PT RNI telah menyampaikan Hasil Kajian Konversi Piutang Negara (RDI) Menjadi Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Direktur Kekayaan Negara dipisahkan Kementerian Keuangan RI.

Berdasarkan surat Kementerian BUMN Nomor : No : S-07/D.6.MBU/08/2015 Tanggal 14 Agustus 2015, Kementerian BUMN menyampaikan Permintaan penyesuaian Kajian Atas Usulan PMN Tahun 2016 Kepada BUMN Penerima PMN Tahun 2016, penyesuaian tersebut adalah jumlah hutang RDI dimana pokok pinjaman sebesar Rp 6,953 milyar menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN).

Berdasarkan surat Sekretariat Jenderal DPR-RI Nomor : No : PW/11846/DPR RI/VIII/2015 tanggal 20 Agustus 2015, Komisi VI DPR RI mengundang PT RNI

untuk melakukan pembahasan usulan tambahan PMN pada BUMN dalam RAPBN tahun anggaran 2016.

Berdasarkan surat PT RNI : 280/RNI.02/IX/2015 tanggal 2 September 2015, PT RNI (Persero) menyampaikan revisi hasil kajian konversi piutang Negara menjadi penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Selama bulan September 2015 telah dilakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI dan Badan Anggaran DPR-RI mengenai usulan tambahan PMN pada BUMN dalam RAPBN tahun anggaran 2016.

Berdasarkan keputusan rapat Komisi VI pada tanggal 6 Oktober 2015 dan keputusan rapat Badan Anggaran DPR-RI pada tanggal 12 Oktober 2015 diputuskan bahwa usulan tambahan PMN non tunai untuk PT Rajawali Nusantara Indonesia dalam RAPBN tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 692,53 milyar disetujui.

6.2 Status Pinjaman RDI Tahun 2015

Daftar Saldo Pinjaman RDI Tahun 2015 sebagai berikut:

a. PT PG Rajawali II

b. PT Rajawali Nusantara Indonesia

Sisa Pokok Sisa bunga masa

tenggang & Denda Jumlah Amandemen Jatuh Tempo

20 Maret 1989 13 Juni 2008 27 Juni 1989 13 Juni 2008 60.115.372.028 96.333.030.161 156.448.402.189 No AMA-137/RDI-213/DP3/2008 AMA-138/RDI-218/DP3/2008 1 2 Jumlah 13 Desember 2026 28.429.198.749 Hasil Restrukturisasi/Perubahan

No Perjanjian Peruntukan Pinjaman

RDI-213/DDI/1989 Penyehatan Perusahaan

ex PTP XIV 19.899.000.000

Saldo Kewajiban Per 30 Sept 2015

48.328.198.749

15 Maret 2026 RDI-218/DDI/1989 Penyehatan Perusahaan

ex PTP XIV : pengalihan hutang pokok & tunggakan bunga ke BBD

40.216.372.028 67.903.831.412 108.120.203.440

Sisa Pokok Sisa bunga masa

tenggang & Denda Jumlah Amandemen Jatuh Tempo

27 Juni 1989

15 Agustus 1996

18 Juni 1997 13 Juni 2008

5 Februari 1998

692.527.719.715 1.051.618.122.361 1.744.145.842.076

Saldo Kewajiban Per 30 Sept 2015

254.265.966.667

201.935.170.833 1 RDI-265/DP3/1994 Pembangunan MBAU 80.000.000.000

Cilangkap

2 RDI-302/DP3/1996 Pembangunan MBAU Cilangkap

RDI-324/DP3/1997 Rehabilitasi PT Naga Manis Plantation

RDI-330/DP3/1998 Pendanaan Bahan Baku Obat 17.527.719.715 1.270.416.984.861 75.000.000.000 17.527.719.715 520.000.000.000 Jumlah 18 Juni 2017

No No Perjanjian Peruntukan Pinjaman

Hasil Restrukturisasi/Perubahan 750.416.984.861 Proses Restrukturisasi Proses Restrukturisasi Proses Restrukturisasi AMA-142/RDI-324/DSMI/2008 174.265.966.667 126.935.170.833 4 3

Dokumen terkait