• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2016 PT Rajawali Nusantara Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2016 PT Rajawali Nusantara Indonesia"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

FINAL

Agro Industri Farmasi/Alkes Distribusi & Perniagaan

Informasi yang terdapat dalam dokumen ini merupakan rencana perusahaan sehingga bersifat rahasia dan tidak boleh digunakan, dipublikasikan atau disebarkan ke pihak-pihak luar, baik perseorangan maupun institusi. Penggunaan Informasi secara tidak sah adalah tanggung jawab pribadi dan dapat dikenakan sanksi oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Tahun 2016

(2)

Kata Pengantar

Segenap rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada segenap keluarga besar PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI), Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2016 ini dapat diselesaikan dengan baik. Tahun 2015 RNI menunjukan kinerja yang lebih baik. Meskipun profitabilitas secara konsolidasi telah membaik, tetapi beberapa anak perusahaan masih menunjukan profitabilitas rendah bahkan mengalami kerugian antara lain PT Mitra Ogan dan PT PG Rajawali II. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya produksi, produktivitas, dan meningkatnya biaya produksi (pada kelompok gula, perkebunan dan manufacturing). Target RNI tahun 2016 kami pandang sudah cukup wajar bila melihat faktor-faktor eksternal dan internal yang akan berpengaruh pada jalannya perusahaan. Laba Sebelum Pajak Konsolidasi tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp164 milyar. Sebagai contoh beberapa isu strategis diproyeksikan akan sangat mempengaruhi operasional perusahaan tahun 2016. Isu-isu yang telah terjadi pada tahun 2015 dan berdampak besar pada tahun lalu diperkirakan akan tetap relevan untuk tahun 2016. Beberapa lainnya merupakan isu baru yang diperkirakan akan efektif berdampak pada tahun 2016 ini.

Kesulitan likuiditas di hampir semua anak perusahaan telah dialami pada tahun 2015 akibat performa yang kurang baik pada tahun 2013 dan 2014. Meskipun perusahaan memperoleh fasilitas PMN dari pemerintah pada tahun 2016, tetapi PMN tersebut bersifat non tunai atau hanya memindahkan hutang pokok RDI ke setoran modal pemerintah. Dengan demikian pilihan sumber pendanaan akan tetap terbatas dan biaya bunga diproyeksikan masih tinggi.

Kebijakan dan regulasi pemerintah terkait Upah, harga BBM, Tarif listrik, Pajak, Bea Masuk, Kuota impor komoditas dan lain-lain sangat mempengaruhi operasional dan kinerja perusahaan. Kebijakan peningkatan upah buruh, peningkatan harga BBM dan tarif listrik, peningkatan target penerimaan negara dari sektor pajak diperkirakan akan terjadi dan secara langsung ataupun tidak akan meningkatkan beban Harga Pokok Produksi (HPP).

Pemberlakuan regulasi ekspor-impor tentu sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pembebasan Bea Masuk dan dampaknya terhadap penurunam harga barang di dalam negeri secara langsung menurunkan tingkat daya saing produk perusahaan. Efektifitas pemberlakuan regulasi terkait MEA juga merupakan ancaman

(3)

Dalam menghadapi isu-isu strategis tahun 2016, RNI akan melakukan pembenahan kinerja di semua aspek. PT RNI akan mempertajam perannya sebagai Investment

Holding. Penciptaan daya saing anak perusahaan dengan meningkatkan sinergi antar

anak perusahaan. Salah satunya adalah mendorong sinergi melalui Integrated Supply

Chain (ISC). Disamping optimalisasi bisnis inti dan aset, RNI juga tetap akan

melakukan pengembangan bisnis berbasis kompetensi inti. Properti merupakan bisnis yang akan digeluti RNI untuk memperkuat finansial perusahaan. Aset tanah di Jakarta, Surabaya dan Cirebon akan dijadikan area komersil. Pembenahan organisasi dan upgrade SDM tentu saja dibutuhkan untuk menunjang perubahan lingkungan bisnis. Dalam pembenahan tersebut perusahaan juga bertekad meningkatkan kualitas implementasi prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik, good corporate

governance (GCG) serta Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Dengan perbaikan

kinerja diharapkan perusahaan mampu memberikan shareholder value yang lebih baik.

Akhirnya kami berharap kepada semua pemangku kepentingan (stakeholders) dapat memberikan dukungan sesuai peran dan fungsinya sehingga sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2016 ini dapat dicapai. Amin.

(4)
(5)

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif ………. i-xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKAP ... 1

1.2 Gambaran Umum ... 2

BAB II SASARAN USAHA ... 10

2.1. Visi Perusahaan ... 10

2.2. Misi Perusahaan ... 10

2.3. Sasaran Korporasi tahun 2016 ... 10

2.4 Asumsi dan parameter RKAP tahun 2016 ... 22

BAB III STRATEGI ... 24

3.1. Isu Strategis ... 24

3.2. Strategi Korporasi ... 25

3.3. Strategi Bisnis ... 25

3.4. Strategi Fungsional ... 27

BAB IV KEBIJAKAN MANAJEMEN ... 29

4.1. Bidang Keuangan ... 29

4.2. Bidang Organisasi dan Manajemen ... 29

4.3. Bidang Pengendalian Usaha ... 29

4.4. Bidang Pengembangan Usaha dan Investasi ... 30

4.5. Bidang Pemasaran ... 31

BAB V PROGRAM KEGIATAN ... 32

5.1. Kelompok Tebu ... 32

5.2. Kelompok Perkebunan ... 35

5.3. Kelompok Farmasi & Alkes ... 37

5.4. Kelompok Distribusi dan Perniagaan ... 39

5.5. Pengembangan produk dan bisnis baru ... 40

BAB VI RESTRUKTURISASI PINJAMAN RDI ... 42

6.1 Korespondensi ... 42

6.2 Status Pinjaman RDI Tahun 2015 ... 45

BAB VII HAL-HAL YANG PERLU DISAMPAIKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ... 46

BAB VIII PROYEKSI KEUANGAN ... 51

8.1 PT RNI Konsolidasi ... 51 8.2. PT RNI Holding ... 73 8.3 PT PG Rajawali I ... 75 8.4 PT PG Rajawali II ... 77 8.5 PT PG Candi Baru ... 79 8.6 PTP Mitra Ogan... 81

8.7 PT Laras Astra Kartika ... 83

8.8 PT Mitra Kerinci ... 85

8.9 PT Phapros ... 87

8.10 PT Mitra Rajawali Banjaran ... 89

8.11 PT Rajawali Nusindo ... 91

8.12 PT Rajawali Citramass ... 93

8.13 PT Rajawali Tanjungsari ... 95

(6)

Daftar Tabel

Tabel 8.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi ... 51

Tabel 8.2 : Laba (Rugi) Konsolidasi ... 53

Tabel 8.3 : Penjualan Konsolidasi ... 54

Tabel 8.4 : Beban Pokok Penjualan Konsolidasi ... 57

Tabel 8.5 : Laba Kotor Konsolidasi ... 58

Tabel 8.6 : Beban Usaha Konsolidasi ... 60

Tabel 8.7 : Pendapatan & Beban Lain-lain Konsolidasi ... 60

Tabel 8.8 : Investasi Konsolidasi ... 62

Tabel 8.9 : Angka Produksi Konsolidasi ... 66

Tabel 8.10 : Formasi Karyawan Konsolidasi ... 70

Tabel 8.11 : Arus Kas Konsolidasi ... 71

Tabel 8.12 : Tingkat Kesehatan Konsolidasi ... 72

Tabel 8.13 : Proyeksi Keuangan PT RNI Holding ... 73

Tabel 8.14 : Proyeksi Keuangan PT PG Rajawali I ... 75

Tabel 8.15 : Proyeksi Keuangan PT PG Rajawali II ... 77

Tabel 8.16 : Proyeksi Keuangan PT PG Candi Baru ... 79

Tabel 8.17 : Proyeksi Keuangan PT Mitra Ogan ... 81

Tabel 8.18 : Proyeksi Keuangan PT Laskar ... 83

Tabel 8.19 : Proyeksi Keuangan PT Mitra Kerinci ... 85

Tabel 8.20: Proyeksi Keuangan PT Phapros ... 87

Tabel 8.21: Proyeksi Keuangan PT Mitra Rajawali Banjaran ... 89

Tabel 8.22: Proyeksi Keuangan PT Rajawali Nusindo ... 91

Tabel 8.23: Proyeksi Keuangan PT Rajawali Citramass ... 93

Tabel 8.24: Proyeksi Keuangan PT Rajawali Tanjungsari ... 95

(7)

Ringkasan Eksekutif

A. Kinerja Prognosa 2015

Kinerja konsolidasi laba sebelum pajak tahun 2015 sebesar Rp. 101,61 milyar atau tumbuh Rp. 334,8 milyar dari tahun lalu negatif Rp. (233,2) milyar. Jika ditinjau per kelompok, kontribusi peningkatan laba sebelum pajak terbesar dari kelompok tebu yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi gula dari 132.933 ton pada tahun 2014 menjadi 155.805 ton tahun 2015 atau meningkat 17,2%. Disisi lain kelompok perkebunan merugi sebesar Rp. (37,36) milyar yang lebih disebabkan oleh menurunnya hasil produksi TBS sehingga menurunkan produksi CPO dari tahun 2014 sebesar 56.482 ton menjadi 51.072 ton pada tahun 2015 atau turun 5.410 ton.

Total aset konsolidasi tahun 2014 sebesar Rp.7,13 triliun, menjadi Rp. 7,02 triliun pada tahun 2015 atau turun Rp. 110 milyar. Penurunan aset tersebut karena adanya penurunan persediaan sebesar Rp 353 milyar yang diikuti dengan penurunan utang sebesar Rp 192 milyar.

Tingkat Kesehatan prognosa 2015 SEHAT (A) dengan skor 76, dimana tingkat pengembalian investasi (ROI) tahun 2014 minus 3,79% dan tahun 2015 sebesar 7,66 %.

B. RKAP 2016 a. Sasaran

1. Laba Sebelum Pajak

Proyeksi laba sebelum pajak konsolidasi PT RNI tahun 2016 sebesar Rp. 164 milyar atau tumbuh 62% dari prognosa 2015. Perolehan laba sebelum pajak tersebut berasal dari kontribusi laba Holding Rp. 16,5 milyar atau tumbuh 200% dari prognosa 2015, kelompok tebu Rp. 149,68 milyar atau tumbuh 47% dari prognosa 2015, kelompok perkebunan diproyeksikan minus Rp. 41,65 milyar atau ruginya naik 10% dari prognosa 2015, kelompok farmasi & alkes Rp. 91,25 milyar atau tumbuh 12% dari prognosa 2015, kelompok perdagangan & lainnya Rp. 64,42 milyar atau tumbuh 176% dari prognosa 2015 dan eliminasi atas deviden anak perusahaan sebesar Rp. 116,03 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.2.

EBITDA Margin tahun 2016 ditargetkan sebesar 10% dari penjualan. EBITDA Margin tersebut sudah sesuai dengan Shareholder Aspiration yang mentargetkan EBITDA Margin 10%.

(8)

2. Penjualan

Penjualan diproyeksikan sebesar Rp. 6 triliun atau tumbuh 11% dari tahun lalu. Kontribusi kelompok tebu sebesar Rp. 1,78 triliun atau tumbuh 3%, kelompok perkebunan sebesar Rp. 661,51 milyar atau tumbuh 38%, kelompok farmasi & alkes sebesar Rp. 901,14 milyar atau tumbuh 16% dan kelompok perdagangan umum sebesar Rp. 2,52 triliun atau tumbuh 9% serta barang dan jasa lainnya sebesar Rp. 135,85 milyar atau tumbuh 20%. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.3.

Sasaran pertumbuhan penjualan tahun 2016 sebesar 11% telah memenuhi Shareholder Aspiration yang mentargetkan pertumbuhan minimal 5%.

3. Beban Pokok Penjualan

Beban pokok penjualan konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 4,64 triliun, berasal dari kontribusi kelompok tebu sebesar Rp. 1,38 triliun, kelompok perkebunan sebesar Rp. 612,43 milyar, kelompok farmasi & alkes sebesar Rp. 375,24 milyar, kelompok perdagangan umum sebesar Rp. 2,16 triliun serta barang & jasa lainnya sebesar Rp. 119,67 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.4. Secara umum beban pokok penjualan tahun 2016 mengalami efisiensi dari tahun 2015. Beban pokok penjualan terhadap penjualan secara konsolidasi sebesar 77% atau turun 0,8 poin dari prognosa tahun 2015, kelompok tebu sebesar 77% atau turun 1,3 poin dari tahun 2015, kelompok perkebunan sebesar 93% atau turun 2,9 poin dari 2015, kelompok farmasi & alkes sebesar 42% atau naik 3 poin dari tahun 2015, kelompok perdagangan umum sebesar 85% atau turun 1,2 poin dari 2015 serta barang & jasa lainnya sebesar 88% atau turun 5,4 poin dari tahun 2015.

4. Beban Usaha

Beban usaha konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 1,02 triliun atau naik 13% dari prognosa 2015. Peningkatan ini utamanya berasal dari beban pegawai sebesar 8% sehubungan adanya perubahan struktural, kenaikan UMR, jaminan sosial pegawai dan tambahan karyawan baru, beban umum & administrasi sebesar 22% sehubungan adanya peningkatan beban operasional kantor, beban konsultan, beban perijinan & pengurusan dokumen dan beban CSR, beban promosi dan distribusi meningkat sebesar 13%.

(9)

Berdasarkan pilar bisnis, beban usaha kelompok tebu sebesar Rp. 138,99 milyar atau naik 5% dari prognosa 2015, kelompok perkebunan sebesar Rp. 74,9 milyar atau naik 34% dari prognosa 2015, kelompok farmasi & alkes sebesar Rp. 345,84 milyar atau naik 12% dari prognosa 2015, kelompok perdagangan & lainnya sebesar Rp. 329,73 milyar atau naik 8% dari prognosa 2015 dan PT RNI Holding Rp. 144,58 milyar atau naik 26% dari prognosa 2015 serta eliminasi sebesar Rp. 10,8 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.6.

5. Pendapatan dan Beban Lain-Lain

Pendapatan & beban lain-Lain konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan minus sebesar Rp. 173,22 milyar, berasal dari kontribusi PT RNI Holding minus sebesar Rp. 4,5 milyar, kelompok tebu minus sebesar Rp. 115,41 milyar, kelompok perkebunan minus sebesar Rp. 15,82 milyar, kelompok farmasi & alkes minus sebesar Rp. 15,38 milyar, kelompok perdagangan & Lainnya minus sebesar Rp. 52,67 milyar serta eliminasi minus sebesar Rp. 30,56 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.7.

Secara umum pendapatan & beban lain-Lain tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp. 3,51 milyar atau naik 2% dari prognosa 2015. Pendapatan lain-lain turun sebesar Rp. 21,4 milyar atau 46% lebih rendah dari prognosa 2015. Beban lain-lain turun sebesar Rp. 17,9 milyar atau 8% lebih rendah dari prognosa 2015.

6. Aset

Total aset konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 8,39 triliun. Aset masing-masing kelompok sebelum eliminasi adalah: kelompok Tebu sebesar Rp. 2,97 triliun, kelompok Perkebunan sebesar Rp. 1,97 triliun, kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 840,83 milyar kelompok Perdagangan & Lainnya sebesar Rp. 1,43 triliun, Holding sebesar Rp. 3,82 triliun dan eliminasi sebesar Rp. 2,63 triliun.

Terhadap prognosa tahun 2015, Aset Konsolidasi tumbuh 20%, Holding naik sebesar Rp. 674,48 milyar atau tumbuh 21%, Kelompok Tebu naik sebesar Rp. 213,19 milyar atau tumbuh 8%, Kelompok Perkebunan naik sebesar Rp. 591,8 milyar atau tumbuh 43%, Kelompok Farmasi & Alkes naik sebesar Rp. 40,35 milyar atau tumbuh 5%, Kelompok Perdagangan & Lainnya berkurang Rp 42,36 milyar atau turun 3%.

Sasaran pertumbuhan aset tahun 2016 sebesar 20% lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam Shareholder Aspiration yaitu tumbuh minimal 5%.

(10)

7. Arus Kas

Saldo kas akhir pada tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 576,8 milyar, berasal dari saldo awal sebesar Rp. 447,46 milyar, Aktivitas Operasional surplus sebesar Rp. 632,65 milyar, Aktivitas Investasi defisit sebesar Rp. 1,38 triliun dan Pendanaan sebesar surplus Rp. 874,13 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.11.

8. Tingkat Kesehatan

Tingkat kesehatan pada tahun 2016 diproyeksikan sehat (A) dengan skor 76,5 sedangkan prognosa tahun 2015 sehat (A) dengan skor 76,0. Tingkat kesehatan tersebut memenuhi Shareholder Aspiration yang mentargetkan tingkat kesehatan minimal A. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.12.

b. Program Kerja

Untuk mencapai sasaran diatas, program kerja per kelompok usaha adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Tebu

Target laba sebelum pajak sebesar Rp. 149,68 milyar, dicapai melalui upaya peningkatan produksi dan produktivitas on farm maupun off farm. Pada sisi on farm, program kerja yang direncanakan adalah peningkatan pemeliharaan tanaman, penataan varietas mengarah pada komposisi ideal yaitu masak awal 30%, masak tengah 40% dan masak akhir 30%, pemenuhan tenaga tebang dan sarana transportasi tebang angkut serta mekanisme seleksi (kualitas) penerimaan bahan baku tebu mengacu kriteria MBS (Manis, Bersih, Segar). Trash < 5%.

Pada sisi off farm, pemantapan kapasitas dengan mengoptimalkan kapasitas giling disemua pabrik gula dan meningkatkan kapasitas pabrik di PG Candi Baru dari 2.600 TCD menjadi 2.750 TCD. Sedangkan untuk meningkatkan rendemen serta efisiensi biaya operasional dilakukan dengan cara:

- Peningkatan kualitas gula mengacu pada standar SNI melalui

pengawasan proses lebih intensif.

- Peningkatan harga jual gula melalui peningkatan porsi penjualan gula

secara retail sekitar 20% dari total produksi gula bagian PG.

- Efisiensi biaya produksi sebesar 2,24% melalui pengendalian biaya

pada proses perencanaan, proses pengadaan sampai dengan aplikasi atau penggunaan sarana produksi.

(11)

Meningkatkan kapasitas air dan luas siraman melalui pengurasan

lebung 250.000 m2 di PG Jatitujuh dan pembuatan lebung 60.000 m2

di PG Subang.

Mengantisipasi musim kemarau yang panjang dengan cara menambah jumlah pompa untuk kecukupan jumlah penyiraman. Substitusi bahan bakar diesel ke LPG pada pompa air di lingkungan

PT PG Rajawali I.

Penerapan aplikasi Ozoniser sebagai pengganti penggunaan Biocide yang memberikan nilai tambah penurunan biaya, non residual dan daya pembunuh bakteri lebih kuat di PG Rajawali I. 2. Kelompok Perkebunan

Kelompok Perkebunan diproyeksikan mengalami rugi sebelum pajak sebesar Rp. 41,66 milyar yang diakibatkan oleh kurangnya pasokan TBS dari kebun Inti dan Plasma. Dalam rangka menekan kerugian direncanakan program kerja sebagai berikut :

Sawit & Karet :

- Peningkatan produktivitas kebun melalui peningkatan intensifikasi

pemeliharaan (sanitasi) kebun sesuai rotasi, pemupukan tanaman sesuai rekomendasi serta penyiangan/perbaikan sarana kebun, perbaikan jalan & jembatan untuk mendukung pemanenan.

- Melakukan sortasi TBS yang ketat pada setiap lini dari kebun sampai

ke pabrik.

- Pengoperasian PKS disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku.

- Replacemen boiler no.2 di PKS I dan overhaul boiler di PKS II.

- Optimalisasi manajemen panen dan angkut.

- Peningkatan efektivitas penerimaan TBS Pihak III sejumlah 37,8 ribu

ton.

- Penyelesaian pengembangan area baru 2.653 ha dan perawatan TBM

seluas 6.293 ha (termasuk TBM karet inti 259 ha).

- Melanjutkan pembangunan PKS III untuk meningkatkan kapasitas dari

90 menjadi 120 ton/jam

- Kajian pembangkit energi (PLTBS) dari biomas limbah PKS dengan

kapasitas 5 MW. Teh :

- Meningkatkan produksi teh hijau 6% dari prognosa 2015.

- Meningkatkan penjualan retail minimal 5% dari total produksi.

- Pembangunan PLTM dengan kapasitas 1,4 MW untuk menjaga

ketersediaan energi sehingga berdampak pada peningkatan mutu teh dan utilisasi sumber daya alam.

(12)

3. Kelompok Farmasi dan Alkes

Untuk mencapai target laba sebelum pajak sebesar Rp. 91,25 milyar, kelompok Farmasi & Alkes mengembangkan program kerja fokus kepada upaya sebagai berikut:

Farmasi :

- Meningkatkan item produk yang masuk dalam e-catalog.

- Bersaing di sektor rumah sakit untuk produk injeksi.

- Meraih peluang pelayanan BPJS khususnya obat PRB (Pengobatan

Rujuk Balik) : Hipertensi, Asma, Diabetes dan penyakit metabolik lainnya diseluruh Rumah Sakit.

- Meningkatkan coverage area dengan menerapkan proses bisnis yang

terencana, efektif dan efisien.

- Penyempurnaan pola & aktivitas promosi ATL (Above The Line)

maupun BTL (Below The Line) yang sesuai dengan karakter produk, target pelanggan dan tingkat persaingan yang ada.

- Perluasan & pembenahan channel distribusi berbasis pada chain store

outlet dan online selling maupun perubahan sistem kerjasama

distribusi.

- Peningkatan soft-competency tenaga pemasaran di lini depan.

- Penambahan lini produk OTC untuk melengkapi muatan aktivitas pada

existing market.

- Membangun networking dengan perusahaan farmasi dalam dan luar

negeri yang potensial untuk kerjasama (co-marketing, co-branding, kerjasama operasi & alih teknologi).

- Organisasi marketing berbasis produktivitas.

- Pembangunan fasilitas produksi baru untuk peningkatan kapasitas

produksi obat-obatan, produksi alat kesehatan dan reagensia melalui program investasi penyertaan modal dengan investor lain (di luar Phapros).

Alat Kesehatan :

- Co-operational production untuk Kondom dan ADS.

- Peningkatan penjualan pasar reguler dan e-catalog untuk produk

Artika, ADS Skifa, RD disposible syringe.

- Penetrasi pasar kondom untuk "WOW" dengan sales reward system

untuk salesman dan general trading activity (discount/bonus) KSO dengan PT Sawah Besar Farma (SBF).

(13)

4. Kelompok Perdagangan & Lainnya

Untuk mencapai target laba sebelum pajak sebesar Rp. 64,42 milyar, Kelompok Perdagangan mengembangkan Program Kerja fokus kepada upaya:

Peningkatan omset sebesar 14% melalui penambahan: principle,

produk, outlet dan penguatan sarana prasarana logistik (untuk GIEB dan Rajawali Nusindo) serta peningkatan utilisasi kapasitas produksi pada produk karung plastik.

Penambahan Kerjasama Lab.Total Solution ke rumah sakit “vertikal“

minimal 3 rumah sakit.

Penerapan Integrated Supply Chain untuk mendapatkan nilai tambah

dalam pengadaan kebutuhan group RNI terutama kebutuhan rutin kelompok Tebu dan Perkebunan.

• Selektif produk yang bermargin tinggi.

• Efisiensi biaya usaha terutama biaya distribusi menurun sekitar 1,2%.

• Menjaga likuiditas perusahaan dengan pengelolaan termin piutang

rata-rata 45 hari.

c. Investasi

Total investasi tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp. 1,57 triliun atau meningkat 352% dari prognosa tahun 2015. Terdiri dari investasi rutin sebesar Rp. 502,86 milyar atau naik 79% dari prognosa 2015 dan investasi Pengembangan Usaha sebesar Rp. 890 milyar dan investasi non kas sebesar Rp. 181,8 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.8.

Investasi Pengembangan antara lain : a. Bisnis properti

Optimalisasi asset tanah strategis di beberapa kota besar yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya dan Semarang antara lain :

- Pembangungan Hotel dan perkantoran strata title di MT Haryono

Jakarta dengan pola KSO.

- Pembangunan kontruksi Hotel di Jl. Dr Wahidin Cirebon dengan target

pembangunan mencapai 20%.

- Sertifikasi tanah Jl. Pulokambing Jakarta luas. 2.920 m2

- Sertifikasi tanah Jl. Sumbersari Indah Bandung luas 313 m2

- Sertifikasi tanah Jl. Jend. Sudirman Balikpapan luas 198 m2

- Sertifikasi tanah Desa Pundenrejo Tayu Pati Jawa Tengah luas 3.296

(14)

b. Revitalisasi PT Rajawali Tanjungsari

Investasi mesin karung plastik untuk revitalisasi PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring senilai Rp. 27,4 milyar.

c. Proyek PLTM

PLTM direncanakan dibangun dengan pola BOT (Build Operated Transfer) di area Kebun Liki Solok Selatan yang merupakan kebun teh PT Mitra Kerinci dengan total kapasitas sebesar 15.6 MW yang nilai investasi diproyeksikan Rp. 450 milyar secara multy years, dimana pada tahun 2016 untuk persiapan proyek dan lain-lain diinvestasikan sebesar Rp. 12 milyar. d. Proyek-proyek yang masih dalam tahap kajian

- Kajian Cogen di PT PG Rajawali I

- Kajian Cogen di PT PG Rajawali II

- Kajian PLTBS

- Kajian Latex lokal

- Kajian Pulp

- Kajian Bio-Ethanol

d. Formasi Karyawan

Jumlah Karyawan PT RNI dan anak perusahaan diproyeksikan pada tahun 2016 sebanyak 13.647 atau berkurang 44 orang dari tahun lalu. Pengurangan tersebut menyesuaikan perkembangan bisnis dan efisiensi dalam biaya

pegawai. Anak perusahaan yang menambah jumlah karyawan

menyesuaikan perubahan struktur dan pabrik baru serta penggantian karyawan yang pensiun. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.10.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKAP 1.1. 1 Maksud Penyusunan RKAP

RKAP adalah rencana tahunan, penjabaran RJPP pada tahun takwim, sebagai pedoman dalam pelaksanakan dan evaluasi kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam anggaran dan sasaran yang harus dicapai selama masa satu tahun.

1.1.2 Tujuan Penyusunan RKAP

Tujuan penyusunan RKAP adalah:

a. Sebagai acuan sasaran, strategi, dan pedoman kerja perusahaan selama satu tahun

b. Sebagai alat koreksi Arah, Rencana dan Strategi dalam RJPP agar sesuai dengan kondisi terkini

c. Memastikan bahwa rencana yang dibuat didalam RJPP tetap dalam posisi yang dapat dilaksanakan oleh Perusahaan

d. Sebagai acuan pengukuran dan penilaian kinerja Perusahaan

1.1.3 Dasar Penyusunan RKAP

Dasar penyusunan RKAP 2016, yaitu berdasarkan Surat keputusan menteri Negara BUMN sebagai berikut:

a. Kep 100/MBU/2002; tanggal 4 Juni 2002 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

b. Kep 101/MBU/2002; tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

c. Kep 102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan rencana jangka panjang (RJP).

d. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

e. Kriteria Penilaian Kinerja Unggul BUMN (KPKU) sebagaimana surat Kementerian BUMN Nomor : S-153/S.MBU/2012 tanggal 19 Juli 2012. f. Shareholder Aspiration dari Pemegang Saham sesuai surat dari

Kementerian BUMN Nomor : S-441/MBU/WK/08/2015 tanggal 25 Agustus 2015.

(16)

1.2 Gambaran Umum

1.2.1 Dasar Hukum Perusahaan

PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia didirikan pada tanggal 12 Oktober 1964, sesuai dengan akte Notaris Ny. Adasiah Harahap, Jakarta No 5 tanggal 12 Oktober 1964, kemudian diubah dengan Akta Notaris Joeni Moelyani Semarang No. 26 tanggal 30 Juni 1969 dan No. 17 tanggal 16 Juli 1969.

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 tahun 1968 dan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1974, PT PPEN Rajawali Nusantara Indonesia disesuaikan bentuk hukumnya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama yang sama. Perubahan bentuk badan hukum tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman No. J.A.S/25/13 tanggal 20 April 1976 dan No. C.24260-HT01-05 tahun 1983 tanggal 3 Juni 1983. Penyesuaian terhadap Anggaran Dasar Perusahaan juga telah dilakukan dengan Akta Notaris Imas Fatimah S.H, No. 87 tanggal 3 September 1986 serta telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan No. C-2-160-HT-.01.04 tahun 1987 tanggal 9 Januari 1987.

Perubahan nama PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia menjadi PT Rajawali Nusantara Indonesia dilakukan dengan Akta Notaris Sutjipto, SH., No. 188 tanggal 28 Desember 1995, serta pengesahan dari Menteri Kehakiman No. C2-10.785.HT.01.04. TH 98 tanggal 10 Agustus 1998.

PT Rajawali Nusantara Indonesia menjadi Holding Company dinyatakan dalam Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Akta yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, SH., No. 32 tanggal 12 Juni 2001 dan telah mendapat persetujuan Menteri kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam keputusannya No. C-05796.HT.01.04 TH.2001 tanggal 14 Agustus 2001.

Modal dasar Perusahaan sebesar Rp. 600 milyar terbagi atas 600.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000. Nilai saham tersebut telah diaktakan dengan No. 188 oleh notaris Sutjipto SH., di Jakarta tanggal 28 Desember 1995.

1.2.2 Bidang Usaha Perusahaan

PT. Rajawali Nusantara Indonesia adalah perusahaan induk (Holding

Company) yang memiliki 4 (empat) kelompok usaha yaitu Agro Industri,

Farmasi dan Alat Kesehatan, Distribusi & Perniagaan serta Properti. Gambaran umum dari ke 4 (empat) kelompok usaha tersebut sebagai berikut:

(17)

1.2.2.a. Agro Industri

Kelompok usaha Agro Industri, terdiri dari Industri tebu yang menghasilkan gula dan turunannya, Industri kelapa Sawit yang menghasilkan minyak Sawit (CPO) dan Palm Kernel (PK), Industri Karet yang menghasilkan Karet Kering, Industri Teh yang menghasilkan Teh Hitam dan Teh Hijau. Perusahaan dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:

Perusahaan Agro Industri yang dikonsolidasi PT. PG Rajawali I

PT. PG Rajawali I berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur, Perusahaan mengelola 2 (dua) unit pabrik gula yaitu PG Krebet Baru dan PG Rejo Agung Baru. Sumber bahan baku sebagian besar adalah tebu petani di wilayah Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. PG Rajawali I sebesar Rp. 62,5 milyar atau 100%.

PT. PG Rajawali II

PT. PG Rajawali II berkedudukan di Cirebon, Jawa Barat, mengelola 5 (lima) unit pabrik gula yaitu PG Sindang Laut, PG Karangsuwung, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, PG Subang, serta Pabrik Kampas Rem, PT. Inti Bagas Perkasa. Sumber bahan baku adalah tebu lahan sendiri (HGU) seluas 12.000 Ha dan tebu petani di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. PG Rajawali II dan anak perusahaan sebesar Rp. 410 milyar atau 100%.

PT. PG Candi Baru

PT. PG Candi Baru berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, Perusahaan saat ini mengelola 1 (satu) unit pabrik gula yaitu PG Candi Baru. Sumber bahan baku sebagian besar adalah tebu petani di wilayah Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. PG Candi Baru sebesar Rp. 48,6 milyar atau 98,85%.

PTP. Mitra Ogan

PT. Perkebunan Mitra Ogan berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, Perusahaan bergerak di bidang pengolahan kebun kelapa Sawit dan kebun Karet serta Pabrik PKS. Sumber bahan baku diperoleh dari 37% lahan inti dan 63% lahan plasma. Perusahaan memiliki 2 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 90 ton/jam. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Perkebunan Mitra Ogan sebesar Rp. 97,8 milyar atau 73,58%.

(18)

PT. Laras Astra Kartika

PT. Laras Astra Kartika berkedudukan di Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengelola perkebunan kelapa Sawit dan PKS. Sumber bahan baku diperoleh dari lahan Inti 40% dan lahan plasma 60%. Perusahaan memiliki 1 unit PKS. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Laras Astra Kartika sebesar Rp. 39,5 milyar dengan kepemilikan saham sebesar 100%.

PT. Mitra Kerinci

PT. Perkebunan Mitra Kerinci berkedudukan di Padang, Sumatera Barat, mengelola 2 (dua) unit pabrik Teh yaitu 1 (satu) pabrik Teh Hijau dan 1 (satu) pabrik Teh Hitam yang terletak di Solok Selatan. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Perkebunan Mitra Kerinci sebesar Rp. 141 milyar atau 100%.

Perusahaan Industri Agro yang tidak dikonsolidasi PT. PG Madu Baru

PT. PG Madu Baru berkedudukan di Yogyakarta mengelola 1 (satu) unit pabrik gula. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. PG Madu Baru sebesar Rp. 24,3 milyar atau 35%.

1.2.2.b. Farmasi dan Alat Kesehatan

Kelompok usaha Farmasi menghasilkan produk obat–obatan dalam beberapa bentuk sediaan seperti Tablet, Tablet salut, Kapsul, Salep, Sirup dan Injeksi. Produk tersebut berupa produk dengan formulasi sendiri maupun lisensi. Sedangkan kelompok usaha Alat Kesehatan menghasilkan produk seperti Alat Suntik Sekali Pakai (ASSP), Kondom dan Sarung Tangan.Perusahaan dalam kelompok Farmasi dan Alat Kesehatan adalah sebagai berikut:

PT. Mitra Rajawali Banjaran

PT. Mitra Rajawali Banjaran berkedudukan di Banjaran, Bandung, bergerak di bidang Industri dan perdagangan khususnya Alat-alat Kesehatan. Nilai saham PT. RNI pada PT. Mitra Rajawali Banjaran sebesar Rp. 71 milyar atau 100%.

PT. Phapros. Tbk

PT. Phapros berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah, Perusahaan memproduksi obat-obatan. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Phapros sebesar Rp. 57,21 milyar atau 56,57%.

(19)

1.2.2.c. Distribusi & Perniagaan

Kelompok ini terdiri dari: Perdagangan Obat & Alat Kesehatan, Perdagangan umum, dan Perdagangan Agro. Distribusi obat-obatan terdiri dari obat-obatan yang dihasilkan oleh group maupun dihasilkan oleh prinsipal lain. Perdagangan umum yang dilakukan oleh RNI memiliki cakupan di 50 kota di Indonesia sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Sedangkan perdagangan Agro memperdagangkan produk Agro hasil dari perusahaan anak RNI dan produk turunannya baik dari internal maupun prinsipal lain.

Perusahaan Kelompok Distribusi & Perniagaan yang dikonsolidasi PT. Rajawali Nusindo

PT. Rajawali Nusindo berkedudukan di Jakata bergerak di bidang perdagangan dan distribusi. Perusahaan memiliki 42 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Rajawali Nusindo sebesar Rp. 160 milyar atau 100%.

PT. GIEB Indonesia

PT. GIEB berkedudukan di Denpasar, Bali, bergerak di bidang perdagangan termasuk perdagangan lokal dan antar pulau. Perusahaan memiliki 7 cabang yang tersebar di wilayah Bali dan 1 cabang di Malang, Jawa Timur. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. GIEB sebesar Rp. 8,6 milyar atau 65,92%.

PT. Rajawali Citramass

PT. Rajawali Citramass berkedudukan di Mojokerto, Jawa Timur, memproduksi karung dan kantong plastik. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Rajawali Citramass sebesar Rp. 16 milyar atau 100%.

PT. Rajawali Tanjungsari Enjiniring

PT. Rajawali Tanjungsari Enjiniring berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian kulit hewan. Nilai saham penyertaan PT. RNI pada PT. Rajawali Tanjungsari Enjiniring sebesar Rp. 51 milyar atau 100%.

1.2.2.d. Properti

Inisiasi bisnis properti memanfaatkan aset tanah strategis yang belum produktif di beberapa kota besar yaitu Jakarta (MT Haryono), Cirebon (jl. Dr. Wahidin) dan Surabaya (Jl. Undaan Kulon, Jl.Karet, Jl. Jimerto) dengan peruntukkannya sebagai hotel dan pergudangan.

(20)

1.2.3 Tata Nilai (Budaya Perusahaan)

Untuk mencapai visi - misi dan sasaran strategi perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia menetapkan 5 (lima) nilai perusahaan (corporate values) sebagai landasan dalam beraktivitas yang dianut oleh seluruh insan PT RNI. Lima nilai perusahaan tersebut adalah:

a. Profesionalism b. Integrity c. Teamwork d. Excellence e. Respect Profesionalism:

- Insan RNI bekomitmen menerapkan standar profesionalisme tertinggi

melalui upaya mengejar inovasi, menata imajinasi, terbuka terhadap gagasan baru, bertindak dengan perhitungan matang, dan konsisten

- Sebagai insan yang memegang prinsip profesionalisme, insan RNI

senantiasa meningkatkan tanggung jawab pribadi,terbuka terhadap perubahan dan perbaikan, serta terus belajar demi mencapai taraf kompetensi dan keahlian seiring dengan kebutuhan dalam perkembangan PT RNI

- Insan RNI dituntut kompeten dalam bidang kerjanya, dengan terus

meningkatkan kapasitas mental, untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan

- Insan RNI dituntut memiliki pengetahuan terkini, serta memiliki kemampuan

mengolah informasi sesuai dengan tuntutan tugas dan pekerjaannya.

Integrity:

- Integrity adalah kesetaraan pemikiran, perkataan dan tindakan secara

konsisten oleh sekumpulan nilai yang sama.

- Perilaku yang tercakup dalam konsep integritas ini antara lain:jujur, tulus,

dapat dipercaya, dapat diandalkan, tepat waktu, etis dan adil. Memahami diri sendiri akan menambah integritas seseorang.

Teamwork:

- Sikap dalam berinteraksi atau berhubungan sosial yang efektif antar

individu, kelompok unit kerja, antar kelompok kerja dananak perusahaan di lingkungan PT RNI yang bersama-sama melaksanakan kegiatan mewujudkan tujuan perusahaan.

- Sikap kerjasama ini diwujudkan dalam kemauan saling berbagi dan saling

mendukung sesama insan RNI.

- Insan RNI menyadari bahwa terdapat banyak tuntutan tugas dan pekerjaan,

dimana semangat kerjasama akan menghasilkan prestasi yang lebih baik, sekaligus memungkikan solusi permasalahan, dibandingkan jika bekerja sendiri.

(21)

Excellence:

- Semangat untuk memberikan yang terbaik harus menjadi komitmen seluruh

insan RNI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

- Menerapkan semangat meningkatkan kualitas pada semua dimensi

pekerjaan, diyakini dapat mempercepat pencapaian tugas pokok, sasaran, tujuan, misi dan visi yang diemban masing masing insan RNI.

- Proses untuk mencapai hasil terbaik, melampaui ekpektasi normal, adalah

proses yang tiada akan berakhir. Keunggulan, kecemerlangan, kesempurnaan tercipta dari hal – hal kecil, namun semua itu bukan hal – hal kecil.

Respect:

- Insan RNI memiliki komitmen untuk memperlakukan orang lain dengan

penuh rasa hormat yang dilandasi oleh kepercayaan dan harga diri. Segala hal yang dikerjakan oleh insan RNI senantiasa harus saling menghargai dan saling menghormati dalam menyikapi ide dan saran sesama insan RNI.

- Komitmen saling menghargai dan menghormati ini menyangkut aspek

menghargai dan menghormati keragaman, individualitas, perbedaan profesional dan personal, aset-aset RNI, serta perasaan ikut memiliki perangkat kerja yang dipercayakan pada masing masing insan RNI.

1.2.4 Kegiatan Perusahaan

Sesuai dengan ketentuan pasal 25 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha utama Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Bidang pertanian dan perkebunan meliputi; perkebunan Tebu, perkebunan Karet, perkebunan tanaman obat/bahan Farmasi, perkebunan Teh, pertanian buah-buahan musiman, perkebunan kelapa Sawit, pertanian padi dan palawija, pembibitan dan budidaya sapi potong.

b. Bidang Industri meliputi: pembuatan gula pasir dan produk turunan dari tanaman Tebu, pengolahan Karet mentah, Industri pengolahan Teh, Industri minyak mentah dan nabati, Industri minyak goreng dan kelapa Sawit, Industri penyamakan kulit, Industri barang dari kulit dan kulit buatan, Industri kemasan plastik, Industri obat – obatan dan vitamin serta Industri Alat Kesehatan.

c. Bidang Industri perdagangan meliputi; obat-obatan, Alat Kesehatan, reagenesia, Alat laboratorium, Alat peraga Kesehatan, bahan kimia, hasil pertanian dan perkebunan, makanan dan minuman ringan.

d. Bidang real–estate meliputi; pembangunan kawasan, perumahan, hotel dan perkantoran serta persewaan gedung.

e. Bidang jasa meliputi jasa pengelolaan perusahaan dan jasa konsultasi manajemen.

(22)

1.2.5 Struktur Bisnis RNI Group

Struktur bisnis berdasarkan kelompok Industrinya adalah sebagai berikut:

PT Mitra Rajawali Banjaran (100%)

Kondom, Alat Suntik Sekali Pakai,

Obat - obatan (Farmasi)

PT Phapros,Tbk (56,57%) PT PG Rajawali II (100%)

Gula, Tetes

alkohol dan spiritus

Sarung tangan glove dan pakaian operasi sekali pakai

Kampas rem

PT PG Candi Baru (98,85%)

RNI (Persero)

Industri Agro

Farmasi & Alkes

Distribusi & Perniagaan

Trading

PT Rajawali Citramass (100%)

PT PG Rajawali I (100%) PT Rajawali Nusindo (100%)

Gula dan Tetes Trading

PT GIEB (65,92%)

PT IBP (100%)

Teh Gula & Tetes

Karung plastik PT Rajawali Tanjungsari (100%) Kulit PT Laskar (100%) CPO, PK PT Mitra Ogan (73,58%) CPO, PK, Karet PT Mitra Kerinci (100%)

(23)

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) a. Dewan Komisaris

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK-222/MBU/2008 tanggal 13 November 2008, Surat Keputusan Nomor : SK-339/MBU/2012 tanggal 18 September 2012, Surat Keputusan Nomor : SK-431/MBU/2012 tanggal 3 Desember 2012, Surat Keputusan Nomor : 234/MBU/2013 tanggal 1 Mei 2013, Surat Keputusan Nomor : SK-395/MBU/2013 tanggal 21 November 2013, Surat Keputusan Nomor : SK-56/MBU/5/2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang pemberhentian dan pengalihan tugas Komisaris Utama serta pengangkatan Komisaris Perusahaan PT RNI, Surat Keputusan Nomor: SK-192/MBU/10/2015 tanggal 20 Oktober 2015 tentang pengangkatan anggota dewan komisaris perusahaan perseroan (persero) PT RNI, sehingga susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut:

Komisaris Utama : Mirzawan Puri Dwi Nurtjahjo

Anggota Komisaris : Junino Jahja

Anggota Komisaris : Ainun Naim

Anggota Komisaris : Suripto

Anggota Komisaris : Aditya Dhanwantara

b. Direksi

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. SK-57/MBU/5/2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang pemberhentian Direktur Utama Perusahaan PT RNI dan No. SK-101/MBU/6/2015 tanggal 23 Juni 2015 tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota – anggota Direksi PT RNI, sehingga Dewan Direksi menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama : B. Didik Prasetyo

Direktur Keuangan : Mochammad Yana Aditya

Direktur Pengembangan Usaha

dan Investasi : Agung Primanto Murdanoto

Direktur Pengendalian Usaha

dan Manajemen Risiko : Elka Wahyudi

Direktur SDM dan Manajemen Aset : Djoko Retnadi

(24)

BAB II SASARAN USAHA

2.1. Visi Perusahaan

Visi PT. Rajawali Nusantara Indonesia adalah:

Menjadi perusahaan investmen holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti.

“Terbaik” dipahami sebagai memiliki kinerja di atas rata-rata kelompok industri dan beroperasi secara efektif dan efisien serta siap menghadapi tantangan.

2.2. Misi Perusahaan

PT. Rajawali Nusantara Indonesia merumuskan misi perusahaan sebagai:

- Mengelola kelompok usaha secara terintegrasi dengan mengedepankan prinsip

sinergi antar kelompok usaha.

- Menjalankan perusahaan secara profesional dengan kualitas produk dan

layanan yang prima.

- Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal

serta berkinerja tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik.

- Menerapkan strategi usaha yang berkomitmen tinggi dalam rangka memberikan

nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

- Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2.3. Sasaran Korporasi tahun 2016 2.3.1. Sasaran Umum

Sasaran umum perusahaan untuk RKAP tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Laba sebelum pajak sebesar Rp. 164 Milyar. 2. Total aset sebesar Rp. 8,3 triliun

3. Tingkat kesehatan “Sehat A”

Sasaran laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp. 164 milyar, yang terinci sebagai berikut:

(25)

- Laba Sebelum Pajak

Laba Sebelum Pajak Konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 164,18 milyar. Perolehan laba sebelum pajak tersebut berasal dari kontribusi laba kelompok tebu Rp. 149,68 milyar, kelompok farmasi & alkes Rp. 91,25 milyar, kelompok perdagangan & lainnya Rp. 64,42 milyar, Holding Rp. 16,5 milyar, kelompok perkebunan diproyeksikan minus Rp. (41,66) milyar dan eliminasi atas deviden anak perusahaan sebesar Rp. 116,03 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.2.

Terhadap prognosa tahun 2015, Laba Sebelum Pajak Konsolidasi tumbuh 62%, kelompok Tebu tumbuh sebesar Rp. 48,09 milyar, kelompok Perkebunan turun sebesar Rp. (4,29) milyar, kelompok Farmasi & Alkes tumbuh sebesar Rp. 9,52 milyar, kelompok Perdagangan & Lainnya tumbuh sebesar Rp. 41,07 milyar dan PT RNI Holding naik sebesar Rp. 10,99 milyar. EBITDA Margin tahun 2016 ditargetkan sebesar 10% dari penjualan, sama dengan Shareholder Aspiration yang mentargetkan pertumbuhan EBITDA Margin 10%.

PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK

LABA RUGI KONSOLIDASIAN PROGNOSA 2015 DAN AP 2016

(Dalam ribuan rupiah)

A/B C/A

PENJUALAN 5,395,806,374 100.0 6,224,691,913 100.0 6,002,745,810 100.0 87% 111%

BEBAN POKOK PENJUALAN 4,216,333,953 78.1 4,928,349,036 79.2 4,642,120,128 77.3 86% 110%

LABA (RUGI) BRUTO 1,179,472,420 21.9 1,296,342,877 20.8 1,360,625,683 22.7 91% 115%

BEBAN USAHA

Biaya pemasaran 320,043,160 5.9 342,746,927 5.5 360,736,391 6.0 93% 113% Biaya umum dan administrasi 588,106,903 10.9 631,734,615 10.1 662,490,921 11.0 93% 113% Jumlah Beban 908,150,063 16.8 974,481,542 15.7 1,023,227,312 17.0 93% 113% LABA (RUGI) USAHA 271,322,357 5.0 321,861,335 5.2 337,398,371 5.6 84% 124%

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 46,767,811 0.9 26,159,440 0.4 25,364,972 0.4 179% 54% Biaya lain-lain (216,477,772) (4.0) (210,304,771) (3.4) (198,584,151) (3.3) 97% 108% Pendapatan (Beban) lain-lain bersih (169,709,960) (3.1) (184,145,330) (3.0) (173,219,179) (2.9) 108% 98% LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 101,612,397 1.9 137,716,005 2.2 164,179,192 2.7 74% 162% Pajak penghasilan (77,053,904) (1.4) (71,844,928) (1.2) (90,376,004) (1.5) 93% 85%

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 24,558,493 0.5 65,871,077 1.1 73,803,189 1.2 37% 301%

Laba (Rugi) Tahun Berjalan 24,558,493 65,871,077 73,803,189 Pendapatan (beban) komprehensif lain (13,267,688) - 323,516,068 TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 11,290,805 65,871,077 397,319,257

LABA TAHUN BERJALAN DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 8,102,390 34,556,384 55,865,091 Kepentingan non pengendali 16,456,103 31,314,693 17,938,098

24,558,493

65,871,077 73,803,189 LABA KOMPREHENSIF DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk (5,165,298) 34,556,384 321,588,815 Kepentingan non pengendali 16,456,103 31,314,693 75,730,442

11,290,805 65,871,077 397,319,257 POS % PROGNOSA RKAP 2015 2015 A B RKAP 2016 C

(26)

- Penjualan

Penjualan konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 6 triliun, berasal dari kontribusi kelompok Tebu sebesar Rp. 1,78 triliun (30%), kelompok Perkebunan sebesar Rp. 661,52 milyar (11%), kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 901,14 milyar (15%), kelompok Perdagangan umum sebesar Rp. 2,52 triliun (42%) serta Barang dan Jasa Lainnya sebesar Rp. 135,85 milyar (2%). Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.3.

Terhadap prognosa tahun 2015, Penjualan Konsolidasi tumbuh 11% atau sebesar Rp. 606,94 milyar, Kelompok Tebu naik sebesar Rp. 57,88 milyar (3%), kelompok Perkebunan naik sebesar Rp. 181,65 milyar (38%), kelompok Farmasi & Alkes naik sebesar Rp. 125,86 milyar (16%), kelompok Perdagangan umum naik sebesar Rp. 218,93 milyar (9%) serta Barang dan Jasa Lainnya sebesar Rp. 22,6 milyar (20%).

Sasaran pertumbuhan penjualan tahun 2016 sebesar 11% telah memenuhi

Shareholder Aspiration yang mentargetkan pertumbuhan minimal 5%.

- Beban Pokok Penjualan

Beban Pokok Penjualan konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 4,64 triliun, berasal dari kontribusi kelompok Tebu sebesar Rp. 1,37 triliun (30%), kelompok Perkebunan sebesar Rp. 612,44 milyar (13%), kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 375,24 milyar (8%), kelompok Perdagangan Umum sebesar Rp. 2,16 triliun (46%) serta Barang & Jasa Lainnya sebesar Rp. 119,67 milyar (3%). Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.4.

Secara umum beban pokok penjualan tahun 2016 mengalami efisiensi dari tahun 2015. Beban pokok penjualan terhadap penjualan secara konsolidasi sebesar 77% atau turun 0,8 poin dari prognosa tahun 2015, kelompok tebu sebesar 77% atau turun 1,3 poin dari tahun 2015, kelompok perkebunan sebesar 93% atau turun 2,9 poin dari 2015, kelompok farmasi & alkes sebesar 42% atau naik 3 poin dari tahun 2015, kelompok perdagangan umum sebesar 85% atau turun 1,2 poin dari 2015 serta barang & jasa lainnya sebesar 88% atau turun 5,4 poin dari tahun 2015.

(27)

- Beban Usaha

Beban Usaha konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 1,02 triliun atau naik 13% dari prognosa 2015. Peningkatan ini utamanya

berasal dari beban pegawai sebesar 8%, Beban Umum & Administrasi sebesar 22% sehubungan adanya peningkatan beban operasional kantor, beban konsultan, beban perijinan & pengurusan dokumen dan beban CSR serta beban promosi dan distribusi meningkat sebesar 13%. Kontribusi terbesar berasal dari kelompok Tebu sebesar Rp. 138,99 milyar, kelompok Perkebunan sebesar Rp. 74,9 milyar, kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 345,84 milyar, kelompok Perdagangan & Lainnya sebesar Rp. 329,73 dan Holding Rp. 144,57 milyar serta eliminasi sebesar Rp. 10,8 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.6.

Secara umum Beban Usaha tahun 2016 mengalami peningkatan 13% dari prognosa tahun 2015. Kelompok Tebu sebesar Rp. 138,99 milyar (naik 5% dari tahun 2015), kelompok Perkebunan sebesar Rp. 74,9 milyar (naik 34% dari 2015), kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 345,84 milyar (naik 12% dari tahun 2015), kelompok Perdagangan & Lainnya sebesar Rp. 329,73 milyar (naik 8% dari tahun 2015) dan Holding sebesarRp. 144,57 milyar ( naik 26% dari tahun 2015).

- Pendapatan dan Beban Lain-lain

Pendapatan & beban lain-lain konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan minus sebesar Rp. (173,22) milyar, berasal dari kontribusi kelompok Tebu minus sebesar Rp. (115,41) milyar, kelompok Perkebunan minus sebesar Rp. (15,82) milyar, kelompok Farmasi & Alkes minus sebesar Rp. (15,38) milyar, kelompok Perdagangan & lainnya minus sebesar Rp. (52,67) milyar dan Holding minus sebesar Rp. (4,5) milyar serta eliminasi sebesar Rp. (30,56) milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.7.

Secara umum Pendapatan & beban lain-lain tahun 2016 netto mengalami peningkatan sebesar Rp. 3,51 milyar (2% dari tahun 2015). Peningkatan Pendapatan & beban lain-lain berasal dari penurunan pendapatan lain-lain dibanding prognosa 2015 sebesar Rp. 21,4 milyar (54%) meskipun beban lain-lain turun sebesar Rp. 17,89 milyar (8%).

- Aset

Aset konsolidasi PT RNI tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 8,39 triliun, berasal dari kontribusi kelompok Tebu sebesar Rp. 2,97 triliun (35%), kelompok Perkebunan sebesar Rp. 1,97 triliun (23%), kelompok Farmasi & Alkes sebesar Rp. 840,83 Milyar (10%), kelompok Perdagangan & Lainnya sebesar Rp. 1,43 triliun (17%), PT RNI Holding sebesar Rp. 3,82 triliun (45%) dan eliminasi sebesar Rp. 2,64 triliun.

(28)

Terhadap prognosa tahun 2015, Aset Konsolidasi tumbuh 20%, kelompok Tebu naik sebesar Rp. 213,19 milyar (naik 8%), kelompok Perkebunan naik sebesar Rp. 591,84 milyar (naik 43%), kelompok Farmasi & Alkes naik sebesar Rp. 40,35 milyar (naik 5%), kelompok Perdagangan & Lainnya turun Rp 42,36 milyar (turun 3%) dan Holding naik sebesar Rp. 674,48 milyar (naik 21%).

Sasaran pertumbuhan aset tahun 2016 sebesar 20% lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam Shareholder Aspiration yaitu tumbuh minimal 5%. - Arus Kas

Saldo kas akhir pada tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 576,8 milyar, berasal dari saldo awal sebesar Rp. 447,46 milyar, Aktivitas Operasional surplus sebesar Rp. 632,65 milyar, Aktivitas Investasi defisit sebesar minus Rp. 1,38 triliun, dan Pendanaan surplus sebesar Rp. 874,13 milyar. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.11.

- Tingkat Kesehatan

Tingkat kesehatan pada tahun 2016 diproyeksikan sehat (A) dengan skor 76,5, sedangkan prognosa tahun 2015 sehat (A) dengan skor 76,0. Tingkat kesehatan tersebut memenuhi Shareholder Aspiration yang mentargetkan tingkat kesehatan minimal A. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.12.

2.3.2. Sasaran per Bidang Usaha a. Kelompok Tebu

Produksi dan Produktivitas Tebu Giling

Total luas areal Kebun Tebu Giling (KTG) diproyeksikan sebesar 55.291 hektar meliputi 12.580 hektar (23%) areal Kebun Tebu Sendiri (TS) dan 42.711 Hektar (77%) Kebun Tebu Rakyat (TR). Dibandingkan tahun 2015, luas areal KTG bertambah 87 hektar (0,2%). Hal ini dikarenakan adanya optimalisasi lahan atas PG Rajawali I (2%) dan PG Candi Baru (1%). Penambahan luas areal TR tersebut berkaitan dengan kenaikan harga gula jika dibandingkan tahun lalu. Sementara itu pertumbuhan areal TS berkaitan dengan upaya efektifitas penggunaan lahan Kebun Bibit di lahan HGU serta peningkatan areal kebun sewa utamanya di PG Rajawali II. Untuk detilnya dapat dilihat pada tabel 8.9

Produksi tebu giling diproyeksikan sebesar 4,33 juta ton. Dibandingkan tahun 2015, produksi tebu giling bertambah 270.888 ton (7%). Produksi areal TR bertambah, penambahan Produksi areal TR tersebut berkaitan dengan penambahan produktifitas tebu per hektar khususnya terkait dengan perkembangan industri gula dimana harga gula cukup bagus

(29)

dan menarik bagi petani. Sementara itu pertumbuhan produksi areal TS selain dikaitkan dengan peningkatan luasan lahan sewa juga dikaitkan dengan peningkatan intensitas pemeliharaan areal TS dan perbaikan managemen tebang angkut.

Rendemen

Rendemen tebu giling diproyeksikan sebesar 8,47%. Dibandingkan tahun 2015, Rendemen tebu giling naik 0,04%. Untuk pencapaian rendemen tersebut telah direncanakan perbaikan mesin pabrik serta peningkatan pengawasan proses (off farm). Upaya bidang tanaman (on

farm) yakni: perbaikan budidaya tanaman, perbaikan perencanaan serta

persiapan sarana dan prasarana tebang angkut serta perbaikan system seleksi pemasukan/penerimaan bahan baku.

Produktivitas Gula dan Produksi Gula Bagian PG

Produksi Gula Bagian PG diproyeksikan sebesar 165.080 ton. Dibandingkan tahun 2015, Produksi Gula Bagian PG meningkat 9.275 ton (6%). Peningkatan produksi Gula Bagian PG tersebut dikaitkan dengan peningkatan produksi tebu.

Peningkatan produktivitas tebu juga akan berdampak meningkatkan produktifitas gula. Sasaran peningkatan produktifitas gula ini sangat strategis karena berkaitan langsung dengan kepuasan petani dan lebih jauh dapat mempengaruhi animo petani untuk tetap menanam tebu.

b. Kelompok Perkebunan Kelapa sawit

Produksi dan Produktivitas TBS

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) diproyeksikan sebesar 29.818 hektar meliputi 12.255 hektar (41%) areal TM kebun inti dan 17.563 hektar (59%) areal TM kebun plasma. Dibandingkan tahun 2015, total luas areal TM bertambah 1.308 hektar (4%). Areal TM kebun inti tumbuh 682 hektar (6%) sedangkan areal TM kebun plasma bertambah 626 hektar (4%). Penambahan luas areal TM tersebut merupakan hasil perluasan areal tahun tahun sebelumnya.

Produksi TBS diproyeksikan sebesar 346.691 ton. Dibandingkan tahun 2015, produksi TBS meningkat 72.483 ton (26%). Produksi kebun inti naik 10.569 ton (9%) sedangkan produksi Kebun Plasma tumbuh 44.129 ton (31%). Selain dari kebun inti dan kebun plasma, peningkatan produksi TBS juga berasal dari kebun pihak III naik 15.625 ton (70%). Pengolahan TBS pihak III ini sangat penting bagi PTP Mitra Ogan dan

(30)

PT Laskar dalam rangka meningkatkan utilitas kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam rangka menekan Harga Pokok Produksi (HPP).

Rendemen

Rendemen CPO diproyeksikan sebesar 21,04%. Dibandingkan tahun 2015, Rendemen CPO meningkat 2,4% (13%). Peningkatan rendemen tersebut dikaitkan dengan upaya bidang tanaman (on farm) yakni: perbaikan budidaya tanaman, perbaikan perencanaan serta persiapan sarana dan prasarana tebang angkut serta perbaikan system seleksi pemasukan/penerimaan bahan baku. Peningkatan rendemen juga dikaitkan dengan rencana perbaikan mesin pabrik serta peningkatan pengawasan proses (off farm).

Produktivitas CPO

Produksi CPO diproyeksikan sebesar 72.950 ton. Dibandingkan tahun 2015, Produksi CPO meningkat 21.878 ton (43%). Peningkatan produksi CPO tersebut dikaitkan dengan peningkatan produksi TBS dan rendemen.

Peningkatan produktivitas TBS dan rendemen juga akan berdampak meningkatkan produktifitas CPO (produksi CPO per hektar). Sasaran peningkatan produktifitas CPO ini sangat strategis karena berkaitan langsung dengan profitabilitas kebun serta kepuasan petani dan lebih jauh dapat mendorong kemampuan pemeliharaan kebun lebih intensif.

Karet

Produksi dan Produktivitas Karet

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) diproyeksikan sebesar 983 Hektar. Dibandingkan tahun 2015, total luas areal TM tidak ada penambahan. Penambahan luas areal Karet masih dalam areal TB seluas 194 hektar.

Produksi Karet diproyeksikan sebesar 1.133 ton. Dibandingkan tahun 2015, produksi Karet meningkat 100 ton (10%). Peningkatan lebih tinggi direncanakan pada jenis Karet Olahan dengan pertimbangan untuk mendapatkan nilai penjualan yang lebih tinggi.

(31)

Teh

Produksi dan Produktivitas Teh

Total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) diproyeksikan sebesar 1.481Hektar. Dibandingkan tahun 2015, total luas areal TM tidak mengalami penambahan.

Produksi Teh diproyeksikan sebesar 4.413 ton. Meliputi Black Tea, 440 ton (10%) dan Green Tea, 3.974 ton (90%). Dibandingkan tahun 2015, produksi Teh meningkat 73 ton (2%). Peningkatan lebih tinggi direncanakan pada jenis green tea 213 ton dengan pertimbangan untuk mendapatkan nilai penjualan yang lebih tinggi.

c. Kelompok Farmasi& Alkes Obat-obatan

Proyeksi produksi obat-obatan tahun 2016 mengacu pada permintaan marketing dengan memperhitungkan persediaan.

Alat Kesehatan

Proyeksi produksi alat-alat kesehatan adalah sebagai berikut :

- Produksi Kondom sejumlah 153 ribu gross atau naik 416% karena tahun 2016 diproyeksikan ada kerjasama dengan distributor baru yang menangani pemasaran dan penjualan.

- Produksi ASSP 15,06 juta atau naik 22% dari prognosa tahun 2015. - Produksi Gloves 850 ribu par meningkat 297% dari Prognosa 2015.

d. Perdagangan dan lain lain Karung plastik

- Proyeksi produksi karung plastik adalah sebesar 68,6 juta lbr atau

naik 41% dari prognosa tahun 2015, kenaikan utama karena adanya tambahan karung plastik di PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring.

- Proyeksi kantong plastik adalah sebesar 65,6 juta lembar atau naik

53% dari prognosa tahun 2015.

Kulit Hewan

Total proyeksi produksi kulit adalah 565.785 sqf terdiri dari kulit domba 36,6 ribu sqf dan kulit sapi 529,2 ribu sqf. Secara total produksi kulit tahun 2016 tumbuh 1070 % dari tahun 2015. Kenaikan sangat tinggi dikarenakan pada tahun 2015 pabrik kulit relatif tidak berproduksi secara optimal.

(32)

2.3.3. Sasaran perspektif Internal proses

Sasaran perspektif internal proses ditetapkan sebagai berikut:

2.3.3.1. Industri Tebu 1. On Farm

Target penyediaan bahan baku adalah dicapainya: 1) Pasokan bahan baku yang murah,

2) Mutu Tebu sesuai standard MBS (Manis, Bersih dan Segar), 3) Pasokan Tebu harian sesuai kapasitas giling dan

4) Jumlah total tebu sesuai target RKAP.

Tebu Lahan sendiri (TS)

a. Target penanaman varietas tebu yang berpotensi rendemen tinggi menjadi fokus manajemen dan dicascade di setiap wilayah, serta menjadi target penilaian kinerja (SMK).

b. Biaya kebun dituangkan dalam Rencana Anggaran Kebun (RAK).

Besar anggaran ditetapkan spesifik kebun dengan

mempertimbangkan:

1) Potensi produksi lahan.

2) Kebutuhan pekerjaan baku teknis.

3) Mencakup seluruh biaya meliputi: biaya lahan, sarana produksi, upah pekerja kebun dan ongkos tebangan dan angkutan tebu serta biaya administrasi.

c. Pengendalian biaya kebun dilakukan melalui sistem informasi perkebunan serta menjadi target penilaian kinerja (SMK).

d. Optimalisasi lahan HGU untuk tebu giling melalui peningkatan hasil penangkaran kebun bibit menjadi antara 6-10 kali dan perbaikan jalan kontrol kebun.

e. Penebangan tebu sesuai standar kemasakan dengan

menerapkan insentif dan dis insentif bagi pelaksana di kebun. f. Pengamanan kebun dari kehilangan fisik dan kebakaran tebu

menjadi faktor yang dipertimbangkan sejak awal perencanaan kebun. Manajemen memasukkan pencapaian target dalam komponen penilaian kinerja (SMK).

Tebu Lahan Petani Kemitraan

a. Untuk mendapatkan bahan baku dengan potensi rendemen tinggi dilakukan seleksi ketat atas pemasukan bahan baku. Proses seleksi meliputi juga penolakan tebu yang tidak sesuai standar MBS.

(33)

1) Standar baku mutu tebu giling (MBS).

2) SOP pemeriksaan dan seleksi mutu tebu giling

3) Incentif dan dis incentif mutu tebu giling ada petani dalam bentuk penetapan rendemen dan kuota pemasukan tebu. b. Manajemen menetapkan bagi hasil gula bagian petani dengan

memperhatikan prestasi mutu tebu petani.

c. Kapasitas pasokan tebu harian diatur dalam pola giling dan kuota tebangan yang dikendalikan dengan konsisten.

d. Manajemen menerapkan register kebun dan system IT yang mampu mengunci proses pemasukan tebu di luar rencana.

2. Off Farm

Target Operasional Pabrik Gula adalah pencapaian operasional yang efisien yakni: kapasitas penuh, jam berhenti rendah, hemat energi, hemat bahan pembantu, hemat tenaga dan minim losses/kehilangan gula. Target tersebut disesuaikan dengan kondisi

peralatan, kemampuan pendanaan serta pertimbangan

keekonomian biaya investasi dan eksploitasi. Untuk mencapai target tersebut ditetapkan:

1. Pemeliharaan pabrik difokuskan pada peralatan yang langsung berpengaruh terhadap efisiensi proses (memaksimalkan kinerja gilingan).

2. Investasi peralatan pabrik diprioritaskan untuk:

a. Pabrik yang didukung oleh penyediaan bahan baku yang cukup.

b. Peralatan yang berkaitan dan berpengaruh besar terhadap ekstraksi gilingan, efisiensi proses dan peningkatan kualitas gula.

c. Peralatan yang berkaitan dan berpengaruh besar terhadap pencapaian penilaian proper lingkungan hidup.

2.3.3.2. Kelapa Sawit

Penyediaan bahan baku TBS

Target penyediaan bahan baku adalah dicapainya: 1) Pasokan bahan baku yang murah,

2) Mutu TBS sesuai standar kemasakan,

3) Pasokan TBS harian sesuai kapasitas dan 4) Jumlah total TBS sesuai target RKAP.

On farm

1. Peningkatan luas areal TM, meliputi Kebun Inti dan Kebun Plasma 2. Peningkatan produktivitas TBS, dengan cara:

(34)

• Optimasi pemeliharaan kebun

• Penggunaan pupuk organik & non organik

• Perbaikan sarana transportasi kebun

• Perbaikan sarana drainase dan irigasi kebun

3. Peningkatan kualitas dengan upaya optimalisasi pengawasan terhadap sistem panen, angkut dan penerimaan/seleksi TBS.

4. Optimalisasi pembinaan terhadap petani plasma. 5. Peningkatan pemasukan TBS dari pihak III.

Off farm

1. Peningkatan rendemen CPO tahun 2016 menjadi 21,04%

2. Peremajaan dan perubahan teknologi baru di pabrik kelapa sawit. 3. Memperbaiki kinerja pengolahan lingkungan sehingga diperoleh

minimal peringkat biru.

4. Peningkatan utilitas kapasitas pabrik (PKS) untuk mencapai efisiensi tinggi

5. Pembangunan PKS baru

Lain-lain

• Kajian pengembangan produk hilir PLTBS

2.3.3.3. Teh On farm

1. Peningkatan produktivitas kebun dengan pemupukan sesuai standar dan tepat (perbaikan budidaya)

2. Peningkatan mekanisasi pemetikan teh

3. Uji coba pada area yang lebih luas aplikasi teknologi sonicbloom dan nutrisi hara-nya.

4. Pengembangan areal tanaman Sinensis

Off Farm

1. Perbaikan fasilitas produksi pabrik dan produk sesuai standar keamanan pangan

2. Memperbaiki kinerja pengolahan lingkungan

3. Efisiensi dan jaminan kualitas energi dengan kebutuhan pasokan 1.4 MW

Pemasaran dan Lain-Lain

1. Meningkatkan pasar ekspor.

2. Meningkatkan komposisi teh hijau yang margin tinggi. 3. Meneruskan rencana pembangunan PLTM.

(35)

2.3.3.4. Farmasi

1. Meningkatkan produktifitas, utilisasi aset dan perbaikan proses produksi.

2. Peningkatan kapasitas produksi dilakukan dengan pendirian Pabrik baru dengan kapasitas 3x lipat dari pabrik existing.

3. Penurunan harga pokok produksi dilakukan dengan alternatif bahan baku farmasi yang lebih kompetitif dan pengembangan supply chain bahan baku.

4. Mengembangkan manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keselamatan & kesehatan kerja untuk meningkatkan citra perusahaan.

5. Memperbaiki kinerja pengolahan lingkungan sehingga minimal tetap menuju peringkat hijau (green proper).

6. Pengembangan produk baru untuk menarik minat pelanggan baru

maupun mempertahankan pelanggan yang lama dengan

menggunakan konsep customer oriented.

7. Peningkatan omset melalui penambahan produk baru, promosi dan perluasan pasar.

2.3.3.5. Alat Kesehatan

1. Peningkatan utilisasi pabrik. 2. Re-branding baru produk kondom.

3. Menurunkan tingkat rejected produk kondom sd. 7,5% melalui modifikasi mesin drying dan moulding, modifikasi sistem bunner

boiler support BBCNG (natural gas) 2.3.4. Sasaran perspektif Pelanggan

1. Pengembangan pelayanan/pembinaan pelanggan (petani) khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas lahan dan profitabilitas usaha tani.

2. Pengembangan pelayanan yang mengoptimalkan keterbukaan

informasi khususnya yang terkait hak-hak pelanggan sehingga mampu memperkuat rasa saling percaya dan kerjasama, pelanggan dan manajemen.

3. Terciptanya akses pasar yang efisien dan mendorong optimasi harga khusus untuk produk komoditi.

4. Pengembangan pasar lokal dengan memperkuat sistem produksi dan menjaga ketersediaan barang di pasar.

5. Pengembangan produk komoditi hilir dalam bentuk kemasan ritel. 6. Meningkatkan dan mengintensifkan proses komunikasi dan koordinasi

dengan sentra-sentra distribusi yang dimiliki.

7. Meningkatkan metode dan teknik-teknik untuk mengelola agar tetap terjaganya supply/demand.

(36)

2.3.5. Sasaran Fungsional Learning & Growth

1. Terbentuknya organisasi yang efisien serta memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan lingkungan bisnis.

2. Mengembangkan tata kelola perusahaan yang memiliki fleksibilitas dalam peningkatan kompetensi inti organisasi.

3. Mengembangkan system informasi yang mampu mengintegrasikan informasi secara optimal melalui pemanfaatan system informasi keuangan dan informasi bisnis, penerapan system informasi pemantauan pasar, dan pengelolaan pelanggan serta produk dan operasi.

4. Terlaksananya aktivitas pengendalian aktivitas perusahaan yang efektif dan memenuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

5. Tersedianya kebijakan investasi sebagai alat kontrol dalam proses pengembangan perusahaan.

2.4 Asumsi dan parameter RKAP tahun 2016

Asumsi dan parameter yang digunakan dalam penyusunan RKAP tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Asumsi Umum a. Makro

Pertumbuhan ekonomi 5,5% Inflasi rata-rata 4,7%

Tingkat suku bunga rata-rata 11% Nilai tukar US $ = Rp. 13.400,- b. Mikro

Bunga modal kerja 11%

2. Asumsi harga jual rata-rata komoditas (excl. PPN)

Harga Gula Rp. 8.530/kg

Harga Tetes Rp. 1.400/kg

Harga CPO Rp. 6.977/kg

Harga PK Rp. 4.000/kg

Harga Karet Rp. 13.980/kg

Harga Teh Hitam Rp. 15.240/kg

Harga Teh Hijau Rp. 15.740/kg

3. Asumsi kenaikan biaya

Kenaikan gaji berkala penghasilan dasar pensiun, tunjangan khusus dan tunjangan struktural maksimum sebesar 10% dari tahun 2015.

Kenaikan upah mengacu pada kenaikan UMP setempat maksimum sebesar 10% dari tahun 2015.

(37)

Santunan sosial yaitu tunjangan listrik/air, beras, pakaian dinas, sewa rumah, dan lain-lain naik maksimum sebesar 10% dari tahun 2015. 4. Asumsi harga jual produk lainnya (excl. PPN)

Harga jual karung plastik Rp. 3.518 /lbr

Harga jual kulit hewan (Wet Blue) Rp. 19.291 /Sqf

5. Shareholder Aspiration

a. Pertumbuhan pendapatan usaha dan aset tahun 2016 minimal 5% dari prognosa 2015.

b. EBITDA Margin ditargetkan minimal 10% dan tidak lebih rendah dari EBITDA Margin tertinggi 3 tahun terakhir.

c. Perusahaan dapat menggunakan EBITDA Margin lebih rendah dari target tersebut diatas, hanya apabila dapat membuktikan dengan data yang valid.

d. Pertumbuhan biaya pegawai (termasuk jasa produksi) harus lebih rendah dari pertumbuhan laba usaha.

e. Rencana Investasi rutin digunakan untuk mendukung kegiatan operasional kantor

f. Rencana Investasi Pengembangan diprioritaskan untuk mendukung peningkatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah dengan mempertimbangkan kemampuan pendanaan

g. Tingkat kesehatan minimal sehat A dan skor tidak boleh lebih rendah dari tingkat kesehatan tertinggi 3 tahun terakhir.

Gambar

Tabel 8.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Tabel 8.2 : Laba (Rugi) Konsolidasi
Tabel 8.3 : Penjualan Konsolidasi  LABA RUGI SEBELUM PAJAK INDUK DAN ANAK PERUSAHAANPROGNOSA 2015 DAN AP 2016
Tabel 8.4 : Beban Pokok Penjualan Konsolidasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan kakao Indonesia di periode tahun 1996-2006 menunjukkan bahwa luas areal tanaman kakao mengalami trend peningkatan, produksi biji kakao menunjukkan trend

Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang Tahun 2016 ditetapkan melalui proses perencanaan yang melibatkan masyarakat dari tingkat desa sampai dengan

Luas Areal/ Area (Ha) Produksi Produc Ɵ on (Ton) Produk Ɵ vitas/ Produc Ɵ vity (Kg/Ha) Jumlah Tenaga Kerja/ Farmers (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total

Apabila ditinjau dari kekuatan dan kelemahan kondisi internal perusahaan yang dimiliki perusahaan pada tahun 2020, meskipun tidak tercapai terhadap rencana tahun

3 Terwujudnya layanan unggulan rehabilitasi psikososial Persentase rehabilitant yang mengalami perbaikan fungsi personal dan sosial 65% Evaluasi dan pengembangan sistem

Immature Mature TM/ Damaged TTM/TR/ Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH D.I. Wujud Produksi/Production : Gelondong Kering/Dried Cashew Nut.. Luas Areal dan

Berdasarkan dari hasil analisis penelitian yang telah dijalankan menunjukan bahwa penggunaan dari keempat faktor produksi daun teh yaitu luas areal panen X1, tenaga kerja X2, pupuk

Luas Areal dan Produksi Teh Perkebunan Rakyat, Besar Negara dan Besar Swasta PR+PBN+PBS Menurut Provinsi dan Keadaan Tanaman Tahun 2013 Table Area and Tea Production of Smallholder,