TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping)
Penelitian mengenai opini audit going concern telah beberapa kali dilakukan dan memiliki hasil yang berbeda-beda pula. Ramadhany (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta” yang menggunakan komisaris independen pada komite audit, default hutang, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan dan skala auditor sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel default hutang, kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going
41
concern dengan tingkat signifikansi 5% sedangkan variabel komite audit, ukuran perusahaan, dan skala auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern pada tingkat signifikansi 5%.
Fanny dan Saputra (2005) dalam penelitian yang berjudul “Opini Audit going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta”) yang menggunakan model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi kantor akuntan publik sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan model prediksi kebangkrutan berpengaruh terhadap opini going concern.
Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan perusahaan, Opini Audit tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”
yang menggunakan kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian ini menunjukkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini going concern.
Sentosa dan Wedari (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan penerimaan Opini Audit Going Concern” yang menggunakan kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian ini menunjukkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan ukuran perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern. Opini auditor pada tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif terhadap opini going concern.
Januarti dan Fitrinasari (2008) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)” yang menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio pertumbuhan penjualan, rasio nilai pasar, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini going concern tahun sebelumnya, auditor client tenure, audit lag sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen.
Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan rasio likuiditas, opini audit going concern tahun sebelumnya, dan audit lag berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage,
43
rasio pertumbuhan penjualan, rasio nilai pasar, ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan audit client tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Januarti (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)” dengan menggunakan kondisi keuangan , debt default, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, audit lag , audit client tenure, kualitas audit, opinion shopping, kepemilikan manajerial dan institusional sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan variabel default, in sales (size), lamanya perikatan (audit client tenure), opini tahun sebelumnya (prior opinion) dan kualitas auditor (specialization) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan variabel financial distress meskipun signifikan tetapi arah tandanya berkebalikan dengan yang dihipotesakan. Audit lag, opinion shoping, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Mada (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern” dan menggunakan kepemilikan terpusat, kepemilikan manajerial, komisaris independen, debt default, reputasi
KAP, financial distress sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitain menunjukkan bahwa kepemilikan terpusat, debt default dan financial distress berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan kepemilikan manajerial, komisaris independen dan reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Nurpratiwi (2014) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Faktor Komite Audit, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern” dan menggunakan ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, aktivitas komite audit, keahlian komite audit, rasio profitabilitas, rasio aktivitas sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern, sedangkan kepemilikan manajerial, aktivitas komite audit, keahlian komite audit, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pane (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
45
dan menggunakan Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default sebagai variabel independen dan Opini Audit Going Concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt Default berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, dan Auditor Switching, Financial Distres berpengaruh positif tidak signifikan penerimaan opini audit going concern.
Irwansyah, Oktavianti, Hardiyanti (2015) dengan judul penelitian
“Pengaruh Faktor Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Pengungkapan Opini Audit Going Concern” dan menggunakan kondisi keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, reputasi KAP, audit lag sebagai variabel independen dan Opini Audit Going Concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, dan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, reputasi KAP, audit lag berpengaruh tidak signifikan penerimaan opini audit going concern.
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No Nama dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Penelitian
dan Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Alexander Perusahaan, dan Skala Auditor.
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan Kondisi Keuangan, Debt Default, dan Opini Audit Sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Sedangkan Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Skala Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Alat analisis: analisis regresi logistik (logistic regression).
Dari penelitian menunjukkan pertumbuhan perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik tidak mempengaruhi opini audit going concern, sedangkan
model prediksi menunjukkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penjualan, Rasio Nilai Pasar, Ukuran Audit dan Pertumbuhan Perusahaan tidak mempengaruhi Opini Going Concern, sedangkan Ukuran Perusahaan dan Kondisi Keuangan Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Opini Going Concern. Opini Auditor pada Tahun Sebelumnya memiliki pengaruh yang positif terhadap Opini Going Concern.
47 Penjualan, Rasio Nilai Pasar, Ukuran
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan Rasio Likuiditas, Opini Audit Going Concern Tahun Sebelumnya, dan Audit Lag berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. Sedangkan Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Leverage, Rasio Pertumbuhan Penjualan, Rasio Nilai Pasar, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, dan Audit Client Tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil Penelitian Menunjukkan Variabel Default, In Sales (Size), Lamanya Perikatan (Audit Client Tenure), Opini Tahun Sebelumnya (Prior Opinion) dan Kualitas Auditor (Specialization) berpengaruh Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern, Sedangkan Variabel Financial Distress meskipun signifikan tetapi arah tandanya berkebalikan dengan yang dihipotesakan.
Audit Lag, Opinion Shopping, Kepemilikan
Manajerial Dan
Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Terpusat, Debt Default dan Financial Distress berpengaruh signifikan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern, Sedangkan Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen dan Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
8. Vidya
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern, Sedangkan Kepemilikan Manajerial, Aktivitas Komite Audit, Keahlian Komite Audit, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Aktivitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap Penerimaaan Opini Audit Going Concern.
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt Default berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, dan Auditor Switching, Financial Distres berpengaruh positif tidak signifikan penerimaan opini audit going concern.
Alat analisis: Analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, dan ukuran perusahaan. Pertumbuhan perusahaan, reputasi KAP, audit lag berpengaruh tidak signifikan penerimaan opini audit going concern.
BAB III