• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validasi oleh Ahli Materi

1. Revisi oleh Ahli Materi

Revisi yang dilakukan berdasarkan saran dari ahli materi terhadap Multimedia Interaktif Panca Indra dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 13. Saran Ahli Materi dan Bentuk Revisi

No. Saran Ahli Materi Bentuk Revisi

1. Mengganti kalimat “menutup hidung dengan menggunakan sapu tangan atau jika berada di tempat yang udaranya kotor atau tercemar” agar lebih komunikatif.

Mengganti kalimat dengan:

“Menutup hidung menggunakan sapu tangan jika berada di tempat yang udaranya kotor”

2. Menambah kalimat penjelas pada: “ada macam rasa utama yang dapat dirasakan oleh syaraf pengecap yaitu:...”.

“...yaitu: asin, asam, manis, dan pahit”.

3. Menambah kalimat penjelas pada: “Jangan

memakai pakaian basah, karena dapat

menyebabkan penyakit kulit”

Menambah kata “... panu”.

4.

Mengganti kalimat “Mata tidak benar-benar melihat benda tetapi melihat cahaya yang dipantulkan oleh benda. Oleh karena itu kita tidak dapat melihat benda dalam keadaan gelap” agar lebih komunikatif.

Mengganti kalimat dengan: “Mata melihat cahaya yang dipantulkan oleh benda. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat benda dalam keadaan gelap”.

5. Menambah keterangan warna-warna sekunder

pada kalimat, “Buta warna terbagi menjadi dua, yaitu buta warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total tidak dapat membedakan semua warna, sedangkan buta warna sebagian tidak mampu membedakan warna-warna sekunder”.

Menambahkan warna-warna

sekunder seperti jingga, hijau, dan kuning.

6. Menambahkan kata teknologi pada kalimat: “Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, orang yang mengalami penurunan daya pendengaran dapat ditolong dengan menggunakan alat pembantu pendengaran”.

“Dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, orang yang mengalami penurunan daya

pendengaran dapat ditolong

dengan menggunakan alat

98

No Saran Ahli Materi Bentuk Revisi

7.

Menghilangkan kata bibir dan menambah fungsi lidah pada kalimat: “bagian bibir dan lidahmu sangat sensitif. Oleh karena itulah bayi menggunakan mulutnya untuk merasakan benda-benda”.

Menghilangkan kata bibir dan menambah fungsi lidah yaitu untuk membantu mengucapkan kata-kata dan membantu menelan makanan.

8. Mengganti kata “kloroid”. Koroid.

9. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 4a, yaitu “sering menonton TV”.

Mengganti alternatif jawaban dengan “menonton TV dengan jarak 15cm”.

10. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 5a yaitu “daun telinga”.

Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 5a menjadi: “saluran telinga luar”. 11. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada

nomor 7d yaitu “menyantap makanan yang terlalu panas”.

Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 7d menjadi: “mendengarkan musik melalui speaker”.

12. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 8d yaitu “membersihkan telinga menggunakan peniti”.

Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 7d menjadi: “mendengarkan musik melalui headshet”.

13. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 12a yaitu “membiarkan penderita penyakit influenza”.

Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 12a menjadi: “membiarkan hidung yang terasa sakit”.

14. Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 12c yaitu “menghindari suara bising”.

Mengganti alternatif jawaban pilihan ganda pada nomor 12c menjadi: “menutup hitung di tempat yang tidak berpolusi”. 15. Mengganti kata “beberapa” pada soal nomor 30,

karena diksi kurang sesuai.

Mengganti kata menjadi “salah satu”.

Revisi yang dilakukan peneliti dapat dilihat melalui gambar sesudah dan sebelum revisi berikut ini.

99

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Sebelum Sesudah

100

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Sebelum Sesudah

101

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Sebelum Sesudah

102

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi Sebelum

Sesudah

103 \

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Sebelum Sesudah

104

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Sebelum Sesudah

105

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Gambar 12. Revisi oleh Ahli Materi

Semua revisi ahli materi ditujukan untuk perbaikan struktur kalimat dan diksi dalam multimedia interaktif Panca Indra. Untuk keseluruhan materi tidak ada revisi dari ahli materi.

Sebelum Sesudah

Sebelum

106 2. Revisi oleh Ahli Media

Revisi yang dilakukan peneliti berdasarkan masukan ahli media terhadap Multimedia Interaktif Panca Indra adalah sebagai berikut.

Tabel 19. Saran Ahli Media dan Bentuk Revisi

No. Saran Ahli Media Bentuk Revisi

1. Menu utama kurang menarik karena hanya ada tulisan saja. Tampilan menu

utama sebaiknya

ditambahkan dengan gambar yang sesuai 2. Pada pilihan menu materi panca indra tampilan masih terlalu

polos, sehingga media masih terkesan belum menarik bagi siswa.

Menambahakan gambar pada menu materi panca indra sesuai dengan tema. 3. Teks (kalimat) dalam multimedia interaktif masih terlalu

panjang, sehingga perlu adanya pemilihan kata-kata agar kalimat menjadi padat, jelas, menarik dan mudah dipahami.

Memilih kalimat

menjadi singkat,

padat, bermakna dan komunikatif.

4. Resolusi foto pada identitas dosen pembimbing berukuran kecil, sehingga foto yang ditampilkan pecah.

Mengganti foto

dengan resolusi lebih besar.

5. Audio pada video kurang sesuai dengan karakteristik siswa SD yang ceria, sehingga perlu mengganti video materi tersebut.

Mengganti video

dengan backsound

yang cocok untuk anak SD.

6. Tampilan layout sebaiknya tidak didominasi oleh teks saja agar tidak sama dengan sumber buku yang biasa dipakai siswa.

Mengubah layout

dengan

memperbanyak gambar dan ilustrasi. 7. Desain cover CD kurang mewakili dari materi yang disajikan

dalam media.

Mengganti cover CD yang sesuai dengan

materi pada

multimedia interaktif.

107

Perubahan produk Multimedia Interaktif Panca Indra sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat melalui gambar berikut ini.

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Sebelum Sesudah

108

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Sebelum Sesudah

109

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Sebelum Sesudah

110

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media

Sebelum Sesudah

111

Gambar 13. Revisi oleh Ahli Media D. Kajian Produk Akhir

Produk media Multimedia Interaktif Panca Indra dikembangkan melalui beberapa tahap. Tahap pengembangan media ini mengacu pada desain pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Evaluation). Tahap analysis (analisis) dilakukan melalui kegiatan analisis awal, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa, analisis aspek-aspek pengembangan media, dan analisis kondisi sekolah tempat ujicoba. Tujuan dari tahap analysis adalah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA sehingga dapat dijadikan acuan untuk mencara solusi dari permasalahn tersebut. Hasil analysis diperoleh dari observasi pembelajaran IPA di kelas IV dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di MIM Jatisalam terkait kendala pembelajaran IPA di sekolah tersebut.

112

Tahap kedua adalah design (perencanaan) yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu pemilihan materi, pembuatan flowchart, dan pembuatan storyboard.

Pengembangan produk ini memperhatikan aspek materi dan aspek media. Pada tahap ini dihasilkan rancangan produk berupa materi, flowchart (alur program), dan storyboard (pengembangan alur program) yang kemudian akan dikembangkan pada tahap selanjutnya.

Tahap ketiga adalah development (pengembangan) yang terdiri dari proses pembuatan produk, validasi ahli materi dan validasi ahli media. Proses pembuatan produk memperhatikan komponen-komponen pada multimedia interaktif. Setelah melakukan validasi, maka saran dari validator dicantumkan untuk revisi. Validasi materi dan media dilakukan secara dua tahap. Hasil akhir pada proses validasi

adalah termasuk ke dalam kategori “sangat baik” sehingga produk Multimedia

Interaktif dapat digunakan untuk ujicoba di lapangan.

Tahap ketiga adalah implementation (implementasi) yang terdiri dari dua tahap yaitu ujicoba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Dikarenakan jumlah siswa yang terbatas, maka peneliti memilih dua orang siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah sebagai objek penelitian ujicoba kelompok kecil sedangkan siswa lainnya termasuk ke dalam objek penelitian ujicoba kelompok besar. Hasil

uji coba awal adalah 4,4 atau masuk ke dalam kategori “sangat baik” dan hasil uji coba lapangan adalah 4,32 atau masuk ke dalam kategori “sangat baik”.

Berdasarkan pengamatan selama proses uji coba dapat diketahui bahwa siswa sangat antusias belajar dengan Multimedia Interaktif Panca Indra yang

113

dikembangkan. Siswa tampak antusias dengan bertanya kepada peneliti bagaimana cara kerja media tersebut. Selain itu, mereka sangat semangat ketika menggunakan komputer/laptop selama proses pembelajaran, terlebih ketika siswa mengerjakan soal latihan yang ada di media tersebut. Pada saat mengerjakan soal latihan, siswa berusaha dengan keras menjawab soal agar benar dan mendapat skor baik. Ketika siswa mendapatkan skor jelek, siswa ingin mencoba kembali mengerjakan soal tersebut.

Melalui serangkaian validasi hingga uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dihasilkan Multimedia Interaktif Panca Indra yang berisi materi Panca Indra dengan Standar Kompetensi 1.3 dan 1.4. Masing-masing Standar Kompetensi dijabarkan menjadi tiga buah indikator sehingga menghasilkan enam buah indikator. Selain tampilan yang menarik, penggunaan yang mudah, dan materi yang lengkap, media ini dilelengkapi pula dengan video dan soal latihan yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut.

Multimedia Interaktif Panca Indra yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai media hasil gabungan. Menurut Kustandi & Sudjipto (2011: 34) media hasil gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Keuntungan media hasil gabungan adalah penggunaan tergantung pada user sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Multimedia Interaktif Panca Indra dapat menambah motivasi siswa dalam belajar

114

dan mempermudah siswa dalam memahami materi ajar. Bahasa yang komunikatif, audio yang mendukung serta tampilan yang menarik disajikan dalam media tersebut. Media ini dirancang sesuai dengan tahap berpikir siswa kelas IV yaitu operasional konkret. Karena siswa pada tahap ini paling baik belajar melalui

hands-onlearning yaitu pendekatan kurikulum yang melibatkan keaktifan siswa, mendorong untuk mengubah, menyelidiki, bereksperimen, dan memecahkan masalah (Allen & Marotz, 2010: 197).

Pengembangan produk ini menggunakan penelitian pengembangan yaitu suatu metode untuk mengembangkan suatu produk, baik yang sudah ada maupun yang belum ada, melalui suatu proses yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengembangkan multimedia interaktif IPA pada materi Panca Indra bagi siswa kelas IV SD. Pengembangan media ini didasarkan adanya masalah keterbatasan media dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada materi Panca Indra.

Multimedia interaktif ini dirasa cocok untuk membantu siswa dalam memperoleh materi karena tampilannya yang lebih bervariasi seperti teks, animasi, audio, video dan gambar. Sehingga siswa akan lebih tertarik untuk belajar melalui media ini dibanding dengan menggunakan buku teks. Hal ini sesuai dengan kelebihan multimedia interaktif menurut Fenrich (Pramana, 2007: 13-14) yaitu dapat memotivasi siswa siswa untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik dengan cepat.

115

Selama ujicoba di lapangan, siswa tampak antusias menggunakan multimedia interaktif dan tampak serius saat mengoperasionalkannya. Siswa tampak bersemangat menyelesaikan latihan soal yang ada di multimedia interaktif tersebut. Meskipun kebanyakan siswa belum bisa mendapatkan nilai di atas 60 namun, semangat untuk belajar dan menyelesaikan soal latihan tersebut nampak terlihat dari raut muka siswa-siswa tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata skor indikator kemenarikan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yaitu 4,40 (Sangat Baik) pada uji coba awal dan 4,32 (Sangat baik) pada uji coba lapangan. Kemenarikan media ini sesuai dengan manfaat media yang disampaikan oleh Sanaky (2013: 6) yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi siswa, merangsang untuk berpikir dan beranalisis, dapat memudahkan siswa dalam proses belajar, dapat belajar dalam situasi yang menyenangkan tanpa tekanan, dan membantu memahami materi yang disajikan secara sistematis.

Materi pada multimedia interaktif Panca Indra ini telah disesuaikan dengan ruang lingkup IPA di SD. Peneliti mengembangkan indikator berdasarkan pada kompetensi dasar yang ada di silabus KTSP. Dengan adanya media ini diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri dengan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi secara tepat. Melalui multimedia interaktif siswa dapat memilih sendiri materi yang ingin dipelajari. Siswa dapat belajar sesuai keinginan dan kebutuhan masing-masing tanpa harus mempelajari materi secara urut. Hal ini sesuai dengan kelebihan multimedia interaktif yang dikemukakan oleh Smaldino, E.Sharon

116

(2011: 173-174) yaitu siswa dapat mengendalikan laju dan urutan pembelajaran yang memberikan banyak kontrol atas hasil belajar.

Selama proses pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti tidak mengalami kendala teknis. Namun, ada beberapa kendala yang menjadi perhatian peneliti yaitu:

1. pada saat uji coba awal salah satu siswa belum bisa menggunakan komputer sehingga perlu bantuan dan bimbingan dari peneliti. Selain itu, adanya petunjuk penggunaan multimedia interaktif belum dibaca secara keseluruhan oleh siswa sehingga, masih sering untuk bertanya tanpa mencoba sendiri terlebih dahulu, dan

2. pada saat uji coba lapangan, peneliti mengalami kendala yaitu kurangnya perangkat komputer yang akan digunakan oleh siswa. Sekolah memiliki lima buah komputer dan empat laptop namun, yang bisa digunakan hanya empat buah komputer, sehingga peneliti harus membawa laptop milik pribadi. Karena jumlah perangkat komputer dan laptop tidak setara dengan jumlah siswa, maka peneliti meminta siswa untuk menggunakan komputer dan laptop secara berpasangan dan bergantian secara kelompok. Kelompok pertama terdiri dari tujuh siswa, selanjutnya bergantian dengan tujuh siswa lainnya.

Pengembangan media multimedia interaktif IPA merupakan suatu inovasi untuk melengkapi media pembelajaran berbasis teknologi yang ada di sekolah. Dalam proses pengembangan, produk yang dihasilkan dapat memiliki keunggulan dibandingkan produk sejenis yang telah ada. Berdasarkan hasil validasi dan

117

ujicoba, maka dapat diketahui bahwa keunggulan produk multimedia interaktif IPA pada materi Panca Indra dengan produk yang telah ada sebelumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 20. Keunggulan Multimedia Interaktif IPA Panca Indra No. Multimedia Interaktif IPA Panca Indra

yang Dikembangkan

Multimedia Interaktif IPA Panca Indra yang Telah Ada

Sebelumnya

1.

Media yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, pemahaman, dan materi ajar di kelas IV sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman pada siswa.

Media yang telah ada tidak disesuaikan dengan kebutuhan siswa sehingga masih membutuhkan bantuan guru untuk menjelaskan materi tersebut. 2. Materi Panca Indra lebih luas dan

mendalam, yakni memuat bagian-bagian panca indra beserta fungsinya, cara kerja panca indra, cara merawat panca indra, gangguan panca indra, soal latihan dan pengetahuan tambahan.

Materi Panca Indra hanya berfokus pada bagian inti materi seperti bagian-bagian panca indra dan fungsinya.

3. Proporsi antarkomponen media seperti penggunaan teks, gambar, ilustrasi, video, dan audio seimbang sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi melalui audiovisual lebih besar.

Terjadi tumpang tindih antarkomponen seperti teks dan narator, dalam satu layout terdapat teks dan rekaman dari narator. Hal itu dapat menyebabkan terpecahnya konsentrasi siswa. 4. Tema background pada tampilan media

menyesuaikan karakter siswa SD yang ceria sehingga tidak membutuhkan background

gambar yang beragam.

Tema background pada tampilan media beragam dan tidak menyesuaikan karakter siswa SD serta kepaduan antarwarna layout. 5. Pemilihan backsound disesuaikan dengan

kebutuhan siswa yaitu instrumen musik yang ceria.

Backsound kurang cocok untuk anak SD karena tidak meumbuhkan semangat belajar. Materi Panca Indra dalam multimedia interaktif yang dikembangkan oleh peneliti telah disesuaikan dengan kebutuhan, pemahaman dan materi ajar untuk

118

siswa kelas IV SD. Peneliti menyesuaikan materi, kebutuhan dan pemahaman siswa untuk dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dalam memahami materi Panca Indra. Kebutuhan dan pemahaman siswa lebih utama untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan bahasa yang lebih komunikatif sehingga siswa akan lebih mudah memahami makna kalimat yang disampaikan. Pemilihan kalimat yang efektif dapat mengurangi kesalahpahaman siswa dalam belajarsehingga siswa memperoleh pemahaman yang sama.

Selain memperhatikan pemilihan kalimat yang efektif, pemilihan materi juga diperhatikan dalam proses pengembangan media ini. Materi dalam multimedia interaktif disusun dengan ruang lingkup yang luas dan mendalam. Tujuan adanya keluasan dan kedalaman materi tersebut adalah untuk menambah pengetahuan siswa dan daya berpikir kritis siswa. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya materi tambahan berupa pengetahuan umum, yang secara tidak langsung dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada siswa. Selain itu, penyusunan materi diperoleh dari berbagai referensi untuk saling mendukung dan terkait satu sama lain sehingga siswa dapat memeproleh informasi secara luas dan mandiri melalui multimedia interaktif yang dikembangkan oleh peneliti.

Pengembangan proporsi multimedia interaktif berpedoman pada ukuran yang ideal agar tampilan tidak monoton dan menarik. Penempatan antara audio dan visual diposisikan secara seimbang untuk mencegah kebingungan siswa dan mengatasi gaya belajar siswa yang beragam. Pada produk sebelumnya, pengembangan sudah menggunakan variasi media yang beragam namun untuk

119

penempatan penggunaan media tersebut terlalu monoton karena didominasi oleh audio berupa rekaman narator dan teks dalam narator. Tampilan yang menarik juga diperlukan dalam proses pengembangan produk ini. Peneliti memilih warna-warna yang padu dan tidak membutuhkan gambar backgorund lain dengan tujuan untuk memfokuskan konsentrasi siswa pada materi ajar, bukan pada tampilannya saja. Tampilan layout yang sederhana dapat menarik perhatian siswa pada ruang lingkup pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru melalui multimedia interaktif tersebut. Tampilan background produk pengembangan yang sudah ada telah menggunakan gambar yang bervariasi namun sayangnya, pemilihan gambar tidak sesuai dengan tema dan cenderung mempengaruhi cara pandang siswa. Selain mempertimbangkan pemilihan background, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan backsound. Dalam pengembangan media ini peneliti memilih instrumen lagu yang gembira sehingga, pada saat siswa mengoperasionalkan media dapat menambah semangat dan gairah mengikuti pembelajaran. Peneliti memilih untuk tidak menggunakan instrumen lagu yang

mendayu-dayu agar suasana belajar siswa tetap terjaga.

Bagian akhir multimedia interaktif terdapat soal latihan sebanyak 20 soal. Tujuan adanya soal latihan adalah untuk mengukur kemampuan siswa setelah menggunakan media tersebut. Masing-masing siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan belajar dan pemahaman materi IPA khususnya pada materi Panca Indra. Setelah siswa mengerjakan soal, maka akan muncul skor hasil pekerjaan siswa. Hal ini sejalan dengan karakteristik pembelajaran multimedia

120

interaktif yang diungkapkan Darmawan (2012: 55) yaitu mengembangkan prinsip

self evaluation dalam mengukur proses dan hasil belajarnya. E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Jumlah subjek peneliti pada saat uji coba lapangan terbatas dalam skala kecil yaitu 19 siswa, jumlah siswa di lapangan hanya terdapat 21 siswa.

2. Pada penelitian ini, peneliti tidak menguji efektivitas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di MIM Jatisalam.

121 BAB V