• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 66

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah melihat hasil dari uji coba produk yang telah dilakukan pada sampel tersebut. Namun, apabila terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil uji coba produk terbatas, maka metode mengajar baru dapat diberlakukan pada kelas yang lebih luas.

8. Uji coba pemakaian

Produk yang berupa metode mengajar baru dapat diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas, setelah pengujian terhadap produk berhasil.

9. Revisi produk

Revisi produk dilakukan, apabila dalam pemakaian lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengevaluasi kinerja produk yang dibuat untuk menyempurnakan pembuatan produk.

10. Pembuatan produk masal

Pembuatan produk masal dilakukan, apabila produk telah dinyatakan efektif dan efisien setelah melalui. Pengujian beberapa kali dilakukan agar produk dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti hanya membatasi pada 7 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) potensi dan masalah. (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk akhir. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini meliputi tujuh tahap karena penelitian sampai pada taraf ujicoba dan tidak melakukan produksi massal. Hal ini diperjelas dari langkah kedelapan sampai sepuluh, berikut pemaparan yang dapat disampaikan: (8) ujicoba pemakaian yaitu produk yang berupa metode mengajar baru dapat diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas, setelah pengujian terhadap produk berhasil. (9) Revisi produk yaitu revisi yang dilakukan pada produk apabila dalam pemakaian lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kelebihan dan kelemahan. (10) Pembuatan produk massal yaitu pembuatan produk yang dilakukan secara massal, apabila produk telah dinyatakan efektif dan efisien setelah melalui pengujian beberapa kali agar produk dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Penelitian ini masih sebatas pengembangan prototipe awal perangkat pembelajaran, oleh karena itu prosedur pengembangan penelitian dibatasi hingga tahap ke tujuh.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi tempat

penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian. a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV dan peserta didik kelas IV tahun ajaran 2019/2020.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran inovatif dalam sub-tema β€œBangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku” mengacu Kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.

c. Waktu Penelitian

Waktu penelitian terhitung mulai bulan Januari 2020 sampai Februari 2021. Penelitian ini dimulai dari wawancara analisis kebutuhan, pembuatan produk, hingga penyelesaian laporan skripsi. Keseluruhan penelitian pengembangan ini membutuhkan waktu kurang lebih 14 bulan. C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang akan dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan ini adalah desain produk akhir berupa perangkat pembelajaran. Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg and Gall. Penggunaan langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg and Gall dikarenakan untuk mengembangkan suatu produk pengembangan (Tengeh, Jampel & Pudjawan, 2014: 31). Produk yang dikembangkan terdiri dari perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan modul pembelajaran berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Penelitian ini tidak menggunakan seluruh langkah model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Peneliti membatasi penelitian dengan hanya menggunakan tujuh langkah-langkah penelitian, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk

akhir. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini meliputi tujuh tahap karena penelitian masih berupa pengembangan prototipe perangkat pembelajaran, pengembangan produk baru sampai pada taraf ujicoba, dan belum melakukan produksi massal. Oleh karena itu, prosedur pengembangan penelitian dibatasi hingga tahap ketujuh. Berikut langkah-langkah model penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti:

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan

Revisi produk Hasil Wawancara Pengumpulan Data

Langkah 2 Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan Wawancara Langkah 1

Desain Produk

Mengembangkan instrumen wawancara. Mengembangkan instrumen penilaian produk.

Analisis Kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Menyusun indikator dengan tingkat berpikir tingkat tinggi (taksonomi Bloom).

Menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan ABCD. Membuat jaringan KD dan indikator.

Membuat rencana pembelajaran (RPP). Mengembangkan dan memilih bahan ajar.

Langkah 3

Evaluasi formatif Validasi desain

Langkah 4 Langkah 5

Uji coba terbatas

Evaluasi sumatif Langkah 6

Revisi produk Langkah 7

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan didapat berdasarkan fakta yang terdapat di lapangan mengenai perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara mewawancarai guru kelas IV SD Kanisius Totogan. Wawancara dilakukan pada tanggal 9 Maret 2020 untuk mengetahui kebutuhan guru dan peserta didik mengenai pembelajaran inovatif dan peranan pembelajaran inovatif pada kurikulum 2013.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil wawancara dijadikan sebagai bahan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang sudah didapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan produk.

3. Desain produk

Desain produk dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang diperoleh pada saat melakukan analisis kebutuhan. Pengembangan desain perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar yaitu rencana perangkat pembelajaran. Langkah yang dilakukan peneliti dalam mendesain produk adalah (1) pengembangan instrumen wawancara, (2) pengembangan instrumen penilaian produk, (3) analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), (4) indikator dan tujuan pembelajaran dibuat sesuai Taksonomi Bloom, (5) dibuat jaringan KD dan Indikator, (6) dibuat rencana pembelajaran (RPP), (7) LKPD, (8) evaluasi, dan (9) pengembangan dan pemilihan bahan ajar.

4. Validasi desain

Produk yang telah dibuat, selanjutnya divalidasi oleh para ahli. Validasi dilakukan oleh 4 validator yang terdiri dari dua orang dosen dan dua orang guru kelas IV. Keempat validator akan menilai kelayakan

produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran, serta penilaian produk yang dikembangkan peneliti didapatkan dari validasi produk. Kritik dan saran digunakan untuk mengetahui kekurangan produk yang kemudian dijadikan sebagai acuan demi melakukan perbaikan sehingga menghasilkan produk yang lebih baik.

5. Revisi desain

Revisi desain dilakukan setelah produk divalidasi sehingga mendapatkan kritik dan saran oleh keempat validator. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kelemahan produk berdasarkan hasil penilaian oleh validator. Kelemahan produk diperbaiki agar menghasilkan produk yang lebih baik.

6. Uji coba produk

Uji coba produk dilakukan kepada 5 peserta didik kelas IV, meliputi peserta didik yang berinisialkan N, D, R, S, dan M.

7. Revisi produk akhir

Penyempurnaan produk dilakukan berdasarkan hasil evaluasi formatif yang didapat dengan berpedoman pada kritik dan saran yang diberikan. Revisi ini merupakan revisi tahap akhir guna menyempurnakan produk yang dikembangkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara.

Soehartono (dalam Hikmat, 2011: 79) menyatakan bahwa wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh peneliti atau pewawancara dan jawabannya. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV di SD Kanisus Totogan yang menggunakan Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan pedoman

wawancara dalam melakukan kegiatan wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan analisis kebutuhan guru SD tentang pengembangan perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 yang berkualitas.

Data yang diperoleh melalui wawancara dengan wali kelas IV berupa informasi terkait dengan permasalahan mengenai perangkat pembelajaran yang belum terpenuhi pada setiap pembelajarannya, guru belum memahami sepenuhnya mengenai perangkat pembelajaran terutama perangkat pembelajaran inovatif, terkadang guru juga merasa kebingungan dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajarannya.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2016: 156) menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan lembar validasi produk yang berbentuk check list.

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar. Pedoman wawancara bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah dan kebutuhan guru dengan sebenar-benarnya. Instrumen wawancara terdiri dari 23 poin pertanyaan, diantaranya adalah:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

No Topik Pertanyaan No

Pertanyaan 1. Sejak kapan SD Kanisius Totogan menerapkan

Kurikulum 2013?

1 2. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum

2013?

2 3. Sejauh mana pemahaman ibu terhadap Kurikulum

2013?

3 4. Apakah ibu sudah mengetahui karakteristik 4

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan Kurikulum SD 2013?

5. Sejauh mana pemahaman ibu terkait dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

5 6. Bagaimana cara ibu merumuskan indikator dan

tujuan pembelajaran sesuai kemampuan siswa?

6 7. Bagaimana cara ibu menumbuh kembangkan

pendidikan karakter dalam pembelajaran?

7 8. Apakah ibu setiap pembelajaran menggunakan

RPP dengan model pembelajaran berbeda?

8 9. Apakah tujuan pembelajaran yang ibu kembangkan

sudah mengupayakan tercapainya Pendidikan Karakter?

9

10. Apakah ibu mengetahui keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada abad 21 seperti (berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikasi)?

10

11. Apakah dalam pembuatan RPP ibu sudah merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikasi)?

11

12. Apakah pembelajaran dengan ceramah masih mendominasi di kelas?

12 13. Pernahkah ibu menggunakan model pembelajaran

inovatif yang lain? Model apakah itu?

13 14. Apakah ibu mengetahui pembelajaran inovatif? 14 15. Kesulitan apa sajakah yang ibu alami dalam

pembuatan model pembelajaran inovatif?

15 16. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami? 16 17. Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif

yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah ibu?

17

18. Apakah ibu masih perlu bentuk contoh untuk perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 (model PBL, model inquiri, dan model pembelajaran kooperatif, model kuantum, PPR, dan lain sebagainya)?

18

19. Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas ?

19 20. Apakah ibu mempunyai rencana untuk

mengembangkan pembelajaran inovatif agar ke depannya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa?

20

21. Menurut ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika diterapkan dalam proses pembelajaran dewasa ini?

21

22. Apakah ibu sudah mengetahui tentang jenis belajar menurut taksonomi Bloom yang direvisi?

22 23. Menurut ibu apakah perangkat pembelajaran 23

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan inovatif penting jika diterapkan dalam proses

pembelajaran?

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan peneliti berupa instrumen validasi produk dan instrumen uji coba perangkat pembelajaran inovatif. Instrumen validasi memuat pertanyaan untuk memvalidasi produk. Instrumen uji coba perangkat pembelajaran inovatif memuat penilaian kegiatan pembelajaran peserta didik. Kuesioner digunakan sebagai acuan penilaian untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan dengan acuan yang jelas. Lembar validasi produk menggunakan skala Likert 1 sampai 4, yang berarti semakin besar nilainya akan semakin valid. Selain itu terdapat juga kolom komentar/saran atau perbaikan dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan yang harus dicermati oleh peneliti. Berikut dua penilaian instrumen validasi produk dan instrumen uji coba perangkat pembelajaran inovatif:

1) Instrumen validasi produk

Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan aspek yang meliputi, identitas mata pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, metode pembelajaran, skenario pembelajaran, rancangan penilaian autentik. Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan. Kuesioner ini ditujukan pada 4 (empat) orang ahli, yaitu ahli perangkat pembelajaran, ahli IPA, dan 2 (dua) guru kelas IV Sekolah Dasar. Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Validasi Produk

2) Instrumen uji coba perangkat pembelajaran inovatif

Instrumen tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui keefektifan penggunaan pembelajaran inovatif pada kegiatan pembelajaran peserta didik.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD untuk menganalisis kebutuhan yang ada. Data kualitatif juga didapat dari kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli atau validator pembelajaran inovatif yang telah memvalidasi produk penelitian.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data berupa skor dari penilaian validator ahli yaitu dosen pendidikan dan guru kelas IV Sekolah Dasar. Data yang dianalisis

Variabel Aspek Nomor Butir

Pertanyaan Buku Perangkat

Pembelajaran

A. Identitas mata pelajaran 1 B. Perumusan Indikator 1, 2, 3, 4 C. Perumusan tujuan

pembelajaran

1, 2 D. Pemilihan materi ajar 1, 2, 3 E. Pemilihan sumber

belajar

1, 2, 3, 4 F. Pemilihan media belajar 1, 2, 3, 4 G. Metode pembelajaran 1, 2, 3 H. Skenario pembelajaran 1, 2, 3, 4, 5 I. Rancangan penilaian

autentik

sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil instrumen yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:

Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat baik (4), baik (3), cukup baik (2), dan kurang baik (1). Validator memilih salah satu skor dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan. Rata-rata total skor masing-masing komponen yang diperoleh akan dikonversikan menjadi data kuantitatif skala empat untuk skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan kriteria menurut Widoyoko (2014: 144). Aturan pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian yaitu sebagai berikut:

a. Skor pernyataan yang negativ kebalikan dari pernyataan yang positif.

b. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian dikali dengan jumlah pilihan (gradasi skor dalam rubrik).

c. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh: skor tertinggi ideal) dikali dengan jumlah kelas interval.

d. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya jika penilaian menggunakan skala 4, hasil penilaian diklasifikasi menjadi 4 kelas interval.

e. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus.

Keterangan:

t = skor tertinggi ideal dalam skala r = skor terendah ideal dalam skala Jk = jumlah kelas interval

Rata-rata = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘–π‘‘π‘’π‘š

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil penilaian dengan skala 4 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Klasifikasi Penilaian Skala Empat

Skor akhir Klasifikasi

>3,25 – 4,00 Sangat Baik (SB) >2,50 – 3,25 Baik (B) >1,75 – 2,50 Cukup Baik (CB)

1,00 – 1,75 Kurang Baik (KB)

Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan pertama yaitu mencari rerata skor perolehannya, kemudian yang kedua yaitu dapat dikonversikan dari data kuantitatif menjadi data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel 3.3 terkait kriteria skor skala empat.

66 BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang uraian hasil penelitian pengembangan dan pembahasan, hal yang akan dibahas oleh peneliti mencakup hasil penelitian yang terdiri dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah diketahui dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh peneliti. Agar dapat memenuhi analisis kebutuhan, peneliti mencoba mencari informasi yang berkaitan dengan pembuatan produk dari peneliti yaitu mengenai pembelajaran di Sekolah Dasar yang menggunakan Kurikulum 2013 dan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara pada guru kelas IV di SD Kanisius Totogan. Wawancara dilakukan sesuai dengan jadwal penelitian yang telah dibuat. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru ketika melaksanakan pembelajaran serta kebutuhan perangkat pembelajaran inovatif yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 23 butir pertanyaan yang telah dibuat untuk menganalisis kebutuhan perangkat pembelajaran inovatif. Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013.

Butir pertanyaan pertama mengenai sejak kapan sekolah menerapkan Kurikulum 2013. Guru yang diwawancarai mengungkapkan bahwa mulai menerapkan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran baru pada tahun 2013/2014. Butir pertanyaan kedua mengenai keikutsertaan pelatihan Kurikulum 2013. Guru menjawab pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 setelah dilakukan penerapan Kurikulum 2013.

Butir pertanyaan ketiga mengenai sejauh mana pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013. Guru sedikit memahami Kurikulum 2013, guru mengemukakan bahwa kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang menekankan 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Menurut guru, Kurikulum 2013 pembelajaran yang berbasis karakter dan kompetensi. Guru juga mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menggunakan tema pada pembelajaran. Materi Kurikulum 2013 kurang memiliki penjabaran yang jelas jika dibandingkan dengan materi pada Kurikulum KTSP. Butir pertanyaan keempat mengenai pengetahuan guru tentang karakteristik Kurikulum SD 2013. Guru memberikan jawaban bahwa beliau hanya sekedar tahu saja tetapi kurang memahami lebih dalam. Beliau mengungkapkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 yang jelas peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan mandiri.

Butir pertanyaan kelima mengenai pemahaman guru terkait dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru kurang memahami pendekatan saintifik, tetapi beliau sudah mencoba menerapkan menggunakan pendekatan saintifik 5M tetapi tidak runtut. Pembelajaran menggunakan 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Guru juga menegaskan bahwa kegiatan pendekatan saintifik 5M harus ada pada kegiatan pembelajaran tetapi disesuaikan dengan jenjang usia anak. Butir pertanyaan keenam mengenai cara guru merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik. Berdasarkan wawancara, bahwa guru terkadang tidak membuat RPP secara mandiri. Indikator yang digunakan sesuai dengan di buku guru dan disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Guru menjelaskan bahwa tidak membuat indikator sendiri karena memang sudah ada di buku guru. Tujuan dan indikator sudah ada di buku guru tinggal disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan sekolah.

Butir pertanyaan ketujuh mengenai cara guru menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru

menjelaskan cara menumbuhkembangkan pendidikan karakter peserta didik ketika pembelajaran berlangsung guru lebih memberi contoh pada kehidupan sehari-hari. Guru memulai dengan hal-hal kecil atau sederhana yang biasa dilakukan oleh peserta didik seperti membiasakan berdoa sebelum memulai sesuatu, jujur, disiplin, menghargai teman, tidak membeda-bedakan teman, berbicara dengan sopan dan datang ke sekolah tidak terlambat. Butir pertanyaan kedelapan mengenai penggunaan model pembelajaran yang berbeda di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di setiap pembelajaran. Guru menjelaskan bahwa beliau terkadang tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara mandiri sehingga model pembelajaran yang digunakan terkadang sama.

Butir pertanyaan kesembilan mengenai tujuan pembelajaran yang dikembangkan guru apakah sudah mengupayakan ketercapaian pendidikan karakter. Guru menjelaskan bahwa, beliau merasa sudah mengupayakan ketercapaian pendidikan karakter tetapi hanya tersirat saja. Guru mengupayakan pengembangan karakter di dalam proses pembelajaran secara langsung dan tidak menuliskan di dalam perumusan tujuan pembelajaran. Seperti peserta didik bekerja dalam kelompok jadi harus kerja sama diselesaikan secara bersama. Butir pertanyaan kesepuluh mengenai pengetahuan guru tentang keterampilan abad 21. Guru menjelaskan bahwa, beliau mengetahui tetapi hanya sebatas mengetahui saja. Contohnya, berpikir kritis misalnya memproses informasi melalui pengamatan, penalaran, komunikasi dan mencari tahu tentang apa yang belum diketahui.

Butir pertanyaan kesebelas mengenai dalam pembuatan RPP guru sudah merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan abad 21. Guru belum merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan abad 21 (berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikasi). Tetapi saat pembelajaran berlangsung sudah menerapkan keterampilan abad 21 yaitu komunikasi dan kreatif. Butir pertanyaan kedua belas mengenai pembelajaran dengan metode

ceramah masih mendominasi di kelas atau tidak. Guru menjelaskan bahwa, beliau terkadang masih menggunakan ceramah dalam pembelajaran tetapi tetap disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.

Butir pertanyaan ketiga belas mengenai penggunaan model pembelajaran inovatif yang pernah digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran inovatif yang biasanya digunakan oleh guru yaitu cooperative learning tipe example non example. Butir pertanyaan keempat belas mengenai pemahaman pembelajaran inovatif. Guru hanya menjelaskan bahwa, pembelajaran inovatif yaitu proses pembelajaran yang menumbuhkan keaktifan peserta didik dan berpusat pada peserta didik.

Butir pertanyaan kelima belas mengenai kesulitan yang dialami guru dalam pembuatan model pembelajaran inovatif. Guru menjelaskan bahwa, kesulitan dalam menggabungkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya. Guru juga dituntut untuk kreatif sehingga bisa menginspirasi peserta didik. Butir pertanyaan keenam belas mengenai cara mengatasi kesulitan yang dialami dalam pembuatan model pembelajaran inovatif. Guru menjawab ketika beliau kesulitan dalam membuat model pembelajaran inovatif maka beliau akan bertanya atau konsultasi dengan guru lain yang sudah mengalami.

Butir pertanyaan ketujuh belas mengenai ketersediaan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 di sekolah. Guru menjawab bahwa ada contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 tetapi masih sangat minim penyusunannya. Butir pertanyaan kedelapan belas mengenai perlu tidaknya guru memerlukan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu pada Kurikulum 2013. Guru masih sangat memerlukan contoh perangkat pembelajaran inovatif, karena guru akan lebih memahami jika terdapat contoh perangkat pembelajaran dari berbagai sumber. Selain itu, dengan adanya contoh perangkat

pembelajaran inovatif guru akan mendapatkan inspirasi mengenai model baru yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Butir pertanyaan kesembilan belas mengenai pernah tidaknya peserta didik merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas. Guru mengatakan tidak, peserta didik tidak cepat bosan tetapi justru membuat peserta didik lebih aktif dan cepat dalam menggali pengetahuan atau materi yang diberikan. Butir pertanyaan kedua puluh mengenai ada tidaknya keinginan guru mempunyai rencana untuk mengembangkan pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Guru mempunyai rencana untuk mengembangkan pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi peserta didik. Peserta didik juga menjadi aktif ketika menggunakan pembelajaran inovatif.

Dokumen terkait