• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 73

7. Revisi Produk

Setelah dilakukan uji coba dan mendapatkan hasil revisi maka dilakukan perbaikan dari kekurangan produk. Hasil revisi ini menjadi produk final.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Non Tes

a. Wawancara

Menurut Muri (2015: 108), wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) secara langsung, atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka antara pewawancara dan yang diwawancarai di mana pewawancara bertanya tentang suatu aspek yang telah dirancang sebelumnya. Menurut Sudiyono (2006: 82), wawancara adalah cara menghimpun informasi yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, serta tujuan yang telah ditentukan oleh pewawancara.

Menurut Sudiyono (2006: 82), wawancara dibagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terpimpin atau yang sering disebut dengan istilah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terpimpin atau sering disebut dengan istilah wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan dengan berpegangan pada panduan wawancara yang butir-butirnya terdiri dari hal-hal yang dipandang perlu guna mengumpulkan informasi. Dalam wawancara tidak sistematis, evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang diperlukan tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V SD BOPKRI Gondolayu. Wawancara dilakukan secara langsung untuk mengetahui masalah dan analisis kebutuhan berkaitan dengan pengembangan soal

akhir tema dan sub tema kelas V SD. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Peneliti telah menyiapkan pedoman butir-butir pertanyaan terlebih dahulu, namun peneliti dapat mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara berlangsung dalam rangka melengkapi data-data yang diperlukan.

b. Kuesioner

Menurut Mardalis (2008: 66), kuesioner atau sering disebut sebagai angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan sebagai informasi yang diperlukan untuk kebutuhan peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 142), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Menurut Darmadi (2014: 78-79), jenis kuesioner dibedakan menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kesempatan kepada responden untuk menuliskan jawaban sesuai dengan yang diketahuinya. Responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan apabila peneliti belum dapat memikirkan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban responden. Kuesioner tertutup disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang () pada kolom yang telah

disediakan. Berdasarkan bentuknya, angket tertutup merupakan skala bertingkat, yaitu sebuah pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disediakan pada kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup dalam bentuk skala. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sudiyono (2006: 85), skala Likert sangat terkenal dan sering digunakan untuk mengukur sikap. Skala sikap adalah jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasil skala Likert berupa kategori mendukung (positif) dan menolak (negatif). Dalam penelitian ini skala Likert digunakan untuk menilai kelebihan dan kelemahan objek yaitu produk tes akhir tema dan sub tema. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian butir soal dengan indikator. Kuesioner diberikan kepada ahli kurikulum pembelajaran yaitu kepada dosen pengampu mata kuliah evaluasi pembelajaran PGSD Universitas Sanata Dharma dan guru kelas V SD yaitu guru dari SD BOPKRI Gondolayu.

2. Instrumen Penelitian

Menurut Widoyoko (2016: 51), instrumen penelitian merupakan pedoman yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner.

a. Pedoman Wawancara

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD

BOPKRI Gondolayu. Pedoman wawancara digunakan oleh peneliti untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara dan memperoleh hasil wawancara yang akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan. Pedoman wawancara ditentukan berdasarkan pengembangan untuk menggali potensi dan masalah yang dialami oleh guru kelas dan dari pengembangan tes hasil belajar menurut Mardapi (2008: 88) dan Rakhmat & Solehudin (2001: 64). Langkah pengembangan tes menurut Mardapi (2008: 88) dan Rakhmat & Solehudin (2001: 64) yaitu menentukan tujuan pembelajaran tes, menyusun kisi-kisi, menentukan bentuk tes, membuat soal tes, memeriksa soal tes, dan membuat petunjuk pengerjaan soal.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja fungsi evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 menurut bapak/ibu?

2. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang ada pada Kurikulum 2013?

3. Kapan evaluasi pembelajaran dilakukan?

4. Apakah ada pedoman dalam pembuatan soal untuk evaluasi? 5. Seberapa penting pedoman diperlukan dalam pembuatan soal? 6. Menurut bapak/ibu soal yang baik dan berkualitas itu yang seperti

apa?

7. Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan soal?

8. Bagaimana cara merumuskan indikator untuk menentukan kisi-kisi pembuatan soal?

9. Apakah bapak/ibu membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum membuat soal?

10. Apakah bapak/ibu biasanya dalam pembuatan soal menggunakan level kognitif?

11. Apa saja kesulitan dalam penyusunan pembuatan soal?

12. Apakah biasanya dalam pembuatan soal, soal yang dibuat disusun secara integrasi?

13. Apakah bapak/ibu memerlukan contoh buku yang berkualitas? 14. Dalam tema di semester ini, manakah tema yang paling sulit dalam

b. Lembar Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi produk tes hasil belajar yang akan diberikan kepada ahli yaitu satu dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dan satu guru kelas V SD BOPKRI Gondolayu. Validasi produk digunakan untuk mengetahui kelayakan produk tes hasil belajar. Kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan berdasarkan kaidah penelitian soal. Indikator dipilih berdasarkan kaidah penelitian soal diantaranya yaitu materi, konstruksi, dan bahasa. Indikator ditentukan berdasarkan format analisis soal pilihan ganda dan uraian menurut ahli yaitu Kusaeri (2014 a: 103). Setiap indikator disesuaikan dengan kaidah penelitian tes tipe pilihan ganda dan tes tipe uraian. Komponen penilaian disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan dan berdasarkan kaidah pengembangan tes tipe pilihan ganda dan uraian.

Tabel 3.2 Lembar Kuesioner Pilihan Ganda

Indikator No Komponen Penilaian Skor Komentar 1 2 3 4 A. Materi 1. Kesesuaian setiap butir soal dengan KD yang dicapai. 2. Kesesuaian setiap butir soal dengan indikator yang dicapai.

3. Kesesuaian setiap butir soal dengan ranah kognitif yang dicapai.

4. Pilihan jawaban homogen dan logis jika ditinjau dari segi materi.

5. Setiap soal memiliki satu jawaban yang benar atau paling benar. B.

konstruksi

6. Butir soal tidak mengandung pernyataan yang mengarah langsung pada jawaban. 7. Butir soal tidak

memberikan pernyataan negatif ganda.

8. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan butir soal. 9. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. 10. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan “semua jawaban benar”. 11. Butir soal tidak

bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 12. Pengecoh dalam alternatif jawaban tidak terlalu tampak. 13. Pilihan jawaban tidak memungkinkan siswa menebak langsung. 14. Soal yang dibuat

relevan dengan kehidupan sehari-hari.

15. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

16. Soal yang dibuat bersifat lintas mata pelajaran.

C. Bahasa 17. Kalimat soal dirumuskan dengan jelas dan mudah dimengerti.

18. Penyusunan kalimat soal menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai EBI 19. Bahasa yang digunakan komunikatif . 20. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Jumlah

Tabel 3.3 Lembar Kuesioner Uraian

Indikator No Komponen Penilaian Skor Komentar 1 2 3 4 A. Materi 1. Kesesuaian setiap butir soal dengan KD yang dicapai. 2. Kesesuaian setiap butir soal dengan indikator yang dicapai.

3. Kesesuaian setiap butir soal dengan ranah kognitif yang dicapai.

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. B.

konstruksi

5. Butir soal

menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian. 6. Ada petunjuk yang

jelas tentang cara mengerjakan soal.

7. Tabel, gambar, grafik, peta atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca. Soal yang dibuat bersifat lintas mata pelajaran.

C. Bahasa 8. Kalimat soal dirumuskan dengan jelas dan mudah dimengerti. 9. Penyusunan

kalimat soal menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai EBI 10. Bahasa yang

digunakan komunikatif . Jumlah

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata atau deskripsi, sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data.

1. Analisis Data Kualitatif a) Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD BOPKRI Gondolayu untuk menganalisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembuatan soal evaluasi.

2) Saran Validasi Produk

Saran dari validator yang terdiri dari satu ahli kurikulum pembelajaran yaitu dosen pengampu mata kuliah evaluasi pembelajaran PGSD Universitas Sanata Dharma dan satu guru kelas V SD BOPKRI Gondolayu akan digunakan peneliti untuk memperbaiki produk tes akhir sub tema dan akhir tema 4 “Sehat Itu Penting”.

2. Analisis Data Kuantitatif a. Kuesioner

Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti akan divalidasi oleh ahli. Kuesioner berisi 20 pernyataan dengan rentang skor 1-4 di mana nilai 1= sangat tidak baik, 2= tidak baik, 3=baik, 4=sangat baik. Jika hasil validasi masuk dalam kategori sangat baik, maka peneliti akan mempertimbangkan apakah perlu ada revisi atau tidak. Hasil validasi ahli dan guru akan dianalisis dan dikategorikan dalam tabel menurut skala Likert. Sugiyono (2014: 166), membagi penskoran kuesioner sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kategori Penskoran Kuesioner Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi

3,25 < M ≤ 4,00 Sangat baik

2,50 < M ≤ 3,25 Baik

1,75 < M ≤ 2,50 Kurang baik 0,00 < M ≤ 1,75 Tidak baik

Keterangan: M = rata-rata skor pada aspek yang dinilai

Jika hasil validasi masuk dalam kategori kurang baik, maka peneliti akan menjadikan saran dan komentar dari ahli sebagai acuan untuk melakukan revisi. Bila diperlukan, soal akan diubah dan

dirombak. Jika hasil validasi masuk dalam kategori tidak baik, maka peneliti akan mengulang dan memperhatikan saran dan komentar ahli sebagai acuan pembuatan soal.

b. Tes

Peneliti menggunakan teknik analisis tes untuk menjawab rumusan masalah mengenai kualitas produk tes yang dibuat.

1) Analisis Validitas

Menurut Sukardi (2008: 31), validitas suatu instrumen evaluasi adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sudiyono (2006: 182), validitas dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh butir soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Penilaian berkaitan dengan kemampuan instrumen penilaian menyajikan informasi yang tepat tentang kondisi anak yang dinilai (Wainer & Braun, dalam Kusaeri, 2014 a: 50).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi biserial, rumus yang digunakan yaitu:

𝑟 𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑆𝐷𝑡 𝑝

𝑞

Gambar 3.3 Rumus Korelasi Biserial

rpbi = koefisien validitas.

Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh siswa, yang untuk butir soal yang bersangkutan telah dijawab dengan benar.

Mt = skor rata-rata dari skor total. SDt = deviasi standar dari skor total.

p = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.

q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.

Setelah analisis validitas dilakukan, langkah yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menganalisis reliabilitas soal tes. 2) Analisis Reliabilitas

Menurut Sukmadinata (2011: 229), reliabilitas berkaitan dengan tingkat konsistensi atau ketetapan hasil pengukuran. Menurut Kusaeri (2014 a : 57), reliabilitas merujuk pada konsistensi suatu pengukuran. Artinya, bagaimana hasil penilaian konsisten dari pengukuran yang satu ke lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 16.0 untuk soal pilihan ganda dan soal uraian yang kemudian dianalisis menggunakan tabel kriteria reliabilitas. Menurut Masidjo (1995:209) tabel kriteria reliabilitas sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 - 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah Negatif

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Jika hasil uji reliabilitas masuk dalam kualifikasi sangat tinggi maupun tinggi, maka soal dinyatakan konsisten atau tidak

diperlukan adanya penggantian soal. Jika hasil uji reliabilitas masuk dalam kualifikasi cukup, maka soal dinyatakan cukup konsisten atau diperlukan adanya penggantian soal dengan pertimbangan tertentu. Jika hasil uji reliabilitas masuk dalam kualifikasi rendah dan sangat rendah, maka soal dinyatakan tidak konsisten atau soal perlu diganti secara keseluruhan.

Setelah analisis reliabilitas dilakukan, langkah yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menganalisis daya pembeda di setiap butir soal.

Setelah analisis reliabilitas dilakukan, langkah yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menganalisis daya pembeda di setiap butir soal.

3) Analisis Daya Pembeda

Menurut Kusaeri (2014 a: 107), daya pembeda adalah kemampuan sebuah soal membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Indeks daya pembeda berkisar antara -1 sampai dengan +1. Jika daya pembeda negatif, berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta tes yang kurang pandai) menjawab benar soal dibandingkan dengan kelompok atas (peserta tes yang pandai). Sebaliknya, jika daya pembeda positif, banyak siswa kelompok atas mampu menjawab soal dengan benar dibandingkan kelompok bawah. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal, semakin tinggi kemampuan soal itu membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

indeks daya pembeda menurut Kusaeri (2014 a: 108) sebagai berikut.

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda dapat digunakan rumus berikut.

𝐷𝑃 =𝐵𝐴 − 𝐵𝐵1 2𝑁

Gambar 3.4 Rumus Daya Pembeda Pilihan Ganda

DP = daya pembeda soal

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = jumlah siswa yang mengerjakan tes

Untuk menghitung daya pembeda soal bentuk soal uraian dapat menggunakan rumus berikut.

𝐷𝑃 =𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙

Gambar 3.5 Rumus Daya Pembeda Uraian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program komputer microsoft exel untuk soal pilihan ganda dan uraian untuk kemudian dianalisis menggunakan tabel kriteria daya pembeda. Menurut Kusaeri (2014 a: 109) tabel kriteria daya pembeda sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda No Range Daya

Pembeda

Kategori Keputusan 1. 0,40 – 1,00 Sangat memuaskan Diterima

2. 0,30 – 0,39 Memuaskan Diterima

3. 0,20 – 0,29 Tidak memuaskan Ditolak/direvisi 4. 0,00 – 0,19 Sangat tidak

memuaskan

Direvisi total

Untuk produk akhir penelitian, peneliti menggunakan indeks daya pembeda 0,20 hingga 1,00. Peneliti menggunakan indeks daya pembeda 0,20 - 1,00 karena masih ada kemungkinan soal untuk direvisi kembali. Setelah analisis daya pembeda dilakukan, langkah yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menganalisis tingkat kesukaran setiap soal.

4) Analisis Tingkat Kesukaran

Menurut Kusaeri (2014 a: 106), tingkat kesukaran soal adalah peluang siswa menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki tingkat tingkat kesukaran sebesar 0 berarti tidak ada siswa yang mampu menjawab benar soal tersebut. Bila soal memiliki tingkat kesukaran sebesar 1 maka soal itu dipastikan dapat dijawab benar oleh semua siswa. Menurut (Nitko, dalam Kusaeri , 2014 a: 106) perhitungan indeks tingkat kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑇𝐾) =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

Gambar 3. 6 Rumus Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda

Sementara, untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian digunakan rumus yaitu:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑇𝐾) = 𝑀𝑒𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

Gambar 3.7 Rumus Tingkat Kesukaran Uraian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program microsoft exel untuk soal pilihan ganda dan uraian yang kemudian dianalisis menggunakan tabel (Kusaeri, 2014 a: 107) sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran No Range Tingkat Kesukaran Kategori Keputusan 1. 0,7 – 1,0 Mudah Ditolak/direvisi 2. 0,3 – 0,7 Sedang Diterima 3. 0,0 – 0,3 Sulit Ditolak/direvisi

Setelah analisis tingkat kesukaran dilakukan, langkah yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menganalisis pengecoh di setiap butir soal.

5) Analisis Pengecoh

Menurut Kusaeri (2014 a: 109), pengecoh atau bisa disebut penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya pilihan jawaban yang tersedia. Suatu pilihan jawaban dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh paling tidak dipilih oleh 5% siswa, dan pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang kurang pandai.

G. Produk Akhir

Produk yang peneliti kembangkan yaitu produk tes akhir sub tema dan akhir tema “Sehat Itu Penting” untuk kelas V SD. Produk akhir yang peneliti kembangkan berupa produk yang layak untuk diujicobakan. Produk dikembangkan berdasarkan tujuh langkah penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut terdiri dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba dan revisi produk. Untuk mengetahui kualitas produk tes akhir sub tema dan akhir tema peneliti melakukan validasi produk pada dua pakar ahli. Setelah melalui langkah validasi ahli maka dapat diperoleh skor rata-rata untuk menentukan apakah produk layak atau tidak layak untuk diujicobakan di lapangan. Setelah produk divalidasi, peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari validator. Setelah itu, peneliti akan menyusun desain produk menjadi sebuah buku. Buku berisi soal-soal tema “Sehat Itu Penting” untuk siswa kelas V SD yang layak untuk diujicobakan.

73 BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian membahas tentang prosedur pengembangan sebagai berikut.

1. Potensi dan Masalah

Peneliti menemukan adanya potensi dan masalah berdasarkan hasil analisis kebutuhan dengan salah satu guru kelas V SD BOPKRI Gondolayu. Dari hasil analisis kebutuhan, didapatkan potensi yaitu guru sudah terbiasa membuat soal berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan kisi-kisi sebelum menyusun soal. Selain itu, guru sudah terbiasa menyusun soal dengan mengintegrasikan materi antar mata pelajaran.

Peneliti menemukan masalah yaitu guru masih mengalami kesulitan dalam membuat soal dengan kualitas yang baik. Dalam penyusunan soal, guru kurang memperhatikan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, pengecoh dan daya pembeda. Guru mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan antar mata pelajaran terutama ketika materi antar mata pelajaran tidak bersinggungan. Selain itu, guru juga mengalami kesulitan ketika jangkauan materi dalam mata pelajaran sedikit atau tidak terlalu luas. 2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan cara melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 29 Oktober 2019. Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan salah satu

guru kelas V di SD BOPKRI Gondolayu. Dari hasil wawancara, guru menyampaikan bahwa dalam menyusun soal pada setiap tema pembelajaran, mengalami kesulitan terutama pada tema 4. Guru membutuhkan contoh-contoh soal yang memiliki kualitas yang baik untuk digunakan sebagai pedoman dalam membuat soal. Guru menyarankan agar peneliti membuat soal untuk tema 4 yaitu tema “Sehat Itu Penting” pada semester 1.

3. Desain Produk

Peneliti merancang desain produk berdasarkan langkah pengembangan tes hasil belajar menurut ahli pada bab II yaitu Mardapi (2008: 88) dan Rakhmat & Solehudin (2001: 64). Langkah pertama menurut ahli yaitu menentukan tujuan pembelajaran tes. Berdasarkan langkah tersebut peneliti menentukan tujuan pembelajaran tes dengan menyusun Kompetensi Dasar dan indikator. Peneliti menentukan Kompetensi Dasar dan indikator berdasarkan Kompetensi Inti yang sudah tersedia pada buku guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Indikator yang peneliti rumuskan menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO). Langkah kedua menurut ahli yaitu menyusun kisi-kisi. Pada langkah kedua peneliti menyusun kisi-kisi yang berisi tema, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, aspek berpikir dan pemetaan nomor soal. Tema dipilih berdasarkan saran dari guru kelas V SD.

Langkah ketiga menurut ahli yaitu menentukan bentuk tes. Pada langkah ini peneliti menentukan bentuk soal tes berupa soal tipe pilihan ganda dan uraian. Langkah keempat menurut ahli yaitu membuat soal tes.

Pada langkah keempat peneliti menulis soal sesuai dengan kisi-kisi pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti menyesuaikan soal dengan kaidah-kaidah penelitian soal tes tipe pilihan ganda dan uraian yang baik menurut ahli yaitu Susetyo (2011: 9, 11), Kusaeri (2014 a: 92-93, 71), Farida (2017: 65-66), dan Endrayanto dan Harumurti (2014: 109). Peneliti juga langsung menulis kunci jawaban dari masing-masing soal tes. Langkah kelima menurut ahli yaitu memeriksa soal tes. Pada langkah kelima peneliti melakukan pemeriksaan terhadap soal yang telah disusun. Peneliti melakukan perbaikan pada soal yang masih belum sesuai dengan kisi-kisi pembelajaran serta kaidah penelitian tes yang baik. Langkah keenam menurut ahli yaitu membuat petunjuk pengerjaan soal. Pada langkah keenam peneliti membuat petunjuk pengerjaan untuk soal tes tipe pilihan ganda dan uraian.

Soal dibagi menjadi empat paket soal yaitu sub tema 1, sub tema 2, sub tema 3, dan akhir tema. Soal sub tema 1 terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Soal sub tema 2 terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Soal sub tema 3 terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian. Soal akhir tema terdiri dari 25 butir soal dan 5 butir soal uraian. Sehingga keseluruhan instrumen tes terdiri dari 100 butir soal pilihan ganda dan 20 soal uraian. Berikut adalah kisi-kisi yang telah peneliti buat.

76

Tabel 4.1 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Uraian Sub Tema 1

KI Mata Pelajaran KD Indikator Aspek Berpikir Nomor Soal PG Uraian 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di IPA 3.4 Memahami organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia.

3.4.1 Menunjukkan organ peredaran

Dokumen terkait