BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
D. Revisi Produk
1. Revisi Ahli Materi Tahap Pertama
a. Beberapa kata perlu diperbaiki agar sesuai dengan tata penulisan dan kaidah unggah-ungguh bahasa Jawa yang benar. Berikut ini adalah kata-kata yang belum tepat penulisan dan penggunaannya.
Tabel 15. Daftar Kata yang Diperbaiki pada Revisi Ahli Materi Tahap Pertama
Sebelum Revisi Setelah Revisi
tuwo tuwa
mesti mesthi
izin idin
ning neng
92
Sebelum Revisi Setelah Revisi
karo marang
kaliyan dening
. . . wiwit awal ngantos ing
pungkasan . . . . . . saking wiwitan ngantos pungkasan . . . b. Ada narasi yang perlu direvisi agar sesuai dengan kaidah
unggah-ungguh bahasa Jawa yang benar. Daftar narasi yang belum tepat
penggunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16. Daftar Narasi yang Diperbaiki pada Revisi Ahli Materi Tahap Pertama
Sebelum Revisi Setelah Revisi
nami nama
teng dhateng
nyambut nyilih (untuk sebaya)
tapih nyamping
c. Ada beberapa soal pada menu Gladhen yang jawabannya salah, yaitu soal nomor 1 pada soal paket 1 dan soal nomor 7 pada soal paket 2.
Gambar 9. Tampilan Slide Soal Paket 1 Nomor 1
Jawaban soal paket 1 nomor 1 sebelum revisi adalah mundhut
93
Gambar 10. Tampilan Slide Soal Paket 2 Nomor 7 Sebelum Revisi Seperti yang tampak pada gambar 10, sebelum revisi jawaban soal paket 2 nomor 7 adalah sowan, maringi. Jawaban setelah revisi untuk soal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 11. Tampilan Slide Soal Paket 2 Nomor 7 Setelah Revisi Setelah dilakukan revisi, jawaban yang benar untuk soal paket 2 nomor 7 adalah rawuh, maringi.
94
Gambar 12. Tampilan Slide Pertama “Panuntun” Sebelum Revisi Sebelum revisi, pada slide pertama menu Panuntun hanya terdapat keterangan tentang Kompetensi Dasar dan isi multimedia interaktif. Kemudian ahli materi menyampaikan bahwa indikator dan tujuan pembelajaran juga perlu dicantumkan pada slide tersebut.
Gambar 13. Tampilan Slide Pertama “Panuntun”Setelah Revisi Gambar di atas menunjukkan tampilan slide pertama menu
Panuntun setelah ditambahkan indikator. Siswa bisa menggeser text
95
Gambar 14. Tampilan Slide Pertama “Panuntun”Setelah Revisi . Apabila siswa terus menggeser text scroll ke bawah, setelah membaca indikator siswa dapat membaca tujuan pembelajaran. Tampilan tujuan pembelajaran yang sudah ditambahkan pada slide pertama menu Panuntun dapat disaksikan pada gambar 14.
e. Ada materi pada submenu Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben
Dina yang sebaiknya dihapus agar sesuai dengan indikator.
Gambar 15. Tampilan Slide “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” Sebelum Revisi
Sebagaimana ditunjukkan gambar 15, pada awalnya terdapat dua belas materi di dalam submenu Panganggone Unggah-ungguh Basa
Saben Dina. Namun ahli materi menyarankan untuk menghapus tiga
96
Materi yang dihapus adalah panganggone unggah-ungguh basa nalika ndhisiki wong mlaku, panganggone unggah-ungguh basa nalika liwat
neng ngarepe wong kang lagi lenggahan, dan panganggone
unggah-ungguh basa nalika nyuwun arta kanggo tumbas buku.
Gambaran yang lebih jelas mengenai tampilan slide “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” setelah revisi dapat dilihat gambar berikut.
Gambar 16. Tampilan Slide “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” Setelah Revisi
Setelah dilakukan revisi, submenu Panganggone Unggah-ungguh
Basa Saben Dina tinggal memiliki sembilan materi seperti yang
tampak pada gambar 16.
f. Ada background animasi pada submenu Panganggone
97
Gambar 17. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Tuku Jajanan Neng Kantin” Sebelum Revisi
Pada gambar 17, background slide “unggah-ungguh basa nalika tuku jajanan neng kantin” hanya berupa tulisan berbunyi “kantin”. Tampilan slide setelah diperbaiki tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 18. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Tuku Jajanan Neng Kantin” Setelah Revisi
Setelah direvisi, pada background ditambahkan meja berisi jajanan yang ada di kantin. Hal ini untuk menyesuaikan animasi dalam slide tersebut yang menceritakan contoh penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa ketika jajan di kantin.
98
Gambar 19. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Mertamu Ing Omahe Wong Liya” Sebelum Revisi
Sebelum dilakukan revisi, background yang tampak ketika animasi
unggah-ungguh basa nalika mertamu ing omahe wong liya dimulai
adalah pintu rumah yang sudah terbuka. Tampilan background sebelum revisi tersebut dapat dilihat pada gambar di atas
Gambar 20. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Mertamu Ing Omahe Wong Liya” Setelah Revisi
Pada gambar 20 ditunjukkan bahwa setelah revisi background pintu terbuka diubah menjadi pintu yang masih tertutup agar sesuai dengan jalannya cerita animasi. Animasi unggah-ungguh basa nalika
mertamu ing omahe wong liya menunjukkan contoh penggunaan
99
Dimulai dari mengetuk pintu, mengucapkan salam, hingga berpamitan pulang.
Gambar 21. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Matur Marang Tamu” Sebelum Revisi
Slide “unggah-ungguh basa nalika matur marang tamu”
menampilkan contoh unggah-ungguh bahasa Jawa yang diterapkan ketika ada tamu berkunjung ke rumah. Pada gambar 21, terlihat apabila background animasi yang dipakai yaitu suasana di dalam rumah.
Gambar 22. Tampilan Slide “Unggah-ungguh Basa Nalika Matur Marang Tamu” Setelah Revisi
Setelah dilakukan revisi, background diubah menjadi pintu depan rumah yang tertutup seperti pada gambar 22. Selanjutnya ketika ada
100
tamu yang datang mengucapkan salam dan pemilik rumah keluar membukakan pintu, background berubah menjadi pintu yang terbuka. Saat tamu sudah dipersilakan masuk, background baru berubah menjadi suasana di dalam rumah.
g. Jumlah kosakata pada materi kagiyatan saben dina sebaiknya diperbanyak. Adapun tambahan kosakata pada materi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 17. Tambahan Kosakata Pada Materi “Kagiyatan Saben Dina” Ngoko Krama Andhap Krama Inggil mangkat sekolah bidhal sekolah tindak sekolah
nulis nulis nyerat
takon nyuwun pirsa mundhut pirsa
njaluk nyuwun mundhut
menehi nyaosi maringi
omong matur ngendika
mara sowan rawuh
tuku tumbas mundhut
h. Biodata pada menu Profil perlu diberi nomor handphone agar memudahkan komunikasi apabila ada pengguna multimedia yang ingin menghubungi.
101
Gambar 23. Tampilan Slide ProfilSebelum Revisi
Tampilan biodata pada menu Profil sebelum revisi terlihat seperti gambar 23. Pada gambar tersebut belum ada nomor handphone.
Gambar 24. Tampilan Slide Profil Setelah Revisi
Setelah dilakukan revisi, tampak nomor handphone sudah ditambahkan di bawah keterangan jabatan. Gambar di atas merupakan tampilan slide profil setelah diperbaiki.
2. Revisi Ahli Materi Tahap Kedua
Pada validasi materi tahap kedua, revisi yang dilakukan adalah memperbaiki pemilihan kata yang terdapat pada salah satu slide submenu
102
Gambar 25. Tampilan Slide “Numpak Pit” Sebelum Revisi
Gambar di atas menunjukkan tampilan slide sebelum direvisi. Kata dalam bahasa Jawa ngoko yang digunakan untuk menerangkan kegiatan naik sepeda adalah “nunggang pit”.
Gambar 26. Tampilan Slide “Numpak Pit” Setelah Revisi
Berdasarkan masukan dari ahli materi, kata “nunggang pit” diganti menjadi “numpak pit”. Tampilan kata yang sudah diperbaiki tersebut dapat dilihat pada gambar 26.
3. Revisi Ahli Media Tahap Pertama
a. Cover CD multimedia interaktif hendaknya didesain sesuai tema
103
Gambar 27. Tampilan Cover CD Multimedia Interaktif Sebelum Revisi
Gambar 27 menunjukkan bahwa tampilan cover CD interaktif sebelum revisi memiliki latar belakang gambar pemandangan pegunungan. Menurut ahli media desain cover seperti itu kurang menunjukkan identitas CD interaktif sebagai media pembelajaran Bahasa Jawa. Selain itu warna yang dipilih juga kurang cerah.
Gambar 28. Tampilan Cover CD Multimedia InteraktifSetelah Revisi Tampilan cover CD setelah revisi tampak pada gambar 28. Latar belakang diubah menjadi lebih cerah dengan warna oranye. Untuk
104
menunjukkan identitas mata pelajaran Bahasa Jawa, digunakan jenis huruf yang mirip aksara Jawa dan ditambahkan motif batik.
b. Warna yang digunakan sebaiknya dibuat lebih cerah dan kontras karena warna background, teks, dan tombol navigasi terlalu kalem.
Sebelum dilakukan revisi, tipikal warna yang digunakan dalam multimedia adalah warna-warna soft yang terlihat kalem. Warna-warna tersebut kurang tajam sehingga membuat multimedia kurang bagus. Pemilihan warna untuk background, teks, dan tombol navigasi juga kurang kontras.
Setelah mendapatkan masukan dari ahli media, pengembang kemudian mengubah warna-warna background, teks, dan tombol navigasi dalam multimedia menjadi lebih tajam dan kontras. Warna yang dipakai adalah warna-warna terang seperti biru, oranye, hijau, merah, kuning, dan sebagainya. Perubahan warna membuat multimedia terlihat lebih cerah, menarik, dan mudah dibaca.
c. Jenis huruf perlu diganti yang lebih jelas dan mudah dibaca.
Gambar 29. Tampilan Jenis Huruf Pada Slide Multimedia Sebelum Revisi
105
Jenis huruf yang digunakan dalam multimedia sebelum revisi antara lain Playtime With Hot Toddies, Caviar Dreams, dan Annoying
Kettle. Sebagian besar isi multimedia diketik dengan jenis huruf
Playtime With Hot Toddies. Namun ahli media berpendapat bahwa
jenis huruf tersebut sulit dibaca oleh siswa SD sehingga pengembang menggantinya menjadi Comic Sans MS.
Gambar 30. Tampilan Jenis Huruf Pada Slide Multimedia Setelah Revisi
Contoh tampilan jenis huruf pada slide multimedia setelah direvisi menjadi Comic Sans MS dapat dilihat pada gambar di atas. Teks menjadi lebih jelas dan mudah dibaca.
Gambar 31. Tampilan Jenis Huruf Pada Tombol Menu Sebelum Revisi
106
Seperti terlihat pada gambar 31, sebelum dilakukan revisi jenis huruf yang dipakai untuk menulis nama setiap menu dalam multimedia adalah Caviar Dreams.
Gambar 32. Tampilan Jenis Huruf Pada Tombol Menu Setelah Revisi Setelah revisi, jenis huruf Caviar Dreams diubah menjadi Gill
Sans Ultra Bold Condensed seperti ditunjukkan pada gambar 32. Jenis
huruf Gill Sans Ultra Bold Condensed lebih cocok untuk menulis nama menu karena lebih tebal dan terlihat menonjol.
Gambar 33. Tampilan Jenis Huruf Pada Halaman Pembuka Sebelum Revisi
Jenis huruf pada slide halaman pembuka multimedia juga diperbaiki. Sebelum revisi jenis huruf yang digunakan untuk
107
menuliskan judul multimedia adalah Playtime With Hot Toddies dan
Annoying Kettle.
Gambar 34. Tampilan Jenis Huruf Pada Halaman Pembuka Setelah Revisi
Pada saat revisi, kedua jenis huruf diganti dengan Elected Office dan Jawa Palsu. Jenis huruf Jawa Palsu dipilih untuk memberikan nuansa Jawa.
d. Header di dalam multimedia interaktif lebih baik dihapus saja
sehingga tata letak (lay out) perlu diatur ulang.
Gambar 35. Tampilan Slide Multimedia Interaktif dengan Header Keberadaan header seperti yang tampak pada gambar 35 membuat isi slide multimedia terlalu penuh sehingga kurang nyaman
108
dilihat. Header tersebut juga kurang penting karena judul multimedia interaktif sudah ada di slide awal saat multimedia pertama kali dibuka.
Gambar 36. Tampilan Slide Multimedia Interaktif Tanpa Header Setelah header dihilangkan seperti terlihat pada gambar 36, tombol menu dan area teks menyesuaikan area yang kosong sehingga ukurannya jadi lebih besar. Tata letak dalam satu slide multimedia pun menjadi lebih rapi.
e. Nama setiap menu sebaiknya diletakkan di tengah-tengah tombol.
Gambar 37. Tampilan Menu Utama Sebelum Revisi
Seperti yang bisa dilihat pada gambar 37, nama setiap menu terletak di sisi bawah tombol. Tata letak seperti itu dinilai kurang seimbang.
109
Gambar 38. Tampilan Menu Utama Setelah Revisi
Pada saat dilakukan revisi, posisi nama setiap menu agak dinaikkan sehingga berada di tengah-tengah tombol. Selain itu tombol navigasi juga diberi gambar yang mewakili setiap menu agar tampak lebih menarik.
f. Jangan sampai ada ruang kosong yang terlalu luas dalam satu slide.
Gambar 39. Tampilan Slide Menu “Wulangan” Sebelum Revisi Sebagaimana tampak pada gambar 39, ukuran tombol navigasi pada slide menu Wulangan terlalu kecil sehingga menyisakan area kosong yang cukup luas.
110
Gambar 40. Tampilan Slide Menu “Wulangan” Setelah Revisi Berdasarkan saran perbaikan dari ahli media, ukuran tombol navigasi pada slide tersebut kemudian diperbesar. Agar lebih menarik, tombol juga dibuat lebih berwarna-warni dan diberi gambar yang sesuai. Gambar 40 menunjukkan tampilan slide setelah direvisi.
Gambar 41. Tampilan Slide “Kawruh Tembung Krama” Sebelum Revisi
Sebelum dilakukan revisi, pada slide “Kawruh Tembung Krama” juga terdapat banyak area kosong. Tata letak yang tidak seimbang ini kemudian diperbaiki sesuai saran ahli media.
111
Gambar 42. Tampilan Slide “Kawruh Tembung Krama” Setelah Revisi
Gambar 42 menampilkan slide “Kawruh Tembung Krama” setelah revisi. Ukuran tombol diubah menjadi lebih besar, dibuat lebih berwarna, serta ditambahkan gambar yang mewakili isi materi.
g. Tombol pengaturan tampilan layar, tombol keluar, dan tombol navigasi yang lain yang belum berupa simbol sebaiknya diubah menjadi simbol.
Gambar 43. Tampilan Beberapa Tombol NavigasiSebelum Revisi Sebelum dilakukan revisi, beberapa tombol navigasi yang ada di dalam multimedia masih berupa tombol biasa bertuliskan nama masing-masing tombol. Tombol tersebut antara lain tombol setting,
112
tombol keluar, serta tombol kembali ke slide “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” seperti yang bisa dilihat pada gambar 43.
Gambar 44. Tampilan Beberapa Tombol NavigasiSetelah Revisi Perbaikan dilakukan dengan cara mengubah tulisan nama tombol menjadi simbol dan menjadikannya lebih berwarna. Perubahan ini bertujuan untuk membuat tombol navigasi jadi lebih menarik karena anak usia SD menyukai gambar-gambar. Pada gambar 44, dapat dilihat bahwa tombol setting disimbolkan sebagai sebuah kunci. Tombol keluar dari program multimedia disimbolkan dalam bentuk tanda silang. Tombol kembali ke slide “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” disimbolkan sebagai gambar anak perempuan yang menjadi tokoh utama dalam animasi.
113
Gambar 45. Tampilan Tombol Kembali ke Slide “Kawruh Tembung Krama” Sebelum Revisi
Tampilan tombol kembali ke slide “Kawruh Tembung Krama” seperti yang tampak pada gambar 45 juga masih belum berupa simbol.
Gambar 46. Tampilan Tombol Kembali ke Slide “Kawruh Tembung Krama” Setelah Revisi
Pada gambar di atas, setelah revisi tombol kembali ke slide “Kawruh Tembung Krama” sudah disimbolkan menjadi gambar sebuah buku.
h. Filter yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan saja. Filter merupakan salah satu cara untuk memberikan efek pada objek Adobe Flash. Terdapat bermacam-macam filter pada Adobe Flash, antara lain Drop
114
Shadow, Blur, Glow, Bevel, Gradient Glow, Gradient Bevel, dan
Adjust Color.
Gambar 47. Tampilan Teks “Wulangan” Sebelum Revisi Sebelum revisi, teks “Wulangan” seperti yang terlihat pada gambar 47 diberi filter Bevel. Filter Bevel membuat teks memiliki efek timbul, serta memiliki bayangan dan highlight yang masing-masing warnanya berbeda. Teks tersebut juga diberi efek animasi motion
tween sehingga dapat berputar-putar.
Gambar 48. Tampilan Teks“Wulangan” Setelah Revisi
Sesuai dengan saran dari ahli media, filter Bevel dan efek animasi
115
Tampilan teks “Wulangan” setelah revisi dapat dilihat pada gambar di atas.
Gambar 49. Tampilan Teks“Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” Sebelum Revisi
Sebelum dilakukan perbaikan, filter Bevel dan efek animasi motion
tween juga dimiliki oleh teks “Panganggone Unggah-ungguh Basa
Saben Dina”. Tampilan tekstersebut ditunjukkan pada gambar 49.
Gambar 50. Tampilan Teks“Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” Setelah Revisi
Gambar di atas merupakan tampilan teks “Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina” setelah direvisi. Filter Bevel dan efek animasi motion tween pada teks tersebut sudah dihilangkan.
116
Gambar 51. Tampilan Teks“Kawruh Tembung Krama” Sebelum Revisi
Teks “Kawruh Tembung Krama” yang dapat dilihat pada gambar 51 juga diberi filter Bevel dan efek animasi motion tween. Tampilan teks tersebut setelah direvisi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 52. Tampilan Teks“Kawruh Tembung Krama” Setelah Revisi
Setelah revisi, teks “Kawruh Tembung Krama” hanya berupa teks biasa. Teks itu tidak memiliki filter dan efek animasi apapun.
i. Setiap animasi pada submenu Panganggone Unggah-ungguh Basa
117
Gambar 53. Tampilan Slide Animasi Sebelum Diberi Tombol Play Again
Sebelum revisi, tampilan slide animasi tampak seperti pada gambar 53. Pada slide tersebut belum tersedia tombol play again. Berikut ini merupakan tampilan slide animasi setelah diberi tombol play again.
Gambar 54. Tampilan Slide Animasi Setelah Diberi Tombol Play Again
Tombol play again diperlukan karena salah satu prinsip belajar adalah pengulangan. Tombol ini memudahkan pengguna multimedia apabila ingin menyaksikan animasi lagi tanpa perlu kembali ke slide pertama submenu Panganggone Unggah-ungguh Basa Saben Dina. j. Suara narasi kurang keras. Pengembang menyiasati permasalahan ini
118
multimedia. Volume suara dikeraskan dengan menggunakan Envelope
Tool yang terdapat di software Audacity. Setelah diperbaiki, ternyata
volume suara narasi tetap termasuk kurang keras. Oleh karena itu, khusus pada menu Wulangan musik latar sengaja dimatikan agar suara narasi tidak kalah dengan suara musik.
k. Multimedia perlu diberi tombol volume control.
Gambar 55. Tampilan Slide Sebelum Diberi Tombol Volume Control Sebelum dilakukan revisi suara yang ada dalam multimedia hanya bisa dihidupkan atau dimatikan. Untuk menghidupkan atau mematikan suara dapat menggunakan tombol setting seperti yang tampak pada gambar 55. Ketika tombol setting diklik, tampilan yang muncul adalah seperti terlihat pada gambar berikut.
119
Gambar 56. Tampilan Slide Untuk Mematikan dan Menghidupkan Suara
Gambar dua speaker yang tampak pada gambar di atas berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan suara. Pada saat validasi, ahli media menyarankan untuk menambahkan tombol volume control sehingga volume suara dalam multimedia bisa diatur besar kecilnya. Tampilan tombol volume control dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 57. Tampilan Slide Setelah Diberi Tombol Volume Control Cara menggunakan tombol volume control yaitu dengan menggeser lingkaran merah. Apabila ingin memperbesar volume suara, lingkaran merah digeser di kanan. Apabila ingin mengecilkan suara, lingkaran merah digeser ke kiri.
120
l. Ukuran huruf pada slide latihan soalsebaiknya diperbesar.
Gambar 58. Tampilan Slide Latihan Soal Sebelum Revisi Sebelum dilakukan revisi, jenis huruf yang dipakai pada slide latihan soal adalah Playtime With Hot Toddies dengan ukuran 15. Menurut ahli media ukuran tersebut kurang besar. Pengembang kemudian melakukan perbaikan terhadap jenis dan ukuran huruf.
Gambar 59. Tampilan Slide Latihan Soal Setelah Revisi Pengembang mengganti jenis huruf menjadi Comic Sans MS dengan ukuran 16. Tampilan slide latihan soal setelah revisi dapat disaksikan pada gambar 59. Ukuran huruf yang lebih besar membuat teks soal lebih mudah dibaca.
121
m. Kata “horeee” pada permainan sebaiknya diberi gambar agar lebih menarik.
Gambar 60. Tampilan Slide Teks “Horeee” Sebelum Revisi Setelah pengguna multimedia mengklik tombol selesai pada permainan memasangkan kata, akan muncul ucapan selamat. Sebagaimana terlihat pada gambar 60, sebelum dilakukan revisi ucapan selamat hanya berupa kata “horeee”.
Gambar 61. Tampilan Slide Teks “Horeee” Setelah Revisi Setelah dilakukan revisi, tampilan kata “horeee” dilengkapi dengan gambar seorang anak perempuan seperti yang tampak pada gambar 61.
122 4. Revisi Ahli Media Tahap Kedua
Saran yang diberikan ahli media pada saat validasi media tahap kedua adalah mengubah pemilihan kata “DPS” pada slide profil dosen pembimbing skripsi menjadi “pembimbing”. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan siswa tidak mengetahui apa kepanjangan DPS (Dosen Pembimbing Skripsi).
Gambar 62. Tampilan Slide Profil Dosen Pembimbing Skripsi 1 Sebelum Revisi
Gambar di atas menampilkan slide profil dosen pembimbing skripsi 1 sebelum revisi. Tampilan setelah revisi dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 63. Tampilan Slide Profil Dosen Pembimbing Skripsi 1 Setelah Revisi
123
Setelah slide profil dosen pembimbing skripsi 1 direvisi, tampak bahwa kata “DPS 1” sudah diganti menjadi “Pembimbing 1”.
Gambar 64. Tampilan Slide Profil Dosen Pembimbing Skripsi 2 Sebelum Revisi
Pada tampilan slide profil dosen pembimbing skripsi 2 sebelum revisi, pilihan kata yang digunakan masih “DPS 2”.
Gambar 65. Tampilan Slide Profil Dosen Pembimbing Skripsi 2 Setelah Revisi
Gambar 65 menunjukkan tampilan slide profil dosen pembimbing skripsi 2 setelah direvisi. Seperti yang terlihat pada gambar tersebut, pilihan kata “DPS 2” sudah diperbaiki menjadi “Pembimbing 2”.
124 5. Revisi pada Tahap Uji Coba Lapangan
Sejak pelaksanaan uji coba lapangan awal hingga uji coba lapangan operasional tidak ditemukan permasalahan berarti pada produk multimedia interaktif. Respon siswa juga sudah baik. Oleh karena itu, pada tahap uji coba lapangan tidak perlu dilakukan revisi baik dari aspek materi maupun aspek media. Produk akhir multimedia interaktif
unggah-ungguh bahasa Jawa dikemas dalam bentuk CD serta tersedia dalam
format file aplikasi (.exe) dan file shockwave flash object (.swf).