• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Investasi pada saham mengandung risiko yang perlu diperhatikan oleh calon investor. Sebelum berinvestasi pada saham, calon investor harus memperhatikan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, usaha Perseroan dipengaruhi oleh beberapa faktor, setiap pelaku industri tidak terlepas dari risiko, demikian pula kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan juga tidak terlepas dari berbagai tantangan dan risiko. Risiko-risiko yang material yang dihadapi Perseroan yang dapat mempengaruhi usaha Perseroan, telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja Perseroan sebagai berikut:

A. RISIKO UTAMA YANG MEMPUNYAI PENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN

Kinerja Perseroan dapat mengalami hambatan jika Perseroan tidak mampu menarik dan mempertahankan para dokter dan tenaga profesional kesehatan lainnya

Sebagaimana lazimnya di industri kesehatan, kegiatan operasional di rumah sakit Perseroan bergantung pada upaya, kemampuan dan pengalaman para dokter dan staf medis Perseroan. Perseroan bersaing dengan penyedia layanan kesehatan lain di Indonesia dan Asia Tenggara, dalam merekrut dan mempertahankan dokter dan tenaga profesional kesehatan lain yang berkualitas. Sementara hukum Indonesia saat ini tidak mengizinkan Perseroan untuk mempekerjakan dokter atau staf medis asing yang tidak memiliki izin praktek (Surat Izin Praktik) dari Menteri Kesehatan Indonesia. Di beberapa rumah sakit Perseroan, perekrutan dan retensi dokter dipengaruhi oleh kekurangan dokter yang memiliki spesialisasi di bidang tertentu.

Keluarnya beberapa tenaga medis Perseroan atau ketidakmampuan Perseroan untuk menarik atau mempertahankan jumlah dokter dan tenaga medis lainnya yang berkualitas dalam jumlah yang cukup pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan.

Selain itu, beberapa dokter, termasuk mereka yang berpraktek di rumah sakit Perseroan, menghadapi peningkatan premi asuransi malpraktek dan pembatasan cakupan pertanggungan asuransi. Ketidak- mampuan para dokter Perseroan untuk memperoleh perlindungan asuransi yang sesuai dapat menyebabkan para dokter tersebut membatasi praktek mereka. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya prosedur medis yang dilaksanakan ke rumah sakit Perseroan dan menurunkan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit Perseroan, sehingga pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan.

B. RISIKO USAHA YANG BERSIFAT MATERIAL BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL USAHA DAN KONDISI KEUANGAN PERSEROAN

1. Perseroan bergantung pada pemegang saham pengendali Perseroan dan mitra strategis Perseroan sehubungan dengan pengembangan dan penyediaan gedung dan lokasi rumah sakit

Perseroan secara historis telah dan akan terus bergantung pada pemegang saham pengendali (secara tidak langsung), yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (“LK”), serta mitra strategis Perseroan, yaitu First Real Estate Investment Trust, suatu Dana Investasi Real Estate yang tercatat pada Singapore Stock Exchange (“First REIT”) dan PT Metropolis Properti Utama (“MPU”), sehubungan dengan pengembangan gedung rumah sakit dan penyediaan tanah untuk lokasi rumah sakit Perseroan. Secara historis, Perseroan mengandalkan para pihak tersebut untuk mengkonstruksi bangunan rumah sakit di atas tanah miliknya atau yang disewanya dimana Perseroan mengoperasikan bangunan tersebut sebagai rumah sakit. Perseroan kemudian membuat perjanjian sewa sehubungan dengan penggunaan properti tersebut sebagai rumah sakit. Hal ini dikarenakan Perseroan menerapkan strategi asset light

dimana kewajiban dan aset yang terkait dengan bangunan rumah sakit secara isik tidak dicatat pada

pembukuan Perseroan sebagai belanja modal tetapi pada pembukuan pemegang saham pengendali dan mitra strategis Perseroan, sedangkan Perseroan akan mencatat sebagai beban sewa. Strategi ini memberi kebebasan kepada Perseroan untuk fokus pada pengembangan staf medis, pembelian peralatan medis dan memberikan pelayanan berkualitas terbaik.

Pada tanggal 30 Juni 2016, 16 dari rumah sakit yang dioperasikan Perseroan disewa dari LK, First

REIT dan MPU. Perseroan akan terus bergantung pada para pihak tersebut untuk mengidentiikasi dan

menyediakan lahan untuk rumah sakit Perseroan, dan juga untuk membantu Perseroan sehubungan dengan pengembangan lokasi-lokasi tersebut sesuai dengan kesepakatan antara Perseroan dengan LK dan kesepakatan antara Perseroan dengan MPU. Perseroan juga bermaksud untuk menandatangani perjanjian sewa baru dengan LK dan MPU sehubungan dengan jumlah rumah sakit yang akan dimiliki/ dioperasikan Perseroan di kemudian hari. Pelaksanaan transaksi dengan LK tersebut mungkin dapat menyebabkan benturan kepentingan. Perjanjian yang akan dilakukan oleh Perseroan dengan LK dan MPU mungkin memerlukan persetujuan dari pemegang saham atau pemenuhan persyaratan sesuai dengan peraturan OJK.

Walaupun Perseroan telah membuat kesepakatan dengan LK dan MPU sehubungan dengan, antara lain, penyediaan lahan, tidak terdapat kepastian bahwa para pihak tersebut akan memberikan

kesempatan pembebasan lahan yang memenuhi spesiikasi yang ditentukan Perseroan di masa

mendatang. Ketidakmampuan untuk menjamin lokasi tanah yang cocok untuk rumah sakit Perseroan di masa mendatang, atau untuk memperoleh dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan lokasi tersebut, dapat memberikan dampak yang merugikan terhadap strategi pertumbuhan Perseroan dan, pada akhirnya, bepengaruh negatif terhadap hasil operasi Perseroan. Selain itu, setiap perubahan usaha atau kondisi keuangan mitra strategis dapat berdampak negatif terhadap usaha Perseroan. 2. Kegagalan teknologi dan tantangan lain yang terkait dengan sistem informasi Perseroan

dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif

Kinerja sistem dan teknologi informasi Perseroan sangat penting bagi operasi bisnis Perseroan. Sistem informasi Perseroan sangat penting untuk sejumlah bidang kritis operasi Perseroan, meliputi:

• akuntansi dan pencatatan keuangan; • rekening penagihan;

• sistem klinis;

• diagnosa dan perawatan pasien, misalnya melalui sistem komunikasi “Tele-medicine” Perseroan;

• catatan medis dan penyimpanan dokumen; • manajemen persediaan; dan

• negosiasi, penetapan harga dan pengadministrasian kontrak perawatan yang dikelola dan kontrak

pasokan.

Kegagalan sistem yang menyebabkan gangguan dalam layanan atau ketersediaan sistem Perseroan dapat secara merugikan mempengaruhi operasi atau pendapatan Perseroan. Meskipun Perseroan telah menerapkan upaya perlindungan dan keamanan jaringan, server Perseroan rentan terhadap virus komputer, pembobolan dan gangguan serupa dari peretasan atau gangguan yang tidak sah. Terjadinya salah satu peristiwa ini dapat mengakibatkan interupsi, penundaan, kehilangan atau kerusakan data, penghentian dalam ketersediaan sistem atau kewajiban berdasarkan undang-undang privasi dan keamanan, yang semuanya dapat memiliki efek merugikan material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha dan merugikan reputasi bisnis Perseroan.

3. Bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah (termasuk BPJS), klien korporasi atau pasien perseorangan

Risiko penagihan piutang terjadi apabila para penjamin kesehatan swasta dan pemerintah (termasuk BPJS), serta klien korporasi ataupun pasien perseorangan gagal untuk membayar Perseroan secara tepat waktu dan secara penuh atas layanan yang diberikan oleh Perseroan. Ada kemungkinan bahwa asuransi kesehatan dan klien korporasi dapat mengubah rencana polis dan pertanggungannya dalam waktu sedemikian rupa sehingga layanan yang diberikan oleh Perseroan kepada pasien tidak lagi tertanggung.

Selain itu, pasien perseorangan yang tidak memiliki asuransi kesehatan mungkin tidak mampu membayar biaya secara penuh atas layanan yang mereka terima. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dan secara penuh dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah (termasuk BPJS), klien korporasi maupun pasien perseorangan, maka hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan.

4. Perseroan mungkin tidak berhasil mengembangkan rumah sakit baru, atau mengakuisisi rumah sakit lain dan mengintegrasikannya ke dalam operasional Perseroan yang sudah berjalan

Keberhasilan perkembangan Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengembangkan rumah sakit yang baru, atau mengakuisisi rumah sakit lain serta mengintegrasikannya

ke dalam operasional Perseroan yang sudah berjalan, secara tepat waktu dan dengan biaya yang eisien.

Pengembangan rumah sakit baru Perseroan bergantung pada, antara lain, risiko yang berhubungan

dengan pengidentiikasian lokasi yang tepat, dan pengembangan, pembangunan dan pendanaan,

sedangkan akuisisi rumah sakit bergantung pada risiko pendanaan dan kemampuan Perseroan untuk

mengidentiikasi fasilitas yang tepat dan menegosiasikan persyaratan akuisisi yang menguntungkan.

Perseroan memerlukan lahan yang cukup banyak untuk membangun rumah sakit baru dimana saat ini Perseron belum mendapatkan semua lahan yang diperlukan. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan

dapat mengidentiikasikan lokasi untuk rumah sakit baru sesuai kriteria investasi Perseroan. Lokasi yang

menarik jumlahnya terbatas dan memerlukan valuasi yang tinggi. Perseroan juga dapat menghadapi

masalah sehubungan dengan perolehan hak atas tanah. Setelah Perseroan telah mengidentikasi

lokasi yang sesuai, Perseroan belum tentu mampu mendapatkan lahan tersebut dengan persyaratan atau ketentuan yang wajar.

Pembangunan rumah sakit baru memiliki jangka waktu yang lama dan memiliki risiko yang signiikan,

termasuk keterbatasan bahan atau tenaga kerja ahli, masalah teknik, lingkungan atau masalah geologi yang tidak terduga, pemberhentian kerja, litigasi, gangguan cuaca, banjir dan peningkatan biaya yang tidak terduga, yang mana salah satunya dapat mengakibatkan keterlambatan atau tambahan biaya.

Sebagai contoh, peningkatan biaya bahan baku secara signiikan akan menyebabkan peningkatan

biaya pembangunan, dimana sebelumnya Perseroan belum dikenakan biaya tersebut. Kesulitan dalam mendapatkan segala izin, alokasi atau kewenangan yang dipersyaratkan dari otoritas terkait juga dapat meningkatkan biaya atau menunda pembangunan atau pembukaan rumah sakit baru.

Perseroan mungkin menghadapi kesulitan untuk melakukan akuisisi dengan syarat dan ketentuan yang menguntungkan Perseroan, dan Perseroan juga mungkin menghadapi kesulitan dalam mengintegrasikan rumah sakit yang baru diakuisisi ke dalam operasial Perseroan yang sudah berjalan. Akuisisi dan pengintegrasian rumah sakit juga memiliki beberapa risiko tambahan, termasuk:

• Kesulitan mengintegrasikan aset dan operasi rumah sakit yang diakuisisi ke dalam rumah sakit

Perseroan yang sudah ada;

• Tantangan dalam merenovasi dan membangun kembali rumah sakit dan fasilitas yang sudah

ada atau mereposisi rumah sakit yang sudah ada yang telah diakuisisi Perseroan atau rumah sakit dimana Perseroan diminta untuk mengelola untuk mencapai standar operasional yang dipersyaratkan;

• Kehilangan pasien atau dokter penting dan staf medis lainnya setelah akuisisi; • Pengalihan perhatian manajemen dari kegiatan operasional yang sudah berjalan; • Interupsi atau hilangnya momentum dalam kegiatan usaha rumah sakit tersebut; • Kegagalan dalam merealisasikan sinergi dan penghematan biaya yang diharapkan;

• Kesulitan yang muncul dari koordinasi dan konsolidasi fungsi korporasi dan administrasi, termasuk

integrasi pengendalian internal dan prosedur seperti pelaporan keuangan yang tepat waktu;

• Permasalahan hukum, peraturan, kontrak, ketenagakerjaan atau permasalahan lainnya yang tidak

terduga; dan

• Dalam hal rumah sakit yang baru diakuisisi berlokasi di pasar yang masih baru, kesulitan yang muncul karena masalah bahasa, budaya dan letak secara geograis.

Perseroan berencana untuk mendanai pengembangan rumah sakit baru dan akuisisi rumah sakit yang sudah ada dengan dana kas internal, dana dari hasil PUT I, dan pendanaan tambahan dari institusi keuangan dan pihak ketiga lainnya. Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan eksternal dan biaya untuk perolehan dana tersebut bergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi perekonomian dan pasar modal secara umum, tingkat suku bunga, ketersediaan fasilitas kredit dari bank atau kreditur lainnya, kepercayaan investor pada Perseroan, keberhasilan usaha Perseroan, ketentuan di bidang perpajakan dan pasar modal yang berlaku sehubungan dengan pencarian dana tersebut, batasan yang diberikan oleh Bank Indonesia atau institusi perbankan lainnya dalam memberikan pendanaan kepada perusahaan yang bergerak di industri kesehatan di Indonesia serta kondisi ekonomi dan politik di Indonesia. Tidak terdapat kepastian atas tersedianya pendanaan tambahan tersebut, baik berupa jangka pendek maupun jangka panjang, atau apabila tersedia, akan memiliki persyaratan yang menguntungkan untuk Perseroan.

Di samping risiko yang telah disebutkan di atas, Perseroan juga dapat menghadapi kesulitan lainnya yang muncul dari operasional organisasi yang lebih besar dan kompleks akibat dari pengembangan usaha dan akuisisi rumah sakit dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat secara efektif mengelola organisasi yang lebih besar atau mencapai keuntungan yang diharapkan dari bertambah besarnya organisasi. Apabila akuisisi atau pengembangan tersebut terjadi di lokasi yang baru dimana Perseroan sebelumnya belum beroperasi, Perseroan dapat menghadapi risiko terkait dengan otoritas pemerintah dan peraturan yang belum dikenal dan kesulitan yang muncul karena masalah bahasa, budaya dan

letak geograis.

Sebagai akibatnya, tidak terdapat kepastian bahwa proyek pengembangan atau akuisisi yang telah dipersiapkan akan berhasil atau dapat terintegrasikan dengan baik.

5. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain yang terkait dengan peralatan medis dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif

Perseroan menggunakan peralatan medis yang canggih dan terkini di rumah sakit Perseroan untuk menyediakan layanan medis. Peralatan medis sering kali perlu ditingkatkan karena inovasi yang berjalan dengan cepat di industri peralatan medis dapat membuat peralatan yang sudah ada menjadi usang atau tidak dapat lagi menyediakan layanan terkini yang diperlukan atau diminta oleh pasien. Penggantian, peningkatan, atau perawatan peralatan mungkin memerlukan waktu yang lama karena terbatasnya suku cadang yang tersedia di dalam negeri. Hal ini dapat mengganggu kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan terkait bagi pasien Perseroan. Di samping itu, jika Perseroan tidak dapat mengikuti kemajuan teknologi, dokter dan pasien Perseroan mungkin beralih ke rumah sakit lain yang memiliki peralatan yang lebih canggih dan keunggulan kompetitif Perseroan akan berkurang, di mana hal ini dapat memiliki dampak merugikan material terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

6. Perubahan atau ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan, lingkungan dan aspek lainnya dapat mempengaruhi bisnis Perseroan Pelayanan kesehatan merupakan industri yang tunduk pada peraturan perundang-undangan yang luas dan perubahan peraturan perundang-undangan yang dinamis. Rumah sakit Perseroan, dokter dan profesional medis lainnya tunduk kepada hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk, namun tidak terbatas pada, perizinan, inspeksi fasilitas dan persyaratan perumahsakitan dan klinis. Terdapat pemeriksaan berkala oleh pemerintah dan otoritas yang berwenang untuk memastikan Perseroan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku. Perseroan diwajibkan memiliki berbagai perizinan atau persetujuan dari Pemerintah atau pemerintah daerah untuk menjalankan usaha Perseroan, termasuk, antara lain, izin operasional rumah sakit. Perseroan harus memperbarui semua perizinan dan persetujuan ketika masa berlakunya berakhir, serta mendapatkan perizinan dan persetujuan yang baru apabila diperlukan. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu memperpanjang atau mendapatkan izin yang diperlukan yang belum diperoleh dan saat ini sedang dalam proses atau izin-izin lainnya yang mungkin diperlukan di masa mendatang. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan menerima sanksi yang timbul dari kegagalan memperpanjang atau memperoleh perizinan yang diperlukan. Dikenakannya sanksi hukum secara material dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan jalannya usaha Perseroan. Jika Perseroan gagal mendapatkan, mempertahankan atau memperbarui perizinan atau persetujuan yang disyaratkan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah untuk menjalankan usaha, maka pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan. Khususnya, Perseroan tunduk pada sejumlah peraturan perundang- undangan yang mempengaruhi jenis layanan yang disediakan Perseroan bagi pasien Perseroan. Perubahan apapun yang terjadi dalam peraturan-peraturan ini dapat berdampak negatif pada usaha Perseroan. Contohnya, kegiatan usaha Perseroan dapat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan di dalam peraturan perundang-undangan sehubungan dengan komposisi tempat tidur rumah sakit yang harus disediakan Perseroan di dalam rumah sakit Perseroan khususnya jika peraturan-peraturan diubah sehingga Perseroan dipersyaratkan untuk mengalokasikan jumlah yang lebih besar untuk tempat tidur “Kelas 3”, kelas tempat tidur terendah yang ditawarkan Perseroan. Kemampuan Perseroan untuk mengakomodasi pasien yang menempati kelas tempat tidur lainnya dan yang biasanya merupakan sumber penghasilan yang lebih besar untuk Perseroan, dapat terkena dampak negatif. Hal ini mungkin berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan.

Selain itu, rumah sakit Perseroan mungkin memuat, atau operasi rumah sakit Perseroan dapat memanfaatkan, bahan-bahan, proses atau instalasi tertentu yang diatur sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, atau mungkin memerlukan izin terkait lingkungan hidup dari pihak berwenang. Perizinan ini termasuk, namun tidak terbatas pada, limbah medis atau limbah penyakit menular, insinerator, dan bahan-bahan yang mengandung bahan asbes yang mudah pecah. Undang-undang dan peraturan lingkungan hidup juga membebankan tanggung jawab pada Perseroan untuk menghilangkan atau memulihkan bahan-bahan/zat yang berbahaya atau beracun. Sebagai akibatnya, Perseroan juga harus bertanggung jawab atas denda dan kerugian pemerintah untuk cedera kepada orang-orang, sumber daya alam dan properti yang berdekatan. Beban operasional Perseroan bisa lebih tinggi daripada yang diantisipasi dikarenakan biaya untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup serta peraturan kesehatan kerja dan keselamatan yang ada saat ini dan dimasa depan.

Perseroan telah membuat aplikasi permohonan untuk Izin Pembuangan Limbah cair dan/atau Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan/atau Izin penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) sehubungan dengan beberapa rumah sakit, yaitu: (i) Siloam Hospitals TB Simatupang, (ii) BIMC Kuta, (ii) BIMC Nusa Dua, (iii) Siloam Hospitals Buton, dan (iv) Siloam Hospitals Labuan Bajo. Permohonan-permohonan tersebut masih berstatus menunggu dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan dapat memperoleh izin-izin tersebut secara tepat waktu atau tidak sama sekali. Perseroan juga sedang di dalam proses pengajuan (i) laporan Implementasi Izin Lingkungan, dan/atau (ii) laporan yang berkaitan dengan kegiatan pembuangan limbah cair dan/atau (iii) laporan yang dipersyaratkan dalam Izin Penyimpanan Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), atas beberapa unit rumah sakit Perseroan untuk periode pelaporan semester I tahun 2016 (untuk Izin Lingkungan) dan pelaporan kuartal III tahun 2016 (untuk Izin terkait pembuangan limbah dan

Penyimpanan Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)). Dikarenakan penyampaian laporan- laporan ini mungkin terlambat, Perseroan mungkin dikenakan sanksi administratif yang dapat berupa peringatan tertulis sampai penghentian sementara izin usaha dan pencabutan izin usaha yang Perseroan butuhkan untuk mengoperasikan rumah sakit-rumah sakit terkait. Beban operasional Perseroan bisa lebih tinggi daripada yang diantisipasi dikarenakan biaya untuk pemenuhan kesesuaian dengan hukum dan peraturan lingkungan yang ada dan dimasa depan dan hukum dan peraturan kesehatan kerja dan keselamatan. Terjadinya peristiwa-peristiwa di atas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek Perseroan.

Meskipun Perseroan akan mengambil semua langkah untuk mematuhi hukum dan peraturan perundang- undangansehubungan dengan bahan–bahan, proses atau instalasi tersebut, tidak ada jaminan bahwa kewajiban lingkungan tidak akan terjadi lagi di masa depan, atau bahwa setiap kewajiban lingkungan tersebut tidak akan menjadi penting untuk kegiatan usaha Perseroan.

7. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan Perseroan

Pemegang saham pengendali Perseroan memiliki, dan akan terus memiliki, kekuasaan untuk mengendalikan Perseroan, termasuk kekuasaan dalam hal:

• menyetujui setiap penggabungan usaha, konsolidasi, atau pembubaran Perseroan; • menggunakan pengaruh signiikan terhadap kebijakan dan urusan Perseroan; • menyetujui sebagian besar anggota Direksi dan Komisaris Perseroan; dan

• menentukan hasil dari setiap tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham (selain

persetujuan terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dimana pemegang

saham pengendali yang memiliki benturan kepentingan atau terailiasi dengan Direktur, Komisaris,

atau LK diwajibkan untuk abstain berdasarkan peraturan OJK), termasuk waktu dan pembayaran dividen di masa depan.

Pemegang saham pengendali mungkin memiliki kegiatan usaha lain dan kepentingan yang lain di luar kegiatan usaha Perseroan, dan dapat mengambil langkah-langkah, baik yang terkait atau tidak dengan Perseroan, yang menguntungkan mereka atau perusahaan lain dibandingkan Perseroan, sehingga dapat berdampak material dan merugikan pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Khususnya, pemegang saham pengendali Perseroan tunduk pada beberapa pembatasan berdasarkan senior notes atau perjanjian yang sebelumnya diterbitkan/ditandatangani dan yang mungkin akan diterbitkan/ditandatangani di masa mendatang. Walaupun Perseroan tidak terikat langsung oleh pembatasan berdasarkan senior notes atau perjanjiantersebut, pemegang saham pengendali Perseroan mungkin, melalui pengaruhnya dan kemampuan untuk mengendalikan Perseroan, dapat membatasi beberapa tindakan Perseroan agar tetap memenuhi pembatasan terhadap senior notes atau perjanjian tersebut. Sebagai contohnya, sebagai entitas anak yang dibatasi yang tidak memberikan garansi (non guarantor restricted subsidiary) berdasarkan ketentuan senior notes pemegang saham pengendali Perseroan, jumlah utang yang dapat Perseroan peroleh mungkin hanya sebatas keseluruhan utang yang dapat diperoleh oleh LK, dan entitas anaknya juga dibatasi berdasarkan ketentuan dalam senior notes. Selanjutnya, ketentuan dalam senior notes menetapkan pembatasan-pembatasan terhadap kemampuan LK untuk melakukan transaksi tertentu, seperti penjualan dan sewa balik, transaksi dengan

pihak ailiasi, transaksi penjualan aset, penerbitan modal saham, pembebanan gadai dan pemberian

jaminan.

Komisaris Perseroan, termasuk ketiga Komisaris Independen Perseroan, saat ini juga menjabat