• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Perhitungan Risiko pada Usaha Penggilingan Pad

6.3.1. Risiko Produksi

Produksi beras pada kondisi terbaik di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu kali produksi adalah 2,5 ton beras dari 3,5 ton GKG. Kondisi ini terjadi selama 3 kali dalam satu periode terakhir, sedangkan produksi beras pada kondisi terburuk adalah 1 ton dari penggunaan 2 ton GKG. Kondisi produksi beras terburuk terjadi selama 21 kali. Adapun peluang risiko produksi pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Frekuensi dan Produksi Beras Di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi

Kondisi Frekuensi Produksi (Ton)

Terbaik 3 2,5

Normal (Dasar) 23 1,5

Terburuk 10 1

Adanya risiko pada produksi beras akan mempengaruhi penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar. Penerimaan awal penggilingan padi Sinar Ginanjar sama dengan kondisi tanpa risiko, yakni dimulai bulai ke sembilan pengoperasian penggilingan maka pada tahun pertama penerimaan yang diperoleh belum optimal. Harga jual untuk beras pada kondisi risiko produksi disesuaikan dengan harga jual pada kondisi tanpa risiko yaitu Rp.6200 per kilogram. Namun ada perbedaan pada kondisi risiko produksi dan tanpa risiko, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan. Pada kondisi terbaik, di tahun pertama jumlah total penerimaan yang dihasilkan dari penjualan beras dan hasil sampingannya serta jasa giling mencapai Rp. 548.708.602. Penerimaan pada tahun ke-2 sampai ke-14 diasumsikan konstan sehingga penerimaan yang di terima sudah optimal yaitu Rp.1.341.287.693, hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan oleh

99 Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah optimal selama 8,8 bulan. Pada tahun ke lima belas penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mendapatkan tambahan dari nilai sisa barang-barang investasi yaitu sebesar Rp. 6.290.500 sehingga total penerimaan menjadi Rp. 1.347.578.193 (Tabel 17)

Tabel 17. Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Tiga Skenario Risiko Produksi

Penerimaan Tahun Ke-1 (Rp) Tahun Ke-2 (Rp) Tahun Ke-15 (Rp)

Terbaik 548.708.602 1.341.287.693 1.347.578.193

Normal 437.108.602 1.068.487.693 1.074.778.193

Terburuk 325.508.602 795.687.693 801.978.193

Sementara itu, penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk kondisi normal pada tahun pertama mencapai Rp. 437.108.602 dan pada tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 1.068.487.693 peningkatan pernerimaan tersebut dikarenakan adanya peningkatan produksi dari tahun pertama ke tahun ke-2. Pada tahun ke-15, penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa yang diperoleh dari barang-barang investasi, sehingga penerimaan tahun ke-15 menjadi Rp.1.074.778.193. Penerimaan pada kondisi ketiga yaitu kondisi terburuk, ditahun pertama penerimaan sebesar Rp. 325.508.602. Sedangkan ditahun kedua sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 795.687.693 karena produksi sudah optimal. Pada tahun ke-15 seperti pada kondisi sebelumnya diakhir tahun umur usaha penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa barang-barang investasi, sehingga penerimaan di tahun ke-15 adalah Rp.801.978.193.

Perubahan jumlah penerimaan yang dihasilkan dengan adanya risiko produksi, akan memberikan perubahan juga terhadap biaya variabel yang dikeluarkan, khususnya biaya pembelian bahan baku dan produksi seperti bahan bakar mesin penggilingan, biaya pembelian karung dan benang, biaya kuli angkut dan biaya sewa kendaraan. Apabila terjadi perubahan pada produksi yang dihasilkan, jumlah biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi juga akan

100 mengalami perubahan. Namun untuk besarnya biaya tetap, ketiga kondisi pada risiko produksi dianggap tetap seperti pada kondisi tanpa risiko. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Biaya Variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko Produksi Biaya Variabel Tahun Ke- 1 6 15 Terbaik 774.396.000 918.347.358 1.004.382.980 Normal 644.877.000 764.769.565 836.417.210 Terburuk 515.358.000 635.759.255 759.791.161

Pada kondisi terbaik, dimana jumlah produksi beras berada pada posisi terbaik yaitu mencapai 2 ton per satu kali produksi, biaya variabel yang dikeluarkan pada tahun pertama investasi yaitu sebesar Rp. 774.396.000, hal tersebut dikarenakan usaha yang dimulai pada bulan ke sembilan. Sementara itu, pada tahun kedua sampai tahun ke-15 jumlah pengeluaran untuk biaya variabel seperti halnya pada kondisi tanpa risiko, biaya variabel meningkat sebesar 1 persen. Biaya pada tahun ke-15 mencapai Rp. 1.004.382.980.

Pada kondisi normal, biaya variabel belum maksimal, tahun awal investasi yang dimulai pada bulan ke sembilan besarnya biaya variabel sebesar Rp.644.877.000. Perubahan biaya variabel pada kondisi normal risiko produksi diasumsikan meningkat sebesar 1 persen seperti pada kondisi tanpa risiko. Sehingga pada tahun ke-15 biaya variabel mencapai Rp. 836.417.210. Risiko produksi pada kondisi terburuk juga mengalami hal yang sama, dimana pada awal investasi usaha baru berjalan pada tahun ke-9, sehingga biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp. 515.358.000 dan untuk tahun berikutnya biaya variabel diasumsikan mengalami kenaikan sebsar 1 persen.

Adanya perubahan pada penerimaan dan biaya usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar karena adanya risiko produksi, kriteria investasi dari ketiga skenario yang sudah ditetapkan pun mengalami perbedaan dengan kondisi tanpa risiko (Tabel 19). Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi pada

101 kondisi risiko produksi sama dengan kriteria yang digunakan pada kondisi tanpa risiko, yakni NPV, IRR, Net B/C serta Payback Periode.

Tabel 19. Kriteria Investasi Pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar

Kriteria Investasi Terbaik Normal Terburuk

NPV 1.138.014.178 630.318.189 (16.059.645)

Net B/C 4,97 2,97 0,96

IRR 53% 38% 11%

PP 1 Tahun 1 Tahun 6 Bulan 14 Tahun

Berdasarkan perhitungan untuk kriteria investasi kondisi risiko produksi, pada skenario terbaik, nilai NPV yang dihasilkan mencapai Rp. 1.138.014.178, nilai IRR sebesar 53 persen, serta Net B/C sebesar 4,97. Hal tersebut menunjukan bahwa usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi risiko produksi layak untuk dijalankan dan dilakukan investasi, dengan waktu pengembalian 1 tahun, namun karena mengikuti bulan produksi per tahun Penggilingan Padi Sinar Ginanjar 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya menjadi 1 tahun 4 bulan. Sedangkan pada kondisi normal, nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp. 630.318.189, IRR sebsar 38 persen dan Net B/C sebsar 2,97. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pada kondisi normal risiko produksi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan dan untuk diinvestasikan dengan waktu pengembalian 1 tahun 6 bulan, namun karena mengikuti waktu produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar per tahun 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya mencapai 2 tahun 0,4 bulan.

Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar menunjukan ketidaklayakan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang bernilai negatif yaitu sebesar Rp. (16.059.645), nilai IRR yang lebih kecil dari tingkat diskonto yaitu sebesar 11 persen dan Net B/C yang lebih kecil dari satu yaitu 0,96. Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk waktu pengembalian atas investasi meunjukan kelayakan, hanya saja waktu pengembaliannya yang lebih lama dari dua skenario lainnya yaitu 14 tahun. Namun dengan mengikuti

102 asumsi yang digunakan untuk waktu produksi penggilingan padi sekitar 8,8 bulan per tahun, maka hasil yang diperoleh yaitu 19 tahun 0,9 bulan.

Dokumen terkait