• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis bernama Ayu Anjartika lahir di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1991, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Baskoro dan Zuhartina. Pada tahun 1996-1997, penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak-kanak yang bernama TK Rose. Kemudian dilanjutkan ke MI YPKP Jakarta pada tahun 1997- 2003. Pada tahun 2003-2006, penulis melanjutkan ke SMPN 9 Jakarta dan pada tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 99 Jakarta. Pada tahun 2009 hingga 2013 penulis berstatus sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) pada Mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktif dalam kepanitiaan dan organisasi di sekitar kampus. Adapun organisasi yang pernah diikuti adalah sebagai anggota divisi Research and Development HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) masa kepengurusan 2010-2011. Sedangkan kepanitiaan yang pernah diikuti adalah staf divisi acara INDEX (Indonesian Ecology Expo) 2010, anggota divisi Tata Tertib Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa Perkenalan Departemen (MPD) tahun 2011, dan staf divisi acara PRIORITY (Public Speaking to Research and Broadcast Our Community) pada tahun 2011. Pengalaman kerja penulis adalah sebagai asisten praktikum Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kependudukan pada tahun 2012.

ABSTRAK

AYU ANJARTIKA. Analisis Gender terhadap Tingkat Perlindungan dan Kesejahteraan Buruh Industri Pabrik CV TKB di Bogor. Dibimbing oleh TITIK SUMARTI.

Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender pada penelitian ini adalah akses buruh laki- laki dan perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dan kontrol buruh laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja. Sedangkan kesejahteran buruh dianalisis pula dengan analisis gender. Alat analisis gender yang digunakan adalah manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis buruh laki-laki dan perempuan CV TKB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh laki-laki memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja yang lebih besar dari buruh perempuan. Tingkat kesejahteraan buruh laki-laki dan perempuan sama-sama tergolong masih rendah. Kata kunci: analisis gender, perlindungan, kesejahteraan, akses, kontrol

ABSTRACT

AYU ANJARTIKA. Gender Analysis of the Labour Welfare and Protection Level Industry Factory CV TKB in Bogor. Supervised by TITIK SUMARTI.

The level of labor protection in CV TKB analyzed by gender analysis. Gender analysis tools in the study were male workers access of women to resources and the protection of labor and workers' control of men and women to the labor protection of resources. While welfare workers also analyzed by gender analysis. Gender analysis tools used are the benefits of the practical and strategic needs male workers and female CV TKB. The results showed that male workers have access to and control of resources of labor protections that are larger than female workers. Level of welfare workers men and women alike still low.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jumlah angkatan kerja di Indonesia setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Begitu pula dengan jumlah penduduk yang bekerja pun mengalami peningkatan. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2004- 2011 dalam BPS, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 116.5 juta orang dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 67.72%, bertambah menjadi 119.3 juta orang pada Februari 2011 dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 69.96%. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2010 terpilah jenis kelamin, yaitu laki-laki sebesar 83.8 dan perempuan sebesar 51.8. Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan sesuai kegiatan ekonomi pada tahun 2010, yaitu dalam pertanian sebesar 38.3%, perindustrian sebesar 19.3%, dan jasa sebesar 42.3%. Pada data BPS (2011), selama enam bulan terakhir (Februari 2011-Agustus 2011), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sebesar 840 ribu orang (6.13 persen).

Terdapat beberapa industri prioritas di Indonesia yang dijelaskan dalam Kementerian Perindustrian (Kemenperin 2012), yaitu industri agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri manufaktur, industri penunjang industri kreatif dan kreatif tertentu, dan industri kecil dan menengah tertentu. Industri manufaktur mencakup industri material dasar, yaitu industri besi dan baja, industri semen, industri petrokimia, dan industri keramik, industri permesinan, yaitu industri peralatan listrik dan mesin listrik, industri mesin dan peralatan umum, serta industri manufaktur padat tenaga kerja, yaitu industri tekstil dan produk tekstil dan industri alas kaki. Selain itu, dijelaskan pula dalam Kemenperin (2012) bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap di industri manufaktur nasional yaitu pada tahun 2011 sebesar 7.74 juta orang. Salah satu sektor yang sangat diandalkan terutama pada cabang-cabang industri yang bersifat padat karya adalah industri pengolahan. Adapun enam sektor industri pengolahan yang berpotensi menyerap banyak tenaga kerja adalah makanan, minuman dan tembakau, tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, mebel, petromikia, serta industri kecil dan menengah.

Berdasarkan status bekerjanya, maka jumlah buruh/karyawan di Indonesia juga mengalami peningkatan. Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 34.5 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21.3 juta orang dan berusaha sendiri sejumlah 21.1 juta orang. Pada Agustus 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 37.7 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 19.6 juta orang dan berusaha sendiri sejumlah 19.4 juta orang. Dari data-data tersebut, dapat dilihat bahwa meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia banyak yang terserap oleh Sektor Industri. Sektor Industri mampu menyerap angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan (BPS 2011).

Berdasarkan jenis kelaminnya, maka sektor industri manufaktur (pengolahan) adalah sektor yang banyak menyerap pekerja perempuan. Jumlah pekerja perempuan yang bekerja menurut lapangan pekerjaan pada tahun 2010

2

yaitu pada sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 36.9%, pertambangan dan penggalian sebesar 11.9%, industri pengolahan sebesar 43.4%, listrik, gas, dan air sebesar 9.5%, bangunan sebesar 2.5%, perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel sebesar 49.3%, angkutan, pergudangan, dan komunikasi sebesar 8.6%, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan sebesar 29.4%, dan jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 44.41% (BPS 2011).

Pada zaman Orde Lama (1945-1965) partisipasi perempuan di sektor pertanian cukup besar. Mereka berperan mulai dari menanam bibit padi, menyiangi rumput, mengusir hama waktu padi menguning, menuai padi, dan menumbuk padi menjadi beras. Akan tetapi, semenjak revolusi hijau pada masa orde baru, telah membuat perempuan kehilangan pekerjaannya di bidang pertanian. Pekerjaan yang awalnya dilakukan oleh perempuan telah digantikan dengan teknologi dan alat pertanian yang lebih canggih. Alat-alat tersebut sulit digunakan oleh perempuan, sehingga perempuan tersingkir dengan sendirinya. Oleh karena itu, perempuan memasuki sektor publik terutama sektor industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja (Sunarijati A 2007).

Kondisi perlindungan pekerja perempuan lebih buruk dari pekerja laki-laki. Hal tersebut dapat terlihat dari perbedaan upah, bahwa upah rata-rata perempuan jauh lebih rendah dari laki-laki. Pada tahun 2010 rata-rata upah di Indonesia adalah sebesar Rp575 000 untuk laki-laki dan hanya Rp455 000 bagi perempuan (ILO 2012). Menurut Uwiyono (1995) dalam Harlina I (1999), perlindungan buruh memiliki pengertian yang sangat luas, yaitu perlindungan sosial, ekonomis, dan teknis. Perlindungan sosial mencakup ketentuan-ketentuan hukum di bidang kesehatan. Perlindungan ekonomis mencakup ketentuan-ketentuan hukum di bidang jaminan sosial dan pengupahan. Perlindungan teknis mencakup ketentuan- ketentuan hukum di bidang keselamatan kerja. Selain itu, menurut detikBandung (2009) disebutkan bahwa kesejahteraan buruh perempuan lebih buruk dibandingkan dengan buruh laki-laki. Terjadi diskriminasi upah yang diberikan kepada buruh laki-laki dan perempuan. Jika pada buruh laki-laki, ada perbedaan gaji antara buruh lajang dengan yang sudah berkeluarga. Namun tidak demikian pada buruh perempuan, masih sendiri maupun sudah berkeluarga mendapatkan gaji yang sama. Disebutkan pula dalam Tjandraningsih I, Herawati R, dan Suhadmadi (2010) bahwa perusahaan mensyaratkan buruh yang bekerja berusia 18-24 tahun dan berstatus lajang untuk dipekerjakan, dengan alasan produktivitas. Memilih buruh berstatus lajang membawa efek semakin sulitnya buruh yang sudah berkeluarga untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan.

Dalam BPS Kota Bogor 2011 dijelaskan bahwa sektor industri pengolahan menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 19.72% dan pertumbuhannya sebesar 6.38%.Salah satu perusahan yang bergerak di sektor industri di Kota Bogor adalah CV TKB. CV TKB merupakan perusahaan industri manufaktur padat tenaga kerja yang memproduksi produk tekstil atau disebut garmen. Produk garmen yang dihasilkannya berupa pakaian jadi seperti celana, jeans, dan jaket. Perusahaan tersebut memiliki pabrik yang mampu menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang. Mayoritas buruh yang bekerja adalah buruh perempuan, yaitu berjumlah 230 orang. Sedangkan buruh laki-laki berjumlah 84 orang pada bulan September 2012.

3 Mengintegrasikan gender dalam pembangunan penting dilakukan pada penyelenggaraan pembangunan. Hal ini disebut dengan pembangunan yang responsif gender. Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional Tanggal 19 Desember 2000 dalam Syukrie (2003) menjelaskan konsep kesetaraan gender. Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.

Pelaksanaan PUG juga penting dilakukan dalam pembangunan di sektor industri agar antara buruh laki-laki dan perempuan mendapatkan kesetaraan gender. Oleh karena itu akan ditelaah lebih lanjut sejauhmana tingkat akses dan kontrol terhadap perlindungan tenaga kerja yaitu kesempatan (peluang) yang sama dalam hal akses dan kontrol di CV TKB antara buruh laki-laki dan buruh perempuan, dan hubungannya dengan tingkat kesejahteraan buruh dengan melihat dari sisi manfaat, yaitu pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis.

Pengintegrasian gender dalam pembangunan industri, termasuk dalam pengembangan usaha industri garmen, penting dilakukan agar lebih tepat sasaran dan memberi manfaat yang sama bagi buruh laki-laki dan perempuan. Oleh karena itulah penting menganalisis gender antara buruh laki-laki dan perempuan dalam perlindungan tenaga kerja, dan hubungannya dengan tingkat kesejahteraannya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik individu buruh laki-laki dan perempuan pada CV TKB (umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama bekerja)?

2. Sejauhmana analisis gender terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dan hubungannya dengan karakteristik individu buruh laki-laki dan perempuan?

3. Sejauhmana tingkat kesejahteraan buruh laki-laki dan perempuan dan hubungannya dengan analisis gender terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan adalah menganalisis gender terhadap perlindungan tenaga kerja dan hubungannya dengan kesejahteraan buruh laki-laki dan perempuan pada industri garmen. Tujuan utama tersebut didukung dengan tujuan-tujuan khusus lainnya, yaitu :

1. Mengkaji karakteristik individu buruh laki-laki dan perempuan pada CV TKB sebagai faktor internal buruh yang meliputi umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama bekerja.

4

2. Mengkaji tingkat akses dan kontrol buruh laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dan hubungannya dengan karakteristik individu buruh laki-laki dan perempuan.

3. Mengkaji tingkat kesejahteraan buruh laki-laki dan perempuan dan hubungannya dengan tingkat akses dan kontrol buruh laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang berminat maupun yang terkait dengan masalah industrialisasi di pedesaan khususnya kepada:

1. Civitas Akademika

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai analisis gender terhadap perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan buruh industri pabrik bagi penelitian sejenisnya.

2. Pihak Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan dan melaksanakan hak-hak pekerja dan tidak membedakan hak pekerja antara laki-laki dan perempuan serta pihak perusahaan dapat membuat peraturan yang sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.

3. Pemerintah Kota Bogor

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi yang bermanfaat dalam menentukan arah kebijakan pembangunan industri yang responsif gender, khususnya dalam upaya perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan buruh industri pabrik.

TINJAUAN PUSTAKA