• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Kecarnatan Sukanagara Kabupaten Cianjur, Jawa Penelitian ini dibatasi hanya pada teh rakyat yang terdapat desa wilayah Kecarnatan Sukanagara. Mengingat bahwa tidak sernua petani rakyat Sukanagara program PPBPR rnaka pernbahasan mengenai program bantuan dapat dilakukan secara spesifik. Demikian halnya dengan kelornpok tani, tidak sernua petani rnenjadi anggota kelompok rneskipun petani rnenjadi PPBPR.

Tahun tanarn tanarnan teh rakyat yang terdapat dalarn penelitian ini berbeda-beda rnulai tahun 1993 sampai dengan 1998. Dengan dernikian

terhadap produktivitas teh dilakukan pada tanarnan teh dengan tahun tanarn yang berbeda-beda. akan dilakukan secara (per tahun) dan spesifik (per bulan) untuk rnengetahui kondisi produksi teh dan harga pucuk teh yang terjadi periode tahun 2002 sarnpai dengan 2003.

Tingkat harga yang digunakan usahatani teh adalah tingkat harga teh yang berlaku pada saat penelitian ini dilakukan. Demikian halnya dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.

BAB

2. Gambaran Umum Teh

Tanarnan teh

(Camellia

berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 2737 SM teh di sejak abad ke-4 dirnanfaatkan sebagai salah satu kornponen rarnuan obat. Teh diperkenalkan pertarna kali oleh pedagang Belanda sebagai kornoditas perdagangan di Eropa pada tahun 1610 M dan rnenjadi rninurnan populer di lnggris sejak 1664 M (Ghani, 2002).

teh rnasuk pertarna kali ke lndonesia pada tahun 1684, berupa biji ten dari Jepang yang dibawa oleh orang Jerman bernarna Cleyer. dan ditanam sebagai tanarnan di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernarna F. Valentijn rnengatakan bahwa telah melihat perdu muda yang berasal dari Cina, turnbuh di lstana Gubernur Jenderal Carnphuys,

Jakarta.

Tahun 1826, didatangkan lagi biji dari Jepang dan ditanarn di Kebun Raya pada tahun 1827, ditanam di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut. Tanarnan teh juga berhasil ditanarn dalam luasan yang lebih besar di Wanayasa dan di Raung (Banyuwangi) sehingga mernbuka jalan bagi Jacobus lsidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh untuk rnembuka

bagi perkebunan teh di Pada tahun 1828, di kedua daerah

sekitar 180 hektar tanarnan teh dengan produksi sekitar 8000 kilogram kering.

Pada tahun 1941

-

1958, industri teh di lndonesia

surut. Hal itu berkaitan dengan perkernbangan situasi pasar dunia rnaupun

Indonesia rnengambil alih perkebunan teh perusahaan-perusahaan Belanda dan lnggris yang dilakukan rehabilitasi oleh secara bertahap.

2.2. Sifat-Sifat Sotani Teh Akar

tanarn teh berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik dan cukup untuk dapat rnenernbus Kebanyakan perdu akar tunggang 90 sampai 150 sentirneter dengan diameter sekitar 7,5 sentimeter. Perakaran berkembang pada

sedalam sampai 25 sentimeter, yang merupakan utarna berakumulasinya unsur-unsur hara di dalam

2. Daun

Ranting dan daun baru, tumbuh dari tunas pada ketiak daun tua. Daunnya berwarna hijau, lonjong, ujungnya runcing, dan tepinya bergerigi. Daun-daun baru yang tumbuh pemangkasan, lebih besar daripada daun-daun yang terbentuk sesudahnya. Besarnya daun antara 2,5 sarnpai 25 sentimete:, tergantung pada Pucuk dan ruasnya berarnbut, daun tua bertekstur permukaan atasnya berkilat dan berwarna hijau kelam.

3. Bunga

Bunga yang (calyx) 5

-

7 (sepal). Daun bunga (Pepal) berjurnlah sama dengan mahkota, berwarna putih halus

Daun bunga berbentuk lonjong cekung. Tangkai sari dengan benang sari (anthera) kuning bersel 2 sampai 3 ke Putik 3 sampai 5 helai. Hanya sekitar 2 dari seluruh

bunga pada sebuah pohon, berhasil rnernbentuk biji. Penyerbukan buatan

hanya rneningkatkan jurnlah buah sarnpai 14

4. Buah

Buah yang rnasih muda rnemiliki warna Awalnya tetapi semakin tua bertarnbah sorarn dan kasar. berwarna coklat tiga. berkulit disatu sisi dan datar di sisi lain. Biji rnengandung rninyak dengan kadar yang tinggi yaitu 20 biji.

2.3. Syarat Teh

teh rnerupakan salah satu tanarnan keras yang diusahakan secara perkebunan. Hasil dari tanarnan teh ini berupa ranting dengan daun-daunnya yang disebut pucuk. Dari pucuk inilah yang diolah teh yang dipetik dengan selang 7 sampai 14 tergantung dari keadaan di masing-masing daerah.

Tanarnan teh dapat turnbuh dari pantai sampai pegunungan. ini dapat turnbuh subur pada daerah-daerah dengan ketinggian 200 sampai 2030 meter di permukaan Di pegunungan teh ditanam pada ketinggian dari 2000 m Namun, perkebunan teh urnumnya dikembangkan di daerah pegunungan yang beriklirn dapat tumbuh subur di detaran tanarnan teh tidak akan

dengan mutu yang baik. Semakin tinggi daerah penanaman maka semakin tinggi mutunya (Ghani, 2002). Secara umum, lingkungan fisik yang paling

Faktor iklirn yang berpengaruh terhadap perturnbuhan teh adalah hujan, suhu udars, tinggi sinar dan

hujan

hujan tahunan yang diperlukan oleh reh adalah 2.500 dengan jurnlah hujan pada kemarau tidak kurang dari 100 rnilirneter. hujan yang kurang dari minimum akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitasnya.

Suhu Udara

Suhu udara yang baik untuk tanarnan teh adalah berkisar

-

yang diikuti oleh cahaya rnatahari yang cerah dengan relatif pada siang hari tidak kurang dari 70 %.

Tinggi

Ada korelasi kuat antara dengan suhu. Sernakin elevasi rnaka semakin suhu udara daerah

Di Indonesia, penanarnan teh dilakukan pada ketinggian antara 400 sarnpai 1.200 meter dari perrnukaan (dpl). Dengan dernikian daerah penanarnan teh dapat menjadi tiga daerah berdasarkan ketinggian

yaitu:

a. Daerah 400

-

800 rn dpl dengan suhu rnencapai sarnpai

800

-

1.200 rn dengan suhu rnencapai sarnpai

c. Daerah rn dpl dengan suhu rnencapai sarnpai

Perkebunan teh yang terletak di 1500 meter sering rnengalami

musim kemarau. intensitas rnatahari diperlukan

pelindung sehingga dapat sedikit menurunkan suhu.

Sinar matahari

hujan mencukupi, rnaka sinar rnatahari membantu terhadap perturnbuhan tanarnan teh. Akan tetapi apabila suhu maka pertumbuhan teh akan terhambat, sehingga dibutuhkan pelindung untuk perkebunan di

Pada umurnnya yang berasal dari udara dan kering. Selain dapat mempengaruhi pada kelembaban, dapat pula membantu penyebaran dan penyakit.

2.3.2.

yang baik dan sesuai dengan adaiah yang cukup subur dengan bahan kandungan organik cukup, tidak bercadas dan rnempunyai keasarnan (pH) antara 4.5 sarnpai

teh menghendaki yang dengan pH berkisar antara 4,5

-

memiliki tiga unsur hara dalam P dan K. Ketiga unsur meningkatkan produksi daun.

untuk teh harus mengandung unsur-unsur hara rnikro dan makro. hara mikro yang terkandung dalam abu daun teh adalah Fe, Mn, serta Adapun unsur hara rnakro yang terkandung adalah

fosfor, kapur, magnesium, dan belerang. Baik unsur hara mikro rnaupun rnakro umumnya dapai dicukupi dengan pemupukan, pelepasan cadangan mineral di dalam dan hasil proses rnineralisasi bahan organik.

Harna dan yang biasanya rnenyerang tanarnan teh (a) Harna perusak akar seperti Nematoda Heterodera Pengendaliannya dengan cara rnelaparkan (tidak rnenanarni lahan

harna selarna dua tahun atau rnenggunakan anti harna Nernagon atau rnetil-brornida). Gejala : terdapat gelernbung-gelernbung pada akar sehingga akar

Nematoda Pratylenchus pengendaliannya dengan cara rnelaparkan (tidak rnenanarni lahan yang terjangkit harna selarna dua tahun,

rnenggunakan anti harna Nernagon atau rnetil-brornida). Gejala : perakaran tanarnan terutarna rarnbutnya hanya sedikit, tanarnan layu seperti kekurangan unsur hara.

Nematoda Meloidogyne sp. pengendaliannya dengan cara pencegahan berupa furnigasi yang akan digunakan untuk rnengisi kantong

polibag dengan rnetil brornida (250 atau dengan Nernagon 60 EC. : tanarnan akan turnbuh dengan rnerana akhirnya rnati.

(b) Harna perusak batang dan ranting seperti Zeuzera coffeae. Pengefidaliannya dengan cara rnernotong yang terserang dan rnernbakarnya hingga habis. Gejala : terdapat lubang batang dan daun. (c) Harna perusak biji teh kepik biji. Pengendaliannya dilakukan secara rnekanis, yaitu rnengurnpulkan kepik biji dengan jalan rnenggoyang-goyangkan pohon sehingga kepiknya berjatuhan kernudian rnenangkap serta

Gejala : keping bijinya berbintik-bifitik kuning jingga. Harna perusak daun seperti ulat penggulung pucuk. Pengendalian harna ini

dengan tiga cara yaitu : (i) Cara rnekanis, daun yang terserang dipetik dan dibcang atau dibaksr. (ii) Cara hayati, dengan cara rnelestarikan beberapa rnusuh alarni ulat penggulung. (iii) Cara kirniawi, yaitu dengan rnenggunakan insektisida yang diijinkan seperti: Ripcord 5 EC Gejala yang

ditirnbulkan oleh harna adalah pucuk teh rnenggulung sehingga tunas atau ranting terhambat.

perusak daun seperti cacar teh. Pengendaliannya

dilakukan dengan dua cara yaitu : (i) Kultur berupa upaya pengendalian lingkungan atau iklirn kebun teh sehingga tidak berkernbang seperti dengan cara pengurangan pelindung, rnemperpendek

petik atau rnenanarn klon teh yang tahan terhadap cacar. (ii) Cara kirniawi. Tanarnan yang terserang diberi fungisida ternbaga seperti cupravit OB 21,

Baycor 250 EC, 30% dan lain-lain. Gejala yang ditirnbulkan pada tanarnan yang terserang terdapat bintik-bintik yang awalnya berukuran kecil

cahaya berdiarneter rnrn. Selanjutnya tirnbul bercak dengan tidak dan dibatasi oleh cincin berwarna hijau, kernudian bercak rnernbesar dan berwarna coklat dan rnati.

2.4. Jenis dan Mutu Teh

Berdasarkan teh dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

Teh

Teh rnerupakan jenis teh yang pengolahannya dilakukan rnelalui proses ferrnentasi. Teh sendiri terdiri dari jenis yaitu teh Orthodox dan

CTC Tearing, dan Curling).

Teh Orthodox adalah teh yang diolah rnelalui proses pelayuan sekitar 16 jam. Proses adalah penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi. Sedangkan teh CTC (Cutting, Tearing, dan Curling) adalah teh yang diolah rnelalui proses perajangan, penyobekan, dan penggulungan daun rnenjadi kernudian dengan ferrnentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi.

2. Teh Hijau

Teh hijau rnerupakan jenis teh yang diolah rnelalui proses

teh. Teh dikclornpokkan rnenjadi tiga jenis yaitu teh hijau teh oolong dan teh Gunga.

Teh Hijau (murni) adalah teh yang diolah pelayuan selarna sekitar tiga rnenit, selanjutnga dilakukan pengeringan, dan berbentuk teh jadi. Teh oolong adalah teh yang diolah rnelalui semi pelayuan sekitar sampai sernbilan jam, selanjutnya seperti teh hijau. Sedangkan teh Gunga adalah jenis teh oolong yang diberi aroma tertentu seperti bunga

Berikut ini disajikan data rnengenai perbedaan karakteristik teh hijau dan teh

dalam 7 di bawah ini :

7. Perbedaan Karakteristik Teh Hijau dan Teh

Karakteristik Teh Hijau Teh

Pengolahan proses ferrnentasi proses ferrnentasi khusus

Berupa bubuk sampai coklat Langsung dapat diseduh .

Ukuran Warna Pernakaian

khusus

Panjang dan tergulung Hijau

Diolah

Mutu teh dinilai berdasarkan rasa (taste), aroma, dan warna seduhan rnerah

(liquor). Penilaian ditentukan oleh seorang ahli (tea taster) berdasarkan organoleptik, yaitu kemampuan mengukur rnutu dengan indera penglihatan, penciuman, perasa. Parameter lain seperti kadar air dan

jenis (density) hanya sebagai pendukung.

Merah ternbaga Hijau sampai coklat PPTK Gambung Prastiwi, skripsi (1'199)

2.5. Jenis Petikan Teh

Jenis petikan adalah rnacam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pernetikan. Jenis petikan juga disebut sistern petikan. Penelitian Setyamidjaja jenis dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:

1. Petikan halus, apabila pucuk teh yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan satu daun, atau burung (b) dengan satu daun muda (m), biasa ditulis rurnus atau

2. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, tiga daun serta pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun rnuda, ditulis dengan

3. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua, ditulis dengan rurnus p+4 atau lebih,

Urnumnya jenis petikan yang dikehendaki adalah jenis petikan medium dengan komposisi minimal 70 medium, maksimal 10 % pucuk dan 20 % pucuk kasar.

2. 6 . Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Teh rnerupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting dan rnemiliki perkernbangan baik dalam segi harga dari segi pemasarannya, Hasil-hasil penelitian terhadap komoditas teh yang telah dilakukan selarna ini dapa! diuraikan secara ringkas seperti berikut :

Penelitian rnengenai berbagai komoditas teh di daerah sentra Jawa sudah dilakukan. Beberapa diantaranya adalah pada tahun 1988 dan Rina (1994). Penelitian ini dirnaksudkan rnelihat kinerja pemasaran teh di

wilayah PIR Kebun Taraju, Jawa Dari penelitian yang dilakukan

diketahui ada beberapa saluran tataniaga teh di wilayah penelitian, (a) saluran dari petani rnelalui Teh (UUPT) dijual ke perusahaan inti, saluran dari petani plasma dengan rnelalui bandar di ke pabrik-pabrik pengolah teh non inti dan (c) saluran dari petani yang tergabung dalarn suatu kelornpok tani rnenjual langsung produksi tehnya ke pabrik-pabrik pengolahan

teh Dari ketiga saluran keuntungan yang diperoleh petani masing-masing adalah rupiah, rupiah dan rupiah per kilogram pucuk teh. Secara keseluruhan margin keuntungan yang diperoleh pihak-pihak yang terlibat dalam tataniaga teh lebih besar daripada margin keuntungan yang diperoleh pihak-pihak yang terlibat dalarn tataniaga teh hijau.

Rina (1394) rnelakukan penelitian untuk mengkaji sistem usahatani, pemasaran dan ekspor teh di lndonesia. Berdasarkan penelitian diketahi bahwa 40 teh di Indonesia diusahakan oleh rakyat baik dengan sistsrn PIR Non-PIR. Bila dilihat dari keragaan kebun, perkebunan teh milik petani plasma (PIR) jauh lebih baik dibandingkan dengan kebun milik petani tradisional. ini disebabkan karena pengelolaan usahatani pola PIE jauh lebih baik, baik dalam penggunaan sapiodi, tenaga

panennya. Keadaan ini rnenghasilkan mutu pucuk teh yang lebih baik. Rantai pernasaran teh psndek, hanya rnelibatkan tiga lembaga pemasaran yaitu petani, psdagang pengurnpul tingkat desa dan pedagang besar yang merangkap sebagai pengolah dan eksportir.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2005) dipeioleh bahwa harga pucuk teh terhadap penawaran

ekspor teh dipengaruhi oleh harga ekspor teh, tukar, harga kopi, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk. Ada tiga yang perlu diperhatikan dalam

rangka peningkatan ekspor teh yaitu perbaikan mutu teh, yang lebih dan diversifikasi produk.

Prastiwi (1999) rnelakukan penelitian dengan Produksi dan Penentuan saat Optimum Pernangkasan Teh (Studi Kasus Kebun Percobaan Sarongge PPTK Garnbung). Berdasarkan produksi

dilakukan oleh diperoleh yang berkaitan dengan produksi teh :

1. Produksi teh berpengaruh nyata terhadap produksi teh kering. Hal ini disebabkan kaiena pucuk teh merupakan bahan baku pada produksi teh kering.

2. Kandungan air pada pucuk dan petikan berpengaruh nyata terhadap produksi teh kering.

3. Harga teh berpengaruh nyata terhadap produksi teh kering pada a

=

di rnana setiap kenaikan harga teh di sebesar 1% dapat produksi sebesar 2.97%.

4. Kenaiken biaya pengolahan hanya rnenghasilkan peningkatan produksi teh kering rata-rata yang lebih kecil. Keadaan ini disebabkan perusahaan akan tetap berproduksi kenaikan pada biaya pengolahan biaya listrik dan bahan bakar, karena pucuk teh tidak disirnpan dan bila ada teh yang dihasilkan pengolahan tetap dilakukan.

5. tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi teh kering hubungan yang negatif. ini disebabkan dengan rneningkatnya tenaga perusahaan tidak dapat

karena akan rneningkatkan biaya, sehingga produksi akan berkurang.

Ganda (2004) penelitian untuk mengetahui optirnalisasi produksi teh L.) dengan studi kasus di pabrik pengolahan teh perkebunan Ciater dari penelitian adalah :

Pada kondisi optimum, pabrik dapat mernproduksi kornbinasi teh yang secara umum rnemiliki keuntungan tinggi dengan sebagian produk rnernanfaatkan pernasaran ekspor dan tidak melakukan penjualan teh kebun seinduk dalam bentuk teh jadi selama tahun 2003.

2. Pada saat kondisi optimum tercapai, terdapat surnberdaya yang

faktor pernbatas utarna yaitu sumberdaya jam kerja rnesin DIBN I dan

I serta sumberdaya memiliki kemungkinan rnenjadi faktor pembatas dalam kegiatan produksi teh yaitu jam orang kerja pembeberan. Sedangkan sumberdaya lain dapat dikatakan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penjualan kebun seinduk dalarn bentuk bahan baku teh atau memberlakukan jam lembur penambahan sumberdaya hari kerja pada bulan Januari, Mei dan Oktober tahun 2003. Upaya ini dibahas sebagai pasca yang menghasilkan optimum pasca optimalitas

Kedua upaya tambahan keuntungan pabrik yang memperhitungkan biaya lernbur).

penelitian di gambaran

perkebunan teh yang telah ada selarna ini. perkebunan

yang terdapat adalah penelitian terdahulu kstiga pelaku perkebunan teh yang ada di Indonesia yaitu petani teh rakyat, pernerintah dan swasta.

Herlina (2002) rnelakukan penelitian rnengenai Orientasi Nilai Pernuda pada Keluarga Petani Perkebunan dengan studi kasus pada

perkebunan teh rakyat di Desa Kecarnatan Sukanagara, Kabupaten Hasil dari penelitian rnernberi garnbaran tenaga keluarga petani perkebunan teh yang berdarnpak pada teh sendiri. Penelitian hanya dilakukan di satu desa yaitu

Bardasarkan penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian rnengenai teh dan kondisi perkebunan teh sudah

diternukan. Narnun penelitian rnengenai usahatani dan saluran pernasaran teh rakyat di Kecarnatan Sukanagara yang tergabung dalarn PPBPR belum ada yang rnelakukan.

BAB

PENELITIAN 3.1. Sektor Produksi Usahatani

Sektor produksi merupakan sektor dalam agribisnis. Apabila ukuran, tingkat keluaran, dan efisiensi sektor ini bertambah, sektor lain juga akan ikut bertambah. buruknya sektor ini akan berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor dan sektor keluaran agribisnis (Downey and

Hernanto usahatani adalah setiap organisasi tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di pertanian. Ketatalaksanaan organisasi itu sendiri dapat dilaksanakan oleh seseorang atau sekumpulan orang. Dalam ini usahatani mencakup pengertian dari bentuk sederhana yaitu hanya untuk kebutuhan keluarga sampai pada bentuk yang paling modern yaitu keuntungan.

Rifai Kadarsan (1995) usahatani adalah suatu di seseorang atau orang berusalia

produksi seperti tenaga kerja, modal dan ketrampilan, dengan tujuan

untuk di pertanian.

Wharton membedakan usahatani subsisten dengan usahatani modern berdasarkan hasil dan tenaga kerja. Usahatani subsisten akan mengkonsumsi semua hasil produksi dan mengerjakan usahataninya

tenaga kerja yang tidak diupah. Sedangkan usahatani modern akan semua hasil dan mengerjakan kegiatan

dengac tenaga kerja

Eerdasarkan pengertian di maka usahatani merupakan salah subsistem agribisnis dan sektor dalam agribisnis yang

dalarnnya terdiri dari faktor harga output dan input, faktor efisiensi, faktor pengadaan input, faktor pengadaan modal, faktor teknologi budidaya, faktor

dan sari.

3.2. Pendapatan Usahatani

Tujuan berusaha dapat dikategorikan dua yaitu rnernaksirnurnkan keuntungan atau rneminimumkan biaya. Konsep rnernaksirnurnkan keuntungan adalah bagairnana rnengalokasikan surnberdaya dengan jurnlah tertentu dengan seefisien rnungkin untuk mernperoleh keuntungan rnaksirnurn. Konsep rnerninirnurnkan biaya berarti bagairnana rnenekan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk rnencapai tingkat produksi tertentu

Hernanto pendapatan usahatani adalah balas jasa dari kerjasarna faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal dan jasa pengolahan. Pendapatan usahatani tidak hanya berasal dari kegiatan produksi saja, tetapi dapat juga diperoleh dari rnenjual unsur-unsur produksi, rnenyewakan lahan dan sebagainya.

Teidapat perrnasalahan-permasalahan yang harus dianalisis dalarn kegiatan pertanian. Untuk rnenganalisis digunakan

usahatani dan pernasaran. Variabel-variabel yang digunakan untuk rnenganalisis usahatani adalah kondisi umum usahatani pengelola dan tingkat pendapatan dan penerirnaan petani.

Tingkat produksi dan usahatani dipengaruhi oleh teknik budidaya yang rneliputi varietas yang digcnakan, pola tanarn, penyiangan dan perneliharaan, pemupukan dan Ketersediaan berbagai carana produksi di lingkungan petani rnendukung teknik budidaya.

sarana produksi yang perlu diperhatikan yaitu pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja

Unsur lainnya yang mernpengaruhi kelancaran kegiatan usahatani adalah modal. dalam suatu usahatani digunakan untuk rnernbeli sarana produksi pengeluaran selama usahatani berlangsung. Surnber modal dapat berupa uang tunai yang dirniliki petani atau uang Modal ini merupakan unsur produksi yang diturunkan dari hasil perpaduan dari lahan dan tenaga

Kegiatan usahatani harus diukur berdasarkan tingkat efisiensinya. satu ukuran usahatani adalah irnbangan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan (RIC rasio). rasio rnenunjukan berapa penerimaan yang diterima petani untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani proses produksi.

Adapun kegunaan dari pendapatan usahatani bagi petani maupun pernilik faktor-faktor produksi yaitu keadaan sekarang dari suaiu kegiatan usahatani dan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan tindakan. Hubungan antara skala dengan pendapatan dapat dilihat pada Garnbar 1

Garnbar 1. Biaya Variabel, Biaye dan Biaya Marjinal

Garnbar 1 rnenjelaskan bahwa untuk petani A telah rnencapai titik keuntungan rnaksirnal yaitu biaya rnarjinal sarna dengan harga pasar, untuk petani B hanya dapat rnenutupi variabelnya saja tetapi usahanya rnasih

bisa dilanjutkan atsu dipertahankan. Adapun untuk petani C tidak dapat rnenutupi biaya variabe! dan biaya sehingga usahanya harus ditutup.

Garnbar 2 Arnplop sebagai Cakrawala Perluasan

1995

Dari Garnbar 2 dapat dijelaskan bahwa petani yang berada pada titik skala 1 output untuk rnenghernat biaya produksi persatuan petani harus rnernperluas yang berada titik skala 5 output Q5 untuk rnenghernat biaya persatuan petani harus rnemperkecil skala usahanya dan titik skala 3 output Q3 melebihi yang ada rnerupakan titik

keseirnbangan atau titik skala yang efisien diusahakan.

Pada usahatani teh rakyat yang berskala dari segi produksi rnisalnya petik yang untuk dijual belurn dapat rnenutupi

biaya bahan baku dan teknologi

pengolahan yang tidak rnenempatkan petani rakyat berada pada bargaining power yang lernah dalarn penentuan harga. Lain halnya dengan usahatani dalarn skala perkebunan besar swasta dan

perkebunan pemerintah selain teknik manajemen yang relatif baik, volume produksi dan kualitas hasil pun terjaga dengan baik. Selain itu teknologi pengolahan tersedia dalam olah terpasang tertentu

Dalam usahatani diperlukan dua keterangan pokok, keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama kegiatan usahatani dijalankan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Penerimaan merupakan total nilai produk yang dijalankan yaitu hasil kali dari jumlah fisik output dengan harga

Dokumen terkait