• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN PEMBAHASAN

6.4. Saluran Pernasaran

pemasaran arus produk pucuk teh rakyat yang terdapat di Kecamatan Sukanagara dari petani sebagai sampai ke pembeli pabrik pengolahan. pemasaran yang

dalam pemasaran teh di Kecamatan Sukanagara pedagang pengurnpul, Pengumpulan (TPH) kelompok tani dan pabrik pengolahan teh. Berikut disajikan pemasaran pucuk teh di Kecamatan Sukanagara (Garnbar 9).

3 % = ton

,

Petani teh

Pabrik Pengolah Teh I

Garnbar 9. Saluran Pemasaran Teh di Kecarnatan Sukanagara.

Struktur pasar pucuk teh yang terdapat di lokasi penelitian struktur pasar oligopsoni dimana beberapa pedagang pengurnpu! berhadapan dengan petani. Dernikian pula halnya dengan pasar dihadapi oleh pedagang pengumpul terhadap pabrik pengolahan teh. Dengan kondisi pasar yang seperti ini, tingkat harga yang terjadi ditentukan oleh pernbeli sehingga rnenguntungkan pernbeli.

Berdasarkan 9 terdapat beberapa jalur tataniaga yang digunakan petani dalarn rnendistribusikan panennya ke konsurnen. Jalur

adalah:

1. Jalur 1 : Petani

-

Pabrik Pengolahan 2. Jalur 2 : Petani

-

Pabrik Pengolahan

3. Jalur 3 : Petani

-

Pedagang pengurnpul (Tengkulak)

-

Pabrik pengolahan Hasil di rnenunjukan bahwa petani

rnenjual panennya ke pedagang pengumpul. Para pedagang pengumpul biasanya rnenunggu di pinggir jalan terdekat dengan kebun petani rnenygunakan kendaraan pick up. Selain itu ada pedagang pengumpul yang

semi perrnanen untuk penampungan sernentara hasil petani

Petani melakukan pemetikan di kebun. hasil petik dikali Rp 200 per kilogram yang merupakan petik bagi pekerja. Apabila lokasi kebun cukup jauh dari besar maka pucuk

dipikul dengan pikul Rp 50 per kilogram. pikul petani.

Sampai saat ini terdapat 15 pedagang pengumpul pucuk teh rakvat yang terdapat di Kecamatan Sukanagara. Sedangkan di Kabupaten Cianjur secara keseluruhan terdapat 55 pedagang pengumpul. Masing-masing pedagang pengumpul yang terdapat di wilayah Kecamatan Sukanagara memiliki kapasitas yang berbeda-beda dari 200 kg sampai dengan 2000 kg (2 ton) per hari

19).

19. Nama-nama Pedagang Pengumpul yang Terdapat di Kecamatan Sukanagara

yang terlihat pada pedagang pengumpul yang terdapat di wilayah Kecamatan Sukanagara juga pucuk tehnya ke pabrik-pabrik

pengolahan pucuk teh yang berbeda-beda. Pabrik pengolahan yang dituju biasanya adalah yang paling dekat dengan lokasi pedagang pengurnpul. Akan tetapi harga di pabrik pengurnpul rnenjualnya ke

lain walaupun dengan jarak yang lebih jauh.

Harga yang ditetapkan oleh pedagang pengurnpul (tengkulak) biasanya lebih jika dengan harga yang ditawarkan oleh pabrik pengolahan teh. Akan tetapi, dengan rnenjual pucuk tehnya ke pedagang pengurnpul maka petani rnernperoleh keuntungan berupa teknis dan non teknis. Keuntungan teknis yaitu petani tidak perlu rnengantarkan hasil panennya sarnpai ke pabrik-pabrik narnun cukup sarnpai ke pinggir jalan besar dengan biaya angkut atau pikul Rp 50 per kilogram. itu petani tidak perlu melakukan survey dari pabrik ke pabrik untuk bernegosiasi dalarn rnenentukan harga jual pucuk teh. Adapun keuntungan non teknisnya yaitu petani diberi

untuk mernperoleh pinjarnan uang untuk rnernbeli bahan dan untuk kebutuhan sehari-hari. Selanjutnya hutang dibayar rnelalui potongan hasil penjualan pucuk jarang terdapat petani yang rnenjual pucuk teh rnereka sebelurn pernetikan ke pengurnpul untuk rnernenuhi kebutuhan sehari-hari. dernikian secara langsung ada suatu ikatan kuat antara petani dengan pedagang pengurnpul yang rnengharuskan petani rnenjual pucuk tehnya pada rnereka

Disamping rnelalui pedagang pengurnpul, saluran pernasaran pucuk teh lain yang terdapat di Sukanagara petani langsung rnenjual tehnya ke pabrik pengolahan Petani yang langsung ke pabrik

petani yang rnerangkap pedagang dan hanya 3 dari total produksi. petani rnerniliki kebebasan untuk rnenjual hasil panennya, akan tetapi pada urnurnnya pihak pabrik tidak rnenerirna pucuk teh langsung dari petani, rnelainkan hanya dari pedagang pengurnpul atau TPH.

karena pedagang pengumpul dan TPH marnpu mensupply dalam kapasitas cukup besar. Alasan lain adalah karena adanya kesepakatan antara pabrik dengan pedagang pengumpu! dan TPH menerima pucuk teh hanya dari rnereka. Selain itu pucuk teh yang diterima oleh pabrik biasanya dibayar secara kontan. Biasanya lama tunggakan diatas satu bulan. Sehingga

petani lebih ke tengkulak rneski

dengan yang relatif dibandingkan dengan pabrik. Sampai saat ini telah terdapat 10 pabrik pengolahan teh di wilayah Kecamatan

20. Unit Pengolahan Hasil (UPH) Pabrik Teh Hijau di Kecarnatan Sukanagara, 2003

Berdasarkan 20 di terlihat bahwa masing-masing pabrik pengolahan juga berasal dari dua surnber yaitu teh milik sendiri dan teh milik rakyat. Teh milik sendiri adalah teh yang ditanam oleh pemilik perkebunan teh

swasta. Disarnping mengolah teh rnilik sendiri, pabrik juga rnengolah ieh rnilik rakyat yang dibeli dengan harga sesuai dengan kesepakatan. Hal ini dilakukan untuk rnernsnuhi kapasitas olah dan karena adanya permintaan pasar yang lebih besar daripada jumlah pucuk teh yang dirniliki.

Akan tetapi baik pengurnpul, TPH rnaupun petani memilki

posisi tawar yang dibandingkan dengan pabrik. Penetapan harga yang terjadi antara pabrik pengolahan dengan petani dipengaruhi oleh:

1. kualitas pucuk teh dari petani yang masih tergolong 2. kapasitas olah terpasang pabrik yang terbatas 3. Permintaan pasar lokal yang tergolong

4. Adanya keterbatasan inforinasi harga jual teh di petani.

demikian pihak pabrik bisa lebih leluasa dalarn rnenentukan harga pucuk teh dari petani rakyat karena beberapa tersebut. Sernentara pucuk teh rnerupakan produk yang rusak sehingga tidak bisa

untuk rnenunggu harga lebih tinggi.

Pengurnpulan Hasil (TPH) dibentuk oleh kelornpok tani. Akan dari sekian kelornpok tani hanya satu kelornpok tani yang masih berjaian Kelornpok Tani Mukti di Desa Sukajernbar. Sehingga pada tahun 2001 kelornpok tani ini perneh rnendapat penghargaan sebagai kelornpok terbaik se-Jawa dalarn pengembalian kredit ke

Development Bank) PPBPR. Ketua kelornpoknya Marhadi menerapkan tata secara disiplin kepada anggotanya

Marhadi juga seorang yang di lingkungan tersebut. Akan tetapi laun beberapa petani rnulai ada yang rnenjual tehnya ke pedagang pengurnpul. Hal ini rnenjadikan volume teh yang dikurnpulkan oleh TPH rnenjadi

sedikit sehingga berpengaruh terhadap kekuatan tawar menawar harga dengan

6.5. Pasar

pasar perkebunan di Sukanagara ini dapat diketahui dengan rnelihat jurnlah lembaga pemasaran, keadaan produk, kondisi keluar

pasar dan informasi pasar

6.5.1. Lembaga Pemasaran

Kondisi dirnana penjual (petani) lebih dibandingkan pernbeli menunjukan bahwa struktur pasar yang terjadi adalah struktur pasar oligopsoni. Dalarn penentuan harga petani cenderung berperan sebagai penerirna harga (price taker). petani rnerniliki kebebasan rnenjual hasil

kepada siapapun, akan tetapi pada kenyataannye petani yang

ikatan modal dengan pedagang pengurnpul sehingga petani tidak rnerniliki keleluasaan untuk rnenjual hasil panennya kepada pihak lain. Petani seringkali rnembutuhkan uang tunai untuk rnernenuhi kebutuhan keluarganya

hari kebutuhan saprotan, sehingga petani rnerninjarn uang kepada pedagang pengurnpul tertentu. lkatan inilah yang rnernbaiasi kebebasan petani untuk rnenjual dan menentukan harga pucuk tehnya. Kondisi itu akhirnya

struktur yang dihadapi oleh petani menjadi pasar

6.5.2 Keadaan produk

Pucuk teh yang dihasilkan petani teh rakyat bersifat hornogen. Asalkan syarat petik yang dirninta oleh pihak pabrik, pucuk teh tidak dibedakan ukuran maupun warnanya. Akan tetapi pada kondisi di saat pabrik

rnenjual olahannya untuk pihak pabrik akan rnensortir dengan petikan dan pucuk untuk teh yang dihasilkan

Petikan

petikan rnerupakan pernisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rnerupakan rurnus petik yang dihasilkan dari pernetikan yang telah

dilakukan, dinyatakan (%)

Cara pelaksansan petikan adalah sebagai berikut:

a. contoh (sample) pucuk masing-masing satu genggarn (dari 30 pernetik, pada satu rnandor), carnpur secara rnerata, kernudian arnbil sebanyak 1 kg

b. Dari sample arnbil 200 g untuk dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis rurnus petiknya. pernisahan ditirnbang.

c. Pisahkan berdasarkan angka persentase kelornpok

Contoh, apabila dari sample diperoleh pengelornpokan sebagai berikut:

P+5 0% 0%

Jurnlah = 55% Jurniah = 45% Total

=

100 %

Dari contoh diperoleh:

Angka 70 % dari hasil pemisahan pucuk berdasarkan jenisnya menunjukan bahwa jenis petikan termasuk petikan medium

Pucuk

pucuk merupakan pemisahan pucuk berdasarkan dan tingkat kerusakannya. Dari seluruh hasil diambil 10 sebagai contoh (sample) kemudian dilakukan pemisahan bagian yang tua dan yang muda, selanjutnya ditimbang dan dihitung berdasarkan persentase.

Agar diperoleh teh dengan kualitas dari

pucuk ini diharapkan dapat diperoleh 70 % lebih bagian yang muda dengan tingkat kerusakan kurang dari 10

6.5.3. Syarat Keluar Masuk Pasar

Terdapat bagi pesaing baru untuk pasar, diantaranya tingginya rnodal yang harus dikeluarkan oleh pesaing adanya hubungan (ikatan) kuat antara lernbaga.

Tingginya modal yang harus dikeluarkan petani yzng

pendatang baru adalah modal investasi, dan karena berakhirnya program bantuan ADB. Perawatan harus diperhatikan

dan

bagi pedagang pengumpul adalah rnodal yang harus dikeluarkan untuk membeli secara tunai hasil dari petani pihak

pabrik mernbayar dalarn tempo, mernberikan pinjarnan (piutang) bagi petani, serta kendaraan cperasional rnengangkut pucuk teh dari ke pabrik. Selain itu pedagang pengumpul juga rnerniliki gudang untuk penyirnpanan

pucuk teh dari petani sebelurn dikirim ke pabrik.

Harnbatan di tingkat pabrik adalah besarnya modal investasi bangunan, serta operasional berupa truk. Selain modal untuk pernbelian pucuk teh dari pedagang pengurnpul dalam kapasitas yang besar, hubungan, kepercayaan dan pengalaman dalarn rnenangani produk ini rnenjadi pengharnbat lainnya.

6.5.4. lnformasi Pasar

lnforrnasi pasar terutarna harga teh di kecamatan Sukanagara ini rnasih terbatas. Petani tidak rnengetahui harga yang diterirna oleh setiap pengumpul dari pabrik ada. yang dl tingkat pabrik dan pengurnpul juga infcrrnasi jenis pucuk yang diinginkan oleh pabrik tidak diketahui oleh petani terutarna petani yang

pucuk tehnya ke pedagang pengurnpul atau TPH.

6.6. Marjin Pemasaran

Marjin pernasaran merupakan perbedaan tingkat harga yang diterirna oleh dengan harga yang oleh petani teh

Penghitungan rnarjin pernasaran ini rneliputi biaya yang produksi

,

biaya angkut, harga beli sarnpai diketahui keuntungan yang diperoleh. Penghitungan konversi antara teh dan teh kering dapat diukur dari perubahan secara nyata, yaitu 4,5 kilogram teh rnenjadi 1 kilogram teh kering.

sebesar Adapun harga rata-rata teh kering di tingkat petani adalah sebesar Rp 10.530,- per kilogram. Secara lengkap dapat pada 21

21. Marjin Pemasaran Teh Perkebunan Rakyat per Kilogram di Sukanagara, 2003 Uraian Jurnlah Petani Biaya Produksi Keuntungan Harga Jual Pedagang Pengumpul Harga beli Biaya Keuntungan Harga Jual Pabrik Pengolahan Harga beli Biaya Keuntungan

Harga Jual (pada konversi teh %) Jumlah: Biaya Keuntungan 3 Persentase

rnarjin ini membandingkan tingkat keuntungan pelaku pemasaran di setiap tingkatan. ini dijadikan tolak ukur untuk rnengetahui jalur pemasaran yang baik. Marjin pernasaran yang diperoleh oleh 3 berbeda dengan jalur 1. Akan tetapi TPH pada jalur

kekuatan "ikatan" dengan petani mernberikan bantuan pinjarnan. Sehingga petani yang rnulai beralih menjual

ke pedagang pengurnpul yang rnengakibatkan teh di TPH menjadi sedikit.

Saluran pernasaran pada 2 sebenarnya lebih rnenguntungkan petani karena petani bisa rnendapatkan harga jual sesuai yang diperoleh oleh pengurnpul atau TPH. Akan tetapi adanya harnbatan seperti yang telah dijelaskan sebelurnnya rnernbuat petani sulit untuk rnenernbus jalur tersebut, kecuali jika petani merangkap sebagai pedagang pengurnpul. Sehingga kontribusinya terhadap produk teh di Kecamatan

hanyalah 3

6.7. Biaya Pernasaran

Biaya pernasaran yang terdiri dari biaya transportasi, tenaga kerja, dan lain-lain merupakan biaya yang dihitung dari petani pabrik pengolahan. Biaya pernasaran adalah bagian penting dari penghitungan biaya usahatani secara keseluruhan. Secara rinci kornponen biaya pernasaran dari petani sampai pengolahan adalah sebagai berikut:

22. Kornponen Biaya Fernasaran Teh

Dokumen terkait