• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

I.4. Ruang Lingkup

I.2. Tujuan a. Umum

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan serta perekat pemersatu bangsa sebagai dokter umum di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

b. Khusus

1. Mengoptimalkan perawatan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan metode

“White Coat Telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Peningkatan pemahaman tenaga kesehatan mengenai perawatan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan metode “White Coat Telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

I.3. Manfaat 1. Bagi Penulis

Penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dalam mengoptimalkan tugas pelayanan medis rawar jalan dengan metode White Coat Telemedicine dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Bagi Unit Kerja

Untuk menunjang tercapainya optimalisasi pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Membantu meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

I.4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang di laksanakan di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat terhitung mulai tanggal 6 November s.d 6 Desember 2020 yang meliputi kegiatan:

1. Melakukan koordinasi ke atasan terkait rancangan aktualisasi.

2. Melakukan koordinasi ke kantor BPJS mengenai pemanfaatan aplikasi JKN-KIS Mobile dalam program White Coat Telemedicine di Era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

4

3. Membuat SOP tentang konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-KIS Mobile.

4. Melaksanakan pelayanan konsultasi kesehatan “White Coat Telemedicine” dengan pasien.

5. Mengevaluasi implementasi kegiatan konsultasi dokter program “White Coat Telemedicine” berdasarkan SOP yang telah dibuat.

5

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

II.1. Gambaran Umum Organisasi

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Nasional karena menyentuh hampir disemua aspek kehidupan.Pembangunan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologis.Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.

Sistem Informasi Kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen masukan (input) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait, komponen proses dan komponen keluaran (output). Informasi Kesehatan dan yang terkait digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam menejemen kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan strategis,menejemen operasional dan menejemen transaksi.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang merupakan era informasi dan globalisasi serta menuntut percepatan arus informasi dan kecanggihanya maka pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.Dewasa ini perlu semakin dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan menejemen kesehatan dan pengembangan upaya – upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu keluaran dari informasi kesehatan yang dikembangkan saat ini adalah profil kesehatan.

II.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi a. Visi Puskesmas

Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien.

b. Misi Puskesmas

Misi pembangunan Puskesmas Barangka adalah mendukung tercapainya misi Pembangunan Kesehatan Nasional yaitu :

6

• Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen yang professional, akuntabel, efektif dan efisien di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

c. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemauan menejemen kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2. Tujuan Khusus a. Dapat disajikan

1) Data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, biologis, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi.

2) Data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

3) Data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

b. Data/informasi yang disajikan dapat digunakan untuk mendukung sistim manejemen pada Setiap tingkat administrasi kesehatan (perencanaan, pemantauan, penggerakan pelaksanaan dan evaluasi tahunan program - program kesehatan).

c. Tersedianya data/informasi untuk bahan penyusunan profil kesehatan satu tingkat diatasnya.

7

II.1.2. Tusi Organisasi Dan Tupoksi Dokter Layanan Primer (Dokter Umum) 1. Tusi Organisasi

a. Tugas Pokok

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda.

Namun kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) 2. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Keluarga Berencana (KB) 5. Kesehatan Lingkungan

6. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Program Lain

a. Upaya Pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan

b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kesehatan Kerja dan Olahraga c. Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut e. Usaha Kesehatan Jiwa

f. Kesehatan Mata

g. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan h. Kesehatan Usia Lanjut

i. Posbindu PTM

j. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

b. Fungsi Organisasi

• Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga penggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, serta aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

8

• Pusat Pemberdayaan Masyarakat

a. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:

b. Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

c. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan

d. Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

e. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

f. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri

g. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

• Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan:

b. Pelayanan kesehatan perorangan c. Pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Tupoksi Dokter Layanan Primer (Dokter Umum)

Uraian tugas dokter umum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan dijabarkan sebagai berikut:

A. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan.

B. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap.

C. Melaksanakan pelayanan kegawat-daruratan medis.

D. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA.

E. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien.

F. Menyusun draft visum et repertum.

G. Melaksanakan tugas jaga.

H. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas.

9

I. Meyusun laporan pelaksanaan tugas.

J. Menyusun laporan lain-lain.

3. Jenis Ketenagaan PKM Barangka

Jenis ketenagaan PKM Barangka tahun 2019 diuraikan pada tabel 1 sebagai berikut:

No. Jenis Ketenagaan

Jumlah Yang Ada

PNS HONORER /

KONTRAK

1 Dokter Umum 1 orang -

2. Apoteker 1 orang -

3. D.III Farmasi 1 orang -

4. Ners - 1 orang

5. S.1 Keperawatan - -

6. D.III. Keperawatan 4 orang 5 orang

7. S.1 Kesmas Promkes - 1 orang

8. S.1 Kesmas Epidemiologi dan Statistik

1 Orang -

9. S.1 Kesmas AKK 1 orang -

10. S.1 Kesmas Gizi - 1 orang

11 D.III Kesmas Kesling 1 orang -

12. D.IV Kebidanan 2 orang 2 orang

12 D.III Ke bidanan 2 orang 11 orang

13 S.1 Analis - 1 orang

16 D.III Gigi - 1 orang

22 SMU - 1 orang

Total 14 orang 24 orang

10

4. Struktur Organisasi/Diagram 1

11

II.2. Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun indikator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:

a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.

c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan. Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.

e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit organisasinya.

f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.

Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.

12

h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Fokus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi, kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari praktek kecurangan dan perilaku korup.

k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus memastikan l. bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai dengan prosedur yang

berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung jawab.

m. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah. Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.

n. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana

13

kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa adalah:

a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.

b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.

c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.

d. Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.

e. Gotong royong. Contoh konkrit gotong royong adalah sebagai berikut:

1) Kerja sama;

2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;

3) Saling membantu demi kepentingan umum;

4) Bersama membantu orang lain;

5) Bersama membela kebenaran;

6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;

b. Setia dan mempertahankan undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;

14

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun

j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni: efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.

a. Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan pencapaian tujuan.

b. Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.

5. Anti Korupsi

Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran

b. Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.

c. Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.

15

d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undang yang mengatur.

e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun.

f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.

g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.

i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

II.3. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI 1. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat

16

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan;

disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

2. Pelayanan Publik

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S.

Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.

Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut:

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.

c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum)

17

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;

partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas;

fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. WoG (Whole of Government)

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar

18

hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsibilitas. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat.

19

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

III.1. Penetapan Isu dan Dampaknya

Identifikasi isu dalam kegiatan aktualisasi Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) didasarkan pada:

III.1.1 Keadaan Sekarang

Tugas seorang dokter umum di PKM Barangka mencakup uraian tugas yang telah dipaparkan sebagaimana yang di atas berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Dari uraian tugas tersebut, tugas melaksanakan pelayanan medis rawat jalan menjadi sebuah isu penting saat ini di PKM Barangka dikarenakan oleh:

§ Kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020. Pandemik Covid-19 awalnya ditemukan di negara China yang kemudian menyebar di negara Eropa utamanya Italia, Perancis, Inggris, dan menginfeksi seluruh dunia.

§ Lamanya waktu pelayanan medis rawat jalan di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat yang mengakibatkan tidak efisiennya pelaksanaan kegiatan pelayanan secara keseluruhan.

§ Kurang terlatihnya pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak teratur dalam mendapatkan rekam medik. Terkadang pasien membawa rekam medik kosong dengan status pasien baru, padahal pasien telah diidentifikasi sebagai pasien lama dengan identifikasi dari dokter

§ Kurang terlatihnya pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak teratur dalam mendapatkan rekam medik. Terkadang pasien membawa rekam medik kosong dengan status pasien baru, padahal pasien telah diidentifikasi sebagai pasien lama dengan identifikasi dari dokter

Dokumen terkait