• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

OPTIMALISASI PERAWATAN MEDIS RAWAT JALAN DALAM ERA COVID-19 DENGAN METODE WHITE COAT TELEMEDICINE DI POLI UMUM

PKM BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT

Oleh :

dr. Fitria Ningsih

NIP: 19860613 201903 2 013

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXIX TAHUN 2020

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2020

(2)

ii

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PERAWATAN MEDIS RAWAT JALAN DALAM ERA COVID-19 DENGAN METODE WHITE COAT TELEMEDICINE DI POLI UMUM

PKM BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT

Oleh :

dr. Fitria Ningsih

NIP: 19860613 201903 2 013

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXIX TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BARAT BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2020

FINAL

(3)

iii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI PERAWATAN MEDIS RAWAT JALAN DALAM ERA COVID- 19 DENGAN METODE WHITE COAT TELEMEDICINE DI POLI UMUM

PKM BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT”

Oleh:

dr. Fitria Ningsih NIP: 19860613 2019032013

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 4 Desember 2020

COACH,

Drs. H. Abd. Rajab Rauf Silondae, M.Si NIP. 19621229 198903 1 014

MENTOR,

Riwayani, SKM NIP. 19800212 200604 2 027

(4)

iv

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI PERAWATAN MEDIS RAWAT JALAN DALAM ERA COVID- 19 DENGAN METODE WHITE COAT TELEMEDICINE DI POLI UMUM

PKM BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT”

Oleh:

dr. Fitria Ningsih NIP. 19860213 201903 2 013

Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach, dan Mentor pada Seminar / Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan:

Pada tanggal: 4 Desember 2020

Kendari, 4 Desember 2020

PENGUJI,

Dr. Ir. Gede Panca, M.Pd NIP. 19651230 199002 1 001

COACH,

Drs. H. Abd. Rajab Rauf S., M.Si NIP. 19621229 198903 1 014

MENTOR,

Riwayani, SKM NIP. 19800212 200604 2 027

Mengetahui:

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Syahruddin Nurdin, SE NIP. 19660621 199012 1 001

FINAL

(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua untuk dapat menyelesaikan laporan kegiatan aktualisasi pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR) calon pegawai negeri sipil (CPNS) Instansi Kabupaten Muna Barat Propinsi Sulawesi Tenggara. DIKLATSAR bertujuan untuk mengembangkan kompetensi tenaga-tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) secara terintegrasi dengan memahami dan mengaktualkan nilai-nilai dasar, peran, serta kedudukannya ketika bertugas secara profesional di pemerintahan. Dalam penyelesaian laporan kegiatan aktualisasi ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara yang telah turut serta dalam pelaksanaan kegiatan DIKLATSAR CPNS yang dilakukan secara terintegrasi untuk mencapai tujuan DIKLATSAR seperti yang telah ditetapkan di Undang-Undang (UU).

2. Pemerintah Kabupaten Muna Barat yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Muna Barat secara konkret dan real sebagai output dari penyelesaian kegiatan aktualisasi ini.

3. Unit kerja PKM Barangka bersama dengan ibu kepala PKM Barangka yang telah memberikan wadah serta mentoring dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi DIKLTASAR CPNS selama dalam waktu lebih kurang 1 bulan.

4. Bapak Pembimbing dalam penyusunan laporan aktualisasi DIKLATSAR CPNS ini, yang telah memberikan arahan dan kritik selama kegiatan berlangsung. Pembimbingan dilakukan sejak dari pembuatan rancangan aktualisasi sampai dengan penyelesaian laporan kegiatan aktualisasi.

5. Bapak Penguji dalam seminar rancangan dan laporan aktualisasi DIKLATSAR CPNS yang telah memberikan kritikan membangun mengenai kegiatan aktualisasi yang dilakukan.

6. Keluarga besar saya yang telah mendukung saya dalam upaya pencapaian status sebagai ASN dimulai dari pendaftaran, tes berbasis internet, masa percobaan CPNS, serta dalam kegiatan DIKLATSAR CPNS ini. Dukungan moril dan materil selama proses berlangsung memberikan kekuatan dan motivasi dalam pencapaian tersebut.

Demikianlah kata pengantar dari penyusunan laporan aktualisasi ini, dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT., saya tutup dengan ucapan “Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”.

(6)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Tujuan ... 3

I.3. Manfaat ... 3

I.4. Ruang Lingkup ... 3

BAB II : GAMBARAN UMUM ORGANISASI ... 5

II.1. Gambaran Umum Organisasi ... 5

II.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi ... 5

II.1.2. Tusi Organisasi Dan Tupoksi Dokter Layanan Primer (Dokter Umum) ... 7

II.2. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 11

1. Akuntabilitas ... 11

2. Nasionalisme ... 12

3. Etika Publik ... 13

4. Komitmen Mutu ... 14

5. Anti Korupsi... 14

II.3. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 15

1. Manajemen ASN ... 15

2. Pelayanan Publik ... 16

3. WoG (Whole of Government) ... 17

BAB III : RANCANGAN AKTUALISASI ... 19

III.1. Penetapan Isu dan Dampaknya ... 19

III.1.1 Keadaan Sekarang ... 19

III.1.2 Keadaan yang Diharapkan ... 20

III.1.3 Pemilihan Isu Perioritas Atau Core Isu ... 20

(7)

vii

III.1.4 Analisis Isu Prioritas atau Isu Terpilih ... 21

III.1.5 Analisis Dampak ... 24

III.1.6 Pemecahan Isu ... 24

III.2. Rancangan Aktualisasi ... 24

BAB IV : CAPAIAN AKTUALISASI ... 47

IV.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 48

IV.2. Kendala dan Antisipasi ... 48

IV.3. Hasil Aktualisasi ... 49

BAB V : PENUTUP ... 68

V.1. Kesimpulan ... 68

V.2. Rencana Tindak Lanjut ... 68

V.3. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 71

(8)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Struktur Organisasi ... 10 Diagram 2. Diagram Fishbone Analisis Isu “Tidak Optimalnya Perawatan Medis Rawat Jalan

Di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat. ... 23

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis ketenagaan PKM Barangka tahun 2019 ... 9

Tabel 2. Matriks Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL. ... 21

Tabel 3. Kegiatan dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu ... 24

Tabel 4. Analisis Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan ... 26

Tabel 5. Hasil Kegiatan Dan Tahapan Kegiatan ... 49

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Formulir 1………..72

Formulir 1A: Rancangan Aktualisasi ... 72

Formulir 1B: Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ... 76

Formulir 1C: Pengendalian Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ... 80

Formulir 2 : Strategi Pembimbingan/Rincian Pelaksanaan Bimbingan oleh Mentor ... 81

Formulir 3 : Strategi Pembimbingan/Rincian Pelaksanaan Bimbingan oleh Coach ... 82

Formulir 4 : Deskripsi dan Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 83

Formulir 5 : Rencana Aksi Aktualisasi Nilai Dasar PNS ... 102

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Era digitalisasi dengan teknologi tinggi merupakan sebuah tantangan teraktual yang dihadapi oleh aparatur sipil negara (ASN) saat ini dalam melakukan tugas dan tanggung- jawabnya sebagai pelayan publik. Akan tetapi, sebelum seorang ASN beradaptasi dengan perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi (IPTEK) tersebut, idealnya ASN memahami dasar-dasar nilai ASN yang merupakan standar dalam implementasi tugas ASN. Dalam mencapai hal tersebut instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) terintegrasi bagi para calon pegawai negeri sipil (CPNS)/ASN (UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). Diklatsar tersebut bertujuan untuk membentuk nilai- nilai dasar ASN yang meliputi: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,serta anti-korupsi (ANEKA). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga ditetapkan bahwa Diklatsar bertujuan untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang professional yang bekerja berdasarkan kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) mendefinisikan PKM adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. PKM berlokasi di kecamatan yang berfungsi melakukan pelayanan medis hanya untuk kawasan area kecamatan yang berkaitan. Tenaga kesehatan di PKM terdiri atas: dokter umum layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, nutritionist, dan tenaga farmasi. Permenkes nomor 73 Tahun 2013 telah menjelaskan bahwa uraian tugas seorang dokter umum adalah pelayanan kesehatan berupa: rawat jalan, rawat inap, kegawat- daruratan, serta pelayanan KIA dan ibu hamil.

World Health Organization (WHO) telah mendeklarasikan penyebaran penyakit koronavirus 2019 sebagai pandemik pada 31 Maret 2020, dengan kasus melebihi 720.000 kasus yang telah dilaporkan di lebih dari 203 negara. Kasus pandemik Covid-19 telah mengubah sistem komunitas, ekonomi, dan kesehatan di setiap negara. Masyarakat disarankan untuk melakukan karantina mandiri dan setiap negara melakukan lockdown untuk menutup pintu dari para pendatang dan melindungi negara mereka dari penyebaran virus Covid-19.

Berdasarkan dari kasus penyebaran Covid-19, kebutuhan pendekatan innovatif dalam

(12)

2

mengontrol penyebaran penyakit ini menjadi sangat penting. Oleh karena pandemik Covid-19 telah meningkatkan resiko eksposure okupasi bagi tenaga kesehatan yang telah berdampak pada kematian, sebuah metode pengobatan mutakhir telah diaplikasikan untuk meningkatkan dan mendukung pengobatan yang optimal dan menurunkan resiko penularan secara langsung melalui human-to-human. Metode tersebut dikenal dengan istilah telemdicine/pengobatan jarak jauh (Anthoni JNR Bokolo, 2020).

Telemedicine menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara digital yang membatasi interaksi manusia secara fisik. Masa pandemik Covid-19 saat ini, social distancing (jaga jarak) dan karantina telah menjadi metode efektif untuk mengurangi penyebaran Covid- 19. Telemedicine diaplikasikan selama pandemik Covid-19 yang dapat mencapai pasien di rumah. Hal tersebut menyebabkan telemedicine menjadi platform software virtual yang menawarkan pilihan pengobatan yang afforadble, efektif, dan menarik di beberapa negara- negara maju. Pandemik Covid-19 telah mengkatalis secara langsung pemanfaatan teknologi digital untuk pengobatan jarak jauh. Telemedicine juga telah digunakan secara baik untuk memonitor pasien di seluruh fasilitas kesehatan medis yang berbeda. Penggunaan Telemedicine di rumah sakit, berupa: perawatan rawat jalan di klinik; pemonitoran pasien Covid-19 oleh perawat di ICU; dan lain sebagainya (Anthoni JNR Bokolo, 2020).

Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terkena dampak pandemik penyakit Covid-19, dimana metode telemedicine atau pengobatan jarak jauh juga telah dikembangkan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah melaunching aplikasi berbasis internet JKN-KIS Mobile untuk pelaksanaan metode telemedicine tersebut. Dalam fitur menu dari JKN-KIS mobile, pasien dapat mengkases pengobatan jarak jauh melalui pilihan fitur konsultasi dokter. Akan tetapi pemanfaatan metode tersebut masih belum dilakukan, utamanya di daerah terpencil seperti daerah kabupaten dan desa. Di kabupaten Muna Barat Propinsi Sulawesi tenggara, aplikasi mobile JKN-KIS tersebut telah disosialisasikan pada bulan Oktober 2020 pada seluruh dokter di PKM Muna Barat. Data terkini menyebutkan belum ada dokter yang meregister sebagai dokter konsultan di area kawasan tersebut.

Dalam rangkaian aktualisasi kegiatan Diklatsar ASN, optimalisasi pelayanan medis di PKM Barangka akan dilengkapi secara telemedicine melalui aplikasi JKN-KIS Mobile BPJS.

Pengobatan jarak jauh tersebut dilaksanakan sebagai program “White Coat Telemedicine”

yang menggambarkan legitimasi dan lisensi kebijakan publik dalam tugas dokter sebagai dokter layanan primer di PKM.

(13)

3

I.2. Tujuan a. Umum

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan serta perekat pemersatu bangsa sebagai dokter umum di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

b. Khusus

1. Mengoptimalkan perawatan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan metode

“White Coat Telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Peningkatan pemahaman tenaga kesehatan mengenai perawatan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan metode “White Coat Telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

I.3. Manfaat 1. Bagi Penulis

Penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dalam mengoptimalkan tugas pelayanan medis rawar jalan dengan metode White Coat Telemedicine dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Bagi Unit Kerja

Untuk menunjang tercapainya optimalisasi pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Membantu meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

I.4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang di laksanakan di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat terhitung mulai tanggal 6 November s.d 6 Desember 2020 yang meliputi kegiatan:

1. Melakukan koordinasi ke atasan terkait rancangan aktualisasi.

2. Melakukan koordinasi ke kantor BPJS mengenai pemanfaatan aplikasi JKN-KIS Mobile dalam program White Coat Telemedicine di Era Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

(14)

4

3. Membuat SOP tentang konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-KIS Mobile.

4. Melaksanakan pelayanan konsultasi kesehatan “White Coat Telemedicine” dengan pasien.

5. Mengevaluasi implementasi kegiatan konsultasi dokter program “White Coat Telemedicine” berdasarkan SOP yang telah dibuat.

(15)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

II.1. Gambaran Umum Organisasi

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Nasional karena menyentuh hampir disemua aspek kehidupan.Pembangunan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologis.Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.

Sistem Informasi Kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen masukan (input) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait, komponen proses dan komponen keluaran (output). Informasi Kesehatan dan yang terkait digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam menejemen kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan strategis,menejemen operasional dan menejemen transaksi.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang merupakan era informasi dan globalisasi serta menuntut percepatan arus informasi dan kecanggihanya maka pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.Dewasa ini perlu semakin dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan menejemen kesehatan dan pengembangan upaya – upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu keluaran dari informasi kesehatan yang dikembangkan saat ini adalah profil kesehatan.

II.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi a. Visi Puskesmas

Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien.

b. Misi Puskesmas

Misi pembangunan Puskesmas Barangka adalah mendukung tercapainya misi Pembangunan Kesehatan Nasional yaitu :

(16)

6

• Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen yang professional, akuntabel, efektif dan efisien di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

• Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

c. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemauan menejemen kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2. Tujuan Khusus a. Dapat disajikan

1) Data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, biologis, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi.

2) Data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

3) Data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

b. Data/informasi yang disajikan dapat digunakan untuk mendukung sistim manejemen pada Setiap tingkat administrasi kesehatan (perencanaan, pemantauan, penggerakan pelaksanaan dan evaluasi tahunan program - program kesehatan).

c. Tersedianya data/informasi untuk bahan penyusunan profil kesehatan satu tingkat diatasnya.

(17)

7

II.1.2. Tusi Organisasi Dan Tupoksi Dokter Layanan Primer (Dokter Umum) 1. Tusi Organisasi

a. Tugas Pokok

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda.

Namun kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) 2. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Keluarga Berencana (KB) 5. Kesehatan Lingkungan

6. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Program Lain

a. Upaya Pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan

b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kesehatan Kerja dan Olahraga c. Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut e. Usaha Kesehatan Jiwa

f. Kesehatan Mata

g. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan h. Kesehatan Usia Lanjut

i. Posbindu PTM

j. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

b. Fungsi Organisasi

• Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga penggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, serta aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

(18)

8

• Pusat Pemberdayaan Masyarakat

a. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:

b. Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

c. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan

d. Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

e. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

f. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri

g. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

• Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan:

b. Pelayanan kesehatan perorangan c. Pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Tupoksi Dokter Layanan Primer (Dokter Umum)

Uraian tugas dokter umum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan dijabarkan sebagai berikut:

A. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan.

B. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap.

C. Melaksanakan pelayanan kegawat-daruratan medis.

D. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA.

E. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien.

F. Menyusun draft visum et repertum.

G. Melaksanakan tugas jaga.

H. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas.

(19)

9

I. Meyusun laporan pelaksanaan tugas.

J. Menyusun laporan lain-lain.

3. Jenis Ketenagaan PKM Barangka

Jenis ketenagaan PKM Barangka tahun 2019 diuraikan pada tabel 1 sebagai berikut:

No. Jenis Ketenagaan

Jumlah Yang Ada

PNS HONORER /

KONTRAK

1 Dokter Umum 1 orang -

2. Apoteker 1 orang -

3. D.III Farmasi 1 orang -

4. Ners - 1 orang

5. S.1 Keperawatan - -

6. D.III. Keperawatan 4 orang 5 orang

7. S.1 Kesmas Promkes - 1 orang

8. S.1 Kesmas Epidemiologi dan Statistik

1 Orang -

9. S.1 Kesmas AKK 1 orang -

10. S.1 Kesmas Gizi - 1 orang

11 D.III Kesmas Kesling 1 orang -

12. D.IV Kebidanan 2 orang 2 orang

12 D.III Ke bidanan 2 orang 11 orang

13 S.1 Analis - 1 orang

16 D.III Gigi - 1 orang

22 SMU - 1 orang

Total 14 orang 24 orang

(20)

10

4. Struktur Organisasi/Diagram 1

(21)

11

II.2. Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun indikator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:

a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.

c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan. Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.

e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit organisasinya.

f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.

Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.

(22)

12

h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Fokus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi, kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari praktek kecurangan dan perilaku korup.

k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus memastikan l. bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai dengan prosedur yang

berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung jawab.

m. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah. Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.

n. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana

(23)

13

kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa adalah:

a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.

b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.

c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.

d. Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.

e. Gotong royong. Contoh konkrit gotong royong adalah sebagai berikut:

1) Kerja sama;

2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;

3) Saling membantu demi kepentingan umum;

4) Bersama membantu orang lain;

5) Bersama membela kebenaran;

6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;

b. Setia dan mempertahankan undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;

(24)

14

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun

j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni: efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.

a. Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan pencapaian tujuan.

b. Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.

5. Anti Korupsi

Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran

b. Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.

c. Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.

(25)

15

d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang- undang yang mengatur.

e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun.

f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.

g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.

i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

II.3. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI 1. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat

(26)

16

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan;

disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

2. Pelayanan Publik

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S.

Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.

Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut:

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.

c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum)

(27)

17

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;

partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas;

fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. WoG (Whole of Government)

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e- Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar

(28)

18

hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsibilitas. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat.

(29)

19

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

III.1. Penetapan Isu dan Dampaknya

Identifikasi isu dalam kegiatan aktualisasi Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) didasarkan pada:

III.1.1 Keadaan Sekarang

Tugas seorang dokter umum di PKM Barangka mencakup uraian tugas yang telah dipaparkan sebagaimana yang di atas berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Dari uraian tugas tersebut, tugas melaksanakan pelayanan medis rawat jalan menjadi sebuah isu penting saat ini di PKM Barangka dikarenakan oleh:

§ Kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020. Pandemik Covid-19 awalnya ditemukan di negara China yang kemudian menyebar di negara Eropa utamanya Italia, Perancis, Inggris, dan menginfeksi seluruh dunia.

§ Lamanya waktu pelayanan medis rawat jalan di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat yang mengakibatkan tidak efisiennya pelaksanaan kegiatan pelayanan secara keseluruhan.

§ Kurang terlatihnya pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak teratur dalam mendapatkan rekam medik. Terkadang pasien membawa rekam medik kosong dengan status pasien baru, padahal pasien telah diidentifikasi sebagai pasien lama dengan identifikasi dari dokter saat pemeriksaan kesehatan berlangsung.

§ Ketidak-lengkapan alat pemeriksaan fisis tambahan juga menjadi salah satu penyebab pelayanan medis rawat jalan tidak terjadi dengan baik di Poli Umum PKM Barangka.

Ketidak-lengkapan alat berupa: (1) Tidak adanya baterai untuk membuat alat dapat berfungsi; (2) Alat juga digunakan dalam program PKM lainnya; (3) Alat rusak oleh karena penggunaan yang berlebihan dan maintenance yang tidak baik.

(30)

20

III.1.2 Keadaan yang Diharapkan

Keadaan yang diharapkan dari habituasi aktualisasi ini yaitu optimalnya pelayanan medis rawat jalan di era Covid-19 di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, adalah sebagai berikut:

§ Kegiatan pelayanan medis rawat jalan di PKM Barangka bisa berlangsung seperti semula sebelum virus Covid-19 menyerang. Pasien tidak terbatasi oleh alat pelindung diri (APD) berupa masker dan handscoen.

§ Efisiennya waktu pelayanan medis rawat jalan di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat berdasarkan SOP yang telah dibuat mengenai waktu pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka.

§ Pegawai administrasi menjadi lebih terlatih dalam pengaturan rekam medis dan meminimalisir kesalahan dalam pemberian rekam medis ke pasien untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.

§ Alat-alat pemeriksaan fisis tambahan menjadi lebih lengkap dan dapat digunakan oleh dokter segera setelah pelaksanaan anamnesis.

III.1.3 Pemilihan Isu Perioritas Atau Core Isu

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa analisis APKL (Actual, Problematic, Khalayak dan Layak) mempertimbangkan tingkat aktual, problematik, khalayan, dan layak setiap variabel dengan rentang skor 1-5.

1. Actual (aktual), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

2. Problematic (problematik), artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.

3. Khalayak, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. Layak, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

(31)

21

Tabel 2. Matriks Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL

Keterangan:

1 : Sangat Kurang 4 : Aktual 2 : Kurang 5 : Sangat 3 : Cukup

III.1.4 Analisis Isu Prioritas atau Isu Terpilih

Dari keempat isu yang dipaparkan tersebut, ditetapkan isu paling prioritas yakni

“Tidak Optimalnya Pelayanan Medis Rawat Jalan Dalam Era Pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka” dengan jumlah skor APKL 20.

Analisis isu “Tidak optimalnya pelayanan medis rawat jalan dalam era Pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka” dilakukan dengan menggunakan diagram Fishbone untuk menetukan faktor dan penyebab munculnya isu tersebut. Terdapat empat faktor dari penyebab yang teridentifikasi dalam isu ini, yaitu:

1. Man, ketidak-optimalan kegiatan rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka terjadi disebabkan oleh karena masalah pada:

No. Identifikasi Isu Kriteria

Peringkat A P K L

1. Tidak optimalnya pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka dalam era pandemik Covid-19.

5 5 5 5 20 I

2. Tidak efisiennya penggunaan waktu pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka.

4 3 4 4 15 III

3. Rendahnya kemampuan dan keahlian pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka.

4 5 4 4 17 II

4. Kurang lengkapnya alat pemeriksaan fisis tambahan di Poli Umum PKM Barangka.

3 4 2 2 11 IV

(32)

22

a. Tenaga Kesehatan, yang diharuskan menggunakan alat pelindung diri sesuai protap Covid-19 dan pembatasan ruang gerak untuk menghindari penyebaran Covid-19 di PKM Barangka.

b. Pasien, ketidak-tahuan mereka mengenai Covid-19 menyebabkan mereka tidak mematuhi protap Covid-19 dalam berobat. Misalnya: tidak mengunakan masker saat ke PKM. Sebaliknya pasien dengan pengetahuan yang cukup akan Covid-19 membuat mereka takut untuk berobat ke Poli Umum di PKM Barangka.

2. Method, ketidak-optimalan pengobatan rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena belum diketahuinya program pengobatan jarak jauh yang telah dilaunching oleh kantor BPJS dalam aplikasi JKN- KIS Mobile BPJS. Program ini hanya terbatas pada peserta BPJS.

3. Environment, isu ketidak-optimalan pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena kurang memadainya jaringan internet untuk melakukan konsultasi dengan dokter secara jarak jauh dengan menggunakan aplikasi JKN-KIS Mobile BPJS.

4. Machine, ketidak-optimalan pelayanan rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena pasien belum memiliki aplikasi JKN-KIS Mobile di perangkat seluler mereka.

(33)

23

Diagram 2. Diagram Fishbone Analisis Isu “Tidak Optimalnya Perawatan Medis Rawat Jalan Di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

(34)

24 III.1.5 Analisis Dampak

Dampak dari tidak dilakukannya optimalisasi dan inovasi dalam pelayanan medis rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka adalah:

1. Pasien tidak sensitif dengan bahaya penyakit Covid-19 karena ketidak-tahuan mengenai penyakit Covid-19.

2. Pasien menjadi terlalu sensitif dengan bahaya penyakit Covid-19 karena informasi yang berlebihan.

3. Penyebaran penyakit Covid-19 dapat terjadi secara masif jika tidak ditemukannya cara aman perawatan rawat jalan yang memenuhi standar pencegahan penyakit Covid-19.

III.1.6 Pemecahan Isu

Berdasarkan isu terpilih, analisis isu, dan analisis dampak isu yang dipaparkan di atas, maka gagasan pemecahan isu tersebut adalah “Optimalisasi Pelayanan Medis Rawat Jalan Dalam Era Pandemic Covid-19 Dengan Metode White Coat Telemedicine Di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat”.

III.2. Rancangan Aktualisasi

Tabel 3. Kegiatan dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu

Kegiatan Tahapan Memecahkan Isu

1. Melakukan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

1. Melapor ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat mengenai kegiatan aktualisasi

“Optimalisasi pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan Metode White Coat Telemedicine di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat”.

2. Merencanakan dan mendiskusikan kegiatan konsultasi dokter jarak jauh dalam program

“White Coat Telemedicine” untuk pembatasan penyebaran virus COVID-19.

3. Melakukan koordinasi dengan rekan kerja dalam pelaksanaan kegiatan konsultasi dokter

(35)

25

jarak jauh “White Coat telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Melakukan koordinasi dengan kantor BPJS Kabupaten Muna Barat.

1. Melakukan update informasi dengan BPJS mengenai pelayanan konsultasi dokter melalui aplikasi JKN-Mobile.

2. Mencatat perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile ke masyarakat dalam cakupan area PKM Barangka.

3. Membuat kegiatan yang merupakan koordinasi antara pihak PKM Barangka dan kantor BPJS untuk mensosialisasikan program “White Coat Telemedicine” dengan menggunakan aplikasi JKN-Mobile di area PKM Barangka;

utamanya ASN yang berkantor dan memiliki Faskes BPJS di Kecamatan Barangka (dengan pertimbangan kemampuan penguasaan Gadget dan Internet).

3. Membuat SOP

program konsultasi dokter “White Coat Telemedicine” melalui aplikasi BPJS JKN- Mobile.

1. Merancang SOP program konsultasi dokter

“White Coat Telemedicine” melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile.

2. Melakukan konsultasi ke atasan perihal rancangan SOP tersebut di atas.

3. Penetapan SOP yang baku.

4. Melaksanakan

pelayanan konsultasi kesehatan “White Coat Telemedicine”

dengan pasien.

1. Mengaktifkan aplikasi JKN-Mobile sebagai dokter konsultan dalam program “White Coat Telemedicine” di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Mensosialisasikan program “White Coat Telemedicine/Pengobatan Berjas Putih Jarak Jauh” pada pasien-pasien yang mengunjungi PKM Barangka.

3. Melaksanakan kegiatan konsultasi kesehatan

(36)

26

program “White Coat Telemedicine” PKM Barangka Kabupaten Muna Barat untuk mendukung pembatasan penyebaran virus Covid-19 berdasarkan SOP.

5. Mengevaluasi

implementasi kegiatan konsultasi dokter program “White Coat Telemedicine”

berdasarkan SOP yang telah dibuat.

1. Menghitung jumlah pasien yang berkonsultasi dalam program “White Coat Telemedicine” dalam periode 1 bulan kegiatan aktualisasi Diklatsar CPNS.

2. Mereview dan mengidentifikasi data yang telah didapatkan. dan menentukan jenis penyakit dominan yang ditemukan dalam program konsultasi dokter “White Coat Telemedicine”.

4. Melaporkan hasil identifikasi data hasil konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-Mobile ke pimpinan dan pembimbing.

Tabel 4. Analisis Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan

Kegiatan 1: Melakukan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar 1. Melapor ke kepala

PKM Barangka Kabupaten Muna Barat mengenai kegiatan aktualisasi

“Optimalisasi pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan Metode White Coat Telemedicine di

Surat izin Pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

Akuntabilitas:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka, saya akan menjelaskan secara jelas dan bertanggung jawab tentang rancangan kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan meminta persetujuan secara

(37)

27 PKM Barangka

Kabupaten Muna Barat”

mufakat dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan berkonsultasi secara langsung agar komunikasi berjalan efektif.

Anti-Korupsi:

Kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan bersikap jujur dalam menjelaskan kegiatan aktualisasi.

2. Merencanakan dan

mendiskusikan kegiatan konsultasi dokter program

“White Coat Telemedicine”

untuk pembatasan penyebaran virus COVID- 19.

Masukan /saran tentang kegiatan aktualisasi

Akuntabilitas:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi mengenai kegiatan konsultasi dokter dengan kepala PKM Barangka, saya akan menjelaskan secara transparan dan bertanggung jawab kegiatan aktualisasi tersebut.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi ke kepala PKM Barangka, saya akan menghormati keputusan atau saran yang di berikan oleh atasan terkait rancangan aktualisasi.

(38)

28

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi dengan kepala PKM Barangka, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi kegiatan aktualisasi dengan kepala PKM Barangka, saya akan berkomunikasi secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi kegiatan aktualisasi, saya akan disiplin dalam melakukan konsultasi.

3. Melakukan

koordinasi dengan rekan kerja dalam pelaksanaan

kegiatan konsultasi dokter jarak jauh

“White Coat telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka

Kabupaten Muna Barat.

Dukungan bersama tentang pelaksanaan aktualisasi.

Akuntabilitas:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan meminta partisipasi rekan kerja dalam kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan rancangan aktualisasi saya serta meminta dukungan dan kerjasama dari rekan kerja selama kegiatan aktualisasi.

Etika Publik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan berperilaku hormat terhadap

(39)

29

mereka.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya secara langsung agar lebih efektif

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh rekan kerja saya.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisai : Konsultasi ke atasan adalah langkah awal dalam melaksanakan kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi. Konsultasi dilakukan dengan mengedepankan nilai musyawarah mufakat guna menjaga hubungan kerja yang baik untuk mendukung visi dari PKM Barangka Muna Barat yaitu “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien”.

Penguatan Nilai Organisasi: Melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam kegiatan ini, di harapkan akan mampu meningkatkan nilai profesional serta etika sebagai seorang ASN yang bekerja di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana: Apabila kegiatan konsultasi ke atasan tidak dilaksanakan, maka tidak akan terlaksana sistem pelayanan medis rawat jalan yang aman dalam era pandemik Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Kegiatan 2: Melakukan koordinasi dengan kantor BPJS Muna Barat.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar

1. Melakukan Daftar Akuntabilitas:

(40)

30 update

informasi dengan BPJS mengenai pelayanan konsultasi dokter melalui aplikasi JKN- Mobile.

instansi/PKM yang telah meregister pelayanan

konsultasi dokter melalui aplikasi JKN-Mobile.

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN- Mobile, saya akan berperilaku transparan dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN- Mobile di kantor BPJS, saya akan meminta persetujuan secara mufakat dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN- Mobile di kantor BPJS, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN- Mobile di kantor BPJS, saya akan berkonsultasi dengan direktur secara langsung agar komunikasi berjalan efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN- Mobile di kantor BPJS, saya akan

(41)

31

bersikap jujur dan bertangung jawab. .

2. Mencatat perkembangan sosialisasi aplikasi JKN- mobile ke masyarakat dalam cakupan area PKM Barangka.

Daftar Bukti Jumlah peserta BPJS dan bukti sosialisasi JKN- Mobile di masyarakat dalam cakupan area PKM Barangka.

Akuntabilitas:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan meminta secara sopan dengan penuh tanggung- jawab dan integritas yang tinggi.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan bersikap sopan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan berkomunikasi secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan disiplin dan jujur.

(42)

32 3. Membuat kegiatan

yang merupakan koordinasi antara pihak PKM dan kantor BPJS untuk mensosialisasikan program “White Coat

Telemedicine”

dengan menggunakan aplikasi JKN- Mobile di area PKM Barangka;

utamanya ASN yang berkantor dan memiliki Faskes BPJS di Kecamatan

Barangka (dengan pertimbangan kemampuan penguasaan Gadget dan Internet).

Terlaksananya kegiatan konsutlasi dokter program

“White Coat Telemedicine”

dengan menggunakan aplikasi JKN- Mobile

Akuntabilitas:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya

akan melakukan secara

bertanggung-jawab, berintegritas, dan transparan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan menjelaskan rancangan aktualisasi untuk meminta dukungan dan kerjasama secara mufakat dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Publik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan berperilaku hormat terhadap mereka.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi kantor BPJS, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi dengan bahasa yang sederhana dan secara jujur.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisai: Kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS merupakan tahap lanjutan dalam melaksanakan kegiatan rancangan

(43)

33

aktualisasi dan habituasi. Koordinasi dilakukan dengan mengedepankan nilai musyawarah mufakat guna menjaga hubungan kerja yang baik untuk mendukung visi dari PKM Barangka Kabupaten Muna Barat yaitu “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien”.

Penguatan Nilai Organisasi: Melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam kegiatan ini, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai profesionalitas serta etika sebagai seorang ASN yang bekerja di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana: Apabila kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS tidak dilaksanakan, maka aktualisasi dan habituasi program White Coat Telemedicine untuk optimalisasi pelayanan medis rawat jalan di PKM Barangka tidak akan berjalan dengan lancar dikarenakan aplikasi yang digunakan merupakan sebuah alat/tool yang dilaunching oleh pihak kantor BPJS. Pihak BPJS sangat membantu melancarkan penggunaan aplikasi mulai dari registrasi, pembuatan jadwal jaga, manual penggunaan aplikasi buat dokter konsultan, dan juga sosialisasi terhadap masyarakat.

Kegiatan 3: Membuat SOP tentang konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-Mobile.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar 1. Merancang

SOP program konsultasi dokter “White Coat

Telemedicine”

melalui aplikasi BPJS JKN- Mobile.

Terancangnya

Draft SOP

Telemedicine melalui aplikasi

BPJS JKN-

Mobile.

Akuntabilitas:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dibuat secara transparansi, adil, dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan dengan

(44)

34

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD.

Etika Publik:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dibuat dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun serta dapat dimengerti oleh teman sejawat dokter lainnya.

Komitmen Mutu:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan berdasarkan pada langkah-langkah penggunaan aplikasi yang sebenarnya sehingga dapat dioperasikan oleh dokter secara efektif dan efisien.

Anti-Korupsi:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara jujur.

2. Melakukan konsultasi ke atasan perihal rancangan SOP tersebut di atas.

Dibuatnya Surat Penerimaan Rancangan SOP Telemedicine Melalui Aplikasi JKN-Mobile

Akuntabilitas:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara transparansi, adil,

(45)

35 untuk Keadaan Pandemik Covid- 19.

dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD.

Etika Publik:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara musyawarah dan mufakat serta sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan efektif dan efisien dengan menekankan unsur inovasi dari aplikasi mobile tersebut.

Anti-Korupsi:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara jujur.

3. Penetapan SOP yang baku.

Ditetapkannya

SOP yang

Akuntabilitas:

Penetapan SOP telemedicine melalui

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Kegiatan Proses pelaksanaan kegiatan ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan praktisi eco enzyme (Ir. Tery Paki, M.Si) yang merupakan dosen salah satu

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini, penulis akan melakukan pemeriksaan pada 1 kelas, yaitu kelas X yang jumlah siswa yakni 25 orang, SMANegeri 1 Landawe

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Hasil dari pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penyimpanan Berkas Kegiatan Tera, Tera Ulang dan Pengawasan Perdagangan Berbasis Google drive di Bidang Metrologi

Adapun rangkaian kegiatan dalam rancangan aktualisasi dalam penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Tahapan Pertama yang di lakukan penulis yaitu Konsultasi dengan kepala

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di unit kerja yaitu SD Negeri 10 Barangka, penulis menemukan fakta bahwa dari 15 orang siswa kelas 3 hanya 8 orang siswa yang