• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENINGKATAN PEMANFAATAN MEDIA PELAPORAN ONLINE BERBASIS GOOGLE DRIVE KEPADA PARA PETUGAS GIZI PUSKESMAS DI KABUPATEN

MUNA BARAT

Oleh : SRIYANTI, AMG

PENGELOLA PROGRAM GIZI NDH : 37

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXIV TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)
(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Hasil Aktualisasi yang berjudul

“Peningkatan Pemanfaatan Media Pelaporan Online Berbasis Google Drive Kepada Para Petugas Gizi Puskesmas di Kabupaten Muna Barat”, dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari penyusunan hasil aktualisasi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama Coach dan Mentor Penulis yang dengan sabar dan teliti dalam mengoreksi rancangan ini, bukanlah hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan laporan capaian ini. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Pemerintah Kabupaten Muna Barat atas segala dukungan yang menyetujui untuk dilaksanakan pelatihan dasar CPNS tahun 2021

2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Drs. Sahabuddin, M.Si selaku penguji yang akan memberikan masukan dan saran yang sifatnya membangun.

4. Rosniah, SE selaku Coach yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, dukungan dan membimbing dalam menyusun hasil aktualisasi sehingga dapat selesai dan siap untuk dipresentasikan.

5. Bapak LM. Ishar Masiala, SKM, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kab.Muna Barat yang telah memberikan persetujuan melaksanakan aktualisasi ini.

6. Bapak AZIMUDIN, S.Kep sebagai mentor yang selalu memberikan arahan, serta masukan dalam perbaikan penyusunan hasil aktualisasi.

7. Seluruh Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara dan Instruktur yang telah berbagi pengetahuan dan bimbingan selama Pelatihan Dasar (Latsar).

8. Orang tua, kakak dan keluarga serta sahabat yang selalu mendoakan dan mendukung penulis baik dari segala moril maupun materil.

9. Suami dan Anak – anakku yang selalu mendoakan dan mendukung penulis hingga sampai saat ketahap ini.

(5)

10. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi peserta DIKLATSAR dengan baik.

11. Teman-teman Latsar Golongan II Angkatan XXIII, XXIV, XXV yang saling memberikan dukungan moril selama Latsar (On Campus) berlangsung.

12. Seluruh pihak yang turut serta membantu dan mendoakan penulis selama proses penyusunan laporan hasil kegiatan aktualisasi ini.

Dalam penyusunan hasil aktulisasi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan maksimal sehingga dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN guna menjadi ASN yang professional dan berintegritas tinggi.

Semoga hasil aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Kendari , 24 November 2021 Penulis

SRIYANTI, AMG

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ………... ii

LEMBAR PENGESAHAN………... iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ………viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Tujuan ………. 3

1.2.1 Tujuan Umum……… 3

1.2.2 Tujuan Khusus ……… 3

1.3 Manfaat ……….. 4

1.3.1 Manfaat untuk penulis ……… 4

1.3.2 Manfaat untuk Organisasi………. ……….. 4

1.4 Ruang Lingkup ……….. 4

1.5 Waktu dan Tempat ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN 2.1 Gambaran Umum Organisasi ……… 5

2.1.1 Kedudukan Organisasi ……… ... 5

2.1.2 Lokasi Kantor Dinas Kesehatan Muna Barat ……… 5

2.1.3 Visi dan Misi Organisasi ……… 6

2.1.3.1 Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat………. 6

2.1.3.2 Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat…………...………..…... 6

2.1.3.3 Nilai organisasi….. ………. 6

2.1.4 Struktur Organisasi……… 8

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi……… 9

2.1.5.1 Tugas pokok………...9

2.1.5.2 Fungsi Organisasi………. 9

2.1.6 Tugas Pokok Bidang Kesehatan Masyarakat………... 9

(7)

2.2 Konsep Nilai-nilai dasar, Kedudukan dan Peran ASN ……… 13

2.2.1 Akuntabilitas………13

2.2.2 Nasionalisme………. 14

2.2.3 Etika Publik…….………...16

2.2.4 Komitmen Mutu……….17

2.2.5 Anti Korupsi………..18

2.2.5 Manajemen ASN……… 19

2.2.6 Whole of Government (WoG)………21

2.2.7 Pelayanan Publik………21

2.3 Identifikasi dan penerapan isu………. 22

2.3.1 Identifikasi isu………22

2.3.2 Penetapan Isu Prioritas………24

2.4. Analisis Isu……...25

2.4.1 Alasan Penetapan Isu……….. 25

2.4.2 Faktor Penyebab Isu……… 26

2.4.3 Analisis Dampak Isu………... 26

2.4.4 Peta Permasalahan………...27

BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR 3.1 Kegiatan Kreatif Pemecahan Isu……….. 28

3.2 Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan………… ……… ……. 28

3.3 Jadwal Pelaksanan Kegiatan ………. 52

3.4 Estimasi Rincian Biaya Aktualisasi……… ………..52

BAB IV CAPAIAN HASIL AKTUALISASI………. … 56

4.1 Deskripsi Aktualisasi dan Strategi Pemecahan……….. 56

4.2 Penjelasan Capaian Hasil Aktualisasi……… 58

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………98

5.2 Saran ………. 98

5.3 Rencana Tindak Lanjut ……… 98 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan………12

Table 2.2 Jumlah Ruangan Di Dinas Kesehatan………. 12

Tabel 2.3 Data Pusekesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan……….. 13

Tabel 2.4 Identifikasi Isu ……… 23

Tabel 2.5 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL………...24

Tabel 2.6 Analisis APKL terhadap isu ………... 24

Tabel 3.0 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi Pns……….. 52

Tabel 3.1 Deskripsi Kegiatan……… 30

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi Kegiatan 1……… .. 30

Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi Kegiatan 2……….. 35

Tabel 3.4 Rancangan Aktualisasi Kegiatan 3……… 39

Tabel 3.5 Rancangan Aktualisasi Kegiatan 4………42

Tabel 3.6 Rancangan Aktualisasi Kegiatan 5……… 45

Tabel 4.1 Capaian Hasil Kegiatan……… 56

Tabel 4.2 Hasil Aktualisasi Kegiatan 1 ……… 58

Tabel 4.3 Hasil Aktualisasi Kegiatan 2 ……… 63

Tabel 4.4 Hasil Aktualisasi Kegiatan 3 ……… 68

Tabel 4.5 Hasil Aktualisasi Kegiatan 4 ……… 73

Tabel 4.6 Hasil Aktualisasi Kegiatan 5 ……… 88

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dinas Kesehatan Muna Barat……… 5

Gambar 2. 2 Kantor Dinas Kesehatan Muna Barat……….. 6

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Muna Barat……… 8

Gambar 4.1 Menyiapkan Agenda Konsultasi ……… 59

Gambar 4.2 Konsultasi Dengan Mentor ………. 60

Gambar 4.3 Surat Persetujuan MentoHasil Konsultasi Kegiatan 1 ……… …… 60

Gambar 4.4 Meminta Dukungan dan Persetujuan Kepada Kabid Kesmas ……… 61

Gambar 4.5 Meminta Dukungan Kepada Mentor ……….. 61

Gambar 4.6 Surat Persetujuan Aktualisasi ………. 62

Gambar 4.7 Surat Dukungan Mentor……….62

Gambar 4.8 Screenshot Sesama Rekan Kerja ……… 64

Gambar 4.9 Meminta izin dan Mengumpulkan Laporan ………. 65

Gambar 4.10 Melakukan Perekapan Laporan Manual ……… 66

Gambar 4.11 Laporan Manual Bulan Agustus Semua Puskesmas……….. ……… 66

Gambar 4.12 Hasil Konsultasi Dengan Mentor Untuk Kegiatan 2……… 67

Gambar 4.13 Menyiapkan Leptop dan Bahan Media Laporan ………68

Gambar 4.14 Membuat Konsep Laporan ……… 69

Gambar 4.15 Format Laporan (Form 1 SKDN, Form 2 Bumil Anemia dan KEK) ……… 70

Gambar 4.16 Membuat Pelaporan Online Berbasis Google Drive ……… 71

Gambar 4.17 Tahapan Pelaporan online Berbasis Google Drive ……… 72

Gambar 4.18 Hasil Konsultasi Dengan Mnetor Untuk Kegiatan 3 ……… 72

Gambar 4.19 Screenshot Percakapan di Whastapp Grup Gizi ……… 75

Gambar 4.20 Tes Awal (Angket) Menggunakan Google Form………76

Gambar 4.21 Diagram Rekapitulasi Jawaban Angket Sebelum Sosialisasi ……… 77

Gambar 4.22 Membuat Video Sosialisasi ………. 79

Gambar 4.23 Screanshot Video yang di Kirim Via Whatsapp Grup………80

Gambar 4.24 Screanshot Pertanyaan Puskesmas Tondasi dan Puskesmas Wuna…………81

Gambar 4.25 Tes Akhir (Angket) Menggunakan Google Form………83

Gambar 4.26 Diagram Rekapitulasi Jawaban Angket Sesudah Sosialisasi ……….. 84

Gambar 4.27 Data Hasil Tabulasi tes Awal dan tes Akhir ……… 85

(10)

Gambar 4.28 Hasil Konsultasi Dengan Mentor Untuk Kegiatan 4………..87

Gambar 4.29 Screanshot file Laporan Dari Puskesmas dalam Bentuk Google Drive………91

Gambar 4.30 Mengolah data Dalam Google Drive ……… 92

Gambar 4.31 Screanshot File Rekapan Laporan Seluruh Puskesmas dalam Google Drive 93 Gambar 4.32 Konsultasi Hasil Akhir Alktualisasi dengan Mentor ……… 94

Gambar 4.33 Hasil KOnsultasi dengan Mentor untuk Kegiatan 5………95

Gambar 4.34 Surat Persetujuan Hasil Akhir Aktualisasi ……… 95

Gambar 4.35 Foto Tanda Tangan Surat Pernyataan Kasie Gizi ……… 96

Gambar 4.36 Surat Pernyataan Kasie Gizi ………. 96

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Aparatur UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pelaksanaannya dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Kader PNS Golongan II menekankan bahwa dalam rangka perwujudan cita-cita bangsa dan merealisasikan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, perlu dibentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki nilai-nilai pribadi seperti integritas, professional, netral, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal itu sejalan dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Maka untuk membentuk sosok PNS yang professional maka dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar).

Pelatihan Dasar CPNS Golongan II angkatan XXIV yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bentuk nyata internalisasi nilai- nilai moral untuk menyiapkan PNS yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut di tempat kerja, sehingga tercipta suatu lingkungan yang kondusif dan berdaya saing tinggi.

Latsar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan perannya sebagai pelayan masyarakat. Tujuan penyelenggaraan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil antara lain adalah menciptakan apartur negara yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa, dan menetapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. Pelatihan dasar CPNS memungkinkan peserta mampu mengimplementasikan menerapkan atau mengaktualisasikan serta membiasakan habituasi nilai-nilai PNS yang profesional dan berkarakter.

(12)

Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya telah diatur dalam tatanan yang disebut Manajemen PNS yang diatur dalam PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS. Pengaturan manajemen PNS bertujuan untuk menghasilkan PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu menjalankan peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Berdasarkan peraturan Lembaga LAN-RI Nomor 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme, dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Nilai – nilai dasar tersebut diantaranya adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang sering disebut dengan ANEKA.

Dalam buku bahan ajar Surveilans Gizi yang dikeluarkan oleh KEMENKES Tahun 2017 dijelaskan bahwa, Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respon segera dan terencana. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan surveilans gizi dalam rangka pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan perbaikan gizi, perlu mengatur pelaksanaan teknik surveilans gizi. Untuk mendukung pelaksanaan teknis surveilans gizi, kementrian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan mengembangkan system informasi gizi berbasis teknologi informasi (PMK RI No.14 Tahun 2019).

Dilihat dari perkembangan teknologi yang pesat dalam hal digitalisasi pada masa kini, saya melihat untuk di Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat khusus pada Bidang Kesehatan Masyarakat di Seksi Gizi belum maksimal dalam penggunaan sebuah media yang memudahkan untuk laporan secara online yang memudahkan para petugas Puskesmas dalam melaporkan hasil indicator kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Maka dari itu saya sebagai ASN di Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat

(13)

seluruh puskesmas secara online melalui media Google Drive yang berfungsi pada sejumlah aplikasi yang terus bertambah yang dapat di pasang dari Web Chrome. Dengan aplikasi tersebut, dapat mengedit gambar, video, mengirim faks dan menandatangani dokumen, mengisi form laporan dalam bentuk Microsoft Office, mengelola proyek, membuat bagan alur.

Berapapun banyaknya aplikasi Google Drive yang telah dipasang, kita dapat mengakses seluruh file dalam satu tempat.

Google Drive adalah layanan dari google kepada para penggunanya untuk menyimpan file dengan kapasitas awal 15 GB free dan bisa 100 GB bila berlangganan, google drive merupakan layanan penyimpanan online (cloud) milik google yang telah diluncurkan sejak April 2012. Google Drive memudahkan pengguna untuk menyimpan file melalui internet, sehingga dokumen tidak akan hilang selama kita mengetahui email dan password. Untuk penyimpanannya, pengguna bisa mengupload file berukuran 750 GB setiap hari antara drive saya dan semua drive sesama.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam aktualisasi ini adalah sebagai berikut : 1.2.1 Tujuan Umum

Teraktualisasinya nilai-nilai dasar PNS dengan menerapkan akuntabilitas dalam setiap tugas, memiliki semangat nasionalisme, menjunjung kode etik sebagai ASN dalam memberikan pelayanan masyarakat, memiliki komitmen mutu dalam tugas pokok dan fungsinya, dan nilai-nilai anti korupsi dalam melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat serta teraktualisasinya nilai-nilai peran dan kedudukan PNS dalam kerangka NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat dengan

menerapkan konsep pendekatan whole of government untuk meningkatkan pelayanan public di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat.

1.2.2 Tujuan khusus

Terwujudnya pemanfaatan media pelaporan online berbasis google drive kepada para petugas gizi puskesmas di Kabupaten Muna Barat.

1.3 Manfaat

Aktualisasi ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, organisasi dan bagi masyarakat.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain :

(14)

1.3.1 Manfaat untuk penulis :

Manfaat yang didapatkan oleh peserta Pelatihan Dasar yaitu menguasai nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), dan mata diklat yang telah dipelajari (Whole of Government (WoG), Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN). Sehingga dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut di unit kerja dalam pekerjaan sehari-hari.

1.3.2 Manfaat untuk organisasi yaitu ;

1) Menjadi solusi atas permasalahan dalam organisasi khususnya di Seksi Gizi di Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat.

2) Mendukung kegiatan yang menjadi tugas pokok organisasi.

3) Mendukung pelaksanaan visi dan misi serta budaya kerja organisasi.

1.3.3 Manfaat untuk masyarakat :

Dapat merasakan inovasi-inovasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar, terutama manfaat dari menungkatnya kualitas mutu pelayanan bagi masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

Dalam hal ini ruang lingkup penerapan mengacu pada penempatan formasi CPNS Kabupaten Muna Barat Tahun 2021. Penerapan berada di Dinas Kesehatan yang akan diberikan hasil media visual kepada seluruh Puskesmas yang berada di Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara dan pada kegiatannya akan menerapkan nilai – nilai dasar profesi ASN yaitu nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).

1.5 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, dilaksanakan selama 30 hari kalender terhitung tanggal 1 Oktober sampai dengan 7 November tahun 2021 berdasarkan kalender pelatihan dasar CPNS golongan II Angkatan XXIV tahun 2021 pada unit kerja penulis Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat

(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Kedudukan Organisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat terletak di Desa Marobea Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi tenggara. Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muna Barat Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Muna Barat. Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat diatur dalam peraturan Bupati Muna Barat Nomor 12 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat menaungi 15 Puskesmas yaitu, Puskesmas Marobea, Puskesmas Wuna, Puskesmas Barangka, Puskesmas Kampobalano, Puskesmas Lailangga, Puskesmas Lawa, Puskesmas Guali, Puskesmas Sidamangura, Puskesmas Kombikuno, Puskesmas Tiworo tengah, Puskesmas Tiworo Kepulauan,, Puskesmas Tiworo Selatan, Puskesmas Tondasi, Puskesmas Pajala, Puskesmas Maginti.

2.1.2 Lokasi Kantor Dinas Kesehatan kabupaten Muna barat

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat berada di Jalan Poros Lagadi – Tondasi, Desa Marobea Kec. Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dinas Kesehatan Muna Barat

(16)

Gambar 2.2 Foto Kantor Dinas Kesehatan

Sumber : Doc. Pribadi 2021

2.1.3 Visi dan Misi Organisasi

2.1.3.1 Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat :

Menjadi Unit Pelayanan Publik yang Mampu Memenuhi Standar Pelayanan”.

2.1.3.2 Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat adalah :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan (SDMK) serta sarana dan prasarana kesehatan.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, terjangkau dan merata.

3. Menciptakan inovasi pelayanan.

4. Meningkatkan sumber daya manusia bidang layanan.

5. Meningkatkan akses pelayanan terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

2.1.3.3 Nilai-Nilai Organisasi

Nilai – nilai dari organisasi yang Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat : 1) Kebersamaan

Kebersamaan adalah sebuah ikatan organisasi yang menjalankan program – program kerjanya dengan saling bekerjasama dan bahu membahu untuk memenuhi tujuan visi dan misi organisasi.

(17)

2) Bijaksana

Bijaksana adalah sebuah kesesuaian dalam pengambilan keputusan yang di dapat melalui koordinasi dan komunikasi serta memperhatikan kebutuhan petugas dan juga pengguna pelayanan.

3) Integritas

Integritas adalah kesuaian antara pikiran dan tindakan dalam menjalankan program kerja.

4) Norma

Norma adalah melaksanakan kegiatan dan kerja selalu berlandaskan aturan dan perundang – undangan.

5) Tidak membeda – bedakan

Tidak membeda – bedakan adalah setiap kegiatan pelayanan diberikan kepada masyarakat tanpa memandang SARA, relasi maupun jabatan.

6) Energik

Energik adalah adanya semangat dalam bekerja yang tergambar disetiap nuansa kerja.

7) Responsif

Responsif adalah tanggap dan peduli dengan penggunaan layanan serta kebutuhan pemberian layanan dan permasalahannya.

8) Aman

Aman adalah keamanan dalam melakukan tindakan pelayanan baik untuk petugas maupun untuk pengguna layanan.

(18)

2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat

(19)

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 2.1.5.2 Tugas Pokok Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan merupakan pelaksana otonomi daerah dibidang kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas, yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan Berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2.1.5.3 Fungsi Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kesehatan c. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitas pelaksanaan di bidang kesehatan.

d. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.6 Tugas Pokok Bidang Kesehatan Masyarakat

Tugas Bidang Kesehatan Masyarakat yaitu membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan anak, remaja dan usilaserta, pembinaan peningkatan gizi keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, bidang kesehatan masyarakat mempunyai fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Oalahraga;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;

(20)

3. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;

4. Pemantauan dan Evaluasi dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari : 1. Seksi Gizi

Tugas dan Fungsi Penulis Sebagai Seksi Gizi di Dinas Kesehatan yaitu:

1) Menyusun rencana kerja program gizi sesuai dengan rencana kerja dinas;

2) Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan gizi masyarakat dan institusi;

3) Pengelolaan pembinaan monitoring, evaluasi dan pengembangan pelaksanaan program gizi masyarakat;

4) Pengelolaan pembinaan dan pengembangan gizi masyarakat

5) Pengelolaan usaha perbaikan gizi keluarga dan usaha perbaikan institusi;

6) Melaksanakan pengelolaan dan analisis serta interpretasi data dan pelaporan program gizi;

7) Melakukan pembinaan dan pengembangan gizi masyarakat;

8) Melakukan pembinaan dan fasilitas pelayanan gizi di posyandu dalam rangka meningkatkan keterampilan bekerja sama dengan lintas program dan sector terkait;

9) Menyiapkan bahan untuk penyusunan kebijakan, perencanaan, koordinasi atau advokasi, pembinaan, bimbingan teknis/ fasilitasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan seksi gizi keluarga;

10) Menyiapkan bahan untuk penyususnan pedoman dan petunjuk teknis pelaksnaan kegiatan perbaikan gizi keluarga;

11) Identifikasi masalah kekurangan gizi massal untuk diantisipasi secara dini serta penanggulangan kekurangan gizi bagi keluarga;

12) Mengkoordinasi bawahan agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;

13) Menilai hasil kinerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;

(21)

14) Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;

15) Melaporkan hasil pelaksnaan tugas/kegiatan kepada atasan;

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari : 1. Seksi Surveilans dan Imunisasi

2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Tradisional 3. Seksi Akreditasi, Registrasi, Sertifikat dan Perizinan Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

1. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, Data dan Informasi Kesehatan 2. Seksi Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan 3. Seksi Pembiayaan Kesehatan

2.1.7 Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sumber daya manusia kesehatan merupakan salah satu factor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan dukungan dari sumber daya kesehatan yang berkualitas diharapkan meningktkan derajat kesehatan masyarakat. Berikut ini tabel data tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat Tahun 2020 sebanyak 586 yang tersebar di 15 Puskesmas.

(22)

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan

Tabel 2.2 Data Sumber Daya Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Muna Barat NO JENIS TENAGA

KESEHATAN

DINAS

KESEHATAN PUSKESMAS IFK TOTAL

1 Dokter Umum - 19 19

2 Dokter Gigi - 6 6

3 Dokter Spesialis - 1 1

4 Perawat Terampil 24 143 167

5 Perawat Gigi 1 7 8

6 Bidan 12 218 230

7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 69 74

8 Tenaga Kesehatan Lingkungan 2 5 7

9 Tenaga Gizi 1 16 17

10 Apt.Farmasi - 19 19

11 TT. Kefarmasian - 26 26

12 Ahli Tenaga Laboratorium - 11 11

13 Non Kesehatan - 1 1

JUMLAH 45 541 586

NO. TENAGA KESEHATAN PNS NON

PNS JUMLAH

1. Kepala Dinas 1 - 1

2. Sekretaris 1 - 1

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 4 6 10

4. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 7 15 22

5. Bidang Kesehatan Masyarakat 9 9 18

6. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

10 7 17

7. Bidang Program dan SDK 7 7 14

8. Bidang Pelayanan Kesehatan 6 6 12

JUMLAH 45 50 95

(23)

Tabel 2.3 Jumlah Ruangan di Dinas Kesehatan

NO URAIAN JUMLAH

1. Ruangan Kepala Dinas 1

2. Ruangan Sekretaris 1

3. Ruangan Kepala Sub.Bagian Umum 1

4. Ruangan Pelayanan Kesehatan (YanKes) 1

5. Ruangan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2M) 1

6. Ruangan Kesehatan Masyarakat 1

7. Ruangan Program dan SDK 1

8. Ruangan Perencanaan 1

9. Ruangan Keuangan 1

10. Toilet Umum 1

11. Kantin 1

12. Gudang 2

TOTAL 15

2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan, dan Peran ASN 2.2.3 Konsep Nilai Dasar

2.2.1.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:

1) Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.

2) Transparansi

Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.

(24)

3) Integritas

Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuatsebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.

6) Kepercayaan

Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.

7) Keseimbangan

Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangankapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.

8) Kejelasan

Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

9) Konsistensi

Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.

2.2.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik,

(25)

1) Kerja Keras

Kerja keras artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.

2) Disiplin

Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.

3) Tidak Diskriminatif

Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.

4) Takwa

Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.

5) Gotong Royong

Contoh konkret gotong royong adalah sebagai berikut:

a) Kerja sama;

b) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;

c) Saling membantu demi kepentingan umum;

d) Bersama membantu orang lain;

e) Bersama membela kebenaran;

f) Bekerja giat dalam kelompok kerja.

6) Demokratis

Suatu kondisi di mana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan pendapat.

7) Cinta tanah air

Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah Indonesia.

8) Rela berkorban

Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

2.2.1.3 Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk

(26)

melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

Kode etik yang berlaku secara universal adalah kesadaran untuk menghindari konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas. Berdasarkan UU ASN, berikut adalah kode etik dan kode perilaku ASN :

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin,

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan,

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan,

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara,

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien,

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya, i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan,

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atauuntuk orang lain,

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin

pegawai ASN.

(27)

2.2.1.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermindalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.

a. Efektif

Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapaiapapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang ataujasa yang dihargai oleh pelanggan.

b. Efisien

Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.

Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

c. Inovasi

Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.

d. Orientasi Mutu

Orientasi Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

(28)

2.2.1.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yangpendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Secara terminologi korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 junto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan yang dilakukan secara melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Indikator yang ada pada nilai-nilai dasar anti korupsi yaitu :

a. Jujur, yakni berkata dan bertindak sesuai dengan fakta dan kebenaran.

b. Peduli, yakni ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain yaitu denganmemposisikan diri pada posisi orang lain tersebut.

c. Mandiri, yakni kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.

d. Disiplin, yakni patuh dan taat terhadap aturan berkeja dalam menjalankan suatu kegiatan dengan tetap mengacu kepada undang-undang yang mengatur.

e. Tanggung Jawab, yakni berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun.

f. Kerja Keras, yakni bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.

g. Sederhana, yakni menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

h. Berani, yakni berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yangberwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.

(29)

suatu tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan pristiwa yang terjadi.

2.2.2 Kedudukan dan Peran ASN 2.2.2.1 Manajemen ASN

Berdasarkan modul pelatihan dasar calon PNS 2019 disebutkan bahwa manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,kolusi dan nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai berikut :

a. Pelaksana kebijakan publik b. Pelayan publik, dan

c. Perekat dan pemersatu bangsa.

Selanjutnya ASN bertugas :

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia UU ASN yang baru terdapat beberapa perubahan mendasar dalam manajemen SDM.

Pertama, perubahan dari pendekatan personel administration yang hanya berupa pencatatan administrative kepegawaian kepada human resourcemanagement yang menganggap adalah sumber daya manusia dan sebagai asset Negara yang harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik. Kedua, perubahan dari pendekatan closed career system yang sangat berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada open career system yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan.

UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik, dank ode perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.ASN adalah jenjang karir professional yang mendorong perwujudan efektivitas penyelenggaraan pemerintah. Manajemen ASN mendorong lahirnya reformasi birokrasi.

Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah upaya pembaharuan dan perubahan mendasar

(30)

terhadap system penyelenggaraan pemerintah terutama menyangkut kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya.

Perbaikan manajemen ASN ini adalah dilator belakangi, salah satunya karena adanya pandangan dan kesan dari masyarakat luas terhadap PNS selama yang dianggap korup, malas, tidak produktif, tidak profesional hingga makan gaji buta. Dasar Hukum manajemen ASN adalah UU No. 5 tahun 2014. Peraturan baru ini sebagai pengganti peraturan lam yaitu UU No.8 tahun 1974 dan UU No. 43 tahu 1999. Dalam rangka mewujudkan ASN berkelas dunia maka kualitas yang harus dimiliki seorang ASN adalah: professional, berintegritas, berorientasi publik, memiliki budaya pelayanan tinggi, berwawasan global dalam rangka mewujudkan good govermence.

Dalam memberikan pelayanan publik, seorang ASN terikat kode etik dan kode perilaku sebagai pedoman perilaku dan standar penilaian baik kenerja maupun perilaku. Pada era saat ini, telah dibentuk Komisi Aparatur Sipil Negara yang bertugas mengawasi ASN agar segala perilaku dan kinerjanya tidak melanggar kode etik dan kode perilaku sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Komisi Aparatur Sipil Negara (disingkat KASN) adalah lembaga nonstructural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik dan menciptakan pegawai ASN yang professional dan berkinerja, memberikan pelayanan secara adil dan netral, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa. KASN dibentuk berdasarkan undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. KASN terdiri atas tujuh orang diantaranya merangkap sebagai ketua dan wakil ketua. KASN melaporkan pelaksaan fungsi, tugas, dan wewenangnya, termasuk berkaitan dengan kebijakan dan kinerja ASN paling kurang 1 (satu) kali ada akhir tahun kepada Presiden.

Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit. System merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan diterapkanya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengembalian keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi sesorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM pengangkatan, penempatan, dan promosi.

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, obyektifitas dan juga keadilan.

(31)

2.2.2.2 Whole of Government

WoG (Whole of Government) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementrian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama.WoG juga dipandang sebagai bentuk kerja sama antar seluruh sektor, pemerintah dan sebaliknya.

Alasan WoG mulai diterapkan di Indonesia adalah: 1) adanya faktor-faktor aksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. 2) adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sector pembangunan. Satu sektor bias menjadi sangat superior terhadap sector lain, atau masing- masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontra produktif atau saling membunuh. 3) keberagaman latar belakang nilai, budaya, adatistiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalamsatu frame NKRI.

Ada beberapa hala yang menjadi dasar terselenggaranya WoG, yaitu perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara kerja yang diperbaharui, akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam hal mendesain dan mengembangkan program-program. Selain iti, perlu adanya ide-ide baru dan segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara dengan baik jika setiap unsur dapat besinergi dan bekerja sama dengan tujuan memberikan pelayanan publik yang prima. Maka dibutuhkan peran ASN yang memiliki nilai-nilai dasar ANEKA dalam dirinya serta kesadaran akan kedudukan dan perannya dalam NKRI.

2.2.2.3 Pelayanan Publik

Berdasarkan definisi pada modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019, dinyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan public adalah lembaga pemerintah, BUMN atau BUMD, dan korporasi. Pelayanan public adalah” sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yangdilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat dan daerah, dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik pemenuhan kebutuhan masyarakat”.

(32)

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga Negara dan/atau penduduk atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan olehpenyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsure utama terselenggaranyan suatu pelayanan publik yaitu penyelanggara, penerima layanan, dan kepuasan penerima layanan.

Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN. Maka pola pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi terwujudnya pelayanan publik yang memuaskan masyarakat. Seorang ASN hendaknya memiliki sikap-sikap berikut dalam memberikan pelayanan prima kepada para pelanggannya yaitu : passionate, progressive,proactive, prompt, patience, proportional, dan punctional.

2.3 Identifikasi dan Penetapan Isu 2.3.1 Identifikasi Isu

Penetapan judul aktualisasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi isu. Isu diambil berdasarkan pada pengamatan CPNS di instansi penempatan. Dari hasil pengamatan penulis, ditemukan beberapa isu yang dapat di identifikasi lebih lanjut terkait dengan Manajemen ASN.

(33)

Tabel 2.4 Identifikasi Isu

NO.

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PEGAWAI

YANG BELUM OPTIMAL

ISU

TERIDENTIFIKASI

KAITAN DENGAN AGENDA III

1. Terlaksananya

pelaporan bulanan gizi sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.

Belum maksimalnya pelaporan bulanan Gizi di Dinas Kesehatan Kab.

Muna Barat

➢ Nilai-nilai Manajemen ASN:

Profesional, kompeten, perencana, pengawas

Pelayanan Publik: akuntabel, partisipatif, tidak diskriminatif, transparan.

WoG: koordinasi, kerjasama, pelibatan, konsultasi

2. Terlaksananya

pelaporan gizi secara online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat

Belum adanya media pelaporan gizi online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat

Manajemen ASN ; Professional, kompeten Pelayanan Publik ;

Mudah dan murah, transparan, tidak diskriminatif

WoG ;

Kolaborasi, kerjasama, pelibatan

3. Terlaksananya

pengisian grafik TB/U anak pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak

Belum optimalnya deteksi dini stunting di posyandu

Nilai-nilai manajemen ASN : profesionalitas, efektif dan efisien

Pelayanan Publik ; Partisipatif, Responsif WoG ; Kerjasama, pelibatan

(34)

2.3.2 Penetapan Isu Proritas

Teknik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk memperioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti yaitu metode APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Projectatika, Kekhalayakan, dan Layaknya suatu isu untuk segera diselesaikan.

Tabel 2.5 Bobot Nilai Penetapan Kualitas Isu dengan APKL

Bobot Keterangan

5 Sangat (Aktual, projectatic, kekhalayakan, kelayakan) 4 Aktual, projectatic, kekhalayakan, kelayakan

3 Cukup (Aktual, projectatic, kekhalayakan, kelayakan) 2 Tidak (Aktual, projectatic, kekhalayakan, kelayakan) 1 Sangat tidak (Aktual, projectatic, kekhalayakan, kelayakan)

Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di masyarakat.

Projectatik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya. Khalayak artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Penilaian secara APKL dilakukan menggunakan nilai dengan memberikan skor rentang 1 sampai 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius untuk segera ditangani.

Tabel 2.6 Analisis Kualitas Isu Dengan Menggunakan Alat Analisis APKL

No. Isu

Penilaian Isu Total

Skor Rangking

A P K L

1 Belum maksimalnya pelaporan bulanan Gizi

di Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat 4 3 4 3 14 III 2 Belum optimalnya deteksi dini stunting di

posyandu 4 3 3 3 13 II

3 Belum adanya media pelaporan gizi online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat

4 4 5 5 18 I

(35)

Berdasarkan scoring dari Skala Likert dari analisis tapisan isu metode APKL diatas, di dapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Belum adanya media pelaporan gizi online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat”.

Hal ini juga dibuktikan dengan data-data pelaporan pada 3 bulan terakhir yaitu bulan Juni, Juli dan Agustus yang masih terlambat pengumpulan yang mengakibatkan penginputan data di Dinas Kesehatan ikut terhambat dan pada akhirnya masalah-masalah yang terjadi di masyarakat terlambat penanganan, salah satu nya adalah grafik balok SKDN bisa dilihat dalam grafik di bawah ini :

Gambar 2.4 Grafik balok SKDN semua puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan dalam 6 bulan terakhir 2021

2.4 Analisis Isu

2.4.1 Alasan Penetapan Isu

Untuk menentukan isu yang akan diangkat, penulis menggunakan alat penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak). Berdasarkan penjelasan diatas maka isu yang akan diangkat adalah

“Belum adanya media pelaporan gizi online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat”

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

JUMLAH

S K D N

(36)

1) Isu tersebut dikatakan aktual karena benar-benar terjadi di Kab. Muna Barat yakni laporan yang masuk baik dalam grub whastapp maupun fisik tidak maksimal.

2) Problematik karena isu ini dapat menyebabkan penangan masalah-masalah gizi di masyarakat terlambat pendataan.

3) Kekhalayakan karena menyangkut hidup orang banyak dalam hal ini bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat.

4) Layak, Isu tersebut layak diangkat dan dipecahkan masalahnya karena menyangkut dengan tupoksi penulis yaitu mengevaluasi laporan bulanan gizi ke Dinas kesehatan Kab. Muna Barat.

2.4.2 Faktor Penyebab Isu

Faktor penyebab isu antara lain:

1) Kurangnya jumlah tim penanggung jawab gizi di beberapa puskesmas

2) Kurangnya pemahaman beberapa tim penanggung jawab gizi mengenai cara cepat dalam penginputan laporan

3) Data yang dimiliki tim penanggung jawab gizi Puskesmas tidak lengkap.

2.4.3 Analisis Dampak Isu

Dampak yang mungkin terjadi apabila pelaporan gizi dalam aplikasi google drive tidak optimal yaitu:

1) Data balita yang ada di Kab. Muna Barat tidak terdata secara menyeluruh dan nasional.

2) Masalah-masalah gizi yang terjadi dalam lingkungan wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat tidak terdeteksi secara nasional.

3) Percepatan penanganan masalah gizi di lingkungan kerja Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat tidak maksimal.

4) Kegiatan survailens gizi dianggap tidak berjalan.

(37)

2.4.3 Peta Permasalahan

Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi, maka perlu ditelusuri factor-faktor penyebeb terjadinya isu melalui peta permasalahan sebagai berikut :

DATA BALITA YANG ADA DI KAB.MUNA

BARAT TIDAK TERDATA SECARA MENYELURUH DAN

NASIONAL

PERCEPATAN PENANGANAN MASALAH

GIZI DILINGKUNGAN KERJA DINAS KESEHATAN KAB.MUNA

BARAT TIDAK MAKSIMAL

KEGIATAN SURVEILANS GIZI TIDAK BERJALAN

DATA YANG DIMILIKI TIM PENANGGUNG

JAWAB GIZI PUSKESMAS TIDAK

LENGKAP KURANGNYA

PEMAHAMAN BEBERAPA TIM PENANGGUNG JAWAB

GIZI MENGENAI CARA CEPAT DALAM PENGINPUTAN LAPORAN KURANGNYA JUMLAH

TIM PENANGGUNG JAWAB DI BEBERAPA

PUSKESMAS

BELUM ADANYA MEDIA PELAPORAN GIZI

ONLINE DARI PUSKESMAS KE

DINAS KESEHATAN

PEMANFAATAN MEDIA PELAPORAN

ONLINE BERBASIS GOOGLE DRIVE

KEPADA PARA PETUGAS GIZI PUSKESMAS DI KAB.MUNA BARAT

PENYEBAB AKIBAT

PENYEBAB

SOLUSI KREATIF

AKIBAT

(38)

BAB III

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

3.1 Kegiatan Kreatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis penetapan isu dengan metode APKL, maka isu terpilih adalah Pemanfaatan Media Pelaporan Online Berbasis Google Drive Kepada Para Petugas Gizi Puskesmas di Kabupaten Muna Barat. Oleh karena itu, muncul gagasan pemecahan isu yaitu optimalisasi pelaporan gizi menggunakan aplikasi Google Drive di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat.

Optimalisasi pelaporan ini bertujan agar kegiatan Survailens Gizi di lingkungan kerja Dinas Kesehatan Kab. Muna Barat lebih optimal. Dengan mengisi laporan pada aplikasi ini, masalah- masalah gizi yang terjadi di masyarakat dapat ditangani dengan cepat.

3.2 Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan

Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan dalam pelaksanaan rancangan yang akan dilakukan dalam pemecahan Isu yaitu;

1. Meminta dukungan kepada pimpinan/ mentor meliputi:

a). Menyiapkan agenda dan konsultasi terkait rencana aktualisasi yang ditandatangani dan distempel.

b). Mendengarkan masukan dan mencatat arahan pimpinan/ mentor.

c). Meminta dukungan dan persetujuan pimpinan.

2. Melakukan evaluasi awal penginputan laporan

a) Meminta ijin untuk mengambil data laporan bulanan masing-masing puskesmas kepada penanggungjawab (rekan kerja);

b) Mengumpulkan laporan bulanan secara manual bulan sebelumnya dari penanggung jawab/

rekan kerja.

c) Melakukan perekapan laporan secara manual.

3. Pembuatan kerangka acuan data laporan online berbasis google drive.

a) Menyiapkan laptop dan bahan untuk membuat media laporan.

b) Membuat konsep untuk format laporan.

c) Mulai membuat media pelaporan online berbasis google drive.

4. Koordinasi dan sosialisasi tentang pemanfaatan media pelaporan online berbasis google drive kepada petugas gizi puskesmas.

a) Membuka whatsapp grub yang terdapat petugas gizi puskesmas.

(39)

b) Memulai kegiatan sosialisasi tentang pemanfaaatan media pelaporan online berbasis google drive dengan cara membuat video dan mengirimkan ke grub whastapp tersebut.

c) Memberi kesempatan kepada petugas gizi puskesmas untuk mengajukan pertanyaan terkait video tersebut melalui whastapp atau via telepon.

5. Laporan evaluasi akhir laporan

a) Mengumpulkan data laporan bulanan terakhir dalam bentuk google drive.

b) Mengolah data laporan bulanan sebagai pembanding.

c) Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan/ mentor.

Secara lebih rinci tentang rancangan aktualisasi nilai dasar ANEKA di Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat dapat dilihat pada table di bawah ini :

(40)
(41)

Tabel 3.1 Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan

Unit Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat

Isu Yang Diangkat : Belum Maksimalnya Pelaporan Bulanan Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat Gagasan Pemecahan Isu : Belum Adanya Media Pelaporan Gizi Online dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab.Muna

Barat

Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Pemanfaatan Media Pelaporan Online Berbasis Google Drive Kepada Para Petugas Gizi Puskesmas di Kabupaten Muna Barat

Tabel 3.2 Kegiatan 1 : Meminta dukungan kepada pimpinan/ mentor No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Meminta dukungan kepada pimpinan/

mentor.

1. Menyiapkan agenda konsultasi terkait rencana aktualisasi yang ditanda tangani dan distempel

Tersedianya agenda konsultasi untuk mendapatkan dukungan dari pimpinan/ mentor

WoG :

Dalam pelaksanaan aktualisasi ini, penulis akan menyiapkan agenda konsultasi yang ditandatangani dan distempel sebagai wujud koordinasi dan kolaborasi

Visi : Menjadi Pelayanan Publik yang Mampu Memenuhi Standar Pelayanan

Dari nilai organisasi yang terdapat pada kegiatan ini adalah kebersamaan

(42)

➢ Akuntabilitas :

Penulis akan menyiapkan agenda konsultasi yang ditanda tangani dan distempel terkait kegiatan aktualisasi untuk

mendapatkan dukungan kepada pimpinan/ mentor dengan penuh tanggung jawab

➢ Nasionalisme : Penulis akan

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat konsultasi

➢ Etika Publik : Penulis akan

menggunakan pakaian yang baik dan bertutur kata sopan agar

mendapatkan dukungan

Misi 4 : Meningkatkan sumber daya manusia bidang pelayanan

(43)

dari pimpinan saat berkonsultasi

➢ Komitmen Mutu

Penulis akan menyiapkan agenda konsultasi dengan berorientasi mutu untuk mendapatkan arah dan tujuan serta kualitas pelayanan yang maksimal

➢ Anti Korupsi

Penulis akan melakukan pekerjaan secara tuntas dan dengan penuh tanggung jawab 2. Mendengarkan

masukan dan mencatat arahan pimpinan/

mentor

Tercatatnya arahan ➢ Akuntabilitas

Penulis akan mencatat arahan dan persetujuan pimpinan secara konsisten dan penuh tanggung jawab

(44)

➢ Anti Korupsi : Penulis akan mencatat hasil arahan dan persetujuan pimpinan/

mentor secara jujur

➢ Komitmen Mutu:

Demi efektifitas dan efisiensi waktu, penulis akan mencatat hasil arahan dan

mengarsipkannya dalam bentuk digital

➢ Nasionalisme Penulis akan

mendengarkan arahan dengan rasa hormat serta bermusyawarah kepada pimpinan/mentor

➢ Etika Publik

Penulis akan senantiasa bersikap sopan dan santun

(45)

3.Meminta dukungan dan persetujuan

pimpinan/mentor

Terbitnya surat persetujuan

➢ Nasionalisme : Penulis akan membuat persetujuan sebagai wujud kerjasama dalam rencana pelaksanaan aktualisasi

➢ Akuntabilitas :

Penulis akan membuat hasil persetujuan pimpinan/

mentor secara transparan

➢ Etika Publik :

Penulis akan tetap taat perintah pimpinan/ mentor apapun hasil keputusan saat membuat persetujuan

➢ Komitmen Mutu Penulis akan meminta dukungan kepada pimpinan/mentor secara langsung

➢ Anti Korupsi

Penulis akan menyampaikan dengan jujur terkait

permintaan dukungan

(46)

Prediksi Hambatan : Tidak dapat bertemu dengan pimpinan dan mentor Rencana Antisipasi : Membuat jadwal pertemuan kembali

Analisis Dampak : Jika surat izin tidak ditandatangani, maka pelaksanaan aktualisasi tidak dapat dilaksanakan

Tabel 3.3 Kegiatan 2 : Melakukan evaluasi awal penginputan laporan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2. Melakukan evaluasi awal penginputan laporan

1. Meminta izin untuk mengambil data masing- masing puskesmas kepada penanggung jawab/ rekan kerja

Terlaksananya izin aktualisasi

WoG :

Dalam pelaksanaan aktualisasi ini penulis akan melakukan koordinasi pada penanggung jawab/ rekan kerja

➢ Akuntabilitas : Penulis akan terbuka untuk meminta izin pada penanggung jawab kegiatan/ rekan kerja untuk mengambil data posyandu

➢ Etika Publik : Penulis akan bersikap sopan dan santun

Visi : Menjadi

Pelayanan Publik yang Mampu Memenuhi Standar Pelayanan

Misi 2 :

Menyelengarakan pelayanan

kesehatan yang paripurna, bermutu, terjangkau dan merata

Dari nilai organisasi yang terdapat pada kegiatan ini adalah bijaksana, energik

(47)

➢ Nasionalisme : Penulis akan

menggunakan Bahasa Indonesia Yang baik dan benar sesuai dengan EYD

➢ Anti Korupsi : Penulis akan

menyampaikan secara jujur mengenai tujuan meminta data posyandu

➢ Komitmen Mutu : Penulis akan berbicara langsung agar

komunikasi lebih efektif 2. Mengumpulkan

laporan bulanan secara manual bulan sebelumnya dari penanggung jawab/

rekan kerja

Terkumpulnya laporan manual masing-masing puskesmas

➢ Akuntabilitas Penulis akan

mengumpulkan laporan manual bulanan dengan penuh tanggung jawab

➢ Nasionalisme : Penulis akan bekerja keras dalam

Gambar

Tabel 2.3 Jumlah Ruangan di Dinas Kesehatan
Tabel 2.5 Bobot Nilai Penetapan Kualitas Isu dengan APKL
Gambar 2.4 Grafik balok SKDN semua puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan dalam 6  bulan terakhir 2021
Tabel 4.2 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Aktualisasi Pelatihan Dasar (LATSAR) tahun 2020 dengan topik “Pembuatan standar operasional prosedur magang

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini, penulis akan melakukan pemeriksaan pada 1 kelas, yaitu kelas X yang jumlah siswa yakni 25 orang, SMANegeri 1 Landawe

Tujuan khusus aktualisasi CPNS pada kegiatan ini adalah meningkatnya motivasi belajar siswa pada operasi hitung Bilangan Bulat dengan menggunakan media gambar tempel

Adapun rangkaian kegiatan dalam rancangan aktualisasi dalam penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Tahapan Pertama yang di lakukan penulis yaitu Konsultasi dengan kepala

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di unit kerja yaitu SD Negeri 10 Barangka, penulis menemukan fakta bahwa dari 15 orang siswa kelas 3 hanya 8 orang siswa yang

Meminta izin kepada atasan dan mentor untuk melakukan lounching aplikasi peta Daerah Irigasi berbasis website yang telah dibuat di WebGIS. ●

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penyuluhan PHBS pada Kelompok Masyarakat Menggunakan Media Audio-Visual di Wilayah Kerja Puskesmas

Laporan hasil aktualisasi ini didasarkan pada nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi yang diterapkan dalam pelaksanaan