• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BATANG PERKALIAN (BAPER)

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATAP 4 SAWA KABUPATEN KONAWE UTARA

Oleh:

SYARIFAH MUHANIM, S.Pd NDH : 16

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXIII TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2021

(2)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No.8 A Puwatu Tlp.3124061 Fax.3125905

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI– NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BATANG PERKALIAN(BAPER) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATAP 4 SAWA KABUPATEN KONAWE UTARA

Oleh :

SYARIFAH MUHANIM, S.Pd NDH : 16

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal : 11 Oktober 2021

Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

Kendari, Oktober 2021 Menyetujui,

Coach Mentor

ABDUL KAHAR MUZAKIR S, SE, M.Si LUKMAN, S. Pd

NIP. 19680903 1996 1 006 NIP. 19691212 199403 1 016

(3)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No.8 A Puwatu Tlp.3124061 Fax.3125905

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI– NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BATANG PERKALIAN(BAPER) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATAP 4 SAWA KABUPATEN KONAWE UTARA

Oleh :

SYARIFAH MUHANIM, S.Pd NDH : 16

Kendari, 8 Oktober 2021

PENGUJI COACH MENTOR

ARDIN, SE, MM ABDUL KAHAR MUZAKIR, SE, M.Si LUKMAN, S.Pd

NIP.19660220 198610 1 004 NIP. 19680903 199603 1 006 NIP. 19691212 199403 1 016

Mengetahui :

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SYAHRUDDIN NURDIN, SE Pembina Utama Muda, Gol.IV/d

NIP.19660621 199012 1 001

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga rancangan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dapat tersusun dengan baik.

Penulis menyadari penyusunan rancangan aktualisasi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan, masukan, dan semangat pada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan rancangan kegiatan aktualisasi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Ruksamin, S.T., M.Si., IPM, ASEAN, Eng selaku Bupati Konawe Utara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Kabupaten Konawe Utara;

2. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. Selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS Golongan III;

3. Bapak Ardin, SE,MM, selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun;

4. Bapak Abdul Kahar Muzakir, SE, M.Si, selaku coach yang telah memberikan inspirasi, dukungan, masukan dan bimbingan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;

5. Bapak Lukman,S.Pd, selaku Kepala Sekolah sekaligus mentor dalam kegiatan aktualisasi ini yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis demi kelancaran penyusunan rancangan aktualisasi;

6. Keluarga tercinta khususnya suami, Ibu, dan anak – anak yang selalu mendoakan dan mendukung penulis hingga ke tahap ini;

7. Bapak/Ibu Widyaswara dan Binsuh selaku Fasilitator yang telah memberikan pengetahuan selama Pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan CXVII Tahun 2021 Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara;

8. Seluruh Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang selama ini bersama-sama mengikuti semua tahapanSeluruh pihak yang turut serta membantu dan mendoakan penulis selama proses penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi ini.

(5)

iv

9. Keluarga besar SMP Negeri Satap 4 Sawa atas dukungan dan kerja samanya;

10. Keluarga besar peserta Diklatsar Golongan III Angkatan CXXI, CXXII dan CXXIII tahun 2021. Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan berkelanjutannya program aktualisasi yang diimplementasikan di SMP Negeri Satap 4 Sawa.

Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yangbersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan berkelanjutannya program aktualisasi yang di implementasikan di SMP Negeri Satap 4 Sawa.

Kendari, Oktober 2021

Penuli

(6)
(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 3

1.2.1 Tujuan Umum... 3

1.2.2 Tujuan Khusus... 3

1.3 Manfaat... 3

1.3.1 Penulis ... 3

1.3.2 Sekolah ... 3

1.3.3 Peserta Didik ... 3

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.5 Waktu dan Tempat ... 5

1.5.1 Waktu ... 5

1.5.2 Tempat... 5

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN... 6

2.1 Gambaran Umum Sekolah ... 6

2.1.1 Kedudukan Organisasi ... 6

2.1.2 Visi dan Misi ... 7

a. Visi ... 7

b. Misi ... 7

2.1.3 Nilai Organisasi ... 7

2.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ... 8

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Sekolah ... 9

2.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Guru ... 9

(8)

2.1.7 Data-Data Sumberdaya yang Dimiliki dan Data-Data Terkait Isu... 10

2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN... 13

2.2.1 Akuntabilitas ... 13

2.2.2 Nasionalisme ... 14

2.2.3 Etika Publik ... 15

2.2.4 Komitmen Mutu ... 16

2.2.5 Anti Korupsi ... 17

2.2.6 Manajemen ASN ... 18

2.2.7 Whole of Government (WoG)... 18

2.2.8 Pelayanan Publik ... 19

2.2.9 Identifikasi dan Penetapan Isu... 19

2.2.10 Analisis Isu ...2 0 BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI... 22

3.1 Gagasan Kreatif ... 22

3.2 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ... 22

3.3 Estimasi Biaya Kegiatan ... 45

3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan... 45

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ... 48

4.1 Kendala dan Antisipasi... 48

4.2 Hasil Aktualisasi ... 58

4.2.1 Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ... 49

4.2.2 Hasil Aktualisasi ... 58

BAB V PENUTUP ... 99

5.1 Kesimpulan... 99

3.2 Saran ... 100

3.3 Rencana Tindak Lanjut ...100

DAFTAR PUSTAKA ...101 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Profil SMP Negeri Satap 4 Sawa... 5

Tabel 2.2 Distribusi peserta didik di SMP Negeri Satap 4 Sawa Tahun 2021/2022... 11

Tabel 2.3 Distribusi Pendidik dan Tenaga Pendidikan di SMP Negeri Satap 4 Sawa Tahun 2021/2022 ... 11

Tabel 2.4 Keberadaan Sarana dan Prasarana... 12

Tabel 2.5 Hasil Penilaian Akhir Sekolah ... 12

Tabel 2.6 Identifikasi Isu ... 13

Tabel 2.7 Analisis APKL ... 14

Tabel 3.1 Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi dengan Kepala Sekolah... 24

Tabel 3.2 Kegiatan 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 27

Tabel 3.3 Kegiatan 3 Melakukan Tes Awal (Pre Test) ... 31

Tabel 3.4 Kegiatan 4 Melaksanakan Kegiatan Aktualisasi ... 34

Tabel 3.5 Kegiatan 5 Melaksanakan Evaluasi (Post Test) ... 38

Tabel 3.6 Estimasi Biaya Kegiatan ... . . . 43

Tabel 3.7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi... 44

Tabel 4.1 Antisipasi dalam Menghadapi Kendala... 46

Tabel 4.2 Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ... 48

Tabel 4.3 Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi dengan Kepala Sekolah... 54

Tabel 4.4 Kegiatan 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

Tabel 4.5 Kegiatan 3 Melakukan Tes Awal (Pre Test) ... 65

Tabel 4.6 Kegiatan 4 Menerapkan Penggunaan Media Baper ... 70

Tabel 4.7 Kegiatan 5 Melaksanakan Evaluasi (Post Test) ... 79

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMP Negeri Satap 4 Sawa... 8

Gambar 2.2 Peta Permasalahan ... 15

Gambar 4.1 Menyiapkan bahan konsultasi... 56

Gambar 4.2 Melakukan konsultasi bersama Kepala Sekolah... 57

Gambar 4. 3 Catatan arahan Kepala Sekolah ... 57

Gambar 4.4 Memohon surat persetujuan pimpinan ... 58

Gambar 4.5 Surat persetujuan pimpinan ... 58

Gambar 4.6 Menyusun RPP ... 61

Gambar 4.7 Membuat batang perkalian ... 62 Gambar 4.8 Membuat soal pre test dan post test ... 62

Gambar 4.9 Konsultasi dengan mentor mengenai RPP , media pembelajaran, soal pre test dan post yang telah dibuat ... 63

Gambar 4.10 RPP yang telah disetujuai ... 63

Gambar 4.11 Batang Perkalian ... 64 Gambar 4.12 Soal pre test ... 64

Gambar 4.13 Soal post test ... 65

Gambar 4.14 Membagikan soal pre test ... 67

Gambar 4.15 Siswa mengerjakan soal pre test ... 68

Gambar 4.16 Memeriksa soal pre test ... 68

Gambar 4.17 Hasil pre test peserta didik yang sudah diperiksa ... 69

Gambar 4.18 Menganalisis soal pre test... 69

Gambar 4.19 Screenshoot hasil analisis pre test ... 70

Gambar 4.20 Menyiapkan alat dan bahan ... 73

Gambar 4.21 Menyiapkan kelas ... 73

Gambar 4.22 Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama ... 74

Gambar 4.23 Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ... 75

Gambar 4.24 Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ... 76

Gambar 4.25 Kegiatan pembelajaran pertemuan keempat ... 77

Gambar 4.26 Kegiatan pembelajaran pertemuan kelima ... 78

Gambar 4.27 Daftar nilai pre test peserta didik ... 82

Gambar 4.28 Daftar nilai post test peserta didik ... 83

(11)

Gambar 4.29 Histogram perbandingan penguasaan kosakata sebelum dan setelah penerapan

media Baper ... 84

Gambar 4.30 Histogram perbandingan nilai rata-rata siswa sebelum dan setelah penerapan media Batang Perkalian...85

Gambar 4.31 Melaksanakan post test ... 86

Gambar 4.32 Memeriksa hasil post test ... 86

Gambar 4.33 Hasil post test siswa yang sudah diperiksa ... 87

Gambar 4.34 Screenshoot hasil analisis post test ... 87

Gambar 4.35 Mentabulasi hasil pre test dan post test ... 88

Gambar 4.36 Laporan hasil kegiatan ... 88

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang ini sendiri mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak ASN. Oleh karena itu, ASN tidak hanya memahami nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), namun ASN juga harus dapat mengintegrasikan nilai ANEKA tersebut di unit kerjanya masing-masing.

Untuk membentuk sosok ASN yang memahami nilai-nilai ANEKA maka dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (LATSAR). Berdasarkan ketentuan dalam peraturan pemerintah No. 101 Tahun 2000 Latsar CPNS (Golongan I, II dan III) bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berprofesi sebagai tenaga pendidik wajib bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Guru yang profesional berarti bekerja dengan keahlian atau kompetensi serta kemampuan dalam mengelola pembelajaran. Untuk menjadi guru yang profesional diperlukan aktualisasi pada instansi kerjanya dalam pelaksanaannya guru biasa dihadapkan masalah-masalah dalam menjalankan tugasnya khususnya guru Bahasa Inggris.

(13)

Guru sebagai bagian dari ASN memiliki tugas mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan terintegrasi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, dalam hal ini tugas untuk mengajar, mendidik, melatih, membimbing dan mengarahkan siswa menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan karena guru berhadapan langsung dalam proses pembelajaran di kelas.

Penulis merupakan salah satu peserta pendidikan dan pelatihan dasar golongan III gelombang IV angkatan CXXIII yang bertugas sebagai guru matematika di SMPN Satap 4 Sawa yang akan mengaktualisasikan lima nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nepotisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Berdasarkan informasi yang selama ini saya peroleh sebagai guru matematika SMPN Satap 4 Sawa, tantangan yang dihadapi di sekolah yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik khususnya di pelajaran matematika.

Hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang masih minim. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media Buku Cetak dan masih belum menggunakan media pembelajaran lain yang lebih menarik, memotivasi dan memudahkan kegiatan belajar peserta didik seperti media alat peraga. Proses belajar mengajar seperti ini sangat membosankan dan membuat peserta didik cepat jenuh. Rendahnya tingkat motivasi yang ada pada diri peserta didik dapat berdampak buruk dalam pembelajaran, seperti tidak bersungguh-sungguh atau kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, akibatnya dapat menghambat dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu penulis bermaksud membuat rancangan aktualisasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan membuat alat peraga batang perkalian, guna meningkatkan motivasi belajar matematika peserta didik di SMPN Satap 4 Sawa.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, guru sebagai ASN perlu menanamkan nilai-nilai dasar Profesi agar terbentuknya seorang guru yang Profesional melalui nilai-nilai dasar “ANEKA”, yaitu: 1) Akuntabilitas 2) Nasionalisme 3) Etika Publik 4) Komitmen Mutu 5) Anti Korupsi Serta Peran dan kedudukan ASN yaitu Manajemen ASN, Whole of goverment (WOG) dan Pelayanan Publik . Kemudian menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA tersebut kedalam pembelajaran Matematika melalui media Baper. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun rancangan Aktualisasi

(14)

ini dengan judul: “Meningkatkan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Batang Perkalian (Baper) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satap 4 Sawa Kabupaten Konawe Utara”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengaktualisasi nilai – nilai dasar ASN (ANEKA) yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi dalam pelaksanaan tugas sebagai CPNS dengan jabatan guru Matematika di SMP Negeri Satap 4 Sawa sehingga terbentuk ASN yang professional, baik sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan serta perekat dan pemersatu bangsa.

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan penguasaan perkalian siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 4 Sawa melalui media Batang Perkalian (Baper).

1.3 Manfaat

Manfaat dari mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di SMPN Satap 4 Sawa, yaitu:

1.3.1 Manfaat bagi Penulis

Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik) dalam melaksanakan tugas, senantiasa berpikir inovatif dan kritis dalam mengahadapi situasi yang terjadi di organisasi tempat kerja.

1.3.2 Manfaat bagi Organisasi

Manfaat kegiatan aktualisasi ini bagi organisasi yaitu diharapkan dapat membentuk seorang ASN sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN bermanfaat untuk membantu

(15)

mewujudkan visi dan misi SMPN Satap 4 Sawa yaitu terwujudnya sekolah yang memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan kompetitif dalam bidang iptek, olahraga dan seni serta berwawasan lingkungan sehingga terciptanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

1.3.3 Manfaat bagi Peserta Didik

Manfaat yang dapat diperoleh untuk peserta didik dari kegiatan aktualisasi ini adalah dengan menggunakan media batang perkalian (baper) diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran Matematika khususnya penguasaan perkalian sehingga peserta didik mampu memahami pelajaran Matematika.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan aktualisasi dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXIII dibatasi hanya pada pengunaan batang perkalian (baper), sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran Matematika khususnya penguasan perkalian pada masa pandemi siswa kelas VIII di SMP Negeri Satap 4 Sawa, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara. Kegiatan ini merupakan bentuk aktualisasi dari kegiatan nilai- nilai dasar ANEKA yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta peran dan kedudukan ASN yaitu Manajement ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik Media adalah sarana untuk menuju ke suatu tujuan.

Salah satu media yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif adalah media baper. Risky dalam(Putra, 2010) mengemukakan bahwa perkalian bilangan dengan menggunakan batang perkalian yaitu dengan menerjemahkan persoalan perkalian menjadi persoalan penjumlahan. Cara mengalikan bilangan dengan batang perkalian cukup mudah, yaitu hanya melihat bilangan yang akan dikalikan, kemudian menjumlahan diagonalnya.

Kelebihan media batang napier menurut (Aristiani, 2013) gambarnya bisa dipindahkan dengan mudah sehingga siswa bisa lebih antusias untuk ikut aktif secara fisik dengan cara memindahkan objek angka. Pola mengajarkannya bisa memudahkan siswa dalam mengalikan anak karena tersusun dalam bentuk kotak persegi. Membuat anak lebih mudah mengalikan angka yang satu dengan angka yang lain. Agar menarik dan terlihat

(16)

lebih jelas, batang napier sebaiknya diberi warna, dan agar tidak mudah rusak sebaiknya batang napier dicetak di kertas yang tebal seperti kertas bufallo, atau bisa juga dilaminating kemudian digunting.

Batang perkalian ini digunakan untuk perkalian bilangan cacah dengan pengali (0 – 9) terletak pada batang indek sebanyak 1 buah dan bilangan yang dikalikan (0 – 9) terletak pada “kepala-kepala batang” minimal sebanyak 10 buah. Di bawah “kepala kepala batang” terbagi 10 bagian bagian-bagian kecil yang masing-masing terbagi dua, bagian atas menunjukkan “puluhan” bagian bawah menunjukkan “satuan”.

Dalam perkalian dengan cara ini, terlebih dahulu harus membuat sebuah tabel menyerupai batang napier. Kemudian, tuliskan bilangan yang dikalikan masing-masing pada baris pertama dan kolom pertama. Isi setiap petak lainnya dengan hasil kali angka dari bilangan yang dikalikan sesuai dengan baris dan kolom petak tersebut berada. Setelah itu, dijumlahkan angka-angka pada setiap petak tersebut menurut diagonalnya.

1.5 Waktu dan Tempat 1.5.1 Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi yaitu terhitung mulai tanggal 6 September 2021 – 5 Oktober 2021.

1.5.2 Tempat

Tempat aktualisasi ini di laksanakan di SMP Negeri Satap 4 Sawa , Kabupaten Konawe Utara.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, DAN KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Sekolah 2.1.1 Kedudukan Organisasi

SMP Negeri Satap 4 Sawa didirikan pada tahun 2010, berlokasi di jalan Hiu No. 07, Desa Puupi, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara. Sekolah ini berdiri pada tanggal 17

Mei 2010 berdasarkan SK Bupati Konawe Utara Nomor 196 Tahun 2010.Sekolah ini didirikan dalam upaya menyediakan pendidikan masyarakat di sekitar kecamatan Sawa. Saat ini SMP Negeri satap 4 Sawa dipimpin oleh Bapak Lukman, S.Pd selaku kepala sekolah. Adapun profil sekolah secara lengkap disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Profil SMP Negeri Satap 4 Sawa Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMP Negeri Satap 4 Sawa

2 NPSN : 40404829

3 Jenjang : SMP

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : Jl. Hiu. No.07

Kode Pos : 93352

Desa : Puupi

Kecamatan : Sawa

Kabupaten/Kota : Konawe Utara

Provinsi : Sulawesi Tenggara

Negara : Indonesia

6 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari

7 Kontak Sekolah : -

8 Email : smpnsatappuupii@yahoo.com

Dokumen Perijinan

(18)

9 Nomor SK Pendirian : 196 tahun 2010 10 Tanggal SK Pendirian

:

2010-05-17

11 Akreditasi : C

12 Nomor SK Akreditasi : No30/BANP-SM/SULTRA/SK/IX/2018 13 Tanggal SK Akareditasi : Tanggal 29 September 2018

14 Sertifikat ISO : Belum Bersertifikat

Data Pendukung

15 Sumber Listrik : PLN

16 Daya Listrik : 900 Watt

18 Kepala Sekolah : Lukman, S.Pd.

19 Operator : Muhammad Dasmin Karmin, S.Pd.

2.1.2 Visi dan Misi Organisasi a. Visi

Terwujudnya sekolah yang memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan kompetitip dalam bidang iptek, olahraga dan seni serta berwawasan lingkungan.

b. Misi

1. Mewujudkan tercapainya mutu pendidikan nasional.

2. Membentuk pribadi yang luhur dan berakhlak mulia 3. Meningkatkan etos kerja seluruh warga sekolah

4. Mengupayakan kemandirian yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran dan pengelolaan pendidikan

5. Mengembangkan minat dan bakat apresiasi akademi, olahraga dan seni budaya 6. Menumbuhkembangkan kearifal lokal dan kesadaran sosial.

2.1.3 Nilai Organisasi

Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di SMP Negeri Satap 4 Sawa adalah : 1) Integritas,yaitu keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

(19)

2) Kreatif Dan Inovatif, yaitu memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).

3) Inisiatif, yaitu kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan.

4) Pembelajar,yaitu selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme.

5) Menjunjung Meritorasi, yaitu menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten

6) Terlibat Aktif, yaitu senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan.

7) Tanpa Pamrih, yaitu bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.

2.1.4 Struktur organisasi

Struktur Organisasi SMP Negeri Satap 4 Sawa dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMP Negeri Satap 4 Sawa

UR. HUMAS MUH. NASIR, S.Pd UR. SARPRAS

SYARIFAH MUHANIM, S.Pd UR. KURIKULUM

ANDI AULIA ANASTASIA, S.Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH MULJABAR, S.Pd KOMITE

SEKOLAH AGUS WIDODO,

KEPALA LAB. IPA ANDI AULIA ANASTASIA, S.Pd

KEPALA PERPUSTAKAAN MUH. DASMIN KARMIN,S.Pd KEPALA SEKOLAH

LUKMAN, S.Pd

GURU MATA PELAJARAN UR. KESISWAAN

NELI, S.Pd

WALI KELAS 7. NELI, S.Pd

8. SYARIFAH MUHANIM, S.Pd 9.KOMANG MENI, S.Pd

PESERTA DIDIK

(20)

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Menurut Permendikbud Nomor 6 Tahun 2019, Satuan pendidikan merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk sekolah dasar (SD) dan sekolah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada Satuan Pendidikan yang berbentuk sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah tsanawiyah (MTs) atau bentuk lainyang sederajat.

Sekolah menengah pertama yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. Menurut pasal 5 permendikbud Nomor 6 Tahun 2019 SMP mempunyai tugas mengelola pendidikan umum melalui 3 (tiga) tingkat kelas yang terdiri atas :

- Kelas 7 (tujuh)

- Kelas 8 (delapan), dan - Kelas 9 (sembilan)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, SMP menyelenggarakan fungsi : - Pelaksanaan pendidikan

- Pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik, komite sekolah, dan/atau masyarakat;dan

- Pelaksanaan administrasi

2.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Guru

Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru antara lain sebagai berikut.

1. Merencanakan pembelajaran;

2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;

3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

4. Membimbing dan melatih peserta didik / peserta didik;

(21)

5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai; dan

7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya antara lain sebagai berikut.

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

2. Menyusun silabus pembelajaran;

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;

6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di kelasnya;

7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;

9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya (khusus guru kelas);

10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;

11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;

12. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;

13. Melaksanakan pengembangan diri

14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan 15. Melakukan presentasi ilmiah.

2.1.7 Data-Data Sumberdaya yang Dimiliki dan Data-Data Terkait Isu

SMP Negeri Satap 4 Sawa pada tahun 2020/2021 memiliki 3 rombongan belajar, yang terdiri kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Distribusi peserta didik di SMP Negeri Satap 4 Sawa disajikan pada Tabel 2.2.

(22)

Tabel 2.2 Distribusi peserta didik di SMP Negeri Satap 4 Sawa Tahun 2021/2022

Tahun Ajaran Kelas Laki-laki Perempuan Total Jumlah

Rombel 2021/2022

Semester Ganjil

VII 6 5 11 1

VIII 10 6 16 1

IX 8 8 16 1

Jumlah 26 21 43 3

Sumber data: SMP Negeri Satap 4 Sawa

Tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Negeri Satap 4 Sawa Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 12 orang, diantaranya 1 orang kepala sekolah dan 11 orang guru mata pelajaran. Distribusi pendidik dan tenaga pendidikan di SMP Negeri Satap 4 Sawa disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Distribusi Pendidik di SMP Negeri Satap 4 Sawa Tahun 2021/2022

No Nama Status Jabatan Mapel Yang

Diampuh

1 Lukman, S.Pd PNS Kepala Sekolah PKN

2 Muljabar, S.Pd PNS Wakil Kepala

Sekolah

IPS Terpadu

3 Sri Wardiana, S.Pd PNS Guru PJOK

4 Neli, S.Pd PNS

Guru IPA Terpadu &

Prakarya 5 Andi Aulia Anastasia, S.Pd PNS Ka.Lab. IPA IPA Terpadu 6 Muh. Dasmin Karmin, S.Pd PNS Ka. Perpustakaan Bahasa Inggris 7 Komang Meni, S.Pd

CPNS Guru Bahasa Inggris &

Seni Budaya

8 Syarifah Muhanim, S.Pd CPNS Guru Matematika

9 Ni Wayan Wastini, S.Pd P3K Guru Pendidikan Agama

Hindu

10 Muh. Nasir, S.Pd P3K Guru Bahasa Indonesia

11 Wilda Wahyuni, S.Pd., S.Hum P3K Guru PAI

12 Iqbal Prasetya, S.Biotek P3K Guru PKN

Sumber data: SMP Negeri Satap 4 Sawa

(23)

Selanjutnya keberadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri Satap 4 Sawa disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Keberadaan Sarana dan Prasarana

No. Sarana dan Prasarana Tersedia Tidak Tersedia

1 Listrik √

2 Akses internet √

3 Mushola √

4 Laboratorium IPA √

5 Perpustakaan √

6 Ruang Kelas √

7 Kantor √

Sumber data: SMP Negeri Satap 4 Sawa

Adapun data hasil nilai siswa pada Penilaian Akhir Semester Genap tahun pelajaran 2020/2021 dapat dilihat pada table 2.5

Tabel 2.5 Hasil Penilaian Akhir Semester Siswa Kelas VII Semester Genap Tahun 2020/2021

NO NAMA NILAI PAS

1 Hendra Setiawan 68

2 I Kadek Luat Tirtayasa 60

3 I Ketut Adi Saputra 65

4 Imelda 75

5 Indra Lesmana 65

6 Ketut Ayu Ariyani 56

7 Ketut Yudiana 68

8 Komang Alpandi 50

9 Made Kartini 70

10 Muh. Djafri Djamal 80

11 Ni Kadek Ratih Astiti Dewi 70

12 Putu Wahyuni 58

13 Reihansyah 45

14 Selvianti 45

(24)

15 Yayat 60

16 Yoshida Madin 75

2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN

Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar ASN sering disebut dengan ANEKA. Kelima nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Menurut Suyono (2016: 44) nilai-nilai dasar ini dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan Profesi PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Lebih lanjut menurut Nurhajati dan Bachri (2017: 156) PNS harus memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, sertamampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini semakin menegaskan pentingnya nilai dasar terhadap kedudukan dan peran ASN dalam pelaksanaan tugasnya. Nilai-nilai dasar ASN tersebut dijelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Akuntabilitas

LAN RI (2015: 7) menjelaskan bahwa akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.Nilai- nilaipublik tersebut antara lain adalah: (1)mampu mengambil pilihan yang tepat danbenar ketika terjadi konflik kepentingan,antara kepentingan publik dengankepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;(2) memiliki pemahaman dan kesadaranuntuk menghindari dan mencegahketerlibatan PNS dalam politik praktis; (3)memperlakukan warga negara secara samadan adil dalam penyelenggaraanpemerintahan dan pelayanan publik; (4)menunjukan sikap dan perilaku yangkonsisten dan dapat diandalkan sebagaipenyelenggara pemerintahan.

Menurut Bovens dalam LAN RI (2015: 14) akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama. Pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Oleh karena itu menurut Subekan dan

(25)

Iskandar (2019: 96) dengan memahami nilai-nilai dasar dan konsep akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas, maka apabila terjadi konflik kepentingan, PNS harus tetap mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, harus berkinerja baik dan maksimal guna mendukung kinerja organisasi, selalu memberikan layanan yang adil dan merata kepada pengguna jasa, senantiasa netral terhadap berbagai kepentingan, dan terus menunjukkan nilai-nilai akuntabilitas dan aktualisasinya dalam tugas/pekerjaan.

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas dalam LAN RI (2015: 23-26) antara lain sebagai berikut.

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2.2.2 Nasionalisme

Menurut LAN RI (2015: 1) makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasikesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong

(26)

untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Lebih lanjut dijelaskan nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya (chauvinism).

Dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangantentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Dalam LAN RI (2015: 1-2) juga dijelakan mengenai Nasionalisme Pancasila, yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;

bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;

mengakui persamaanderajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan

sikap tenggang rasa.

2.2.3 Etika Publik

Etika didefinisikan sebagai cara menilai suatu perilaku, yang melibatkan proses inkuiri untuk memutuskan bagaimana memutuskan terkait kode perilaku dalam standar mengenai benar atau salah (Prayote, 2016: 579). Hal senada juga dijelaskan dalam LAN RI (2015: 8) bahwa etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Olehnya itu menurut Santoso dan Dewi (2019: 180), ASN haruslah beretika sehingga dapat memberikan layanan publik yang berkualitas, tidak diskriminatif, dan pelayanan menjadi efektif dan efisien.

Penjelasan di atas menunjukkan pentingnya etika ASN dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik. Oleh karena itu LAN RI (2015: 11) menjelaskan secara rinci konsep mengenai etika publik. Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni (1) pelayanan publik yang berkualitas dan relevan, (2) sisi dimensi

(27)

reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan (3) modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.Nilai-nilai indikator dari etika publik, yaitu : jujur, terbuka, tulus, sopan santun, amanah, bersikap hormat, bertanggungjawabdan tidak diskriminatif.

2.2.4 Komitmen Mutu

Menurut LAN RI (2015: 15) mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yangdiberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).

Layanan yang bermutu bukan hanya menjadi tanggung jawab semua pegawai ASN pada setiap level organisasi, mulai dari tingkat paling bawah sampai ke tingkat paling atas. Kesadaran akan mutu (sense of quality) mesti tumbuh dari dalam diri setiap individu.

Sebelum memulai melaksanakan tugas pekerjaan, pegawai ASN harus memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar mutu layanan yang melekat pada wewenangnya tersebut (LAN RI, 2015: 42).

Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis masalah yang telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu, melaksanakan pekerjaan berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan mengawasi ketercapaiannya, dan merancang upaya peningkatannya agar dapat membangun kredibilitas lembaga pemerintah (LAN RI, 2015: 49). Berkaitan dengan hal tersebut, Subekan dan Iskandar (2019: 97) menyebutkan ASN yang sadar akan komitmen mutu mampu (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan fenomena empirik, efektivitas, dan efisiensi kinerja di tempat tugas, (2) mendeskripsikan karakteristik ideal dari tindakan yang efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi mutu dalam melaksanakan tugas, (3) memberikan layanan publik yang efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi mutu, (4) memahami konsekuensi penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien, (5) mengidentifikasi dan mendeskripsikan nilai-nilai dasar orientasi mutu, (6) mengimplementasikan pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan tugas, dan (7) menganalisis berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja.Nilai-nilai indikator

(28)

komitmen mutu yaitu : efektif, efisien, inovatif, mutu, adaptif, responsif, dan perbaikan berkelanjutan.

2.2.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Dalam buku Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi yang disusun oleh Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi(2011: 24) disebutka arti kata korupsi secara harfiah yaitu kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.Korupsi sering dikatakan sebagaikejahatan luar biasa, karena dampaknyayang luar biasa, menyebabkan kerusakanbaik dalam ruang lingkup pribadi,keluarga, masyarakat dan kehidupanyang lebih luas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

PNS harus memiliki integritas dan bersih dari praktik korupsi (Nurhajati dan Bachri, 2017: 156). Olehnya itu perlu diantisipasi penyebab terjadinya korupsi. Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi

yang datangnya dari diri pribadi atau individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut (Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011: 73).

Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.

Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip- prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran,kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi/institusi/masyarakat. Oleh karenaitu hubungan antara prinsip-prinsip dan

(29)

nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011: 73).

2.2.6 Manajemen ASN

Manajemen ASNsebagaimana yang dijelaskan dalam LAN RI (2017: 7) adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;

pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

dan perlindungan.

2.2.7 Whole of Government (WoG)

Sebuah evolusi administrasi publik melalui pendekatan Whole-of-Government yang telah diterapkan di berbagai negara dalam melayani masyarakat sangat tepat diterapkan di Indonesia, dengan prinsip kolaborasi danprinsip satu tujuan sehingga latar dalam pelayanan dapat mengacu asas efektif dan efisien (Gafar, 2018: 152). WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal

(30)

sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan (LAN RI, 2017: 1).

WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan beberapa alasan seperti yang dikemukakan dalam LAN RI (2017: 5- 8). Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanyafenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.

2.2.8 Pelayanan Publik

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelayanan Publik dikatakan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yangdisediakan oleh penyelenggara pelayananpublik. Hal senada juga dikemukakan dalam LAN RI (2017: 10-11) bahwa pelayanan publik merupakan pemberian layanan atau melayanikeperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaituorang, masyarakat atau organisasi

yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasanyang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Lebih lanjut dijelaskan bahwa prinsip layanan publik meliputi partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

2.2.8 Identifikasi dan Penetapan Isu

Identifikasi dan penetapan isu berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman CASN di SMP Negeri Satap 4 Sawa disajikan pada Tabel 2.6.

(31)

Tabel 2.6 Identifikasi Isu Tugas pokok

dan fungsi yang bermasalah

Sumber isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Rumusan Isu

 Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pelayanan publik

 Minimnya penguasaan perkalian siswa kelas VIII

 Kurang bervariasinya penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran

 Minimnya tingkat antusias siswa dalam mengerjakan tugas sekolah

 Meningkatnya penguasaan perkalian kelas VIII

 Meningkatnya variasi

penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran

 Siswa memiliki tingkat antusias yang tinggi dalam

megerjakan tugas sekolah

 Rendahnya penguasaan perkalian kelas VIII

 Rendahnya variasi penggunaan bahan ajar dalam

pembelajaran.

 Rendahnya tingkat antusias siswa dalam mengerjakan tugas sekolah

Berdasarkan Tabel 2.6 diatas dapat ditetapkan bahwa isu yang ditemukan dalam aktualisasi ini antara lain sebagai berikut.

1. Rendahnya penguasaan perkalian pada pelajaran Matematika siswa kelas VIII 2. Kurang bervariasinya penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran

3. Rendahnya tingkat antusias siswa dalam mengerjakan tugas sekolah.

2.2.9 Analisis Isu (Dampak dan Peta Permasalahan)

Teknik analisis yang digunakan dalam penilaian kualitas isu adalah Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak (APKL). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya. Khalayak artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Penilaian secara APKL dilakukan menggunakan nilai dengan memberikan skor rentang 1 sampai 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius untuk segera ditangani.Hasil analisis menggunakan APKL disajikan pada Tabel 2.7.

(32)

Tabel 2.7 Analisis APKL

No ISU A P K L Nilai

Total Ranking 1 Rendahnya penguasaan perkalian siswa Kelas

VIII 5 5 5 4 19 I

2 Kurang bervariasinya penggunaan bahan ajar

dalam pembelajaran 5 4 4 3 16 II

3 Rendahnya tingkat antusias siswa siswa kelas

VIII dalam mengerjakan tugas sekolah 5 3 3 3 14 III

Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 2.7, maka dapat disimpulkan bahwa isu prioritas adalah isu nomor 1, yaitu rendahnya penguasaan perkalian pada pelajaran Matematika siswa kelas VIII.

Akibat

Isu

Penyebab

Solusi Kreatif

Gambar 2.2 . Pemetaan Masalah Hasil belajar siswa rendah

Siswa tidak bisa memenuhi 4 aritmetika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)

Kurangnya pengetahuan awal (pre knowledge) siswa dalam aritmetika dasar

Belum digunakannya media pembelajaran perkalian yang menarik

Kurangnya motivasi siswa dalam belajar Matematika

Media Batang Perkalian (Baper)

Rendahnya penguasaan perkalian pada pelajaran Matematika

(33)

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Gagasan Kreatif

Berdasarkan isu prioritas yang terpilih yaitu ”Rendahnya pembelajaran Matematika khususnya penguasaan perkalian siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 4 Sawa”, maka gagasan kreatif sebagai pemecahan isu yang diangkat yaitu “Meningkatkan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Batang Perkalian (Baper) pada Siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 4 Sawa Kabupaten Konawe Utara.

3.2 Deskripsi Rancangan Aktualisasi

Langkah-langkah kegiatan kreatif dalam penyelesaian Isu :

1. Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi kepada Kepala Sekolah/Mentor a. Menyiapkan bahan konsultasi kepada Kepala Sekolah/ mentor b. Melakukan konsultasi bersama Kepala Sekolah/ mentor c. Memohon surat persetujuan kepala Sekolah/ mentor 2. Kegiatan 2 : Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Membuat RPP dan media batang perkalian b. Membuat soal pre test dan post test

c. Konsultasi kepada pimpinan mengenai rancangan dan soal yang sudah dibuat 3. Kegiatan 3 : Melaksanakan tes awal (pretest)

a. Menyajikan soal pre test untuk peserta didik b. Memeriksa lembar jawaban pre test

c. Menganalisis hasil pre test peserta didik 4. Kegiatan 4 : Menerapkan penggunaan media baper

a. Menyiapkan alat- alat dan bahan yang dibutuhkan b. Menyiapkan kelas

c. Mengajarkan perkalian dengan media Baper 5. Kegiatan 5: Melakukan evaluasi (post-test)

a. Melakukan tes akhir/ post test

b. Memeriksa dan menganalisis hasil post test c. Mentabulasi hasil pre test dan post test

d. Laporan hasil kegiatan kepada Kepala Sekolah

(34)

Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.1 Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi Kepada Kepala Sekolah/Mentor

No Kegiatan Tahapan

kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan konsultasi kepada Kepala Sekolah/

Mentor

Manajemen ASN: Akan menerapkan nilai akuntabilitas dalam melakukan konsultasi.

WoG

Akan melaksanakan konsultasi dalam meminta dukungan pimpinan sebagai wujud koordinasi dan integrasi dalam menjalankan tugas Guru.

Ketika melakukan konsultasi dan mendapat dukungan dari pimpinan, maka akan berkontribusi pada visi sekolah yaitu : .Terwujudnya

sekolah yang

memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan kompetitip dalam bidang iptek, olahraga dan seni serta berwawasan lingkungan’ serta mendukung misi sekolah yaitu :

 Membentuk

pribadi yang luhur dan

Ketika melakukan konsultasi kepada pimpinan, maka akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu : - Integritas - Kreatif dan

inovatif - Inisiatif 1. Menyiapkan

bahan konsultasi kepada mentor

Tersedianya bahan konsultasi

 Akuntabilitas

Akan bertanggung jawab dalam menyiapkan bahan dan materi yang akan dikonsultasikan.

 Nasionalisme

Akan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menyiapkan materi.

 Etika publik

Akan melakukan dengan cermat

(35)

dalam menyiapkan bahan/materi.

 Komitmen mutu

Akan menggunakan waktu secara efisien dalam menyiapkan materi/

bahan.

 Anti orupsi

Akan menyiapkan bahan/materi secara mandiri.

berakhlak mulia

 Meningkatkan etos kerja seluruh rakyat sekolah

 Mengupayakan kemandirian yang bertanggung jawab

dalam proses

pembelajaran dan

(36)

2. Melakukan konsultasi bersama Kepala Sekolah/

mentor

Terlaksananya konsultasi

 Akuntabilitas

Akan berkonsultasi dan menyampaikan rencana kegiatan dengan konsisten.

 Nasionalisme

Adanya sikap saling hormat menghormati antara atasan dan bawahan.

 Etika publik

Akan berkonsultasi dengan kata-kata yang sopan

 Komitmen Mutu Akan menerapkan nilai efektifitas yaitu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

 Anti Korupsi

Akan bersikap jujur dan tanggung jawab dalam berkonsultasi

pengelolaan pendidikan

(37)

3. Memohon surat persetujuan kepala Sekolah/

mentor

Persetujuan mentor dalam bentuk surat pernyataan

dukungan

terhadap kegiatan aktualisasi

 Akuntabilitas

Akan memohon persetujuan dari atasan dengan penuh tanggung jawab dan merupakan bentuk kepercayaan dari atasan.

 Nasionalisme.

Akan bersikap jujur pada saat memohon surat persetujuan.

 Etika publik

Akan menjunjung nilai-nilai kesopanan dalam meminta persetujuan.

 Komitmen mutu

Akan menggunakan waktu secara efisien saat bertemu atasan.

 Anti korupsi

Akan menerapkan sikap yang disiplin dalam memohon persetujuan dari mentor.

Analisis Dampak

Perkiraan Hambatan

 Belum ada contoh format surat persetujuan mentor.

 Waktu pelaksanaan konsultasi bertepatan dengan kegiatan lain Dampak Bila .

Kegiatan Tidak Terlaksana

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan terhambat dan tidak maksimal.

Alternatif Solusi  Mencari format surat dukungan persetujuan mentor dari pihak lain.

(38)

 Memastikan tanggal konsultasi tidak mengganggu kegiatan lain pimpinan melalui kunjungan langsung kep ruang pimpinan.

Penjelasan Keterkaitan Kegiatan dengan Mata Pelajaran Agenda III

Whole Of Government (WoG).

Dengan melaksanakan konsultasi kepada Atasan ataupun teman guru , maka akan meningkatkan hubungan integratif dan konsultatif yang harmonis dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Manajemen ASN:

Penulis menerapkan nilai akuntabilitas yaitu mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan profesinya agar dapat meningkatkan mutu pelayanannya.

Table 3.2 Kegiatan 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No Kegiatan Tahapan

kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

WOG:

Akan selalu bekerjasama dengan pimpinan dan teman guru dalam menyusun RPP.

Pelayanan Publik:

Akan menyusun RPP dengan mengedepankan prinsip partisipatif, transparansi dan responsif.

Ketika menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan mendapat

persetujuan dari pimpinan, maka akan berkontribusi pada visi sekolah yaitu : .Terwujudnya

sekolah yang

Ketika menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran , maka akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu:

- Pembelajar 1. Membuat RPP

dan media

batang perkalian

Tersedianya RPP dan media pembelajaran baper

Akuntabilitas

Akan membuat RPP dan media pembelajaran dengan penuh tanggung jawa.

memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan

- Menjunjung meritorasi - Terlibat aktif

(39)

Nasionalisme

Akan menerapkan prinsip pantang menyerah.

Etika Publik

Akan membuat RPP dan Media pembelajaran dengan cermat dan disiplin.

 Komitmen Mutu Akan membuat media

pembelajaran berorientasi mutu.

Anti Korupsi

Akan membuat RPP dan Media pembelajaran dengan penuh tanggung jawab.

kompetitif dalam bidang iptek, olahraga dan seni serta berwawasan lingkungan’ serta mendukung misi sekolah yaitu :

 Meningkatkan etos kerja seluruh warga sekolah

 Mengupayakan kemandirian yang bertanggung jawab

dalam proses

pembelajaran dan pengelolaan

pendidikan 2. Membuat soal

pre test dan post test

Tersedianya soal pre test dan post test

Akuntabilitas

Akan membuat soal pre test dan post test dengan penuh tanggung jawab.

Nasionalisme

Akan membuat soal pre test dan post test dengan cara disiplin dan tanggung jawab

Etika Publik

Akan membuat soal pre test dan post test dengan cermat.

(40)

Komitmen Mutu

Akan membuat soal pre test dan post test yang inovatif

Anti Korupsi

Akan membuat soal pre test dan post test dengan mandiri 3. Konsultasi

kepada pimpinan mengenai rancangan dan

soal yang

sudah dibuat

Persetujuan pimpinan mengenai

rancangan dan soal yang sudah dibuat

 Akuntabilitas Akan berkonsultasi mengenai RPP, media, dan soal kepada kepala sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab.

 Nasionalisme

Dalam berkonsultasi akan menerapkan prinsip saling menghormati.

 Etika publik

Akan berkonsultasi dengan kata-kata yang sopan Komitmen Mutu

Akan menggunakan waktu secara efisiensi pada saat berkonsultasi.

 Anti Korupsi

Akan berkonsultasi dengan jujur

Analisis Perkiraan  Kurangnya literatur atau referensi dalam penyusunan RPP.

(41)

Dampak Hambatan

 Kurangnya informasi tentang media pembelajaran batang perkalian (baper).

Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana

 Penyusunan RPP dan pembuatan media terhambat

 Pelaksanan kegiatan pembelajaran terhambat dan tidak maksimal.

 Kinerja pencapaian KKM tidak akan tercapai karena target pembelajaran yang tidak jelas dalam RPP

Alternatif Solusi  Mencari Literatur yang relevan, berkonsultasi kepada teman guru yang senior dan berpengalaman serta mencari ide kreatif dan inovatif

 Menyesuaikan materi yang akan/sedang dipelajari yang terdiri dari perkalian dua angka dan perkalian tiga angka.

 Mencari vidio pembelajaran batang perkalian di youtube.

Penjelasan Keterkaitan Kegiatan dengan Mata Pelajaran Agenda III

Whole of Goverment (WOG):

Dengan melaksanakan konsultasi kepada atasan atau teman guru yang senior di dalam Penyusunan RPP merupakan implementasi tugas penulis dalam membentuk kerjasama dengan atasan langsung dan sesama rekan guru.

Pelayanan Publik:

Ketika berupaya mencari literatur dan bersifat kreatif dalam penyusunanan RPP sehingga rencana pembelajaran menjadi jelas terget dan tata pelaksanaannya, maka akan mewujudkan terlaksananya Pelayanan Publik karena telah responsif, transparasi, dan partisipatif dalam melaksanakan kegiatan.

(42)

Tabel 3.3 Kegiatan 3: Melakukan Tes Awal (Pre Test)

No Kegiatan Tahapan

kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

3 Melakukan Tes Awal (Pre Test)

Manajemen ASN

Akan melakukan tes awal dengan secara efektif, efisien dan tidak diskriminatif.

Pelayanan Publik

Akan responsif kepada peserta didik dalam melakukan tes awal.

Ketika melakukan pre test , maka akan berkontribusi pada visi sekolah yaitu : .Terwujudnya

sekolah yang

memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan kompetitif dalam bidang iptek, olahraga dan seni serta berwawasan lingkungan’ serta mendukung misi sekolah yaitu :

 Meningkatkan etos kerja seluruh warga sekolah

Mengembangkan minat dan bakat apresiasi akademi, olahraga dan

Ketika

melakukan pre test, maka akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu:

- Pembelajar - Terlibat aktif 1. Membagikan

soal pre test kepada peserta didik untuk dikerjakan

Peserta didik mengerjakan soal pre test.

Akuntabilitas

Akan membagikan soal pre test dengan adil dan bertanggung jawab.

Nasionalisme

Pembagiannya akan

dilakukan dengan tidak membeda-bedakan peserta didik.

Etika Publik

Akan dilakukan dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab.

(43)

Komitmen Mutu

Kegiatan ini akan dilakukan dengan efektif dan efisien, sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu nya dengan lebih baik.

Anti Korupsi

Saya akan melakukannya dengan jujur dan adil.

seni budaya.

2. Memeriksa lembar jawaban pre test

Lembar jawaban pre test diperiksa

Akuntabilitas :

Akan memeriksa lembar jawaban dengan adil dan bertanggung jawab.

Nasionalisme

Memeriksa hasil pre test dengan tidak membeda- bedakan peserta didik dan jujur.

Etika Publik

Akan memeriksa lembar jawaban dengan cermat.

Komitmen Mutu

Akan memeriksa lembar jawaban dengan efektif,

Anti Korupsi

Saya akan memeriksa lembar jawaban dengan

(44)

jujur dan adil.

3. Menganalisis hasil pre test peserta didik

Lembar jawaban pre-test dianalisis

Akuntabilitas

Akan menganalisis dengan konsisten.

Nasionalisme

Akan menganalisis dengan adil dan jujur.

Etika Publik

Akan melakukannya dengan cermat dan berhati- hati untuk memperoleh hasil yang sebenarnya.

Komitmen Mutu

Akan melakukannya dengan efektif .

Anti Korupsi

Akan melakukannya

dengan jujur dan

bertanggung jawab.

Analisis Dampak

Perkiraan Hambatan

Siswa asal menjawab soal pre test Dampak Bila

Kegiatan Tidak Terlaksana

Pelaksanaan kegiatan tidak menghasilkan hasil maksimal

Alternatif Solusi Memberi motivasi berupa reward kepada siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam pre-test.

Penjelasan Keterkaitan

Manajemen ASN

Melakukan segala kegiatan dengan efektif dan efisien serta tidak diskriminatif .

(45)

Kegiatan dengan Mata Pelajaran Agenda III

Pelayanan Publik

Selalu bersikap responsif dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik .

Tabel 3.4 Kegiatan 4 Menerapkan Penggunaan Media Baper

No Kegiatan Tahapan

kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

4 Menerapkan Penggunaan Media Baper

Manajemen ASN

Penulis akan menerapkan nilai profesionalitas dalam

melakukan pembelajaran dengan media.

WOG

Akan melakukan koordinasi terhadap pemahaman

mengenai perkalian peserta didik. Pelayanan Publik Akan menerapkan nilai aksesibel serta menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

Ketika melakukan pembelajaran dengan menerapkan media ,

maka akan

berkontribusi pada visi sekolah yaitu : .Terwujudnya

sekolah yang

memiliki siswa yang berkualitas utama, imtaq, cerdas dan kompetitif dalam bidang iptek, olahraga dan seni

Ketika menerapkan media dalam pelaksanaan pembelajaran , maka akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu:

- Integritas - Kreatif dan

inovatif - Insisatif - Pembelajar - Terlibat aktif

(46)

1. Menyiapkan alat- alat dan bahan yang

Ketersediaan Alat dan Bahan

 Akuntabilitas

Akan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

serta berwawasan lingkungan’ serta mendukung misi

- Tanpa pamrih

dibutuhkan dengan rasa penuh tanggung

jawab.

 Nasionalisme

Akan melakukan dengan sukarela dan bertanggung jawab dalam menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Etika Publik

Akan menyiapkan alat dan bahan secara cermat.

Komitmen Mutu

Akan menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dengan kualitas yang baik untuk hasil yang maksimal.

Anti Korupsi

Akan menyiapkan alat dan bahan penulis dengan mandiri.

sekolah yaitu :

 Meningkatkan etos kerja seluruh warga sekolah

Mengembangkan minat dan bakat apresiasi akademi, olahraga dan seni budaya.

Menumbuhkembangka n kearifan lokal dan kesadaran sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Ruang Lingkup Ruang lingkup aktualisasi yang dilakukan pada masa habituasi adalah kegiatankegiatan penting untuk menyelesaikan core issue yang mengandung nilai-nilai dasar

Proses pembuatan mind mapping oleh peserta didik secara mandiri, tahap ini dilakukan dengan memberikan peserta didik kejelasan target (Akuntabilitas), melibatkan peserta didik

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penyuluhan PHBS pada Kelompok Masyarakat Menggunakan Media Audio-Visual di Wilayah Kerja Puskesmas

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di BLUD RSU Bombana dengan sikap perilaku

Untuk mewujudkan pengaktualisasian di tempat kerja, maka penulis merancang kegiatan yang mengambil judul: Konsep “SALE” (Sosialisasi, Latihan dan Evaluasi) dalam

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi