LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
PENINGKATAN PENGETAHUAN MERAWAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT (OHI-S) MELALUI PENYULUHAN PADA KELAS X SMA NEGERI 1 LANDAWE
KABUPATEN KONAWE UTARA
Oleh :
MELAN SUDIARMI, AMKG NDH : 01
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXVIII TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2021
HALAMAN PERSETUJUAN HASIL AKTUALISASI
NAMA PESERTA : MELAN SUDIARMI, AMKG.
NIP : 19960509 201903 2 009
JABATAN : PERAWAT GIGI TERAMPIL
UNIT KERJA : PUSKESMAS HIALU
PENINGKATAN PENGETAHUAN MERAWAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT (OHI-S) MELALUI PENYULUHAN PADA KELAS X SMA NEGERI 1 LANDAWE
KABUPATEN KONAWE UTARA
Disetujui untuk diseminarkan pada Seminar Hasil Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan XXVIII Kelompok X Tahun 2021 pada :
Hari/Tanggal : November 2021 Pukul : Sampai Selesai Tempat : Plaza Qubra Kendari
Kendari, November 2021
Coach,
Ir. Hj IKAH ATIKAH, MP.
NIP. 19640507 199203 2 008
Mentor,
MUH. ARAFAH, SKM NIP. 19830503 201001 1 024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi “PENINGKATAN PENGETAHUAN MERAWAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT (OHI-S) MELALUI PENYULUHAN PADA KELAS X SMA NEGERI 1 LANDAWE KABUPATEN KONAWE UTARA” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh surat keterangan lulus Pelatihan Dasar CPNS. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Ibu Ir. Hj. Ikah Atikah, MP selaku Coach yang selalu membimbing dalam Hasil Aktualisasi sehingga dapat selesai dan siap untuk dipresentasikan;
3. Bapak Muh. Arafah, SKM sebagai mentor yang selalu memberikan arahan, serta masukan dalam perbaikan Hasil aktualisasi;
4. Bapak Drs. H. Abdul Rajab Rauf Silondae, M.Si sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan;
5. Widyaiswara dan Instruktur yang telah membimbing penulis selama Pelatihan Dasar (Latsar);
6. Teman-teman Latsar Golongan II Angkatan XXVI, XXVII, XXVIII yang saling memberikan dukungan moril selama Latsar (On Campus) berlangsung.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Kendari, November 2021 Penulis
MELAN SUDIARMI,AMKG.
NDH. 01 DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN..……….. i
LEMBAR PENGESAHAN …….……….. ii
KATAPENGANTAR ……...….……….. iii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL ………. v
DAFTAR GAMBAR……… vi
BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……… 1
1.2 Tujuan ………. 3
1.3 Manfaat ….…..………. 4
1.4 Ruang Lingkup ….……….. 4
1.5 Waktu dan Tempat ….………. 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU 2.1 Gambaran Umum Organisasi ……….………. 5
2.2 Konsepsi Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan dan Peran ASN ……….. 15
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu ………..……… 22
3.2 Penetapan isu ……….. 24
3.3 Analisis factor penyebab isu………. 26
3.4 Analisis dampak isu………. 26
3.5 Kaitan isu dengan agenda kedudukan dan peran ASN………. 26
3.6 Kegiatan pemecahan isu………... 28
3.7 Analisis keterkaitan nilai dasar dan kegiatan……… 29
3.8 Estimasi biaya……… 45
3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ……… 46
BAB IV HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI... 4.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan... 47
4.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan... 52
4.3 Analisis Capaian Aktualisasi... 81
BAB V PENUTUP... 87
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN 90
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jumlah penduduk puskesmas Hialu………6
Tabel 2.2 Jenis dan jumlah tenaga kesehatan puskesmas hialu…… .… ………..11
Tabel 2.3. Jumlah dan keadaan puskesmas Hialu……….….12
Tabel 3.1 Identifikasi I……..……….22
Tabel 3.2 Skala likers………….………25
Table 3.3 Penepatan isu dengan tehnik APKL……….……25
Tabel 3.6.1 Kegiatan Kreatif…………..………..28
Tabel 3.7.1 Analisis Keterkaitan nilai dasar dengan kegiatan ………..…….29
Tabel 3.7.1 Estimasi biaya………41
Tabel 3.7.8 Jadwal pelaksanaan kegiatan…………..……….…… 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi………..………8 Gambar 2. Peta Permasalahan……..……….14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yang merupakan landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa ASN berorientasi pada pelayanan public secara professional dengan selalu mengedepankan kepentingan negara, bebas dari intervensi politik, bersih daripraktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menjalankan kebijakan publik dan pelayanan public bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonsia 1945.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Berdasarkan Undang-undang tersebut pasal 10, fungsi dari ASN yaitu 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik 3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, maka Penyelenggaraan Pelatihan Dasar (LATSAR) dilaksanakan dengan polabaru. Adanya DIKLAT pola baru ini juga diharapkan dapat membentuk kader ASN yangP berkualitas berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA. Dengan demikian peserta diklat prajabatan dapat menjadi Aparatur Sipil Negara yang professional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
2
Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya dipelayanan bidang kesehatan yang akan dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas HialuKecamatan Landawe Kabupaten Konawe Utara.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas Hialu merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kecamatan Landawe Kabupaten Konawe Utara yang terdiridari 11 Desa yaitu Desa Hialu, Desa Hialu Utama, Desa Kolosua, Desa Kuratao , Desa Landiwo, Desa Laomoso, Desa Polo-polora, Desa Matabaho, Desa Mata benua, Desa Landawe Utama dan Desa Tambakua.
Berdasarkan keputusan pemerintah kesehatan NO. 2O Tahun 2016 perawat gigi adalah salah satu unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di institusi pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya yang secara nyata dengan tugas pokok melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada individu,kelompok dan masyarakat diantaranya memberikan layanan yang optimal melalui upayapromotif, preventif dan kuratif.
Kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat penting bagi kesehatan gigi dan mulut agar bebas dari penyakit, oleh karena itu kebersihan gigi dan mulut harus di jaga dan pelihara supaya tercipta kesehatan yang optimal. Kebersihan mulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak dan kalkulus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas keseluruh di permukaan gigi.
Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata lain lingkungan yang menyebabkan kuman berkembang biak. Kebersihan rongga mulut dapat di tentukan dengan cara pengukuran status kebersihan mulut. Menurut Green dan Vermillion untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut adalah dengan mempergunakan suatu indeks yang disebut dengan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). OHI-S adalah angka yang menyatakan keadaan klinis atau kebersihan gigi dan mulut seseorang yang didapat pada waktu di lakukan pemeriksaan. Nilai dari OHI-S ini merupakan nilai yang di peroleh dari hasil penjumlahan antara debris indeks dan kalkulus indeks. (Anwar, dkk., 2017).
3
Dalam kunjungan pasien dipoli Gigi Puskesmas Hialu terdapat ada 8 pasien usia sekolah yang datang dengan keluhan sakit gigi. pada saat dilakukan pemeriksaan dalam rongga mulut terdapat banyak penumpukan debris dan karang gigi (Calculus).
Menumpuknya sisa makanan yang apabila biarkan akan menjadi karang gigi yang dapat menimbulkan penyakit gigi dan mulut yaitu Gingivitis , Karies, Bau mulut dan penyakit gigi lainnya. Kesehatan gigi dan mulut pasien sangat memprihatinkan dan perlu adanya pemberian pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Berdasarkan hasil observasi pada pemeriksaan tersebut bahwa masih rendahnya pengetahuan akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut terutama debris dan karang gigi (Calculus). Pada usia ini adalah proses dimana terbentuknya karang gigi (Calculus) mulai terlihat menumpuk.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien usia sekolah tersebut merupakan siswa dari SMANegeri 1 Landawe kelas X dari 8 siswa bahwa 6 terdapat debris dan karang gigi yang cukup tebal dan yang 2 siswa lainya hanya terdapat debris.
Pelaksanaan aktualisasi ini akan dilakukan di SMA Negeri1 Landawe wilayah kerja UPTD Puskesmas Hialu. Dari hasil aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan perubahan terutama dapat menjalankan nilai-nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen Mutu dan Anti Korupsi ( ANEKA ) sehingga hasil kegiatan dapat terlaksana secara optimal dan diharapkan dapat menjadikan ASN yang professional yang mampu memberikan pelayanan public secara maksimal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsepsi dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Gigi Terampil di wilayah kerja puskesmas (SMANegeri 1 Landawe).
1.2.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan merawat kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah kelas X SMA Negeri 1 Landawe.
4 1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Penulis
Terwujudnya karakter ASN berjiwa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat menularkan energy positifnya di lingkungan sekitar khususnya dalam lingkup unit kerja. Sehingga dapat meningkatkan kinerjadalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
1.3.2 Bagi Puskesmas
Meningkatkan jumlah kunjungan pasien 1.3.3 Bagi Masyarakat
Untuk menambah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
1.4 RuangLingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini, penulis akan melakukan pemeriksaan pada 1 kelas, yaitu kelas X yang jumlah siswa yakni 25 orang, SMANegeri 1 Landawe yang merupakan wilayah kerja UPTD Puskesmas Hialu yang akan diterapkannya nilai- nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
1.5 Waktu dan tempat 1.5.1 Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan mulai Oktober sampai November 2021
1.5.2 Tempat
Lokasi tempat pelaksanaan kegiatan yaitu di SMANegeri 1 Landawe wilayah kerja UPTD Puskesmas Hialu Kabupaten Konawe Utara.
5 BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
2.1. Deskripsi Organisasi 2.1.1. Profil Organisasi
A. Kondisi Geografis
Puskesmas Hialu merupakan puskesmas rawat inap yang terletak di Desa Hialu Kecamatan Landawe, puskesmas Hialu berada tepat di desa Hialu berjarak kurang lebih 85 km dari kota Wanggudu Kabupaten Konawe Utara dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Puskesmas Hialu berdiri di atas lahan dengan luas wilayah 100 x 100 m, dengan luas gedung utama 20 x 30 m dan gedung perawatan dengan ukuran 20 x 25 m. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan di bagian Utara desa Landawe, bagian Timur wilayah kerja puskesmas Langgikima, bagian Selatan wilayah kerja puskesmas Paka Indah, dibagian barat wilyah kerja puskesmas Lamparinga.
Luas wilayah kerja puskesmas Hialu sekecamatan Landawe sekitar 20,256 Ha atau 202,56 KM atau panjang 104,421 KM yang terdiri dari 11 Desa.
Batas – Batas Luas Wilayah Kerja Puskesmas Hialu
➢ Sebelah Utara : Desa Landawe Utama dan perkebunan kelapa sawit;
➢ Sebelah Timur : Wilayah kerja puskesmas Langgikima dan perkebunan kelapa sawit;
➢ Sebelah Selatan : Wilayah kerja puskesmas Paka Indah dan perkebunan kelapa sawit;
➢ Sebelah Barat : Wilayah kerja puskesmas Lamparinga dan perkebunan sawit.
6 B. Keadaan Penduduk
Tabel 2.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Hialu
NO Desa KK PRIA WANITA TOTAL
1 Hialu utama 73 133 115 248
2 Hialu 70 134 100 234
3 Polo – polora 73 129 132 261
4 Mata-baho 59 110 80 190
5 Kolosua 88 162 145 307
6 Laumoso 60 115 104 219
7 Landiwo 86 175 177 352
8 Kuratao 70 147 145 292
9 Mata-benua 45 88 81 169
10 Landawe utama 82 154 155 309
11 Tambakua 74 149 113 262
TOTAL 780 1.496 1,287 2,843
Wilayah kerja puskesmas Hialu terdiri dari 11 desa. Jumlah penduduk sebanyak 2.843 jiwa (Pria1.496jiwa dan wanita 1.287jiwa) dengan jumlah Kepala Keluarga 780 KK.
2.1.2. Visi Misi Organisasi a. Visi Puskesmas Hialu
Puskesmas Hialu dalam melaksanakan fungsinya mempunyai visi sebagai berikut :
“Menjadikan Puskesmas terdepan dalam mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu secara Adil dan Merata serta memiliki Derajat Kesehatan yang setinggi- tingginya untuk mencapai Kecamatan Sehat”.
7 b. Misi Puskesmas Hialu
P : Pelayanan bermutu dengan mematuhi dan mengimplementasikan standar akreditas
M : Memelihara dan meningkatkan kesehatan individual, keluarga dan masyarakat serta lingkungan
K : Kegiatan kesehatan berbasis masyarakat
P : Peningkatan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
2.1.3 Nilai Organisasi
Nilai – nilai organisasi yang terdapat di puskesmas Hialu Kab. Konawe Utara di ambil dari kata” HIALU” dimana kata tersebut memiliki akronim sebagai berikut : H : Harmonis
Saling Peduli dan Menghargai perbedaan;
I : Inovatif
Kreatif dan Inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaran upaya Kesehatan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat;
A : Amanah
Memegang Teguh Kepercayaan yang diberikan;
L : Loyal
Berdedikasi dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa dan Negara;
U : Unggul
Bekerja dengan Totalitas yang tinggi sehingga memberikan kepuasan pelayanan pada orang
8 2.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi 2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Puskesmas melaksanakan tugas pokok pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Sedang fungsi Puskesmas adalah :
a. Menyusun program kerja Puskesmas;
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan keluarga, keluarga berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit, Pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, pengobatan dan pelayanan darurat akibat kecelakaan, usaha kesehatan sekolah, upaya kesehatan jiwa, laboratorium sederhana, rujukan medik dan pelayanan kesehatan keliling, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan usia lanjut dan pembinaan pengobatan tradisional;
9
c. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi umum meliputi penyusunan program, tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, kehumasan dan rumah tangga Puskesmas;
e. Pelaksanaan Standard Pelayanan Minimal (SPM) dan Standard Pelayanan Publik (SPP);
f. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.5 Tugas Pokok Perawat Gigi
Menurut Permenkes No 20 Tahun 2016 tentang rincian kegiatan Perawat gigi, sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja harian 2. Menyusun rencana kerja bulanan 3. Menyusun rencana kerja tahunan 4. Menyusun matrix kegiatan
5. Mengajukan permintaan kebutuhan alat,obat dan bahan bulanan 6. Melakukan inventarisasi alat
7. Melakukan investarisasi obat dan bahan 8. Melakukan pemilahan dan penyimpan alat
9. Menyiapkan ruangan dalam rangka persiapan pelayanan
10. Menyiapkan instrument / alat dalam rangka persiapan pelayanan 11. Menyiapkan dokumen dalam rangka persiapan pelayanan 12. Mengikutipre conference dan post conference (koordinasi) 13. Melakukan analisis keluhan pelanggan
14. Menyiapkan sarana / peralatan sterilisasi 15. Melakukan sterilasasi alat
16. Melakukan sterilasasi bahan 17. Melakukan desinfektan dental unit
18. Melakukantriase pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut di klinik gigi
10
19. Melakukan pencatatan dan pelaporan harian pelayanan keperawatan gigi dan mulut 20. Melakukan pemeriksaan subyektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan rujukan 21. Melakukan pemeriksaan vital sign pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan rujukan 22. Melakukan pemeriksaan obyektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan rujukan 23. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok individu / kelompok 24. Melakukan pengolesan disclosing solution
25. Melakukan pemeriksaan debris / plak indeks 26. Melakukan pemeriksaan calculus indeks 27. Melakukan pemeriksaan def
28. Melakukan pemeriksaan DMF-T
29. Melakukan identifikasi dan penegakan diagnose keperawatan gigi pada individu,kelompok,masyarakat
30. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada individu,kelompok dan masyarakat
31. Melaksanakan komunikasi therapetik 32. Melaksanakan pembersihan karang gigi
33. Melakukan perawatan luka non post oprongga mulut 34. Membimbing sikat gigi pada individu / kelompok
35. Menyusun rencana / jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 36. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain
37. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut 38. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut 39. Melakukan trasfering alat dan bahan medic gigi dasar
40. Melakukan manipulasi bahan pada kasus medic gigi dasar 41. Melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut
42. Melaksanakan tugas di tempat resiko
43. Melaksanakan penata laksanaan kegawat daruratan dan
44. Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada situasi tertentu
11 2.1.6 Data - Data Pendukung Isu yang Diangkat
a. Keadaan Umum Pegawai
Guna mendukung proses pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, puskesmas Hialu Kab.
Konawe Utara menempatkan personalianya berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pegawai tersebut. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dari segi kualitas dan kuantitas tiap tahun kian meningkat, disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan anggaran yang ada.
Upaya yang ditempuh guna peningkatan kualitas ini diantaranya adalah mengikutsertakan pegawai pada pendidikan dan pelatihan, kursus/bimbingan teknis dan non teknis, penjenjangan karier, dan diklat lain yang mengacu pada peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur. Sampai dengan bulan April 2021 jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) puskesmas Hialu sebanyak 15 orang, sedangkan pegawai kontrak sebanyak 3 orang, pegawai honorer sebanyak 6 orang, dan pegawai sukarela sebanyak 19 Orang, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.2
No Jenis Tenaga PNS Kontrak Honorer Sukarela Jumlah
1. Dokter Umum 1 1 - - 2
2. Apoteker 1 - - - 1
3. D. IV Kebidanan 3 - - 1 4
4. S.Kep.Ns 2 - 1 3
5. Sarjana Keperawatan
- - - - -
6. Sarjana Kesmas 2 - - - 2
7. D.III Perawat Gigi 1 - - - 1
8. D. III
Keperawatan
1 - - 3 4
9. D. III Kebidanan - - 4 2 6
10. D.VI Gizi - 1 - - 1
12. D. III Analis - 1 - - 1
12
Tabel 2.2 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Hialu 2021 b. Sarana dan Prasarana
1. Sarana Puskesmas
Puskesmas Hialu dalam melaksanakan kegiatan baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative ditunjang oleh :
- Puskesmas Induk dan ruang perawatan 1 Buah - Pustu 4 bua
- Posyandu 11 Desa
- Perumahan medis 7 Buah - Kendaraan Roda Empat 2 Buah - Kendaraan Roda Dua 7 Buah - Gudang obat 1 Buah
- Apotik 1 Buah
- Laboratorium sederhana 1 Buah
Puskesmas Hialu merupakan puskesmas perawatan dengan kapasitas tempat tidur perawatan, tempat tidur persalinan dan tempat tidur observasi.
2. Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Hialu
Jumlah seluruh ruangan puskesmas sebanyak 18 ruangan dengan luas sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut difungsikan. Keadaan ruangan Puskesmas dapat dilihat pada tabel 2.3
13. D. III Kesehatan Lingkungan
1 - - - 1
14. D. II Kesehatan Lingkungan
1 - - - 1
15. Sarjana Farmasi - - - 1 1
16. SPK 1 - - - 1
17. Sarjana Komputer - - 2 - 2
18. SMA 1 - - 10 11
Jumlah 15 3 6 19 42
13
No. Ruangan yang Ada Kondisi
1 Kamar Kartu Baik
2 Ruangan Ka. Puskesmas Baik
3 Ruangan Tata Usaha Baik
4 Ruangan KIA/KB Baik
5 Ruangan Pertemuan Baik
6 Ruangan Poli Umum Baik
7 Ruangan gizi Baik
8 Ruangan Proramer / Kesling/P2M Baik
9 Gudang Obat Baik
10 Ruang Apotik Baik
11 Ruang Registrasi Baik
12 Ruang Rawat Inap Baik
13 Ruang IGD Baik
14 Ruang poli Gigi Baik
15 Ruang Nifas Baik
16 Laboratorium Sederhana Baik
17 Ruang Gudang Barang Baik
18 Ruang Bersalin Baik
Tabel 2.3 Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Hialu c. Jenis Pelayanan yang di Lakukan
Puskesmas Hialu merupakan puskesmas rawat inap dengan berbagai jenis pelayanan, yaitu :
1. UGD 24 Jam;
2. Pelayanan Umum (Rawat Jalan);
3. Pelayanan Gigi dan Mulut;
14 4. Pelayanan bersalin;
5. Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak);
6. Laboratorium;
7. Apotek .
2.1.7 Teori Tentang Isu Yang Diangkat
Kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat penting bagi kesehatan gigi dan mulut agar bebas dari penyakit, oleh karena itu kebersihan gigi dan mulut harus di jaga dan pelihara supaya tercipta kesehatan yang optimal. Kebersihan mulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak dan kalkulus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas keseluruh di permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata lain lingkungan yang menyebabkan kuman berkembang biak. Kebersihan rongga mulut dapat di tentukan dengan cara pengukuran status kebersihan mulut. Menurut Green dan Vermillion untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut adalah dengan mempergunakan suatu indeks yang disebut dengan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). OHI-S adalah angka yang menyatakan keadaan klinis atau kebersihan gigi dan mulut seseorang yang didapat pada waktu di lakukan pemeriksaan. Nilai dari OHI-S ini merupakan nilai yang di peroleh dari hasil penjumlahan antara debris indeks dan kalkulus indeks. (Anwar, dkk., 2017).
2.1.8 Peta Permasalahan
Gambar 2.2 Peta Masalah
Rendahnya pengetahuan merawat kesehatan gigi dan mulut (OHI-s) pada usia sekolah SMP dan
SMA Belum adanya
penyuluhan kesehatan gigi
di sekolah
Kurangnya pemahaman
tentang merawat kebersihan gigi
dan mulut Masih kurangnya
kesadaran siswa merawat kesehatan gigi
dan mulut
15 2.2 Konsepsi Nilai- Nilai Dasar ASN
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, yaitu:
a) Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan publik dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan;
b) Mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan pribadi, kelompok, dan sektor;
c) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
d) Memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
e) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai PNS.
Indikator Nilai-Nilai Akuntabilitas yaitu:
a) Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan;
b) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya akuntabilitas;
c) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku;
d) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga akibat dari tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat;
e) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal;
f) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan;
g) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang dimiliki;
h) Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja;
16
i) Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adapun Indikator nilai-nilai Nasionalisme, yaitu religius, hormat-menghormati, integritas, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah, peduli, adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia, tenggang rasa, santun, membela kebenaran, gotong royong, rela berkorban,cCinta tanah air, memelihara ketertiban, mengutamakan kepentingan umum, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung jawab, tidak memaksakan kehendak, bijaksana, kepentingan bersama, sosial, menghormati hak orang lain, hidup sederhana, tolong menolong.
2.2.3 Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
17
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan- perundangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien;
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
Indikator nilai-nilai etika publik, yaitu Jujur dalam memberikan informasi, Terbuka, Tulus, Cermat, Disiplin, Sopan, Taat pada peraturan, Integritas tinggi, Ramah, Bisa menjaga Informasi yang bersifat rahasia, Bersikap hormat, Bertanggung jawab dalam menggunakan BMN, Tidak diskriminatif, berlaku adil dalam memberikan pelayanan, Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dan Menjaga reputasi.
2.2.4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
18
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Indikator komitmen mutu antara lain:
a) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan;
b) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu;
c) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja;
d) Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutu pelayanan;
Indikator nilai-nilai Komitmen Mutu, yaitu Efektifitas, Efisiensi, Inovatif, Adaftif, Mutu, Responsive dan Perbaikan berkelanjutan, dan Kerjasama.
2.2.5 Anti Korupsi
Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi. Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a) Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b) Kerja kerasmerupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
19
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c) Beraniuntuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d) Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang mengatur;
e) Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f) Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g) Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h) Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi
2.2.1 Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI 1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban moderen, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik: Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai
20
kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik;
b) Pelayan publik: Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel dan memuaskan publik;
c) Perekat dan pemersatu bangsa: Setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
2. Whole of Government
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan- urusan yang relevan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
a) Pelayanan yang bersifat adminisitratif;
b) Pelayanan barang;
21 c) Pelayanan regulatife.
Berdasarkan pola pelayanan publik, WoG dapat dibedakan dalam 5 (lima) macam pola pelayanan.
a) Pola Pelayanan Teknis Fungsional;
b) Pelayanan Satu Atap;
c) Pola Pelayanan Satu Pintu;
d) Pola Pelayanan Terpusat;
e) Pola Pelayanan Elektronik;
3. Pelayan Publik
Pelayanan publik yaitu pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
22 BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu
Dari hasil identifikasi tersebut akan menghasilkan 3 isu yang layak diangkat dan dijadikan rancanganaktualisasi, maka dilakukan analisis penilaian untuk mengetahui tingkat permasalahan isu melalui analisis APKL dengan skala skoring 1-5 untuk mengidentifikasi isu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
No Tugas dan Fungsi Bermasalah
Identifikasi Isu Deskripsi keterkaitan dengan Agenda III
1. Melakukan pencabutan gigi susu
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pergantian gigi susu pada anak di Poli Gigi Puskesmas Hialu Kabupaten Konawe Utara.
Manajemen ASN : ASN tetap bertindak professional dalam memberikan pelayanan Whole of Government : Melakukan koordinasi dengan orang tua pasien dalam hal tentang pertumbuhan gigi pada amak.
Pelayanan Publik :
Peningkatan pengetahuan dan edukasi kepada orang tua pasien merupakan salah satu bentuk pelayanan Publik
23 2. Melakukan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Rendahnya pengetahuan Merawat kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah SMP dan SMA
Manajemen ASN :ASN tetap bertindak professional dalam memberikan pelayanan Whole Of Government:
Melakukan Koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut Pelayanan Publik :
Peningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya merawat kesehatan gigi dengan mulut dengan cara penyuluhan 3. Melakukan
pemeliharaan Dental Unit
Kurang optimalnya
Fungsi pembuangan saliva pada dentalunit diPoli GigiUPTD Puskesmas Hialu Kecamatan Landawe KabupatenKonawe Utara.
Manajemen ASN : ASN tetap bertindak professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal Whole of Government :
Melakukan koordinasi dengan dinas terkait dinas kesehatan dalam pengadaan dental unit untuk menunjang perawatan.
Pelayanan Publik :
Dalam rangka mewujudkan pelayan public yang maksimal tidak terlepas dari nilai konsisten dan komitmen dari pihak puskesmas.
24 3.2 Penetapan isu
Tehnik analisis yang digunakan untuk menetapkan atau memprioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti yaitu dengan menggunakan metode analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya menentukan skala dengan menggunakan skalai likers yaitu dengan menggunakan nilai 1-5 .Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perengkingan merupakan isu prioritas.
a. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat
b. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
c. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Kelayakan: Masukakal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah.
Keempat aspek tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert sesuai dengan table berikut.
Tabel 3.2.1 Skala Likers
Bobot Keterangan
5 Sangat berpengaruh
4 Berpengaruh
3 Kurang berpengaruh
2 Tidak Berpengaruh
1 SangatT idak berpengaruh Sumber data : (2021)
25
Tabel 3.2.2
Penetapan Isu dengan Metode Analisis
Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL)
NO ISSUE ANALISIS JUMLAH Rank
A P K L 1 Kurangnya pengetahuan orang tua
tentang pergantian gigi susu pada anak di Poli Gigi Puskesmas Hialu Kabupaten Konawe Utara.
5 4 4 4 17 II
2 Rendahnya pengetahuan Merawat kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah SMA 1 Landawe
5 5 5 4 19 I
3 Kurang optimalnya
Fungsi pembuangan saliva pada dentalunit diPoli GigiUPTD Puskesmas Hialu Kecamatan Landawe KabupatenKonawe Utara.
4 4 3 3 14 III
Sumber data :hasil analisis (2021)
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis isu metode APKL diatas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Rendahnya pengetahuan Merawat kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah SMA 1 Landawe”.
3.3 Analisis Faktor Penyebab Isu Adapun faktor penyebab isu adalah :
1. Kurangnya pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut 2. Belum adanya penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
2. Masih kurangnya kesadaran siswa merawat kesehatan gigi dan mulut terutama kebersihan gigi dan mulut
3. Belum adanya pelaksanaan penyuluhan demo menyikat gigi yang baik dan benar
26 3.4 Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Rendahnya pengetahuan Merawat kesehatan gigi dan mulut pada usia sekolah di SMA 1 Landawe” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain:
1. Menyebabkan penumpukan karang gigi 2. Menyebabkan peradangan gusi
3. Membuat gigi goyang dan terlepas dari soketnya 4. Membuat gigi berlubang
3.5 Kaitan Isu Dengan Agenda Kedudukan dan Peran ASN 1. Whole Of Government
Koordinasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu aspek penunjang tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang ingin diterapkan. Oleh karena itu diperlukan koordinasi yang baik dengan kepala sekolah beserta guru wali kelas yang bertugas didalamnya untuk mendapatkan data siswa sehingga dari data tersebut kita dapat melakukan screnning untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
2. Pelayanan Publik
Isu yang diangkat memiliki unsur-unsur pelayanan public yaitu senantiasa memberikan pelayanan yang preventif pada pasien termasuk pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut (OHI-S). Salah satu tolak ukur penunjang keberhasilan pemberian penyuluhan yaitu dengan memberikan health education serta mengadakan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) agar mendapatkan hasil yang optimal.
3. Manajemen ASN
Setiap ASN secara akuntabel diharuskan memberikan pelayanan yang professional dan berintegritas. Hal ini diharapkan agar mendorong peningkatan kreativitas ASN dalam meningkatkan status derajat kesehatan gigi dan mulut.
27 3.6 Kegiatan Pemecahan Isu
Tabel 3.6.1 Kegiatan Kreatif Pemecah Isu Unit
Kerja
: UPTD Puskesmas Kecamatan Hialu
Isu yang diangkat
: Rendahnya pengetahuan merawat kesehatan gigi dan mulut (OHI-S ) pada siswa SMP dan SMA
Judul : Peningkatan pengetahuan merawat Kesehatan Gigi dan Mulut (OHI-S ) melalui penyuluhan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Landawe Kabupaten Konawe Utara
Kegiatan : 1. Melakukan konsultasi pada Pimpinan/ mentor 2. Melakukan konsultasi pada Kepala Sekolah 3. Pembuatan Media berupa poster dan pre/post test 4. Memberikan pre test tentang Kesehatan gigi dan mulut
5. Melakukan sosialisasi menggunakan poster dan demo menyikat gigi yang baik dan benar
6. Pemeriksaan OHI-S (Oral Hygiene Indexs ) 7. Melaksanakan Evaluasi
28 3.7 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan
Tabel 3.7.1 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “Melakukan konsultasi pelaksanaan rencana kegiatan aktualisasi”
Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi pada pimpinan/mentor
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Meminta kesedian waktu
untuk melakukan konsultasi
Terlaksananya konsultasi pada kepala puskesmas mengenai jadwal konsultasi
Akuntabilitas :
Saya akan bertanggung jawab pada kegiatan yang akan saya lakukan
Nasionalisme :
Pada saat konsultasi pada pimpinan saya akan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar Etika Pulik :
Pada saat konsultasi pada pimpinan saya akan bersikap sopan dan santun
Komitmen Mutu :teliti dalam menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
Anti Korupsi :
jujur dan berani dalam menyampaikan semua rencana
29
kegiatan aktualisasi 2. Melakukan konsultasi
dengan memaparkan masalah dan gagasan pemecahan isu
Terlaksananya konsultasi pada pimpinan
Akuntabilitas :
Konsultasi yang saya lakukan berkenaan dengan peningkatan pengetahuan merawat kesehatan gigi dan mulut dengan cara penyuluhan
Nasionalisme :
Pada saat melakukan penjelasan terkait isu yang saya angkat, saya bersama mentor melakukan dengan musyawarah
Etika Pulik :
Saya Bersikap ramah, sopan, dan hormat terhadap mentor pada saat melakukan penjelasan mengenai isu yang akan saya angkat.
Komitmen Mutu :
Saya berkomitmen untuk memberikan perbaikan pelayanan berkelanjutan
Anti Korupsi :
jujurdan berani dalam menyampaikan semua rencana kegiatan aktualisasi
3. Meminta persetujuan pimpinan /Mentor
Surat Persetujuan Mentor yang Akuntabilitas :
30
telah di Tanda Tangani Dalam meminta izin pelaksanaan kegiatan yang akan saya lakukan, saya akan menunjukkan kejelasan dan tujuan pelaksanaan kegiatan saya.
Nasionalisme :
Saat saya meminta persetujuan kepada Mentor/Pimpinan , saya melakukan dengan musyawarah.
Etika Publik :
Dalam meminta persetujuan pimpinan untuk melakukan kegiatan saya akan tetap menghormati keputusan dan masukan dari pimpinan saya.
Komitmen Mutu :
Dalam meminta izin pelaksanaan kegiatan saya akan lakukan dengan efektif dan efisien.
Anti Korupsi :
Dalam meminta izin pelaksaan kegiatan yang akan saya lakukan saya melakukan dengan sikap berani.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Kegiatan ini mendukung Visi dan Misi Puskesmas Hialu yaitu untuk mewujudkan Pelayanan kesehatan yang bermutu, memelihara dan meningkatkan kesehatan individual, keluarga dan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Dalam melakukan konsultasi dengan mentor/Pimpinan, sudah sesuai dengan aturan yang
31
berlaku di lingkungan kerja dapat meningkatkan nilai Harmonis (Saling peduli dan menghargai perbedaan).
Analisa dampak Kegiatan :
a. Hambatan : Mentor (atasan) sedang sibuk dan melakukan perjalanan dinas keluar kota.
b. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akanberjalan sesuai rencana.
c. Alternatif Solusi : Menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal pimpinan/mentor
Tabel 3.7.2 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “Melakukan konsultasi pada Kepala Sekolah”
Kegiatan 2 : Melakukan konsultasi pada Kepala Sekolah
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Meminta kesedian waktu
untuk melakukan konsultasi
Jadwal Konsultasi Akuntabilitas :
Saya akan bertanggung jawab pada kegiatan yang akan saya lakukan
Nasionalisme :
Pada saat konsultasi pada kepala sekolah saya akan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Etika Pulik :
Pada saat konsultasi pada pimpinan saya akan bersikap sopan dan santun
Komitmen Mutu : teliti dalam menyampaikan kegiatan
32
yang akan dilakukan Anti Korupsi :
jujur dan berani dalam menyampaikan semua rencana kegiatan aktualisasi
2. Melakukan konsultasi dengan memaparkan tujuan unyuk melakukan kegiatan
Terlaksananya konsultasi pada kepala sekolah
Akuntabilitas :
Konsultasi yang saya lakukan berkenaan dengan tujuan kegiatan saya datang disekolah untuk meningkatan pengetahuan merawat kesehatan gigi dan mulut dengan cara penyuluhan
Nasionalisme :
Pada saat melakukan penjelasan terkait Kegiatan yang saya akan lakukan, saya bersama kepala sekolah melukan musyawarah
Etika Pulik :
Saya Bersikap ramah, sopan, dan hormat terhadap Kepala sekolah pada saat melakukan penjelasan mengenai tujuan kegiatan yang akan saya lakukan.
Komitmen Mutu :
Saya berkomitmen untuk memberikan perbaikan pelayanan berkelanjutan
Anti Korupsi :
jujur dan berani dalam menyampaikan semua rencana
33
kegiatan yang akan dilakukan 3. Meminta persetujuan
kepala sekolah
Surat Persetujuan kepala sekolah yang telah di Tanda Tangani
Akuntabilitas :
Dalam meminta izin pelaksanaan kegiatan yang akan saya lakukan, saya akan menunjukkan kejelasan dan tujuan pelaksanaan kegiatan saya.
Nasionalisme :
Saat saya meminta persetujuan kepada Mentor/Pimpinan , saya melakukan dengan musyawarah.
Etika Publik :
Dalam meminta persetujuan Kepala sekolah untuk melakukan kegiatan saya akan tetap menghormati keputusan dari kepaka sekolah.
Komitmen Mutu :
Dalam meminta izin pelaksanaan kegiatan saya akan lakukan dengan efektif dan efisien.
Anti Korupsi :
Dalam meminta izin pelaksaan kegiatan yang akan saya lakukan saya melakukan dengan sikap berani.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Kegiatan ini mendukung Visi dan Misi Puskesmas Hialu yaitu untuk mewujudkan Pelayanan kesehatan yang bermutu, memelihara dan meningkatkan kesehatan individual, keluarga dan
34 masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Dalam melakukan konsultasi dengan mentor/Pimpinan, sudah sesuai dengan aturan yang berlaku di lingkungan kerja dapat meningkatkan nilai Harmonis (Saling peduli dan menghargai perbedaan).
Analisa dampak Kegiatan :
a. Hambatan : Kepala sekolah sedang sibuk dan melakukan perjalanan dinas keluar kota.
b. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akanberjalan sesuai rencana.
c. Alternatif Solusi : Menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan
Tabel 3.7.3 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “Membuat Media poster dan pre /post test”
Kegiatan 3 : Membuat media berupa poster dan pre/post test
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Mencarireferensi tema
poster dan membuat lembar format pre/post test
Telah di tentukannya tema poster dan lembar pre/post test
Akuntabilitas : bertanggung jawab dalam mencari tema poster dan membuat lembar format pre/post test
Nasionalisme : semangat dalam mencari referensi tema poster dan membuat format lembar pre/post test
Etika Pulik : Cermat dalam memilih tema dan Materi soal
Komitmen Mutu : Menentukan tema dan materi test sesuai materi kegiatan yang akan disosialisasikan
35
Anti Korupsi : bekerja keras dalam menentukan judul poster dan membuat pre/post test
2. Melakukan desain editing menyusun poster dan lembar format pre/post test
Terdesainnya hasil desain poster
Nasionalisme : dalam menyusun poster menggunakan bahasa Indonesia yang baik
Komitmen Mutu : Mendesain poster menggunakan gambar-gambar yang menarik
Anti Korupsi : Melakukan desain dengan kerja keras
Akuntabilitas : Dalam penyusunan poster saya akan bertanggung jawab menggunakan desain yang menarik
Etika Publik : memperlihatkan hasil susunan desain pada pimpinan dengan sopan
3. Mencetak poster dan lembar pre/post test
Tercetaknya poster dan lembar pre/post test
Akuntabilitas : Mencetak poster dan lembar format pre/post testsebagai bentuk tanggung jawab saya untuk dijadikan bahan sosialisasi
Anti korupsi: pencetakan poster dan lembar pre/post test sesuai dengan anggaran
Komitmen Mutu: Ketepatan waktu mencetak poster dan lembar pre/post test sebelum melakukan sosialisasi
Etika publik : Dalam mencetak posterdan lembar pre/post test ramah terhadap pemilik percetakan
Nasionalisme : semangat dalam mencetak poster dan pre/post test
36
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Membuat poster dan lembar pre/post test merupakan penerapan Nilai dasar ANEKA yang juga berkontribusi terhadap misi puskesmas, yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.
Penguatan Nilai Organisasi : Terwujudnya nilai-nilai yang kreatif dalam melakukan perubahan
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Kegiatan sosialisasi tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak menggunakan poster dan pre/post test
Tabel 3.7.4 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “ Memberikan pre test tentang kesehatan gigi dan mulut”.
Kegiatan 4 : Memberikan pre test tentang kesehatan gigi dan mulut
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Menyiapkan media
berupa pre test
Tersedianya pre test
Akuntabilitas : bertanggung jawab dalam menyediakan alat dan bahan Komitmen Mutu : Dalam melakukan kegiatan menyiapkan alat dan bahan teliti dan sesuai dengan kebutuhan
Nasionalisme : bersemangat dalam menyiapkan alat dan bahan Anti korupsi : menyediakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan Etika publik : tulus dalam menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan penjelasan mengenai pengisian lembar pre test
Terlaksananya pengisian lembar pre test
Nasionalisme : bermusyawarah dengan siswa dengan tindakan yang akan dilakukan
37
Komitmen Mutu : teliti dan cermat dalam memberikan arahan
Anti Korupsi : tidak memungut biaya dalam pemberian lembar pre test Akuntabilitas : bertanggung jawab dan bekerja keras dalam melakukan penjelasan mengenai cara isi pre test
Etika Publik : ramah kepada siswa dan tulus dalam melakukan pemberian pre test
3. Mengumpulkan lembar hasil pengisian pre test
Terlaksananya pengumpulan hasil pengisian lembar pre test
Akuntabilitas : dalam melakukan instruksi menyampaikannya dengan sejujur-jujurnya
Anti korupsi: dalam memberikan instruksi adalah sebagai bentuk tanggung jawab dan adil kepada semua siswa
Komitmen Mutu: teliti dalam memberikan instruksi pada siswa Etika publik : dalam menyampaikan instruksi bersikap ramah kepada siswa
Nasionalisme : dalam melakukan instruksi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Memberikan pre test tentang pengetahuan kesehatan gigi merupakan penerapan Nilai dasar ANEKA yang juga berkontribusi terhadap misi puskesmas, yaitu “Memelihara kesehatan individual, keluarga dan masyarakat”.
Penguatan Nilai Organisasi : Terwujudnya nilai-nilai yang kreatif, seperti Tanggung jawab,dan Kerja sama Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : kegiatan tidak akan berjalan lancar tanpa ada kehadiran siswa
38
Tabel 3.7.5 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “Melakukan sosialisasi menggunakan poster”
Kegiatan 5 : Melakukan sosialisasi menggunakan poster
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Menyiapkan bahan
sosialisasi
Tersedianya bahan sosialisasi
Akuntabilitas : Dalam Melakukan Tahapan ini, saya akan bertanggung jawab menyiapkan alat dan bahan sosialisasi Nasionalisme : bersemangat dalam menyiapkan bahan
Etika Pulik : cermat dalam memilih alat dan bahan yang akan digunakan
Komitmen Mutu : Dalam melakukan kegiatan menyiapkan bahan sesuai dengan kebutuhan
Anti Korupsi : menyediakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
2. Melakukan sosialisasi masalah dalam Rongga mulut serta cara
menyikat gigi yang baik dan benar
Terlaksanya
sosialisasi masalah dalam rongga mulut dan cara menyikat gigi yang baik dan benar
Akuntabilitas : Teliti dalam mensosialisasikan cara menyikat gigi
Nasionalisme : Menjalin kerja sama dengan siswa
Etika Pulik : Dalam melakukan sosialisasi berbicara dengan sopan
Komitmen Mutu : Dalam Melakukan sosialisasi menggunakan
39
waktu seefisien mungkin
Anti Korupsi : Menganjurkan siswa untuk disiplin dalammenyikat gigi
3. Melakukan
demonstrasi/praktek cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan menggunakan Phantom gigi
Terlaksananya demonstrasi/praktek cara menyikat gigi yang baik dan benar
Akuntabilitas :
Bertanggung jawab apa yang akan ditanyakan siswa Nasionalisme :
Dalam melakukan evaluasi tidak membeda bedakan siswa Etika Pulik :
Dalam melakukan evaluasi siswa mencermati apa yang disampaikan
Komitmen Mutu :
Efisien dalam menggunakan waktu Anti Korupsi :
Bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Melakukan sosialisasi menggunakan poster merupakan penerapan Nilai dasar ANEKA yang juga berkontribusi terhadap misi puskesmas, yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.
Penguatan Nilai Organisasi : Terwujudnya nilai-nilai rahma terhadap pelanggan dari lingkungan kerja, seperti
40 bertanggung jawab dan melakukan kerja sama
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : siswa tidak memahami bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar
Tabel 3.7.6 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “ Melakukan pemeriksaan OHI-S Kegiatan 6: Melakukan pemeriksaan OHI-S (Oral Hygiene Indexs )
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Meminta kesediaan
rekan kerja tenaga kesehatan untuk
membantu pemeriksaan
Adanya kesediaan rekan kerja untuk membantu pemeriksaan
Akuntabilitas : jujur dalam menyampaikan tujuan yang akan dilakukan
Etika Pulik : Berbicara dengan sopan saat meminta bantuan
Komitmen mutu : dalam meminta bantuan memperhatikan waktu saat rekan kerja tidak ada pasiennya
Anti Korupsi : bertanggung jawab dalam menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan Nasionalisme : bermusyawarah dengan rekan kerja terkait kegiatan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan
Tersedianya alat dan bahan Akuntabilitas : bertanggung jawab dalam
41
pemeriksaan menyediakan alat
Komitmen Mutu : Dalam melakukan kegiatan menyiapkan alat teliti dan sesuai dengan kebutuhan Nasionalisme : bersemangat dalam menyiapkan alat Anti korupsi : menyediakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
Etika publik : cermat dalam memilih alat dan bahan yang akan digunakan
3. Melakukan kegiatan pemeriksaan awal sebelum melakukan sosialisasi
Terlaksananya kegiatan pemeriksaan awal
Akuntabilitas : Bekerja keras dalam melakukan pemeriksaan
Nasionalisme: Dalam melakukan pemeriksaan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya
Komitmen mutu: bersikap ramah terhadap siswa yang akan diperiksa
Etika publik : berpenampilan rapi
Anti korupsi : kerja keras dalam melakukan pemeriksaan
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Pemeriksaan OHI-S (Oral Hygiene Indexs )merupakan penerapan Nilai dasar ANEKA yang juga berkontribusi terhadap misi puskesmas, yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.
Penguatan Nilai Organisasi : Terwujudnya nilai-nilai iklas dalam melani dari lingkungan kerja, seperti bertanggung
42 jawab dan melakukan kerja sama
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Dalam melakukan kegiatan ini tidak akan mendapatkan hasil penilaian awal.
Tabel 3.7.7 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan “Melakukan Evaluasi”
Kegiatan 7: Melakukan Evaluasi
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA 1. Menyiapkan media
berupa post test
Tersedianya post test Akuntabilitas : bertanggung jawab dalam menyediakan alat dan bahan
Komitmen Mutu : Dalam melakukan kegiatan menyiapkan alat dan bahan teliti dan sesuai dengan kebutuhan
Nasionalisme : bersemangat dalam menyiapkan alat dan bahan
Anti korupsi : menyediakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
Etika publik : tulus dalam menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan
pemeriksaan OHI-S
Terlaksananya pemeriksaan Akuntabilitas :Bekerja keras dalam melakukan
43
OHI-S pemeriksaan
Komitmen mutu: bersikap ramah terhadap siswa yang akan diperiksa
Anti korupsi : kerja keras dalam melakukan pemeriksaan
Nasionalisme: Dalam melakukan pemeriksaan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya Etika publik : berpenampilan rapi
3. Menganalisis pemeriksaan
Adanya hasil pemeriksaan yang didapatkan
Akuntabilitas :Bekerja keras dalam melakukan pemeriksaan
Komitmen mutu: bersikap ramah terhadap siswa yang akan diperiksa
Anti korupsi : selalu jujur dan kerja keras dalam melakukan pemeriksaan
Nasionalisme: Dalam melakukan pemeriksaan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya Etika publik : cermat dalam melakukan analis dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Melakukan Evaluasi merupakan penerapan Nilai dasar ANEKA yang juga berkontribusi terhadap misi puskesmas, yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.