LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
JUDUL :
OPTIMALISASI PELAKSAAN OPERAN JAGA (HANDOVER) PERAWAT DENGAN METODE ROLE PLAY DI RUANG RAWAT INAP RSUD
KABUPATEN MUNA BARAT
Oleh :
SINAR HARINGI, S.Kep.,Ns NIP: 19880317 201903 2 014
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXXII TAHUN 2020
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2020
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JalanChairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PELAKSAAN OPERAN JAGA (HANDOVER) PERAWAT DENGAN METODE ROLE PLAY DI RUANG RAWAT INAP RSUD
KABUPATEN MUNA BARAT
Oleh :
SINAR HARINGI, S.Kep.,Ns NIP: 19880317 201903 2 014
Telah disetujui untukdiseminarkan tanggal: 11 Desember 2020 Di Hotel Athaya Kendari
COACH,
Hj. PUTRI MASE, S. IKOM
NIP.
19630225 198303 2 014
MENTOR,
WA ODE SITTI NURJAYA, S.Kep NIP. 19850130 200903 2 004
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JalanChairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PELAKSAAN OPERAN JAGA (HANDOVER) PERAWAT DENGAN METODE ROLE PLAY DI RUANG RAWAT INAP RSUD
KAB.MUNA BARAT
Oleh :
SINAR HARINGI, S.Kep.,Ns NIP: 19880317 201903 2 014
Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar/Evaluasi pelaksanaan Aktualisasi yang dilaksanakan
Pada tanggal: 11 Desember 2020
Kendari, 11 Desember 2020 PENGUJI,
Drs. AMALUL SYAHID, M.Si NIP. 19671025 199412 1 001
COACH,
Hj. PUTRI MASE, S.Ikom NIP. 19630225 198303 2 014
MENTOR,
W WA ODE SITTI NURJAYA, S.Kep
NIP. 19850130 200903 2 004
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SYAHRUDDIN NURDIN, SE NIP. 19660621 1990121 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan dan kesabaran serta semua nikmat tak terhingga, sehingga penulisan laporan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara yang berjudul
“Optimalisasi pelaksaan operan jaga (handover) perawat melalui metode role play di ruang rawat inap RSUD Kab.Muna Barat” sebagai syarat Latsar CPNS Golongan III Angkatan LXXXII Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat Tahun 2020 terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan aktualisasi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan penulis baik dari aspek pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan aktualisasi ini.
Ucapan terima kasih penulis yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah menciptakan dan menuntun penulis hingga dapat menyelesaikan laporan Aktualisasi ini;
2. Bapak Drs. Achmad Lamani, M.PD selaku Pj. Bupati Muna Barat yang telah memberikan kami kesempatan mengikuti Latsar Tahun 2020.
3. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;
4. Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberi dorongan semangat dan doanya;
5. Suami penulis yang selalu memberikan dukungan semangat, finansial serta doanya;
6. Ibu Hj. Putri Mase, S.Ikom selaku coach serta IbuWa Ode Sitti Nurjaya, S.Kep selaku Mentor yang senantiasa membimbing dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini;
7. Segenap panitia penyelenggara, fasilitator dan pelatih yang telah memfasilitasi kami dalam penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS ini; serta
8. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS dan segala pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian rancangan aktualisasi ini.
9. Teman-teman sejawat perawat Ruang perawatan RSUD Kab.Muna Barat yang telah banyak membantu dalam pelaksanan kegiatan ini.
10. Teman-teman kelompok 3 kelas A, Teman -teman CPNS RSUD dan teman- teman
kamar 212 yang selalu semangat dan selalu mendukung dalam mengerjakan tugas-tugas
kelompok bersama.
Laporan aktualisasi ini akan menyajikan kegiatan yang telah dilakukan penulis sebagai Perawat Ahli Pertama di RSUD Kabupaten Muna Barat. Kegiatan dalam rangka memegang teguh nilai-nilai dasar PNS dan peran serta kedudukan PNS dalam NKRI dan kesadaran akan fungsi dan tugas jabatan sesuai amanat Undang-undang. Nilai-nilai dasar yang yang diterapkan pada habituasi dalam kegiatan aktualisasi penulis yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Selain itu kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis menerapkan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government..
Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan laporan kegiatan ini kepada segenap pembaca. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Pelayanan Kesehatan. Aamiin.
Kendari, 11 Desember 2020 Penyusun
SINAR HARINGI , S.Kep.,Ns
NIP. 19880317 201903 2 014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 2
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Organisasi... 4
B. Struktur Organisasi ... 12
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ... 12
D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 22
E. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya ... 25
F. Deskripsi Rancangan Aktualisasi ... 29
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI A. Kendala dan Antisipasi ... 43
B. Hasil Aktualisasi ... 44
C. Deskripsi kegiatan aktualisasi ... 48
BAB IV PENUTUP ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Muna ... 12
Gambar. 3.1 konsultasi dengan direktur RSUD Kab. Muna Barat ... 51
Gambar 3.2 catatan arahan direktur tentang rancangan aktualisasi... 51
Gambar 3.3 Foto Surat persetujuan dukungan direkturRS tentang kegiatan yang akan dilakukan ... 51
Gambar 3.4 Melakukan konsultasi dengan mentor ... 56
Gambar 3.5 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan rawat inap RSUD Kab.Muna Barat ... 56
Gambar 3.6 menyiapkan bahan pelaksanaan Role play ... 57
Gambar 3.7 menyiapkan tempat pelaksanaan Role play ... 57
Gambar 3.8 Undangan pelaksanaan role play handover ... 58
Gambar 3.9 pelaksanaan pre test ... 62
Gambar 3.10 Dokumentasi pelaksanaan role play operan jaga (handover) ... 62
Gambar 3.11 pelaksanaan post test ... 63
Gambar 3.12 Foto hasil tabulasi nilai pre dan post tes ... 68
Gambar 3.13 Foto format monitoring... 68
Gambar 3.14 konsultasi dengan mentor mengenai format monitoring ... 69
Gambar 3.15 Lembar monitoring yang telah terisi... 69
Gambar 3.16 Foto Dokumentasi opran jaga di ruang rawat inap ... 70
Gambar 3.17 Foto laporan hasil monitoring ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gambaran Tenaga kesehatan RSUD Kabupaten Muna Barat ... 8
Tabel 2.2 Gambaran Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna Barat ... 11
Tabel 2.3 Identifikasi Isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi harapan ... 25
Tabel 2.4 Identifikasi Isu melalui matriks APKL... 26
Tabel 2.5 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ... 29
Tabel 2.6 Tabel Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ... 42
Tabel 3.1 Kendala dan antisipasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 43
Tabel 3.2 Capaian Aktualisasi ... 44
Tabel 3. 3 Deskripsi Kegiatan 1 ... 48
Tabel 3. 4 Deskripsi Kegiatan 2 ... 52
Tabel 3. 5 Deskripsi Kegiatan 3 ... 59
Tabel 3. 6 Deskripsi Kegiatan 4 ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi Lampiran 2 Lembar Konsultasi pimpinan
Lampiran 3 Lembar Konsultasi dengan Kepala Ruangan Rawat inap Lampiran 4 Soal pre tes
Lampiran 5 Soal post tes
Lampiran 6 Renstra Kegiatan role play operan jaga (handover) Lampiran 7 Undangan pelaksanaan role play operan jaga (handover) Lampiran 8 Absensi Peserta role play operan jaga (handover)
Lampiran 9 Hasil tabulasi data pre dan post tes Lampiran 10 Lembar monitoring yang telah terisi Lampiran 11 Hasil monitoring
Lampiran 12 Catatan bimbingan aktualisasi CPNS oleh mentor Lampiran 13 Catatan bimbingan aktualisasi CPNS oleh Coach
Lampiran 14 Surat keterangan telah melakukan aktualisasi dari mentor
Lampiran 15 Surat keterangan telah melakukan aktualisasi dari Direktus RSUD Kab. Muna
Barat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Tujuan dari pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang, untuk mendukung peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, memberikan pelayanan publik serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Menurut UU No.36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.
Berdasarkan UU No.44 tahun 2009 pasal 13 tentang Rumah Sakit, dikatakan setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar operasional prosedur yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
UU No.38 Tahun 2014 Pasal 37 ayat 1 dan 2, Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar pelayanan keperawatan, memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar operasional prosedur, dan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Profesi Keperawatan sebagai Pelaksanaan Pelayanan/tindakan keperawatan
membutuhkan komunikasi teraupetik dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan
PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019. Kondisi saat ini Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Muna Barat khususnya di Ruang rawat inap penerapan komunikasi teraupetik
belum maksimal diantaranya komunakasi dalam pelaksanaan operan jaga (handover) antar perawat. Jika operan jaga belum maksimal, maka akan mengakibatkan ketidaksinambungan informasi mengenai kondisi klien yang berdampak pada tidak tercapainya pemberian asuhan keperawatan yang optimal pada pasien.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mengangkat isu “Kurang optimalnya pelaksanaan operan jaga (handover) perawat di rawat inap RSUD Kab. Muna Barat” sehingga untuk mengoptimalkan pelaksanaannya penulis akan menggunakan metode role play. Metode Role play atau bermain peran merupakan metode pembelajaran yang cukup efektif karena dapat memberikan pemahaman dan gambaran secara langsung kepada peserta. Role play merupakan metode yang dirancang untuk membuat simulasi seolah-olah nyata. Role play secara optimal mampu meningkatkan pemahaman kepada peserta karena pada pelaksaannnya role play secara langsung melibatkan peserta, secara aplikatif yaitu mengombinasikan antara materi/teori dan praktek secara langsung. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul aktualisasi
“Optimalisasi pelaksaan operan jaga (handover) perawat dengan metode role play di ruang rawat inap RSUD Kab. Muna Barat”.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memahami dan mengaktualisasikan nilai dasar PNS yang diakronimkan ANEKA meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Barat.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah perawat bias melaksanakan tugas dan fungsinya dalam melakukan handover di ruang rawat inap RSUD Kab. Muna Barat sehingga pemberian asuhan keperawatan bisa optimal dan menyeluruh.
C. Manfaat Aktualisasi
a. Manfaat untuk penulis yaitu dengan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini dapat
memberikan pemahaman terhadap penerapan nilai-nilai ASN yaitu ANEKA dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang perawat sekaligus sebagai
calon pegawai negeri sipil yang nantinya dapat memberikan kontribusi untuk terus melaksanakan pekerjaan dengan profesional.
b. Manfaat untuk organisasi yaitu dengan semangat nilai-nilai aneka yang diwujudkan dengan aktualisasi sebagai upaya pengoptimalisasian operan jaga (handover) perawat diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Kab.
Muna Barat dan meningkatnya kepercayaan masyarakat akan kualitas dari pelayanan keperawatan khususnya serta pelayanan kesehatan secara umum di RSUD Kab.Muna Barat.
c. Manfaat untuk masyarakat adalah dengan semangat nilai-nilai aneka yang diwujudkan dengan aktualisasi pengoptimalan pelaksaan operan jaga (handover) perawat khususnya di ruang rawat inap diharapkan dapat memberikan jaminan mutu dan kualitas serta kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Kab.
Muna Barat.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Tempat pelaksanaan aktualisasi ini adalah di RSUD Kab. Muna Barat. Dengan mengkhususkan pelaksaannya di ruang rawat inap keperawatan RSUD Kab.Muna Barat.
Waktu pelaksanaan kegiatan akan dilakukan selama kurang lebih tiga puluh (30) hari di RSUD Kab. Muna Barat sejak tanggal 09 November – 08 Desember 2020. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap yang berjumlah 17 orang. Upaya pengoptimalisasian pelaksanaan operan jaga (handover) perawat, penulis menggunakan metode role play yaitu suatu metode penyampaian informasi melalui permainan peran yang akan melibatkan semua petugas di ruang rawat inap RSUD Kab.Muna Barat.
Setelah dilakukan role play, pelaksaan kegiatan berikutnya adalah monitoring
pelaksanaan handover di ruang rawat inap RSUD Kab. Muna Barat.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi 1. Profil Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang dibangun sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat dalam menyediakan layanan kesehatan yang layak bagi masyarakat Kabupaten Muna Barat dan sekitarnya. Rumah Sakit ini diresmikan oleh Bapak Bupati Kabupatan Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada pada tanggal 21 Maret 2019 dengan klasifikasi Tipe D, oleh Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Muna Barat dengan Surat Keputusan Nomor:
503/05/DPM – PTSP/I/2018, dan pada Tanggal 15 Januari 2018 memperoleh Izin Operasional Tetap dari Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Muna Barat Nomor : 503/06/DPM – PTSP/I/2018.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat terletak di wilayah hasil pemekaran baru yang terletak di Kompleks Perkantoran Bumi Praja Laworo, Desa Lombujaya, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat dengan luas area 79.000 meter persegi. Tanda-tanda batas patok besi yang berdiri di atas batas dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam PMNA/KA BPN No.3 Tahun 1997 pasal 22 ayat 1.a, batas-batas wilayah ditunjukkan oleh Drs. L.M Husain Tali, M.Pd dan disetujui sebelah utara berbatasan dengan jalan, sebelah selatan berbatasan dengan tanah belum terdaftar, sebelah timur berbatasan dengan jalan dan sebelah barat berbatasan dengan tanah belum terdaftar.
Dalam proses perkembangannya dan berdasarkan tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan yang optimal maka RSUD kabupatenMuna Barat telah melalui proses
akreditasi tahap pertama dan mendapatkan status Akreditasi Dasar dari Komisi
Nasional Akreditasi Rumah Sakit sesuai sertifikat KARS Nomor: KARS-
SERT/1408/XII/2019. Dibawah pimpinan Plt. Direktur dr. M. Syahril Fitrah, RSUD
Kabupaten Muna Barat terus berkomitmen mengembangkan pelayanan diantaranya
adalah Unit Pelayanan Radiologi dan Laboratorium TCM yang baru beroperasional
tahun 2020 ini.
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi Visi
“Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat Muna Barat sehat sejahtera”.
Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan Rawat Inap Kelas III gratis bagi seluruh masyarakat Kabupaten Muna Barat .
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, bermutu namun terjangkau dengan dilandasi etika profesi dan ketulusan hati.
3) Membangun Sumber Daya Manusia dan meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat.
4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima.
5) Mewujudkan kesejahteraan karyawan Rumah Sakit.
Nilai Organisasi
Tata Nilai : “BERPIKIR CERDAS”
Bersih Lingkunganku Elok Pandanganku Rapi Ruanganku
Profesionalisme Orientasiku Iman Dasarku
Komprehensif Sifatku Ikhlas Hatiku
Responsif Tindakanku Cepat Pelayananku Efisien Biayaku Ramah Sikapku Disiplin Kerjaku Akurat Dianogsaku Sehat Tujuanku
3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
RSUD Kabupaten Muna Barat mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Berikut ini fungsi RSUD Kabupaten Muna Barat : 1. Pelayanan Medis
2. Pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Pelayanan asuhan keperawatan
4. Pelayanan rujukan
5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 6. Pengelolaan administrasi dan keuangan
4. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Ahli Pertama
Menurut PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019 tentang uraian Tugas Perawat Ahli Pertama, meliputi :
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan;
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan);
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan kepada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan);
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal;
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan eliminasi;
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istrahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh;
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu;
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada maayarakat;
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. Melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. Melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas;
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka;
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat; dan
51. Melakukan preseptorship dan mentorship.
5. Ketenagaan
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di RSUD Kabupaten Muna Barat per tahun 2019 sebanyak 167 orang yang terdiri dari 22 orang PNS, 42 orang CPNS, Tenaga honorer dan tenaga lainnya 102 orang, dengan rincian seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Gambaran Tenaga Kesehatan RSUD Kab. Muna Barat Tahun 2019
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH
1. Ahli /Spesialis
1. Spesialis Penyakit Dalam 1 Orang
2. Spesialis Kandungan 1 Orang
3. Spesialis Anak 1 Orang
4. Spesialis Bedah 0 Orang
5. Spesialis Anastesi 0 Orang
2. Dokter Umum
PNS 2 Orang
CPNS 4 Orang
Non PNS 0 Orang
3. Dokter Gigi
CPNS 2 Orang
Non PNS (Sarjana Kedokteran Gigi) 1 Orang
4. S2 Kesehatan Masyarakat
PNS 1 Orang
5. S1Kesehatan Masyarakat
PNS 3 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 2 Orang 6. S1. Keperawatan + Profesi Ners
SUMBER DAYA MANUSIA
JUMLAHPNS 4 Orang
CPNS 9 Orang
Sukarela 12 Orang
7. D4 Keperawatan
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 1 Orang
8. D3 Keperawatan
PNS 2 Orang
CPNS 4 Orang
Sukarela 20 Orang
9. SPK
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
10. D3 Kebidanan
PNS 3 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 27 Orang
11. D4 Kebidanan
PNS 2 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
12. Apoteker
PNS 1 Orang
CPNS 3 Orang
13. S1. Farmasi
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
14. Asisten Apoteker
PNS 0 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 1 Orang
15. D3 Fisioterapi
PNS 0 Orang
CPNS 1
Sukarela 0 Orang
16. D3 Analis Kesehatan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 2 Orang
SUMBER DAYA MANUSIA
JUMLAH17. S-1 Kesehatan Lingkungan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
18. D-3 Kesehatan Lingkungan
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
19. D4 Perekam Medis
PNS 0 Orang
CPNS 1 Orang
Sukarela 0 Orang
20. D3 Perekam Medis
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
21. D3 GIGI
CPNS 2 Orang
Sukarela 2 Orang
22. D4. Gizi
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
23. D3. Elektromedik
PNS 0 Orang
CPNS 1 Orang
Sukarela 2 Orang
24. D3 Radiologi
PNS 0 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 0 Orang
25. SMA
Sukarela 28 Orang
Jumlah : 167 Orang
6. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Barat, didukung dengan sarana dan prasarana penunjang seperti :
Tabel 2.2 Gambaran Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna Barat Tahun 2019
NO Sarana Prasarana JUML
AH Nilai ( Rp) KET
1 Tanah 1 Hibah Aset
2 Gedung UGD 1 1.494.736.309 Unit
3 Gedung Rawat Jalan 1 3.697.961.861 Unit
4 Gedung Rawat Inap Kelas III 2 4.231.041.242 Unit
5 Gedung OK 1 2.177.559.335 Unit
6 Gedung Laboratorium & Farmasi 1 1.746.467.690 Unit
B. Struktur Organisasi
7 Gedung Gizi & Loundry 1 869.000.000 Unit
8 Radiologi ( Mobile X-Ray ) 1 582.835.000 Unit
Mesin Cetak X-Ray 1 66.974.000 Unit
9 Mobil Ambulans 3 791.000.000 Unit
10 Mobil Kendaraan Jenazah 1 231.917.200 Unit
11 Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) 2 414.600.000 Unit 12 Kendaraan Dinas Roda 2 (dua) 23 475.160.000 Unit
13 Komputer 13 104.849.500 Unit
14 Laptop 12 94.200.000 Unit
15 Televisi 6 22.772.000 Unit
16 Alat – Alat Kesehatan UGD 1 1.224.294.867 Paket
17 Alat – Alat Kesehatan Rawat Inap Kelas
III 1 844.592.430 Paket
18 Alat – Alat Kesehatan Rawat Jalan 1
1.940.445.448Paket
19 Sarana Air Bersih 2 388.188.000 Unit
20 Rumah Genset 1 159.903.385 Unit
21 Listrik 23.000 24.000.000 KVA
22 Genset 2.500 Watt 1 Unit
23 Selasar Penghubung 3 3.042.674.281 Paket
24 Instalasi Pengelolaan Air Limbah 1 1.642.936.000 Unit
27 Peralatan Jaringan Internet 1 72.591.150 Unit
28 Meubelair 1 492.720.000 Paket
C. Nilai-nilai Dasar ASN
Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, disebutkan bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai–nilai dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa
akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a) Akuntabilitas personal b) Akuntabilitas individu c) Akuntabilitas kelompok d) Akuntabilitas organisasi e) Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
d. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok f. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh sebagian orang
j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat bhineka tunggal ika sebagai ruhnya. Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah
diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus
diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi- dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu : a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
D. Nilai-nilai Dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI 1. Whole of Government
WOG (Whole Of Governmen) didefinisikan sebagai 'suatu model pendekatan intergrative fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubajhan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WOG pada pelayanan publik adalah Governmen E- Goverment adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang di selenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT. Agar hubungan-hubungan antar pemerintah. Pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisisen,efektif, produktif, dan responsive. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e- government antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance) efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Tarnsparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (Fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang.
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “ service” A.S Moenir mendefinisikan “ pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam mmemenuhi harapan pengguna” pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang di maksudkan di lakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan penerima layanan. Selanjutnya A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang berlandung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat di katakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membanntu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain.
Dari definisi tersebut dapat memakanai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat di rasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi layanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus besar Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
b. Pelayanan adalah kemudahan yang di berikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.
c. Publik berarti orang banyak ( umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie adalah “sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – Undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, dan jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Penyelenggaraan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian Hukum;
kesamaan hak, keseimbangan Hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif;
persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan
perlakuan khusus bagi kelompo rentan; ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut : a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sitem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai asas- asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindngan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasa, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam konsep Manajemen ASN ini di kenal apa yang disebut dengan sistem merit.
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, dan kondisi kecacatan.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di sebut dengan ASN adalah Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian KerjaYang diangkat Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang diserahi tugas dalam suatu jabatan Pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawan Negeri sipi yang selanjutna di singkat sebagai PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier;
pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; pengkajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
E. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya 1. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat Ahli Pertama di RSUD Kab. Muna Barat yakni melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien, kelompok dan masyarakat.
Tabel 2.3 Identifikasi Isu berdasarkan Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang diharapkan No Tugas dan Fungsi yang
bermasalah Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
Identifikasi Masalah
1 2 3 4 5
1 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
perawat yang bertugas belum semuanya mengikuti pelaksanaan operan pasien (hand over) sesuai standar
Perawat selalu melaksanakan operan jaga setiap pergantian jaga sesuai standar
Kurang optimalnya pelaksanaan operan jaga (hand over) perawat di ruang perawatan RSUD Kab. Muna Barat
2 Memonitor pelaksanaan program manajemen Fasilitas dan keselamatan (MFK)
kepatuhan perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan pada pasien masih kurang
perawat selalu melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
kurangnya kesadaran perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien di ruang perawatan rsud kab.
muna barat
3 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya
Pemberian edukasi melalui sosialisasi atau penyuluhan kesehatan jarang dilakukan
Tersedianya media edukasi dan pemberian edukasi dapat dijalankan secara konsisten minimal 1 kali sebulan
Edukasi hand hygiene pada cleaning service di RSUD Kab. Muna Barat
Tabel 2.4 Identifikasi Isu melalui matriks APKL
No Isu teridentifikasi A
(1-5)
P (1-5)
K (1-5)
L
(1-5) Total
Rangking 1 Kurang optimalnya pelaksanaan
operan jaga (hand over) perawat di ruang perawatan RSUD Kab. Muna Barat
5 5 5 5 20 I
2 kurangnya kesadaran perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien di ruang perawatan RSUD Kab. Muna Barat
5 5 4 4 18 II
3 Edukasi hand hygiene pada cleaning service di RSUD Kab. Muna Barat
4 4 5 4 17 III
Keterangan :
5 : Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 : Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 : Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 : Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 1 : Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
Sumber : Analisis 2020
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis kriteria isu metode APKL
diatas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang
optimalnya pelaksanaan operan jaga (hand over) perawat di ruang perawatan
RSUD Kab. Muna Barat.”
2. Analisis Dampak Isu
Komunikasi yang efektif sangat penting dilakukan oleh perawat pada saat operan. Komunikasi yang tidak efektif dapat menimbulkan ketidakakuratan informasi sehingga dapat menimbulkan dampak yang buruk. Begitu halnya dengan operan jaga, apabila tidak dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan keterlambatan diagnosa keperawatan, keperlambatan pemberian pengobatan, keperlambatan pemeriksaan berkelanjutan, kepuasan pasien rendah terhadap pelayanan yang diberikan, hari rawat pasien lebih lama, hal ini dapat menurunkan mutu pelayanan dimata masyarakat.
Selain itu operan jaga sangat penting karena berhubungan juga dengan kedisiplinan waktu perawat.
Ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada
pasien, hampir 70% kejadian yang mengakibatkan kematian di rumah sakit
disebabkan karena buruknya komunikasi. Selain itu untuk mencapai tujuan RSUD
Kab.Muna Barat “Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan profesional dalam upaya
mewujudkan masyarakat Muna Barat sehat sejahtera” menjadi tidak optimal.
3. Rancangan Aktualisasi
A Unit Kerja : RSUD Kab. Muna Barat
B Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pelaksanaan operan jaga (handover) perawat di ruang perawatan RSUD Kab. Muna Barat
C Gagasan pemecahan Isu : Optimalisasi pelaksanaan operan jaga (handover) di ruang perawatan RSUD Kab.
Muna Barat dengan melakukan kegiatan a. Melakukan konsultasi kepada
atasan/pimpinan
b. Melakukan sosialisasi mengenai pelaksaan role play operan jaga perawat
c. Melakukan role play handover (peran jaga)
d. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan operan jaga perawat
D Tujuan gagasan pemecahan isu : Perawat bisa melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam melakukan handover di
ruang rawat inap RSUD Kab.Muna Barat
sehingga pemberian asuhan keperawatan bisa
optimal dan menyeluruh.
Tabel 2.5 Deskripsi Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi
Penguatan nilai-nilai organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan konsultasi kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Muna Barat terkait rancangan
kegiatan aktualisasi
1. Melakukan
konsultasi dengan Direktur RSUD Kab.Muna Barat
Terlaksananya konsultasi dengan Direktur RSUD
Kab.Muna Barat
• Selama melakukan konsultasi tentang rencana kegiatan saya akan lakukan dengan penuh
rasatanggung jawab
(Akuntabilitas)
• Akan bermusyawarah dengan pimpinan agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar (Nasionalisme)
• Ketika berkonsultasi kepada pimpinan saya harus bersikap sopan dan santun (Etika publik)
• Pada saat berkonsultasi dengan pimpinan Rumah sakit menggunakan waktu dengan efisien (komitmen mutu)
• Berkonsultasi dengan jujur dan tanggap (Anti Korupsi)
Kegiatan ini mendukung visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat Muna Barat sehat sejahtera.
Serta mendukung Misi Rumah Sakit yang ketiga“Membangun Sumber Daya Manusia dan meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna
mendukung upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat.”
Dengan melaksanakan kegiatan ini memberi penguatan terhadap nilai- nilai organisasi yaitu profesionalisme orientasiku dan ramah sikapku