• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYEBAB GASTRITIS MELALUI PENYULUHAN BAGI PASIEN GASTRITIS

DI UPTD PUSKESMAS TUANGILA KABUPATEN BUTON

TAHUN 2021

OLEH HERLINA, A.Md Kep

NDH. 021

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXV

TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2021

(2)

ii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8A Puuwatu Tlp. 31240610 Fax, 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYEBAB GASTRITIS MELALUI PENYULUHAN BAGI PASIEN GASTRITIS

DI UPTD PUSKESMAS TUANGILA KABUPATEN BUTON

TAHUN 2021

OLEH HERLINA, A.Md.Kep

NDH. 021

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 25 November 2021

(3)

iii

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8A Puuwatu Tlp. 31240610 Fax, 3125905

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYEBAB GASTRITIS MELALUI PENYULUHAN BAGI PASIEN GASTRITIS

DI UPTD PUSKESMAS TUANGILA KABUPATEN BUTON

TAHUN 2021 OLEH HERLINA, A.Md.Kep

NDH. 021

Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan

Pada tanggal : 25 November 2021

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang Penyebab Gastritis Melalui Penyuluhan bagi Pasien Gastritis Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tuangila Kabupaten Buton Tahun 2021”.

Aktualisasi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pendidikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II angkatan XXV tahun 2021. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ali Mazi, S.H selaku Gubernur Sulawesi Tenggara yang mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;

3. Bapak Supardin, S.sos., M.Si sebagai Penguji kelompok XII angkatan XXV yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta sehingga Rencana Aktualisasi ini dapat berjalan dengan baik

4. Bapak Yuri, S.Sos yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan pengerjaan laporan pelaksanaan aktualisasi ini.

5. Ibu Nuriana, SKM selaku kepala UPTD Puskesmas Tuangila sekaligus mentor yang akan membimbing penulis.

6. Seluruh Widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya;

7. Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Formasi Umum Golongan II angkatan XXV Dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.

8. Keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan Doa dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

penyusunan laporan kegiatan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan yang membangun dari berbagai pihak terkait pengembangan dari pelaksanaan aktualisasi ini. Sehingga laporan aktualisasi ini

(5)

v

dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kendari, 23 November 2021 Peserta Pelatihan Dasar Gol.II

HERLINA, A.Md.Kep NDH : 021

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan... 3

1.2.1. Tujuan Umum ... 3

1.2.2. Tujuan Khusus ... 3

1.3. Manfaat ... 3

1.3.1. Manfaat Untuk Penulis ... 4

1.3.2. Manfaat Untuk Organisasi ... 4

1.3.3. Manfaat Untuk Masyarakat ... 4

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 4

1.5. Waktu dan Tempat ... 4

1.5.1. Waktu ... 4

1.5.2. Tempat ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN 2.1. Deskripsi Organisasi ... 5

2.1.1. Kedudukan organisasi ... 5

2.1.2. Keadaan Geografis ... 6

2.2. Visi Misi Organisasi ... 7

2.2.1. Visi UPTD Puskesmas Tuangila ... 7

2.2.2. Misi UPTD Puskesmas Tuangila ... 7

2.3. Tata Nilai ... 7

2.4. Tugas dan Fungsi ... 8

2.4.1. Tugas dan Fungsi Organisasi ... 8

2.4.2. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat... 8

2.5. Struktur Organisasi... 11

2.6. Data Pendukung Isu yang di Angkat ... 12

2.6.1. Profil Staf UPTD Puskesmas Tuangila ... 12

2.6.2. Sarana dan Prasarana ... 15

2.7. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 15

2.7.1. Akuntabilitas ... 16

2.7.2. Nasionalisme ... 20

2.7.3. Etika Publik ... 22

2.7.4. Komitmen Mutu ... 24

(7)

vii

2.7.5. Anti Narkoba ... 25

2.8. Kedudukan dan Peran ASN ... 28

2.8.1. Manajemen ASN ... 28

2.8.2. Pelayanan Publik ... 29

2.8.3. WOG ... 29

2.9. Penetapan Isu Dan Dampaknya ... 30

2.9.1. Penetapan Isu... 30

2.9.2. Faktor Penyebab Isu ... 30

2.9.3. Penetapan isu menggunakan Konsep APKL... 32

2.9.4. Alasan Pemilihan Isu ... 33

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ... 36

3.1. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 36

3.2. Deskripsi Kegiatan ... 36

3.3. Rancangan Kegiatan ... 37

3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 59

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ... 61

4.1. Kendala Antisipasi ... 61

4.2. Hasil Aktualisasi ... 62

4.3. Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ... 62

4.3.1. Hasil Aktualisasi ... 70

BAB V PENUTUP ... 100

5.1. Kesimpulan ... 100

5.2. Saran-Saran ... 100

5.3. Rencana Tindak Lanjut ... 100 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila ... 6

Tabel 2.2 Data Demografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila ... 6

Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Tuangila ... 12

Tabel 2.4 Sarana dan Prasarana ... 16

Tabel 2.5 Keterkaitan Isu dengan Mata Pelatiha Agenda II ... 30

Tabel 2.6 Identifikasi Isu ... 31

Tabel 2.7 Tapisan Isu ... 32

Tabel 2.8 Skala Penetapan Isu ... 32

Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi ... 38

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ... 59

Tabel 4.1Upaya Antisipasi ... 61

Tabel 4.2 capaian pelaksanaan Aktualisasi ... 62

Tabel 4.3 Kegiatan Aktualisasi 1 ... 70

Tabel 4.4 kegiatan Aktualisasi 2 ... 76

Tabel 4.5 Kegiatan Aktualisasi 3 ... 80

Tabel 4.6 kegiatan Aktualisasi 4 ... 85

Tabel 4.7 Kegiatan Aktualisasi 5 ... 95

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah ... 5 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas ... 11 Gambar 2.3 Analisis isu ... 34

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut uu No. 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari praktek Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme.Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola prakondisi dan sumber daya pembangunan yang ada sehingga dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa.Salah satu fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelayan publik. Fungsi tersebut meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup kehidupan, seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.

Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN, aparatur negara memiliki kekuatan dan kemampuan professional kelas dunia, berintegritas tinggi non parsial dan memiliki kesejahteraan tinggi. Secara implisit UU No 5 Tahun 2014 menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut seba/gai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan kegiatan aktualisasi di instansi puskesmas berdasarkan isu yang aktual.

Salah satu fungsi ASN adalah sebagai Pelayan Publik dalam bidang kesehatan.Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) yang merupakan Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama pada masyarakat yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama lebih mengupayakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014.

Menurut Permenkes Nomor 43 tentang Puskesmas tahun 2019 Pusat Kesehatan Masyarakat disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya peningkatan pengetahuan pasien tentang penyebab penyakit Gastritis.

Uraian tugas jabatan fungsional perawat sesuai Jenjang jabatan sebagaimana diuraikan dalam Pasal Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019. Beberapa yang berkaitan

(12)

2

dengan isu yang diangkat, ada 3 tugas yaitu (a) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan, (b) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif, (c) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif.

Pengertian Gastritis (Penyakit Lambung/Maag) menurut Suzanne C. Smeltzer ialah suatu inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak teratur serta juga terkontrol. Gastritis atau juga peradangan pada lambung ini merupakan gangguan yang biasa terjadi dengan karakteristik terdapat anoreksia, rasa penuh serta juga tidak enak pada epigastrium, mual dan juga muntah.

Gastritis memang bukan penyakit menular tetapi bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani salah satunya dengan pencegahan penyakit berupa menghindari factor penyebab. Pencegahan Gastritis berupa Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, kafein/kopi, alkohol, dan pantang rokok,

Gastritis dikalangan masyarakat sering dianggap sepele karena gejala yang cepat hilang sekali minum obat, tetapi masyarakat tidak tahu bahwa dampak penyakit ini dapat kambuh sewaktu-waktu. Kekambuhan Gastritis yang semakin parah setiap waktunya dapat menyebabkan komplikasi serius Tukak lambung, pendarahan di dalam lambung., kanker lambung dan yang tidak diketahui masyarakat dapat mengancam jiwa. Gejala yang hanya mual dan muntah serta nyeri perut kadang hanya diabaikan oleh para penderita dan baru mau berobat dan menjauhi pemicu saat derajat kesakitan dan penurunan kesehatan sudah membuat pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan Helicobacter pylori, di mana data epidemiologi menunjukkan prevalensi yang tertinggi berada di Asia dan negara-negara yang sedang berkembang lainnya. Dengan demikian, hampir setengah populasi dunia menderita gastritis kronis. Di negara-negara berkembang, sekitar 30%-50% infeksi Helicobacter pylori ini terjadi pada ada anak-anak, dan mencapai 60% pada orang-orang usia lanjut. Pada autoimun gastritis, penderita wanita diperkirakan lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 3:1.

Data epidemiologi gastritis di Indonesia masih belum begitu jelas. Namun, sebuah penelitian di RS Cikini yang melibatkan 2093 pasien menunjukkan bahwa tren prevalensi Helicobacter pylori semakin menurun. Pada 1998, prevalensi infeksi Helicobacter pylori adalah 12.8%, sedangkan pada tahun 2005, prevalensi ini menurun drastis menjadi 2.9%. Di Jakarta, dilaporkan bahwa infeksi Helicobacter pylori yang terbanyak ditemukan di

(13)

3

Jakarta barat, dimana tidak didapatkan perbedaan bermakna pada prevalensi di antara kelompok usia, konsumsi alkohol, dan perokok.

Kondisi saat ini di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila memiliki angka kasus yang cukup banyak yaitu pada rekapan tahun 2020 tentang 10 penyakit terbesar gastritis masuk dalamnya dengan persentase 6,9 % dan menduduki peringkat ke 8 dari 10 penyakit besar di Puskesmas Tuangila. Kemudian pada Bulan Februari 2021 gastritis menduduki peringkat 1 dengan jumlah kunjungan 26 , bulan maret sebanyak 15, april dengan jumlah kunjungan 24 , kemudian bulan juni sebanyak 24 kunjungan kemudiaan beberapa bulan terakhir jumlah kunjungan pasien dengan kasus gastritis meningkat dan masuk ke dalam 10 penyakit terbesar, Sosialisasi kesehatan sebenarnya sudah gencar dilaksanakan pihak puskesmas baik itu oleh dokter, perawat maupun staf puskesmas lainnya kepada para penderita Gastritis baik itu pada kegiatan dilapangan maupun saat datang memeriksakan diri ke puskesmas, namun ini masih terkendala karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kurangnya minat masyarakat untuk menerima informasi kesehatan. Dari Adanya Kegiatan Aktualisasi kondisi yang diharapkan adanya peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakit gastritis. Berdasarkan hasil identifikasi tugas dan fungsi yang penulis angkat sebagai isu strategis dapat disimpulkan temanya menjadi “Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang Penyebab Gastritis Melalui Penyuluhan bagi pasien Gastritis Di UPTD Puskesmas Tuangila Kabupaten Buton Tahun 2021”

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

1.2.1. Umum

Dapat mengetahui dan menerapkan substansi nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), Manajemen Publik, Whole of Government, dan Pelayanan Publik serta mengetahui dampak-dampaknya terhadap pencapaian visi misi organisasi apabila nilai- nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan dalam pekerjaan sehari-hari dengan baik sebagai Sebagai Perawat Pelaksana/Terampil di UPTD Puskesmas Tuangila.

1.2.2. Khusus

Peningkatan pengetahuan pasien mengenai penyebab gastritis melalui Penyuluhan bagi pasien Gastritis di UPTD Puskesmas Tuangila.

1.3. Manfaat

Aktualisasi ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, organisasi dan bagi masyarakat.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain :

(14)

4

1.3.1. Manfaat untuk penulis

a. Penulis dapat menerapkan nilai-nilai ANEKA sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

b. Penulis menjadi ASN yang mampu menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

c. Menjadi pengalaman belajar bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang terjadi di satuan pendidikan 1.3.2. Manfaat untuk organisasi yaitu :

Unit organisasi dalam pencapaian visi, misi, tujuan organisasi serta memperkuat nilai organisasi.

1.3.3. Manfaat untuk masyarakat

Pasien dengan Gastritis menjadi lebih paham tentang pengetahuan penyebab gejala Gastritis di UPTD Puskesmas Tuangila.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

Ruang lingkup aktualisasi Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang Penyebab Gastritis Melalui Penyuluhan Kesehatan Di lakukan di UPTD Puskesmas Tuangila. berdasarkan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika public, Komitmen mutu, Anti korupsi, dimana penulis akan memberikan edukasi kesehatan tentang penyebab Gastritis melalui penyuluhan tentang gastritis bagi pasien Gastritis serta pengisian koesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan pasien sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.

1.5. Waktu dan Tempat 1.5.1. Waktu

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah Kabupaten Buton yaitu dimulai tanggal 4 Oktober – 5 November 2021.

1.5.2. Tempat

Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di UPTD Puskesmas Tuangila, Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton.

(15)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1. Deskripsi Organisasi

2.1.1. Kedudukan organisasi

Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa kedudukan puskesmas, yaitu :

1) sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehataan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan;

2) Unit pelaksanaa Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/ kota;

3) Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi horizontal dengan pelayanan kesehatan primer.

UPTD Puskesmas Tuangila Wilayah Kecamatan Kapontori terletak di sebelah utara Kabupaten Buton. UPTD Puskesmas Tuangila merupakan Puskesmas satelit dari puskesmas wilayah kecamatan Kapontori berdiri pada awal tahun 2013.

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila terdiri dari lima ( 5 ) desa, yaitu Desa Bukit Asri, Wakuli, Tuangila, Tumada dan Todanga. Puskesmas sudah memiliki sarana transportasi Ambulance yang dimanfaatkan untuk keperluan operasional Puskesmas.

Luas wilayah kerja Puskesmas Tuangila 174,36 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut

2.1. Peta Wilayah

(16)

6

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Utara 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan selat Kapontori

3) Sebelah Barat berbatasan dengan selat Buton

4) Sebelah Timur berbatasan dengan desa Wa Ondo Wolio Kecamatan Kapontori.

Tabel 2.1

Data Geografis wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tuangila

No. Nama Desa Luas Wilayah (km)

Jumlah Dusun

Jarak ke Puskesmas Km

Waktu tempuh

1. Bukit Asri 21,7 2 5 10 menit

2 Wakuli 19 2 4 8 menit

3. Tuangila 12,5 2 0 0 menit

4. Tumada 68 3 13 25 menit

5. Todanga 53,16 2 17 35 menit

2.1.2. Keadaan Demografis

Adapun jumlah penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila yaitu sebanyak 3.117 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 838, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.618 jiwa dan perempuan sebanyak 1.499 jiwa. Adapun sebaran penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Tuangila sebagai berikut :

Tabel 2.2

Data Demografi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tuangila No Kelompok

Umur ( Tahun )

Jumlah Penduduk

Laki-laki perempuan Total

1. 0-4 158 136 294

2. 5-9 179 170 349

3. 10-14 189 148 337

4. 15-19 158 156 314

5. 20-24 128 123 251

6. 25-29 127 111 238

7. 30-34 113 120 233

8. 35-39 106 98 204

(17)

7

9. 40-44 115 92 207

10. 45-49 71 87 158

11. 50-54 69 75 144

12. 55-59 61 57 118

13. 60-64 50 44 94

14. 65-69 39 25 64

15. 70-74 32 25 57

16. 75+ 23 32 55

JUMLAH 1.618 1.499 3.117

2.2. Visi dan Misi Organisasi

2.2.1. Visi UPTD Puskesmas Tuangila

Menjadi Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Prima di Tahun 2022.

2.2.2. Misi UPTD Puskesmas Tuangila

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi yang dibangun dalam Rencana Strategi Puskesmas Tuangila 2019-2022 adalah sebagai berikut

1) Meningkatkan Kemandirian Masyarakat dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pendekatan keluarga

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar serta terjangkau oleh masyarakat

3) Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan yang berkualitas

4) Melaksanakan tata kelola Puskesmas Melalui Perbaikan Manajemen secara Akuntabel.

2.3. TATA NILAI :

Tata Nilai Puskesmas Tuangila:“SABAR”, Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Puskesmas Tuangila menganut dan menjunjung tinggi tata nilai yaitu :

S : Santun

Dalam memberikan pelayanan selalu menerapkan 3 S , Senyum,Sapa dan salam A : Aman

Dalam memberikan pelayanan selalu mengutamakan keamanan baik untuk diri petugas, pasien dan lingkungan kerja.

(18)

8

B : Bersih

Bersih dalam melakukan pelayanan dengan menerapkan Hand Hygiene A : Aktif

Terciptanya komunikasi yang aktif kepada pasien maupun antar sesama petugas R : Rapi

Petugas berpenampilan yang rapi dalam melayani pasien.

2.4. Tugas dan Fungsi

2.4.1. Tugas dan Fungsi Organisai

Puskesmas adalaah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 4 mengutarakan bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan strata pertama,Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, penggerak pembangunan dan pusat pemberdayaan. Puskesmas juga harus memberikan pelayanan preventi, promotif, kuratif, sampai dengan rehabilitasi baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP), maupun upaya kesehatan masyrakat (UKM).

a. Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama di wilayah kerja seperti :

1. Melaksanakan perencanaan bedasarkan analisa masalah kesehatan masyarakat dan analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakan masyarakat unntuk mengidentidikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang beerjasama dengan sektor lain terkait.

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses, mutu dan cakupan pelayanan kesehatan.

(19)

9

9. Memberikan rekomendasi terkati masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit

b. Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah kerja seperti :

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.

2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif.

3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi dan kerjasama inter dan antar profesi.

6. Melaksanakan rekam medis.

7. Melaksanana pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan.

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wialayah kerjanya.

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

11. Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan

(20)

10 2.4.2. Tugas pokok dan Fungsi Perawat Terampil

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 35 tahun 2019 tentang jabatan fungsional perawat adalah sebagai berikut:

Bagian ketiga tentang Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan Pasal 8 tugas pokok jabatan fungsional Perawat Terampil yaitu

1. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;

2. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

3. melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif;

4. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;

5. memberikan oksigenasi sederhana;

6. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/

kritikal;

7. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko penularan infeksi;

8. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal bedah;

9. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;

10. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;

11. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;

12. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;

13. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;

14. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;

15. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;

16. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

17. melakukan perawatan luka; dan

18. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;

Uraian tugas tambahan sebagai Pendamping Poli Umum, Pendamping Imunisasi, dan Bendahara Retribusi tertuang dalam Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tuangila Kabupaten Buton Nomor: 400 / SK / 2021.

(21)

11

2.5. STRUKTUR ORGANISASI

Gudang Obat

Ditetapkan di Takimpo Bendahara Jampersal Bendahara Barang

Siti Wajrih

Penceg. & Pengend. Penyakit saw aluddin, AMK Thamrin AMG

Indri Lisa Marnelia M, AM.Keb

Indri Lisa Marnelia M,

AM.Keb Indri L.M Muskita, AM.Keb Novita Eka Kumalasari, Amd.

Kep UGD

Kesehatan Olahraga

Gizi dr. Eko Wahyuddin S

Nurtia, SKM

Kesehatan Kerja

Sunarmi, A.Md.Keb UKS Sistem Kewaspadaan Dinidan

Penanggulangan KLB Kefarmasian

Indri Lisa Marnelia M, AM.Keb Dew i Marhani, A.Md.Farm

Dew i Marhani, A.Md.Farm

Bendahara Penerimaan Bendahara OP

Nurtia, SKM Herlina, AMd. Kep

Bendahara BOK

Poli Umum Kesehatan Jiwa Promkes

Nurtia, SKM

Siti Wajrih

Aris Budiman, AMAK Nurtia, SKM

drg. Risca Alfina drg. Risca Alfina Mualimin Banisi, SKM

dr. Eko Wahyuddin S

Laboratorium

Keuangan

Posbisdu

Bendahara JKN

UKGS Kesehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TUANGILA WILAYAH KECAMATAN KAPONTORI

Jln. Poros Baubau-Todanga, Desa Tuangila, No Telp:-, Kode Pos 93755 email: puskesmastuangila@gmail.com

Kepala Puskesmas NURIANA, SKM

Penanggung Jawab Tata Usaha Nurtia, SKM

Rumah Tangga

Poli KIA/KB

Saw aluddin, AMK Poli Gigi

Marw ia, Amd.Keb

Mualiman Banisi Sarman, SKM

Muliyatni Hakmah, AM.Keb

KIA/KB

Pelayanan Gizi Pustu

Desa Bukit Asri Desa Todanga

Poskesdes

Nursia Pilami, Amd.

Keb Ayu Karmila, A.Md.Keb

Bidan Desa Bidan Desa dr. Eko Wahyuddin S

Desa Wakuli Desa Tumada

Kepegawaian Sistem Informasi Kesehatan Nikadek Pariani, SKM Nurtia, SKM

Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Puskesmas Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Lab.

Penanggung Jawab UKM Pengembangan

Penanggung Jawab UKM Esensial

Indri Lisa Marnelia M, AM.Keb drg. Risca Alfina Sarman, SKM Sarman, SKM

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas

(22)

12

2.6. Data Pendukung Isu Yang Diangkat (Keadaan Umum Pegawai Pegawai, Sarana, Dan Prasarana Dan Jenis Pelayanan)

2.6.1. Profil Staf UPTD Puskesmas Tuangila

Jumlah staf UPTD Puskesmas Tuangila terdiri dari PNS, Nusantara Sehat Individu (NSI), PTT Daerah, dan Tenaga Kontrak Sukarela dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 2.3

Data Tenaga Kesehatan Di UPTD Puskesmas Tuangila Tahun 2020

No Nama Tenaga Kesehatan

Status (PNS/PTT/PTT Daerah/Magang Sukarela/NS)

Tupoksi

Ket.

(Utama dan Tambahan)

Utama Tambahan

1 Nuriana, SKM PNS Kepala

Pukesmas P. Progam Kesling 2 dr. Eko Wahyuddin

Setiawan CPNS Dokter Umum P. Programer Lansia

3 drg. Risca Alfina CPNS Dokter gigi UKGS

4 Mualiman Banisi PNS Perawat P. Progam Imunisasi

5 Nurtia, SKM PNS SKM

KTU, P. Program Kesjaor, Bendahara OP

6 Indri Lisa M, A.Md.Keb PNS Bidan

Koordinator Bidan Desa Tuangila

7 Sarman, SKM CPNS Epidemiolog

Kesehatan P. Program Promkes 8 Ayu Karmila, A.Md.Keb PNS Bidan Bidan Desa Todanga

9 Mulyatni Hatma,

A.Md.Keb PNS Bidan Bidan Desa Wakuli

10 Marwiah , A.Md.Keb PNS Bidan Bidan Desa Tumada

11 Tamrin, AMG PNS Gizi P. Program Gizi

(23)

13

12 Siti Wajrih PNS Perawat Bendahara BOK

P. Program Gizi

13 Dewi Marhani, A.md

Farm PNS Asisten

Apoteker

P. Gudang obat P. Apotik

14 Listyani, AMK PNS Perawat P. Rekam Medis

P.Program PTM

15 Sawaluddin, AMK CPNS Perawat

P. Program

Surveilans Bendahara JKN

16 Ahlun Nazar Kamaruddin,

AMK PTT Daerah Perawat P. Program. TB

17 Rifan, A.md. Kep PTT Daerah Perawat P. Program ISPA

18 Afriaddin Risaid,

Amd.Kep PTT Daerah Perawat P. Programer

Filariasis 19 Ni Kadek Pariani, SKM CPNS Penyuluh

Kesehatan P. SIK

20 Herlina, Amd. Kep CPNS Perawat

P. Programer Imunisasi

Bendahara Retribusi p. poli umum 21 Novita Eka Kumalasari,

Amd. Kep CPNS Perawat P.Pendamping

Programer Gizi 22 Siti Asri Muliati Karimu, CPNS Analis

Kesehatan P. Laboratorium

23 Muliati A CPNS Perawat Gigi P.Pendamping

Programer UKGS 24 Rasmawati, A..md Kep PTT Daerah Perawat Pendamping gizi 25 Siti Muslimah, A.Md.Keb PTT Daerah Bidan P. program cacing 26 Risna , A.Md.Keb PTT Daerah Bidan Bidan pendamping

Desa Wakuli 27 Rita putriyani, A, Amd. PTT Daerah Bidan Bidan pendamping

(24)

14

Keb desa Todanga

28 Nursia Pilami, Amd Keb CPNS Bidan Bidan Desa Bukit Asri

29 Wd Murni,SKM Kontrak BOK Administrasi Pendamping

Promkes

30 Jamria Samsul. Amd. Keb PTT Daerah Bidan -

31 Sufiana, Amd. Keb PTT Daerah Bidan -

32 Efi Novianti Amd. Keb PTT Daerah Bidan -

33 Rosma Amd. Keb PTT Daerah Bidan -

34 Sunarmi, Amd Keb PTT Daerah Bidan -

35 Sunarni, S.Tr. Keb PTT Daerah Bidan P. Programer

SDDITK

36 Harmulina, AMK NSI Perawat Surveilens

37 Sitti Rosnah, AMKL NSI Kesling Pendamping Prog.

Kesling

38 Aris Budiman, AMAK NSI Analis

P. Pendamping Petugas

Laboratorium

49 Yeni Dasilva, Amd. Keb

PTT Daerah

Bidan

P. Pendamping Bidan Desa Bukit Asri

40 Selvi Amd, Keb PTT Daerah Bidan -

41 Nur Yatika Adam, S. ST PTT Daerah Bidan - 42 Febrianti Adam, Amd.

Keb

PTT Daerah

Bidan -

43 Igiarti , SKM Tenaga

Magang Administrasi - 44 Minarni, S.St Tenaga

Magang Bidan

-

45 La Dudi PTT Perawat P. Prog. Kusta

Sumber : Data Puskesmas Tahun 2020

(25)

15

2.6.2. Sarana dan Prasarana

UPTD Puskesmas Tuangila berada di Desa Tuangila Kecamatan Kapontori Kab. Buton dengan data prasarana terdiri dari 2 gedung, gedung pertama (ruang pelayanan UKP) dan gedung ke dua (Kantor dan ruang pelayanan UKM) yang tertera pada table berikut.

Tabel 2.4

Sarana dan Prasarana UPTD Puskesmas Tuangila

No Jenis Prasarana Jumlah Kondisi

Ket Baik Kurang Baik Rusak Berat

1 Ruang Poli Umum 1

2 Ruang Poli Gigi 1

3 Ruang Streilisasi 1

4 Ruang Apotik 1

5 Ruang KIA 1

7 Ruang Lab 1

8 Ruang Tindakan 1

9 Ruang Persalinan 1

10 Ruang Loket 1

11 Ruang Imunisasi 1

12 Ruang PTM 1

13 Ruang Gudang Obat 1

14 Ruang tata Usaha 1

15 Ruang Gizi 1

16 Ruang Rapat 1

17 Ruang P2M 1

18 Ruang Promkesling 1

19 Ruang Perencanaan 1

20 Ruang Ka. Puskesmas 1

(26)

16

2.7. Nilai – Nilai Dasar ASN

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 12 Tahun 2018 tentang Pendidikan LATSAR CPNS yang diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta diklat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar PNS yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi PNS adalah sebagai berikut:

2.7.1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan sebuah kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan sektor, kelompok dan pribadi.

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.

Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut terdiri dari:

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Di lain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah pihak.

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam

(27)

17

menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.

3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan

Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences)

Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas public memiliki tiga fungsi utama yaitu:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas vertikal

(28)

18

membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan “ke bawah” kepada publik.

Sedangkan akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan lembaga negara. Selain itu, menurut LAN RI, akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:

a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.

b. Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.

Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.

c. Akuntabilitas Kelompok

Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

d. Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.

e. Akuntabilitas Stakeholder

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:

(29)

19

a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum

Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan.

b. Akuntabilitas proses (process accountability).

Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.

c. Akuntabilitas program (program accountability).

Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal.

d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak biasa.

b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.

c. Akuntabel dan transparan.

d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.

e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik sesuai dengan organisasinya.

f. Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

Upaya menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel antara lain:

a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);

b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);

c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak, kebajikan, dan peraturan yang berlaku);

d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas responsibilitas perseorangan dan responsibilitas institusi);

(30)

20

e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi);

f. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang dapat dipercaya);

g. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas);

h. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan i. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai oleh PNS.

2.7.5. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Setiap individu harus mempunyai sikap nasionalisme namung harus tetap mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain. Pilar kebangsaan yang tertuang dalam Pancasila, adalah:

a. Sila I Prinsip Ketuhanan

Bangsa Indonesia memiliki agama yang berlandaskan Ketuhanan yang berkebudayaan dengan sikap religius, lapang, dan toleransi.

b. Sila II Prinsip Kemanusiaan

Bangsa Indonesia memiliki rasa berperikemanusiaan dan berperikeadilan dengan sikap humanis tenggang rasa, dan persamaan derajat.

c. Sila III Prinsip Kebangsaan

Bangsa masyarakat Indonesia mampu mengembangkan persatuan dari aneka

(31)

21

perbedaan melalui sikap cinta tanah air, gotong royong, dan tidak diskriminatif.

d. Sila IV Prinsip Demokrasi

Bangsa Indonesia memilki sikap musyawarah mufakat dalam setiap menghadapi tantangan dengan memiliki rasa kekeluargan, menghargai, dan bijaksana.

e. Sila V Prinsip Kesejahteraan

Bangsa Indonesia mampu mengembangkan partisipasi dan emansipasi kesejahteraan dan pemerataan pembangunan melalui sikap adil, kerja keras, dan tolong menolong.

Adapun indikator-indikator yang terkandung dalam nasionalisme yaitu:

a. Taqwa

Sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya. Contoh praktis lainnya adalah mengucapkan doa setiap memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan, bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah, menyesal setiap membuat kesalahan dan segera mohon ampun kepada Tuhan, menolak setiap ajakan untuk melakukan perbuatan tercela, dan lainnya.

b. Demokratis

Merupakan pengamalan sila keempat Pancasila, yaitu suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan pendapat.

c. Adil

Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, dan ketidakjujuran. Adil merupakan bentuk pengamalan Pancasila sila kelima. Sikap adil berarti memperlakukan setiap orang dengan tidak memihak atau berat sebelah, baik itu masyarakat maupun rekan kerja.

Adil juga dapat berupa tindakan tidak diskriminasi, yaitu setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan berdasarkan pada pembedaan agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik

d. Cinta tanah air atau pengabdian

Merupakan bentuk loyalitas warga negara terhadap NKRI dengan mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi.

(32)

22

e. Gotong royong

Merupakan bentuk kerja sama yang saling membantu demi kepentingan umum, bersama membantu orang lain, bersama membela kebenaran, dan bekerja giat dalam kelompok kerja.

f. Menghargai

Merupakan tindakan tidak mencela hasil karya orang lain dan mengapresiasi (memberi pujian ataupun mengucapkan terimakasih) atas pemberian ataupun bantuan orang lain.

g. Rela berkorban

Merupakan sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, suatu kelompok kerja atau negara, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

2.7.5. Etika Publik

Etika publik adalah ukuran baik atau buruknya perilaku, tindakan dan keputusan yang berpedoman kepada kode etik yang berlaku. Etika publik merupakan etika yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara sehingga dalam melaksanakan tugas pelayanan publik kepada masyarakat dapat berjalan secara maksimal, sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara Pegawai Negeri Sipil dengan masyarakat. Pegawai Negeri Sipil harus selalu mengedepankan profesionalisme, tanggung jawab, ketelitian, kedisiplinan, jujur, menghormati hak-hak masyarakat dan memberi informasi yang benar dalam pelaksanaan pelayananan publik. Apabila Pegawai Negeri Sipil tidak mempunyai etika dalam melaksanakan pekerjaaan maka kepercayaan publik akan menurun dan hilang sehingga etika menjadi kunci dalam setiap melaksanakan pekerjaan. Dalam melaksanakan tugasnya, ASN memiliki kode etik yang mengatur tingkah laku mereka, diantaranya:

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

2. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin.

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.

4. Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

5. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan.

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

(33)

23

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugas.

9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain.

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Selain itu, terdapat nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undangundang ASN, diantaranya:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.

b. Setia dan mempertahankan UUD 1945.

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

h. Memilik kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Secara singkat, indikator-indikator yang mencerminkan etika publik, sebagai berikut:

a. Profesional; yaitu mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan keahlian atau kompetensi yang dimiliki;

(34)

24

b. Teliti; yaitu melakukan pekerjaan dengan cermat dan mampu memandang potensi permasalahan kerja yang berkaitan dengan pelayan publik serta menemukan pemecahan yang sesuai;

c. Menghargai komunikasi; yaitu dicerminkan oleh sikap mendengarkan saat orang lain berbicara, tidak memotong pembicaraan dan tidak menentang atasan di depan khalayak ramai;

d. Sopan santun, yaitu suatu etika atau norma terhadap tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bekerja; dan

e. Ramah; yaitu sikap bersahabat dan merasa senang saat berjumpa dengan orang lain, baik itu rekan kerja ataupun atasan.

2.7.5. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.

1. Efektif

Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.

Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.

2. Efisien

Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

3. Inovasi

Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap

(35)

25

perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.

4. Mutu

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang - kurangnya akan mencakup hal-hal berikut:

a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.

b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar customer/clients tetap setia.

c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.

d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun perkembangan teknologi.

e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

2.7.5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ada 7 jenis korupsi menurut Syed Husin Alatas yaitu :

a. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal balik kedua pihak yang sama-sama aktif demi keuntungan bersama;

b. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada pihak pemberi untuk menyuap demi kepentingan keselamatan diri dan koleganya;

(36)

26

c. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang keuntungannya diharapkan dimasa datang;

d. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus kepada kerabatnya dalam suatu kedudukan;

e. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang dilakukan individu dengan memanfaatkan kelebihan pemahaman dan pengetahuannya sendiri;

f. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi tindak korupsi lainnya;

g. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan untuk mempertahankan diri dari pemerasan.

Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : (1) kerugian keuangan negara; (2) suap- menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan;

(6) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi. Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk menjauhkan diri kita dari korupsi.

Penyimpangan secara sosial terjadi ketika manusia menyimpang atau lupa pada perjanjian mereka dengan Tuhannya, pada saat di alam Roh. Individu yang memiliki spiritual accountability akan selalu ingat pada perjanjian dengan Tuhannya tersebut, yang pada dasarnya :

a. Merupakan tujuan hidup

b. Kesadaran bahwa hidup mereka harus dipertanggungjawabkan

Tuhan yang menciptakan kehidupan, memberikan amanah pada manusia dan meminta pertanggungjawaban sebaliknya manusia yang diciptakan harus amanah mengatur bumi dan segala isinya serta memberikan pertanggungjawaban. Spiritual Accountability yang baik akan menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik.

Tunas integritas merupakan pribadi yang memiliki komitmen integritas yang tinggi dan bersedia untuk membangun sistem integritas organisasi maupun bangsa. Peran tunas integritas yaitu:

1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi, mereka menjadi kumpulan orang yang selalu terdepan untuk memastikan tujuan organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun penelitian

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Aktualisasi yang

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

v PRAKATA Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan Laporan Aktualisasi dan