• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

Gambaran Umum Organisasi

  • Dasar Hukum Organisasi
  • Tugas Fungsi Organisasi
  • Susunan/ Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dasar
  • Visi – Misi Kepala Daerah
  • Tujuan Organisasi
  • Nilai – Nilai Budaya Organisasi

Peraturan Bupati Purworejo Nomor 88 Tahun 2021 tanggal 24 September 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 88 Tahun 2021 tanggal 24 September 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo. Pasal 3 menyebutkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pangan dan pertanian sesuai dengan kewenangan daerah. Peta Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo (Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 88 Tahun 2021).

Tujuan organisasi tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 11 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2021 dan juga dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tahun 2021.

Gambar 1. Bagan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo  (Sumber: Perbup Purworejo Nomor 88 Tahun 2021)
Gambar 1. Bagan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo (Sumber: Perbup Purworejo Nomor 88 Tahun 2021)

Tupoksi Jabatan Peserta

Profesional yaitu dalam melaksanakan tugas, selalu melaksanakannya dengan baik, tuntas dan sesuai kompetensi/keahliannya, orang yang cakap, dapat diandalkan, dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya. Mengumpulkan dan mengolah data untuk memfasilitasi penerapan teknologi melalui kegiatan sekolah lapangan, studi banding, pameran dan pameran teknologi;

Role Model

Pada tahun itu, beliau mengabdi di Pemerintah Kabupaten Purworejo sebagai Penyuluh Lapangan Pertanian. Berkat pengalaman kerja dan penerapan nilai-nilai AKHLAK dalam karirnya, beliau diangkat menjadi Koordinator BPP Kecamatan Bruno pada tahun 2011, yang juga membawa prestasinya sebagai Koordinator PPL termuda di Wilayah Purworejo saat itu. Implementasi nilai-nilai moralnya ramah dan solutif baik bagi petani maupun anggota pembina di BPP Kabupaten Gebang (berorientasi pelayanan), jujur, bertanggung jawab dan disiplin seperti bekerja tepat waktu (responsibility), ahli di bidangnya, maka disinilah tempatnya penulis, dimana beliau dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait ruang lingkup kerja (kompeten), menghargai setiap orang tanpa memandang latar belakangnya tanpa memandang SARA (harmonis), mendukung ideologi Pancasila yang terlihat dengan menjalankan shalat 5 waktu dan tidak membeda-bedakan anggota berdasarkan SARA (Loyal), selalu inovatif dalam menyelesaikan suatu masalah (Adaptif) dan dapat bekerja dengan baik baik di lingkungan kantor maupun antar instansi (Kolaboratif).

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu

4 Penerapan model jajar legowo pada budidaya padi di wilayah binaan desa Mlaran kecamatan Gebang belum merata. 5 Belum optimalnya pemanfaatan kartu tani di desa binaan Desa Redin Desa Kemiri dan Desa Kalitengkek Kecamatan Gebang. Berdasarkan data BPP Kabupaten Gebang (2021) yang masuk dalam Program Penyuluhan Pertanian Kabupaten Gebang Tahun 2022, sebanyak 65% petani belum menerapkan pengelolaan tanaman terpadu (PTT).

Penerapan model jajar legowo pada budidaya padi di wilayah binaan desa Mlaran kecamatan Gebang belum merata.

Analisis Isu

Penggunaan kartu tani belum optimal di desa binaan Desa Redin Desa Kemiri dan Desa Kalitengkek Kecamatan Gebang. Belum adanya penggunaan agen pengendali hayati (APH) Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa sehingga penggunaan pestisida kimia (sintetis) terus berlanjut pada budidaya padi di desa binaan Desa Redin Kecamatan Gebang. Penerapan pola jajar legowo dalam budidaya padi di wilayah binaan Desa Mlaran Kecamatan belum merata.

Kesimpulan dari analisis metode APKL dan USG adalah permasalahan utama yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut: “Tidak ada penggunaan agen pengendali hayati (APH) Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa, sehingga penggunaan pestisida kimia (sintetis) terus melanjutkan budidaya padi di Desa Redin, Kecamatan Gebang yang mendapat bantuan.” Kemudian penulis fokus pada aktualisasi dan adaptasi penyelesaian permasalahan tersebut khususnya pada kelompok petani Maju Lancar Desa Redin Kecamatan Gebang.

Tabel 2. Tabel Analisis Isu APKL
Tabel 2. Tabel Analisis Isu APKL

Analisis Penyebab Isu

Serangan OPT berupa jamur coklat (WBC) dan hama belalang serta penyakit karat (hawar daun bakteri) pada budidaya padi yang menghambat peningkatan produksi. Kebiasaan lingkungan petani di desa Redin menggunakan pestisida sintetik (kimia) yang lebih cepat terlihat hasilnya, mudah dalam pengaplikasiannya dan daya bunuhnya tinggi.

Gambar 3. Diagram fishbone analisis penyebab isu MAN
Gambar 3. Diagram fishbone analisis penyebab isu MAN

Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan

Gagasan Pemecahan Isu

Penulis secara khusus fokus pada aktualisasi dan pembiasaan di Kelompok Tani Maju Lancar Desa Redin dengan tujuan menjadikan kelompok tani ini sebagai pelopor pemanfaatan APH di Desa Redin Kecamatan Gebang. Melaksanakan konsultasi dalam kelas di Kelompok Tani Maju Lancar dengan materi: Pemanfaatan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa untuk budidaya padi. Memberikan pendampingan praktik penerapan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa di lapangan (sawah milik anggota Kelompok Tani Maju Lancar).

Evaluasi hasil penyuluhan dan dampak penyuluhan pertanian dengan materi: Pemanfaatan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa untuk budidaya padi.

Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Keterkaitan kegiatan dengan MASN dan. inokulasi) Saya melakukan APH dengan hati-hati dan disiplin (Kode Etik ASN) sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang berkualitas dan menggunakan petunjuk dari video YouTube saat merakit alat (keterampilan digital). 3 Pelaksanaan penyuluhan kelas pada Kelompok Tani May Lancar dengan materi : Pemanfaatan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa untuk budidaya padi. Keterhubungan kegiatan dengan MASN dan ASN Cerdas: Dalam memberikan nasehat, saya bertindak sesuai prinsip memberikan informasi yang benar.

Meningkatkan daya saing sektor pertanian dalam arti luas yang disinergikan dengan pengembangan UKM, dunia usaha dan tujuan organisasi. Pemantauan vaksinasi yang saya lakukan merupakan wujud komitmen saya untuk memastikan hasil kerja berhasil (setia). 4 Memberikan pendampingan praktek penerapan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa di lapangan (sawah anggota Kelompok Tani Maju Lancar).

5 Evaluasi hasil penyuluhan dan dampak penyuluhan pertanian dengan materi: Pemanfaatan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa untuk budidaya padi. Keterkaitan kegiatan dengan MASN dan ASN Cerdas: Penilaian yang dilakukan merupakan bentuk pelaksanaan tugas kedinasan. Berkoordinasi dengan POPT dan petani untuk bersama-sama melakukan pengecekan lapangan terhadap hasil penerapan APH.

Tabel 4. Matriks rancangan aktualisasi dan habituasi
Tabel 4. Matriks rancangan aktualisasi dan habituasi

Jadwal Rancangan Aktualisasi

Membuat surat permohonan pembelian isolat Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa yang ditujukan kepada BPTPHP Provinsi Jawa Tengah.

Foto kegiatan  praktek penggunaan  isolat
Foto kegiatan praktek penggunaan isolat

PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Menyiapkan/membeli alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media perbanyakan APH menggunakan media cair. Jika saya tidak menerapkan nilai dasar orientasi layanan dalam aktivitas 1, maka alat penerapan APH tidak dapat dirakit tepat waktu. Jika saya tidak menerapkan nilai inti Akuntabilitas pada kegiatan 1, maka saya tidak akan bisa mempraktikkan cara kerja alat penyuluhan APH dengan jujur, hati-hati dan disiplin sehingga kegiatan penyuluhan yang dilakukan tidak efektif dan petani tidak bisa menerima. informasi. .

Manfaat tercapainya visi misi pengelola daerah dan tujuan organisasi adalah jika petani memahami cara membuat dan cara kerja alat propagasi APH maka akan berkontribusi terhadap visi pemerintah kabupaten. Manfaat penguatan nilai-nilai organisasi adalah jika petani memahami cara membuat dan cara kerja alat perkalian APH maka memperkuat nilai-nilai organisasi yaitu: Jujur, Melayani, Profesional, karena setiap tahapan yang penulis lakukan pada kegiatan 1, dilakukan dengan tulus. dan berorientasi pada pelayanan kepada petani serta profesional dalam kaitannya dengan tugas pokok penulis. Praktek saya menggunakan isolat adalah salah satu bentuk membantu petani mempelajari teknologi baru (kompeten).

Manfaat Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Jika para petani mengetahui cara memanfaatkan isolat ini, maka nilai-nilai organisasinya diperkuat yaitu: Ikhlas, Melayani, Profesional, karena setiap tahapan yang saya lakukan pada kegiatan 2 dilakukan dengan ikhlas dan orientasi pelayanan kepada masyarakat. petani dan profesionalisme sejalan dengan tugas utama saya sebagai penyuluh pertanian. Koordinasi yang saya lakukan dengan kelompok tani merupakan bentuk menghargai orang lain apapun latar belakangnya (Harmoni). Manfaat penguatan nilai-nilai organisasi dengan mengubah perilaku, sikap dan keterampilan petani dengan pengetahuan tentang APH dan kemauan menggunakannya memperkuat nilai-nilai organisasi yaitu: Ikhlas, Pelayanan, Profesional, karena setiap langkah yang saya lakukan dalam kegiatan 3 dilakukan dengan ikhlas dan berorientasi pada pelayanan kepada petani serta profesionalisme sejalan dengan tugas pokok saya sebagai penyuluh pertanian.

Saya memberikan bantuan penerapan APH di lapangan (Kegiatan 4) dalam rangka menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, tingkah laku, perkataan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar dinas (Kewajiban ASN, ASN Beheer). Jika saya tidak menerapkan Collaborative Core Values ​​pada kegiatan 5, saya tidak akan mengikutsertakan POPT dan petani, yang bisa mengakibatkan kegiatan penyuluhan yang saya lakukan tidak berkelanjutan.

Gambar 4. Alat dan bahan sudah tersedia dengan lengkap
Gambar 4. Alat dan bahan sudah tersedia dengan lengkap

Kondisi Sebelum dan Sesudah

Kegiatan pembuatan alat reproduksi (inokulasi) Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa APH dengan menggunakan media cair membuahkan hasil. Petani memahami cara membuat alat perbanyakan APH dan cara kerjanya 2. Kegiatan melakukan bimbingan kelas di Kelompok Tani Maju Lancar dengan materi: Pemanfaatan Beauveria bassiana dan Paenibacillus APH polymyxa untuk menanam padi menyebabkan perubahan perilaku, sikap dan keterampilan petani karena mengetahui APH dan bersedia memanfaatkannya. Kegiatan pendampingan praktik penerapan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa di lapangan (sawah milik anggota Kelompok Tani Maju Lancar) menghasilkan output petani yang bisa mempraktekkan penerapan APH di lapangan.

Kegiatan evaluasi hasil penyuluhan dan dampak penyuluhan pertanian dengan materi: Pemanfaatan APH Beauveria bassiana dan Paenibacillus polymyxa untuk budidaya padi menghasilkan pengetahuan tentang hasil penyuluhan dan langkah perbaikannya. Para peserta Latsar CPNS yaitu kegiatan aktualisasi dan sosialisasi yang saya laksanakan dapat menjadi pedoman dalam penerapan nilai-nilai AKHLAK sesuai jabatan dan tugasnya. Masyarakat (Petani) yaitu kegiatan aktualisasi dan sosialisasi yang saya lakukan dapat membantu mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui penggunaan pestisida yang murah dan ramah lingkungan.

Badan yaitu kegiatan aktualisasi yang saya laksanakan juga mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah, dan Tujuan Organisasi serta mendukung penguatan Nilai-Nilai Organisasi. Stakeholder (POPT) yaitu kegiatan aktualisasi yang saya laksanakan dapat dijadikan sebagai bentuk kerjasama untuk membuahkan hasil kerja yang baik antara POPT Kecamatan Gebang dan saya sebagai. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembinaan Budaya Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo: Purworejo.

Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 11 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo di Purworejo. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 88 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Keamanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo: Purworejo. CPNS Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo (TMT Desember 2020) sebagai Ahli Penyuluh Pertanian Pertama di BPP Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo dengan desa binaan antara lain Desa Redin, Kemiri dan Kalitengkek.

Melaksanakan sosialisasi pertanian organik Permentan 64/2013 dan SNI 6729/2010 di desa binaan bekerjasama dengan POPT, Pemerintah Desa dan penyuluh swadaya. Kelompok, Desa Lancar Redin sebagai pendukung pertanian organik.

SIMPULAN

Gambar

Gambar 1. Bagan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo  (Sumber: Perbup Purworejo Nomor 88 Tahun 2021)
Gambar 2. Role Model 1 Totok Fitrianto, S.P.
Tabel 1. Tabel identifikasi Isu
Tabel 2. Tabel Analisis Isu APKL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di deskripsikan di atas, maka penulis mengharapkan agar kegiatan aktualisasi dan habituasi ini tetap bisa dilakukan

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Aktualisasi

Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan diperoleh hasil/output sesuai harapan, yaitu peningkatan tata cara

Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar, Kedudukan dan peran PNS untuk mendukung Smart Governance Pada kegiatan 5 ini saya membuat cerita elektronik untuk memenuhi kebutuhan

Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan mencapai persentase sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan diperoleh hasil/ output akhir sesuai harapan yaitu

86 Tabel 3.2 Gambaran Sebelum dan Sesudah Aktualisasi dan Habituasi No Kegiatan Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Keterangan 1 Membuat e-leaflet home program dan edukasi kasus

Kegiatan aktualisasi dan habituasi di BPKPAD Kabupaten bisa berjalan dengan tertib dan efektif sesuai dengan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dan kedudukan serta peran PNS dalam mewujudkan

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aktivitas Antioksidan dan