• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

Gambaran Umum Organisasi

  • Tugas Fungsi Organisasi
  • Susunan/Struktur organisasi dan Tata Kerja Dasar
  • Visi-Misi Organisasi
  • Tujuan Organisasi
  • Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Tjokronegoro didirikan pada tahun 2015 oleh Bupati Purworejo, karena belum terdapat rumah sakit daerah tipe C di Kabupaten Purworejo. Landasan hukum pembentukan dan susunan perangkat daerah di Kabupaten Purworejo diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021 Tjokronegoro, Kabupaten Purworejo mendapat Pola Penetapan Pola Tata Kelola Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BLUD).

Pola tata kelola keuangan BLUD di RSUD R.A.A. Tjokronegoro, Kabupaten Purworejo berada pada masa transisi pada tahun 2020, sedangkan pemanfaatan BLUD secara penuh akan dilaksanakan pada tahun 2021. Rumah Sakit Umum RAA. Tjokronegoro merupakan lembaga teknis daerah yang menjadi unsur pendukung Pemerintah Kabupaten Purworejo, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 59 Tahun 2019 tentang pembentukan jabatan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Purworejo mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara komprehensif dan rujukan.

Pedoman pengembangan budaya kerja di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Purworejo tertuang dalam Peraturan Bupati Purworejo Nomor 36 Tahun 2014.

Gambar 1.2 Foto RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Gambar 1.2 Foto RSUD R.A.A. Tjokronegoro

Tupoksi Jabatan Peserta

Role Model

Dalam berkoordinasi dengan instalasi penunjang medis, beliau selalu membangun lingkungan kerja yang kondusif (harmonis) agar koordinasi dengan instalasi penunjang medis berjalan lancar. Tjokronegoro, hingga saat ini selalu aktif dan berkontribusi (loyal) pada organisasi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) sebagai wakil ketua bidang kesejahteraan. Ketika jumlah kasus Covid-19 meningkat, ia berusaha cepat beradaptasi dengan perubahan dan terus berinovasi serta mengembangkan kreativitas (Adaptif) agar pelayanan rumah sakit dapat berjalan lancar dan seluruh pasien mendapatkan pelayanan terbaik dalam hal dukungan medis.

Dalam mewujudkan pelayanan penunjang medis yang unggul bagi masyarakat, beliau sangat terbuka dan bersedia bekerja sama (kolaboratif) untuk memberikan arahan, masukan dan solusi terhadap instalasi penunjang medis. Dia adalah Tuan. Muh Mukhsin, S.Kep., Perawat yang menjabat sebagai kepala Bagian Penunjang Medis RSUD R.A.A. Dalam melaksanakan tugasnya, beliau sangat ramah, banyak akal, berorientasi pada solusi dan dapat diandalkan (service orient) untuk memberikan pelayanan prima guna memuaskan masyarakat dan memenuhi kebutuhan dukungan medis.

Karena dukungan medis yang efisien dan efektif, ia selalu bekerja dengan integritas.

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Identifikasi dan Deskripsi Isu

Tidak ada masalah dan sumber masalah Keadaan saat ini Keadaan yang diharapkan Bukti Masalah 1 Keterbatasan kemampuan dan. TIDAK. Masalah dan sumber masalah Keadaan saat ini Keadaan yang diharapkan Bukti Masalah 2 Kurang optimal. 4 Implementasi program di rumah dan edukasi digital pada pasien pasca stroke di Unit Fisioterapi RSUD R.A.A.

Keadaan saat ini dalam pemberian program rumah dan pengajaran kepada pasien masih bersifat konvensional secara verbal sehingga pasien mudah melupakan program rumah dan hal ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian program terapi yang diberikan. Pemanfaatan media digital dalam memberikan program rumah dan edukasi kepada pasien diharapkan dapat menjadi pengingat untuk menjalankan program rumah yang ada. TIDAK. Isu dan Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan Bukti Isu Sumber Isu: Perorangan,.

Kunjungan pasien tumbuh kembang anak saat ini belum ada karena belum ada promosi terkait layanan tumbuh kembang.

Tabel 2.1 Identifikasi Isu
Tabel 2.1 Identifikasi Isu

Analisis Isu

Pemberian home program dan edukasi digital kepada pasien pasca stroke di Unit Fisioterapi RSUD R.A.A. Setelah diperoleh pemeringkatan dengan menggunakan indikator APKL, langkah selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan indikator USG untuk mendapatkan permasalahan utama yang menjadi prioritas dan perlu segera diatasi. Urgensi, yaitu seberapa mendesak suatu permasalahan perlu dibahas dan dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa sulit tekanan waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang menimbulkan permasalahan tersebut.

Keseriusan yaitu seberapa serius suatu permasalahan harus dibicarakan dan dikaitkan dengan akibat tertundanya penyelesaian masalah yang menimbulkan masalah atau akibat yang menimbulkan masalah lain apabila masalah yang menyebabkan masalah tersebut tidak diselesaikan. Harus dipahami bahwa, dalam keadaan yang sama, suatu permasalahan yang dapat menimbulkan permasalahan lain adalah lebih serius dibandingkan permasalahan lain yang berdiri sendiri. Pertumbuhan yaitu seberapa besar kemungkinan suatu masalah berkembang, berkaitan dengan kemungkinan bahwa masalah yang menyebabkan masalah tersebut akan bertambah buruk jika dibiarkan.

Berdasarkan hasil analisis masalah dengan pendekatan APKL dan USG diatas, maka pertanyaan strategis yang ingin dipecahkan adalah “Penyediaan home program dan edukasi digital pada pasien stroke di Unit Fisioterapi RSUD R.A.A.

Tabel 2.3 Analisis Isu APKL
Tabel 2.3 Analisis Isu APKL

Analisis Penyebab Isu

Man: Petugas belum memanfaatkan aplikasi digital untuk membuat program rumah dan pendidikan digital secara optimal.

Gambar 2.8 Analisis Fishbone Isu Prioritas
Gambar 2.8 Analisis Fishbone Isu Prioritas

Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan

Gagasan Pemecahan Isu

Agen belum memanfaatkan aplikasi digital untuk membuat program rumah dan pendidikan digital (Man). Konsultasikan dengan mentor tentang aktivitas menawarkan program rumah dan pendidikan kepada pasien secara digital. Penderita mudah lupa menjalankan program di rumah yang diberikan dan tidak memahami penyakit stroke (Lingkungan).

Melakukan post-test untuk menilai pelaksanaan program di rumah oleh pasien pasca stroke dan pemahaman tentang stroke setelah menerima e-leaflet.

Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu
Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu

Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Permasalahan yang diangkat : Pemberian home program dan edukasi digital kepada pasien pasca stroke di unit Fisioterapi RSUD R.A.A. Gagasan untuk mengatasi permasalahan tersebut: Optimalisasi penyampaian home program dan edukasi menggunakan media e-leaflet pada pasien pasca stroke di unit fisioterapi RSUD R.A.A. Melakukan pre-test untuk mengetahui implementasi program rumah pasien pasca stroke dan pemahaman tentang stroke sebelum menerima e-leaflet.

Melaksanakan post test untuk mengetahui pelaksanaan program di rumah pada pasien stroke dan pemahaman tentang stroke setelah menerima e-leaflet 5. E-leaflet Saya mempersiapkan secara matang program di rumah dan edukasi tentang kasus stroke dengan cara yang menarik. dan disiplin (Kode Etik dan Perilaku ASN No. 2). Saya mengkaji dan menyempurnakan e-leaflet dengan tujuan agar menjadi seefisien mungkin (Kompeten) dan meningkatkan kualitas pelayanan (Service Oriented) dalam pelaksanaan program rumah dan pendidikan pasien.

Saya merancang aktivitas untuk menyampaikan program dan edukasi ke rumah kepada pasien secara digital sesuai dengan persyaratan peraturan. Ketersediaan kegiatan desain untuk menyampaikan program ke rumah dan pendidikan kepada pasien pasca stroke akan meningkatkan pencapaian nilai-nilai organisasi. Terdapat link dan scan barcode QR sebagai sarana penyampaian program rumah digital dan edukasi.

Dengan menerapkan program rumah bagi pasien pasca stroke dan pemahaman tentang stroke, ia menawarkan. Penerapan program rumah bagi pasien stroke dan pemahaman tentang stroke akan memperkuat nilai-nilai organisasi yang dicapai RSUD R.A.A. Saya melakukan post test untuk mengetahui keberhasilan setelah diberikan home program dan pendidikan digital (kompeten).

Penerapan program rumah bagi pasien stroke dan pemahaman tentang stroke diketahui dapat meningkatkan nilai organisasi RSUD R.A.A. Diketahui adanya program rumah yang dilaksanakan pasien pasca stroke dan adanya pemahaman mengenai akibat yang ditimbulkan dari stroke.

Tabel 2.7 Matriks Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
Tabel 2.7 Matriks Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Jadwal Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Perubahan Kegiatan Dari Rancangan Awal

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Pada tahap kegiatan ini saya mengumpulkan materi tentang home program dan pendidikan stroke yang akan saya sertakan dalam e-leaflet. Kegiatan pembuatan leaflet elektronik tentang program di rumah pasca stroke menciptakan struktur pendidikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Setelah pembuatan leaflet elektronik, tahap kegiatan selanjutnya adalah konsultasi dengan pendamping mengenai perancangan program rumah dan kegiatan edukasi.

Ketika saya berkonsultasi dengan mentor tentang penyampaian program dan kegiatan pendidikan ke rumah, saya mencoba mengidentifikasi, memodelkan, menerapkan dan menganalisis maksud dan tujuan terkait penyampaian program dan pendidikan ke rumah (Keamanan Digital) (ASN Cerdas). Setelah membuat e-leaflet dan kuesioner, saya membuat link dan memindai kode batang QR sebagai sarana penyediaan e-leaflet untuk program rumah dan pendidikan pasien. Setelah menerima link e-leaflet dan kuesioner, saya menguji link tersebut, scan barcode QR, dan kuesioner Google Form untuk menemukan hambatan dalam penyampaian program ke rumah dan edukasi pasien agar lebih mudah dalam memberikan akses terhadap e-leaflet (Kompeten) sebagai acuan dalam melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitas (Adaptif).

Setelah memperbaiki link e-leaflet, saya mensosialisasikan e-leaflet tersebut kepada rekan-rekan agar dapat menginformasikan keberadaan e-leaflet dan dapat memberikan program rumah bagi pasien pasca stroke. Selama mendampingi e-leaflet, saya membaca, menguraikan, membiasakan, mengecek dan membangun pengetahuan tentang program rumah dan materi pendidikan dalam e-leaflet yang akan diberikan (Budaya Digital) (ASN Cerdas). . f. Dampak jika nilai-nilai dasar PNS tidak diterapkan dalam kegiatannya. Kegiatan merancang penyelenggaraan program dan pendidikan in-house untuk menciptakan fasilitas pendidikan guna meningkatkan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Sehingga desain pemberian program dan edukasi ke rumah kepada pasien/komunitas mudah dan terjangkau. Apabila penulis tidak menggunakan nilai Accountable, maka penulis tidak dapat melakukan pretest terhadap pasien secara transparan. Jika penulis tidak menggunakan nilai-nilai adaptif maka penulis tidak bisa proaktif dalam menyiapkan media e-leaflet.

Kegiatan penyediaan e-leaflet program rumah dan edukasi pasien tentang kasus stroke memudahkan pasien dalam mengingat dan melaksanakan program terapi gerak di rumah serta mendapatkan pelayanan yang sederhana, terjangkau dan memuaskan. Jika penulis tidak menggunakan nilai-nilai kompeten, maka penulis tidak dapat melakukan aktivitas dengan kualitas terbaik. Apabila penulis tidak menggunakan nilai Loyal maka penulis tidak dapat berkomitmen dalam menyusun laporan kegiatan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi membuat pasien mengerti, tidak mudah lupa dan termotivasi untuk menjalankan program rumah yang diberikan dan mendapatkan pelayanan yang mudah, terjangkau dan memuaskan.

Gambar 3.1 Pencarian bahan materi e-leaflet
Gambar 3.1 Pencarian bahan materi e-leaflet

Gambaran Sebelum dan Sesudah Aktualisasi dan Habituasi

Agen belum memanfaatkan aplikasi digital untuk mewujudkan program rumah dan pendidikan digital secara maksimal. Petugas telah menggunakan aplikasi digital untuk membuat program rumah dan pendidikan digital yang optimal. Dalam kegiatan pemutakhiran dan pembiasaan ini dilaksanakan lima kegiatan yang menjadi gagasan untuk mengatasi permasalahan tersebut: Pemberian home program dan edukasi digital kepada pasien pasca stroke di Bagian Fisioterapi RSUD R.A.A.

Manfaatnya bagi individu adalah dapat memanfaatkan aplikasi digital untuk membuat program rumah dan edukasi digital secara optimal, dapat mengetahui pelaksanaan program rumah yang dilakukan pasien pasca stroke dan pemahaman pasien mengenai stroke pada otak, serta meningkatkan wawasan pasien. peran Aparatur Sipil Negara yang lebih berkualitas dan berguna bagi lingkungan sekitar. Manfaat bagi pasien dan keluarga pasien adalah pasien ingat untuk melaksanakan program rumah yang diberikan dan memahami tentang penyakit stroke. Manfaat bagi sesama fisioterapis adalah metode penyampaian program dan edukasi berbasis rumah kepada pasien dalam bentuk digital.

Manfaat bagi rumah sakit adalah tersedianya media home software dan edukasi stroke digital. Buat tautan dan pindai kode QR untuk program di rumah dan pendidikan pasien Tautan video untuk membuat selebaran elektronik: https://drive.google.com/file/d/1byJQ8kt8IWUt0oimD- bRwLOlF9KmnJb7/view?usp=sharing.

Tabel 3.2 Gambaran Sebelum dan Sesudah Aktualisasi dan Habituasi  No  Kegiatan  Kondisi Sebelum  Kondisi Sesudah  Keterangan
Tabel 3.2 Gambaran Sebelum dan Sesudah Aktualisasi dan Habituasi No Kegiatan Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Keterangan

SIMPULAN

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Purworejo
Gambar 1.2 Foto RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Gambar 1.3 Struktur Organisasi RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo  Dari gambar 1.3 tentang struktur organisasi RSUD R.A.A
Tabel 2.1 Identifikasi Isu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Kegiatan: Inovasi Tersedianya rancangan formula lembar kerja berbasis link dengan program excel Manajemen ASN Membuat rancangan lembar kerja berbasis link