• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

Gambaran Umum Organisasi

  • Dasar Hukum Organisasi
  • Tugas Fungsi Organisasi
  • Susunan/struktur Ogranisasi dan Tata Kerja
  • Visi-Misi Organisasi
  • Tujuan Organisasi
  • Nilai-nilai Budaya Organisasi

SMP Negeri 10 Purworejo merupakan satuan pendidikan yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo yang terletak di Jl Ketawang km 6, Desa Dukuhdungus, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah remaja bertugas mengelola pendidikan umum melalui 3 (tiga) kelas yang terdiri atas: kelas 7 (tujuh), kelas 8 (delapan), dan kelas 9 (sembilan). Berdasarkan Peraturan Bupati Purworejo No. Pasal 6 tentang nilai-nilai budaya kerja pada tahun ini menyatakan bahwa nilai-nilai budaya kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Purworejo adalah murni, ikhlas, mengabdi, bertanggung jawab dan profesional yang disebut dengan “BERIMAN-POFESIONAL”. a) Bersih artinya bersih dalam berpikir, bertindak dan bekerja, menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Purworejo
Gambar 1.2 Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Purworejo

Tupoksi Jabatan Peserta

  • Tugas Aparatur Sipil Negara
  • Jabatan Fungsional Guru
  • Tugas Pokok dan Tugas Fungsional Guru Mata Pelajaran
  • Tugas Peserta

Menyimpan rahasia pekerjaan dan hanya dapat mengungkapkan rahasia kantor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia. 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mendidik, memimpin, melatih, menilai dan mengevaluasi melalui pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Pegawai Negeri Sipil. Guru adalah pendidik profesional yang menduduki jabatan eksekutif fungsional teknis di bidang pembelajaran atau bimbingan, yang tugas pokoknya adalah melatih, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pra sekolah dan anak usia dini melalui pendidikan formal. , pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, memimpin, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan prasekolah melalui pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas-tugas tambahan yang penting bagi berfungsinya sekolah/madrasah. . Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran di tingkat sekolah/madrasah dan nasional. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif n. Selain itu, menurut tujuan kinerja pegawai, tugas guru antara lain:

Berdasarkan PERMENPANRB Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan hasil prestasi, jabatan guru agama Islam termasuk dalam kategori guru profesional. Menurut PERMENPANRB Nomor 16 Tahun 2009, Pasal 5 menjelaskan bahwa tugas utama guru adalah “Mendidik, mengajar, membimbing, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan prasekolah melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan serta pendidikan menengah.” sebagai tugas tambahan yang relevan dengan sekolah atau fungsi madrasah”.

Role Model

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Identifikasi dan Deskripsi Isu

Penciptaan metode pembelajaran interaktif (adaptif) (ASN Cerdas) Mencari referensi metode pembelajaran di internet (digital skill). 15 membaca Al-Quran (kompeten) (ASN Cerdas) membiasakan anak dalam membaca Al-Qur'an termasuk pengamalan Pancasila yaitu sila pertama (budaya digital). 4 Hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SMP Negeri 10 Purworejo belum optimal.

Analisis Isu

USG merupakan analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG), yaitu suatu metode penilaian untuk mengurutkan urutan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Seberapa mendesak permasalahan yang perlu dibahas dan dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa sulit tekanan waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan permasalahan tersebut. Seberapa serius suatu permasalahan harus dibicarakan dan dikaitkan dengan akibat yang timbul akibat tertundanya penyelesaian masalah yang menyebabkan masalah tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain jika masalah yang menyebabkan masalah tersebut tidak diselesaikan.

Harus dipahami bahwa, dalam keadaan yang sama, suatu permasalahan yang dapat menimbulkan permasalahan lain adalah lebih serius dibandingkan permasalahan lain yang berdiri sendiri. Seberapa besar kemungkinan masalah tersebut berkembang berkaitan dengan kemungkinan bahwa masalah yang menyebabkan masalah tersebut akan bertambah buruk jika dibiarkan. Proses metode USG ini dilakukan dengan mempertimbangkan urgensi masalah, keseriusan masalah yang dihadapi dan kemungkinan berkembangnya masalah lebih besar lagi.

Penerapan metode USG untuk menentukan prioritas permasalahan dilakukan apabila perencana sudah siap untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan yang terpenting adalah aspek yang ada di masyarakat dan aspek permasalahan itu sendiri. “Penggunaan metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 10 Purworejo belum optimal.” dengan skor USG 14 poin.

Tabel 2.3 Pembobotan Analisis APKL
Tabel 2.3 Pembobotan Analisis APKL

Analisis Penyebab Isu

Berdasarkan daftar permasalahan yang dianalisis dengan pendekatan teknik USG maka dapat diperoleh permasalahan prioritas yang harus diatasi terlebih dahulu yaitu: Belum optimalnya penggunaan metode penyortiran kartu pada kelas VII Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 10 Purworejo.

Dampak bila Isu tidak Diselesaikan

Gagasan Pemecahan Isu

Guru kurang mempunyai wawasan dalam penggunaan metode dan media pengajaran (khususnya media berbasis teknologi). pembelajaran, merevisi RPP dan membuat RPP baru. Melakukan konsultasi awal dengan mentor b. Mencatat hasil identifikasi media. yang digunakan untuk pembelajaran pendidikan agama islam.

Rancangan Aktualisasi dan habituasi

ASN Cerdas: sebelum menghadap mentor saya meminta izin melalui WhatsApp dengan bahasa yang baik dan sopan (Digital Skill). Dengan pemilihan metode klasifikasi kartu dan merealisasikan RPP yang baru memberikan kontribusi terhadap visi SMP Negeri 10 Purworejo masing-masing. Leadership in Quality, Trust and Culture” yang dijabarkan dalam misi pertama yaitu Menyelenggarakan pengajaran dan pengajaran secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik sesuai potensi dan prestasinya.

Pemilihan metode diskusi dan Match Up serta realisasi RPP baru memperkuat nilai-nilai organisasi pemerintah daerah Purworejo yaitu Setia-Profesional. Penggunaan metode ini dalam pembelajaran memperkuat profesionalisme. Saat meminta persetujuan, mentor mengutamakan sikap ramah, memberikan manfaat, dan menghormati mentor. perbaikan untuk menciptakan RPP yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Memimpin dalam Kualitas, Iman dan Budaya” yang dijabarkan dalam misi ke-1 yaitu terselenggaranya pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.

ASN Cerdas: Pada saat proses pembelajaran menggunakan metode penyortiran kartu dengan platform wordwall pada browser Internet. Untuk meningkatkan profesionalisme saya sebagai guru, saya melakukan evaluasi pembelajaran yang telah direalisasikan (Profesionalisme) ASN Cerdas: Pada saat evaluasi pelaksanaan pembelajaran, saya menggunakan aplikasi MS Word dan hardware printer untuknya.

Foto kegiatan  Notulensi  2.  Membuat catatan
Foto kegiatan Notulensi 2. Membuat catatan

Jadwal Rancangan Aktualisasi

PELAKSANAAN AKTUALISASI

Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Adanya kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan menyortir kartu pada platform Wordwall memberikan keuntungan besar bagi siswa yaitu kemudahan dalam menerima dan memahami materi pembelajaran. Penulis membandingkan kedua data tersebut untuk mengetahui cara efektif meningkatkan hasil belajar siswa (akuntabilitas). Gambar 3.29 Analisis Dokumentasi hasil evaluasi 4) Membuat laporan pembelajaran. Setelah ketiga data tersebut dibandingkan, penulis menyimpulkan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran efektif dengan metode sortir kartu (Kompeten).

Jika penulis tidak menggunakan nilai Akuntabel maka penulis tidak dapat membandingkan data siswa dengan benar dan tidak dapat menyimpulkan hasil belajar dengan metode card sort. Apabila penulis tidak menerapkan nilai AKHLAK maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan hasil belajar siswa dengan benar.

Gambar 3.1 Konsultasi dengan Mentor
Gambar 3.1 Konsultasi dengan Mentor

Gambaran Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan evaluasi dan pemantauan juga turut menunjang misi organisasi, yaitu terselenggaranya pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan sukses untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik sesuai potensi dan prestasinya. wordwall untuk mengoptimalkan pembelajaran siswa karena dapat diakses. persiapan metode pengajaran untuk semester berikutnya. metode penyortiran kartu dengan platform wordwall. Siswa lebih mudah memahami pelajaran tajwid, dan antusiasme yang besar ditunjukkan oleh siswa yang sering bertanya tentang metode ini. Metode penyortiran kartu tersedia pada platform wordwall, yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif dan inovatif.

Pemahaman materi yang disampaikan melalui metode sortir kartu meningkatkan hasil belajar siswa. Terdapat laporan evaluasi yang membuktikan bahwa metode pembelajaran dengan metode sortir kartu berpengaruh optimal terhadap tingkat pemahaman materi pembelajaran. Pemerintah dan masyarakat dapat mempercepat dan memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, sehingga meningkatkan tingkat kepercayaan diri terhadap pendidikan sekolah.

Kesiapsiagaan Bela Negara: Modul III Diklat Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kelas II dan Kelas III. Pemahaman Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara: Modul I Diklat Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kelas II dan Kelas III. Hubungan dengan nilai moral dan topik pelatihan. belajar menggunakan metode penyortiran kartu di platform. wordwall untuk semua pelajaran yang diajarkan.

Saya mengajar menggunakan metode card sorting pada platform wordwall untuk semua kelas yang saya ajar dengan penuh tanggung jawab dan integritas tinggi. Saya tidak lagi menggunakan cara lama memotong kertas ketika melaksanakan pembelajaran dengan metode sortir kartu. Identifikasi metode pengajaran, tinjau rencana pelajaran dan buat rencana pelajaran baru. Sumber: Tugas Pokok (SKP). Gambar 1.7 RPP Baru dengan metode penyortiran kartu.

Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mendapat kegiatan pembelajaran remedial berupa Pembelajaran remedial tentang kompetensi dasar 3.3. Siswa yang belum mencapai ketuntasan mempelajari materi Nun sukun/tanwin. Pembelajaran remedial tentang kompetensi dasar 4.3. Siswa yang belum mencapai ketuntasan mempelajari materi Nun sukun/tanwin.

Pengayaan pembelajaran pada kompetensi dasar 3.3. Siswa yang telah berhasil mempelajari materi Nun sukun/tanwin secara utuh diberikan kegiatan pengayaan berupa tugas mengerjakan soal-soal dari guru. Pengayaan pembelajaran pada kompetensi dasar 4.3. Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar teknik membaca materi Nun sukun/tanwin diberikan kegiatan pengayaan berupa tugas mengerjakan soal dari guru.

Gambar 2.2 menyusun soal evaluasi)
Gambar 2.2 menyusun soal evaluasi)

SIMPULAN

Gambar

Gambar 1.1 SMP Negeri 10 Purworejo
Gambar 3.3 Catatan hasil identifikasi metode dan media pembelajaran  3)  Meminta persetujuan mentor
Gambar 3.2 Lembar konsultasi dengan mentor
Gambar 3.5 Mereview RPP sebelumnya  5)  Membuat RPP pembaruan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan dengan agenda 2 Adanya sosialisasi mengenai media yang digunakan juga membantu rekan kerja belajar memahami media yang telah dibuat untuk mensukseskan tujuan yang hendak