• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL

OPTIMALISASI KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGGUNAKAN MASKER MELALUI SOSIALISASI GARAP EMAS (GERAKAN PAKAI MASKER) DI UPTD

PUSKESMAS SIONTAPINA KABUPATEN BUTON

Oleh :

SITTI MARNI DILLA, S. Kep,. Ns NDH . 07

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CIX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2021

(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita menjadi manusia yang berakhlak seperti saat ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan karena banyak pihak. Sehingga dengan sepenuh hati ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi tenggara yang telah memberikan dukungan pada kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;

2. Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Buton yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;

3. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku penguji

4. Ibu Ir. Hj. Ikah Atikah, MP selaku Coach yang dengan sabar dan teliti selama proses pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi ini;

5. Ibu Sariawinda, Am. Keb selaku mentor yang telah banyak memberikan arahan, masukan serta dukungan penuh dalam proses penyusunan laporan aktualisasi ini;

6. Para Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat pada kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerja nantinya;

7. Keluarga besar UPTD Puskesmas Siontapina atas dukungan dan kerjasamanya;

8. Seluruh Panitia, Binsu yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan baik;

9. Keluarga besarku yang saya hormati,cintai dan kasihi yang telah tulus memberikan doa dan dukungannya;

10. Para sahabat yang selalu setia membantu dan teman-teman kamar 230 yang selalu bersama selama proses diklatsar ini berlangsung;

11. Keluarga besar peserta diklatsar, dan teristimewa kepada angkatan CIX tahun 2021 yang

selama mengikuti tahapan diklatsar ini begitu terjaga kekompakan dan semangat

kekeluargaannya.

(5)

iii

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini tidaklah sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, semua saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk mengoptimalkan kegiatan aktualisasi dan habituasi dari nilai dasar ASN dimana nantinya penulis berharap laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Kendari, Agustus 2021

Sitti Marni Dilla, S. Kep,. Ns

(6)

iv DAFTAR ISI

COVER ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATAPENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR………. vi

DAFTAR TABEL………. vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Manfaat ... 4

D. Ruang Lingkup ... 5

E. Waktu dan Tempat……… 5

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU A. Gambaran Umum Organisasi ... 6

B. Konsep Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN... 16

C. Penetapan Isu dan Dampakanya... 26

D. Identifikasi, Analisis, Penetapan Isu dan Dampaknya BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Rancangan Kegiatan Aktualisasi ... 35

B. Jadwal Pelaksaan Kegiatan ... 50

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI A. Kendala Dan Antisipasi ... 51

B. Hasil Aktualisasi ... 52

BAB IV PENUTUP ... 61

(7)

v

A. Kesmpulan ... 103

B. Saran ... 103

C. Rencana Tindak Lanjut ... 104

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Menyiapkan Bahan/Agenda Konsultasi………63

Gambar 2 Tersedianya Bahan /Agenda Konsultasi………63

Gambar 3 Konsultasi Bersama pimpinan / mentor………...64

Gambar 4 Tersedianya Saran dan Masukan Mentor Tentang Kegiatan Yang Akan Dilakukan……….………...64

Gambar 5 Memohon Persetujuan Pimpinan…………..………...65

Gambar 6 Tersedianya Lembar Persetujuan dari Mentor………... 65

Gambar7 Memohon Persetujuan dari Kepala Desa……….66

Gambar 8 Tersedianya Lembar Persetujuan dari Kepala Desa………..66

Gambar 9 Memohon Persetujuan dari Programer TB……….67

Gambar 10 Tersedianya Lembar Persetujuan dari Programer TB………..67

Gambar 11 Mendesain Bentuk Leaflet dan Banner……….70

Gambar 12 Tersedianya Bentuk Leaflet dan Banner……….71

Gambar 13 Mendesain Quesioner Pre Test dan Post Test………..71

Gambar 14 Tersedianya Desain Quesioner Pre Test dan Post Test………..72

Gambar 15 Mendesain Blanko Daftar Hadir……….………..72

Gambar 16 Tersedianya Desain Blanko Daftar Hadir……….73

Gambar 17 Mencetak/ Print Out Leaflet dan Banner……….76

Gambar 18 Tersedianya Leaflet dan Banner………..77

Gambar 19 Mencetak Quesioner Pre Test dan Post Test………..78

Gambar 20 Tersedianya Quesioner Pre Test dan Post Test……….78

Gambar 21 Mencetak/ Print Out Daftar Hadir………79

Gambar 22 Tersedianya Blanko Daftar Hadir………79

Gambar 23 Membuat SPT………..84

Gambar 24 Tersedianya SPT……….85

Gambar 25 Mengisi Daftar Hadir………..85

Gambar 26 Terisinya Daftar Hadir……….86

Gambar 27 Mengisi Quesioner Pre Test……….88

Gambar 28 Terisinya Quesioner Pre Test………..89

(9)

vii

Gambar 29 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi………89

Gambar 30Mengisi Quesioner Post Test………92

Gambar 31 Terisinya Quesioner Post Test………93

Gambar 32 Melakukan Konsultasi Kepada Mentor Tentang Hasil Pelaksanaan

Kegiatan………..96

Gambar 33 Tersedianya Bahan Konsultasi………96

Gambar 34Mengumpulkan Data – Data Hasil Pre Test dan Post Test………….97

Gambar 35 Tersedianya Hasil Pre Test Dan Post Test………98

Gambar 36 Mentabulasi Hasil Pre Test dan Post Test……….. 98

Gambar37 Tersedianya Hasil Tabulasi……… 99

Gambar 38 Menyususn Laporan Hasil Berdasarkan Hasil Tabulasi………… 100

Gambar 39 Tersusunnya Laporan Hasil ………. 100

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Kelurahan/Desa, Jumlah Penduduk dan Jumlah KK………. 7

Tabel 2.2 Data Angka Kesakitan Di Puskesmas Siontapina Tahun 2019……….7

Tabel 2.3 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi……….35

Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi………51

Tabel 3.2 Tabel Laporan Hasil Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi………52

Table 3.3 Deskripsi Kegiatan 1……….60

Tabel 3.4 Deskripsi Kegiatan 2……….……68

Tabel 3.5 Deskripsi Kegiatan 3……….73

Tabel 3.6 Deskripsi Kegiatan 4……….80

Tabel 3.7 Deskripsi Kegiatan 5……….93

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar merupakan pembekalan komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara, sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses pembelajaran yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi). Mewujudkan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat.

Menurut UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari

Pegawai Negeri Sipil (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai Pelaksana

Kebijakan Publik, Pelayan Publik serta Perekat dan Pemersatu Bangsa.Pegawai ASN

melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan

pelayanan publik yang profesional dan berkualitas agar terciptanya persatuan dan

kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada banyak ASN yang bekerja

disetiap Instansi Pemerintahan, ada yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan

(12)

2

fungsional ada juga yang melaksanakan tugasnya sebagai jabatan struktural, salah satunya yaitu dibawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota yang pada hal ini contohnya yaitu Perawat.

Perawat sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya Sesuai Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. untuk memberikan kepastian hukum dan pelindungan hukum serta untuk meningkatkan, mengarahkan, dan menata berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik Keperawatan yang bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar merupakan pembekalan komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara, sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses pembelajaran yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi). Mewujudkan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat.

Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menjalankan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan organisasi atau lembaga milik Pemerintah yang berperan sebagai

ujung tombak terdepan dalam melaksanakan pembangunan bidang kesehatan. Dalam

menjalankan fungsinya Puskesmas harus menerapkan fungsi managemen dengan sebaik-

baiknya, karena dalam organisasi Puskesmas terdapat sumber – sumber daya, program,

sarana dan prasarana yang sangat kompleks, yang mana bila tidak menjalankan

(13)

3

managemen dengan baik akan timbul banyak permasalahan-permasalahan yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan.

UPTD Puskesmas Siontapina, kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton merupakan salah satu unit penyelenggara pemerintah dibidang kesehatan. Yang terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Matanauwe, Desa Sampuabalo, Desa Kuraa, Desa Walompo, Desa Gunung Jaya, dan Desa Bahari Makmur.

Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat 1) Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan, 2). Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi dan 3).

Mengajarkan Teknik kontrol infeksi dengan penyakit menular.

Usaha primer dalam kesehatan merupakan usaha promotiv dan preventif, dan salah satu cara untuk mencegah penularan infeksi saluran nafas dapat dilakukan dengan melakukan cara memakai masker. WHO menyimpulkan menggunakan masker dan jaga jarak dapat mengurangi resiko penyebaran penyakit terutama dalam masa pandemik covid saat ini.

UPTD Puskesmas Siontapina merupakan institusi pemberi pelayanan

kesehatan, dan memiliki aturan terhadap pegawai dan pengunjung yang datang. Setiap

petugas dan orang yang datang berkunjung diwajibkan menggunakan masker, namun

berdasarkan pengamatan yang diamati oleh penulis selama beberapa bulan bertugas di

UPTD Puskesmas Siontapina penulis menemukan masih banyak pasien yang tidak

menggunakan masker saat berkunjung ke Puskesmas, kemudian masih banyak pasien

yang berkunjung dan menggunakan masker tetapi tidak sesuai dengan cara menggunakan

masker yang baik dan benar kemudian ada pula sebagian pasien yang datang berkunjung

dan membawa masker tetapi masker tersebut tidak digunakan. Dan hanya digunakan

apabila di tegur oleh petugas. Berdasarkan kondisi tersebut penulis mengangkat isu

utama yaitu “Kurang optimalnya kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di

UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton”. Berdasarkan isu utama tersebut

(14)

4

diatas kemudian penulis mengambil sebuah judul berdasarkan prioritas isu yang ditentukan dengan menggunakan metode APKL, dimana judul rancangan tersebut adalah

“Optimalisasi Kepatuhan Pasien dalam Menggunakan Masker melalui Sosialisasi GARAP EMAS (Gerakan Pakai Masker) di UPTD Puskesmas Siontapina”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen mutu, anti korupsi) dan untuk mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (manajemen ASN, whole of government, pelayanan publik).

2. Tujuan Khusus

Tercapainya optimalisasi kepatuhan pasien dalam menggunakan masker melalui Sosialisasi GARAP EMAS di UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton.

C. Manfaat

1. Manfaat bagi penulis

Manfaat yang diperoleh peserta Pelatihan Dasar adalah peserta dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai ASN di UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton.

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Meningkatkan nilai-nilai organisasi, serta memberikan solusi terhadap isu yang berkembang dengan menanamkan nilai-nilai dasar ASN sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi masalah yang ada dan dapat menuju kearah yang lebih baik.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Meningkatnya mutu pelayanan dan memutus rantai penularan virus atau

bakteri pada petugas, pasien atau masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan.

(15)

5 D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup aktualisasi ini adalah penerapan nilai – nilai dasar PNS yang meliputi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi) serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dengan pendekatan Whole Of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan publik. Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI ini akan di aktualisasikan melalui kegiatan pemecahan isu yang akan dilaksanakan selama kegiatan habituasi di lingkungan kerja UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton..Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan:

1. Penggalangan dukungan 2. Menyiapkan bahan penyuluhan 3. Mengadakan bahan penyuluhan 4. Menyelenggarakan penyuluhan

5. Evaluasi dan Menyusun laporan hasil kegiatan E. Waktu dan Tempat

1. Tempat

Lokasi pelaksanaan Aktualisasi dilaksanakan di lingkup Pemerintah Kabupaten Buton Kecamatan Siontapina Provinsi Sulawesi Tenggara di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina kabupaten Buton.

2. Waktu

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan

Dasar PNS Golongan III lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yaitu mulai

tanggal 25 Juni sampai dengan 30 Juli 2021.

(16)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Siontapina 1. Profil Organisasi

a. Lokasi Puskesmas

UPTD Puskesmas Siontapina merupakan salah-satu unit penyelenggara pemerintahan di bidang kesehatan, Wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina meliputi Desa Kuraa, Desa Gunung Jaya, Desa Sampuabao, Desa Matanauwe, Desa Bahari Makmur dan Desa Bahari Walompo.

Lokasi Puskemas Siontapina berada di Jalan Poros Pasar wajo-Lasalimu desa Matanauwe kecamatan Siotapina kabupaten Buton. Semua wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat, dengan jarak tempuh kurang lebih 5 menit kecuali desa Sampuabalo jarak tempuh kurang lebih 15 menit

b. Luas Wilayah

Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina adalah 58 km2 c. Batas Wilayah

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina meliputi 6 desa dari 11 desa pada wilayah Kecamatan Siotapina , dengan batas – batas wilayah administrasi sebagai berikut:

- Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Pasarwajo

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan Hutan Lambusango - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wolowa

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Manuru Kec. Siotapina ( wilayah kerja UPTD Puskesmas Kumbewaha )

Jarak dari Puskesmas Siontapina ke ibukota Kabupaten adalah 26 km.

Jumlah desa 6 dan jumlah Kelurahan 0, yang ada di wilayah kerja Puskesmas,

sehingga seluruhnya berjumlah 6 desa/kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Siontapina berjumlah 7.511 jiwa dan 1.193

KK.

(17)

7 d. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Data Kelurahan/Desa, Jumlah Penduduk dan Jumlah KK

Sumber : Hasil Pendataan Keluarga (PIS-PK) e. Angka Kesakitan Penyakit

Kondisi penyakit terbanyak yang ada di UPTD Puskesmas Wil. Kec.

Lasalimu Selatan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2

Data Angka Kesakitan

Di UPTD Puskesmas Siontapina Tahun 2019

Sumber : Data Puskesmas Tahun 2019 No Nama Desa

Jumlah

Penduduk Jumlah

KK Jumlah

L P

1. Matanauwe 767 753 182 1.520

2. Sampuabalo 1130 1163 167 2.293

3. Kuraa 415 404 379 819

4. Walompo 521 541 189 1.062

5. Gunung Jaya 538 547 97 1.085

6. Bahari Makmur 341 391 179 732

Jumlah 1.193 7.511

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 ISPA 1270

2 Gangguan Gigi 900

3 Commond Cold 750

4 Dispepsia 400

5 Kontrol Post Op 320

6 Sakit Kepala 250

7 Diabetes Melitus 231

8 Batuk 230

9 Gastro Enteritis Akut 220

10 Hipertensi 220

11 Lain lain 2877

JUMLAH 8.545

(18)

8 f. Situasi Sumber Daya Kesehatan

Sumberdaya kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Siontapina pada tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Untuk tenaga kesehatan di puskesmas Siontapina pada tahun 2021 adalah sebanyak 53 orang ( 21 orang PNS, 19 tenaga PTT Daerah, 12 tenaga magang sukarela/

volunter aktif). Tenaga kesehatan ini yang bertugas di Puskesmas sebanyak 52 orang dan yang bertugas di desa 1 orang.

Jika di bandingkan antara jumlah tenaga kesehatan utamanya perawat dengan beban kerja yang ada maka jumlah ini di rasakan kurang. Utuk mengetahui tenaga kesehatan puskesmas dapat di lihat sebagai berikut:

Tabel 2.3

Data Tenaga Kesehatan

Di UPTD Puskesmas Siontapina Tahun 2021 N

o

Nama Tenaga Kesehatan

Status (PNS/PTT/PTT Daerah/Magang

Sukarela)

Tupoksi

(Utama dan Tambahan) Ket Utama Tambahan 1 Sariawinda,

AM.Keb

PNS Penanggung

jawab PKM 2 dr.Neni Ramayani PNS Penanggungja

wab pelayanan umum UGD dan Ranap

Posbindu

3 drg. Dian Fitrah PTTD Penanggungja wab pelayanan gigi dan mulut dan UKGS

4 dr. Muamar Ghifari

PTTD Dokter UGD Posbindu

5 dr. Wahyuni Sapan PTTD Dokter Poli Umum

Posbindu 6 Candra Susi, AMK PNS Koordinator

Perawat, Perawat Jaga, Penanggungja wa Prog.

Kesjaor, UKS, Rabies

Pengelola SIK

7 Nurjana, Amd.

Keb

PNS Bikor,

Penanggungja wab KIA

(19)

9

8 Emirat, SKM PNS Penaggung

Jawab

Prog.Promkes,

9 Eko Harjono, SKM

PNS Surveilans,Pen

anggungjawab Prog. P2 TB, Malaria, Kusta

10 Wa Farida, AMG PNS Penaggung

Jawab Prog.

Gizi

Bendahara Barang 11 Marleni Husni,

AMF

PNS Penanggungja

wab Apotik

12 Nurlin Esi, AMKL PNS Penanggungja

wab

Prog.Kesling 13 Mardiana,

A.Md.Keb

PNS Bidan Desa

14 Susi Aryati, Am Keb

PNS Bidan Desa Bendahara

Jampersal 15 Hustiana,

A.Md.Kep

PNS Perawat Jaga,

Penanggungja wab Prog.

PTM, Posbindu,

Bendahara Operasional

16 Darmita, A.Md.Kep

PNS Perawat Jaga,

Penanggungja wab Prog.

ISPA,Diare

Koordinator Imunisasi Bendahara JKN 17 Yeltiani, AMKG PNS Perawat Gigi di

Poli Gigi 18 Yustinaya,

A.Md.Kg

PNS Perawat Gigi di

Poli Gigi

Bendahara BOK 19 Fitri Minda M,

A.Md.AK

PNS Penanggungja

wab

Laboratorium 20 Sitti marni Dilla,

S. Kep., Ns

CPNS Penanggungja

wab UGD

Programer KESWA 21 Masrida Danutirta,

S.Kep., Ns

CPNS Penanggungja

wab Rawat Inap

Penanggung jawab Posyandu Lansia 22 WD. Asyrawati

Islami,Amd.Keb

CPNS Bidan Desa Penanggung

jawab

Hepatitis

(20)

10 23 Hesti Rahmayani,

Amd. Kep

CPNS Perawat Jaga Pendamping

Imunisasi

24 Murmin, AMK PTTD Perawat jaga,

Penaggung Jawab Keswa, Hatra

25 Arni Juita PTTD Perawat Jaga,

Penanggungja wab

prog.Kecacinga n

26 Dede Daryanti, S.Kep.Ns

PTTD Perawat jaga

27 Lely Martha N, S.Kep.Ns

PTTD Perawat Jaga

28 Suriani, A.Md.Keb PTTD Bidan Jaga Ranap, Pendamping Bidan Desa

29 Karnida, Amd.Keb PTTD Bidan Jaga Ranap, Bidan Desa

30 Wa Ani, AM.Keb PTTD Bidan Jaga Ranap, Bidan Desa

31 Mitrah Hasrini T, A.Md.Keb

PTTD Bidan Jaga

Ranap, KIA dan

Pendamping Bidan Desa 32 Yusti R,

A.Md.Keb

PTTD Bidan Jaga

Ranap, KIA dan

Pendamping Bidan Desa 33 Wa Ode Harlin,

A.Md.Gz

PTTD Pendamping

Prog.Gizi

34 Wa Ode Lista,

A.Md.Gizi

PTTD Pendamping

Prog.Gizi

P-Care BPJS

35 Rosani, SKM PTTD Pendamping

Promkes

36 Sismawati, SKM PTTD Pendamping

Kesling

37 Marno, A.Md.Kep PTTD Driver, petugas

Loket pendaftaran

(21)

11 38 Zulfadrin,

S.Kep.Ns

Magang

Perawat jaga 39 Muhainu,

A.Md.Kep

Magang

Perawat Jaga 40 Helmawan Simpi,

A.Md.Kep

Magang

Perawat Jaga 41 Wa Ode Teta,

A.Md.Keb

Magang Bidan Jaga

Ranap 42 Wa Ode Selvian

Jasar, Amd Keb

Magang Pendamping

Bidan Desa dan Bidan Poli KIA

43 Siti Jumaya, Amd Keb

Magang Pendamping

Bidan Desa dan Bidan Poli KIA

44 Aat Nugraha, A.Md Kep

Magang Petugas loket Pendaftaran

45 Nurlisa,AMd.

RMIK

Magang Petugas loket Pendaftaran

46 Wa Ode Sarpia K,

A.Md.KEb

Magang Petugas loket Pendaftaran

47 Wa Ode Winarti,

A.Md.Keb

Magang Petugas loket Pendaftaran 48 Wa Nur Arlin R,

S.Tr.Kes

Magang Petugas loket Pendaftaran

49 Nurwati Suri, S.Gz Magang Pendamping

Petugas Gizi 50 Wiwin Arsih,

S.Kom

Magang Pendamping

SIK

51 Nurnia, SE PTTD Pendamping

Bendahara BOK 52 Waode Riasni,

Amd. Kep

PTTD Bidan Jaga

53 ST. Zufrayani, Amd. Kep

Magang Bidan Jaga

Sumber : Data Puskesmas Tahun 2021

(22)

12 g. Struktur organisasi

-

(23)

13 h. Visi, Misi, Motto Dan Nilai-Nilai Organisasi

UPTD Puskesmas Siontapina memiliki visi misi serta nilai-nilai organisasi sebagai berikut

1) Visi

“ Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Siontapina Yang Sehat Melalui Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Yang Optimal“

2) Misi

a) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang bermutu baik perorangan, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat;

b) Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang kesehatan melalui Sistem Pembagian wilayah Kader;

c) Melaksanakan manajemen puskesmas yang transparan Akuntabel dan Visibility;

d) Menjalin kerjasama dengan lintas sektor terkait;

e) Menjalin kerjasama dengan Jejaring Kesehatan 3) Tata Nilai Puskesmas Siontapina

Visi dan misi di atas dikembangkan menjadi nilai-nilai utama Puskesmas Siontapina. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku pegawai negeri sipil dalam upaya pencapaian misinya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah CERIA yaitu : C: Cepat

E: Efektif R: Ramah I: Ikhlas A: Akuntabel

i. Tupoksi Organisasi

1) Tupoksi UPTD Puskesmas Siontapina

Tugas, Fungsi Puskesmas sebagaimana yang telah dicantumkan pada

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

(24)

14 2) Tugas Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

3) Fungsi Puskesmas

 Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

 Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

4) Tupoksi Perawat Ahli Pertama

Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya sebagai berikut:

- Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;

- Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;

- Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

- Memberikan konsultasi data kajian keperawatan dasar/ lanjut;

- Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

- Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam rangka upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;

- Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/

petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;

- Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa dampak pelayanan kesehatan

- Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;

- Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;

- Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;

- Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

- Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,

menetapkan tindakan)

(25)

15

- Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana/kritikal - Melakukan tindakan komplementer/holistic

- Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.

- Memberi dukungan atau fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/

berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

- Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;

- Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi - Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi - Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur - Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri - Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan

pengaturan suhu tubuh

- Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu - Memfasilitasi adaptasi dan hospitalisasi pada individu

- Melaksanakan case finding/ deteksi dini / penemuan kasus baru pada individu - Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu - Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

- Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

- Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat

- Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat - Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks - Melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi - Melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik

- Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi - Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang komplek pada area medical

bedah

- Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang komplek di area anak

- Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang komplek di area maternitas

- Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang komplek di area komunitas

- Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang komplek di area jiwa

(26)

16 - Melakukan perawatn luka

- Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama di lakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

- Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter - Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu

- Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

- Melakukan evaluasi tindakan keperawatn pada individu

- Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer

- Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

- Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

- Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat; dan

- Melakukan preseptorship dan menthorship.

B. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN 1. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Seorang ASN mempunyai amanah yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik sebagai berikut:

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai

penyelenggara pemerintahan.

(27)

17

Seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki fungsi utama yaitu: Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang perlu diperhatikan diperhatikan, antara lain:

1) Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

2) Transparansi

Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

3) Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab

Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan

Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan

Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan

ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

(28)

18 7) Keseimbangan

Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan

Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi

Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

b. Nasionalisme

Nasionalisme dalam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Pengertian Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, tanpa menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas yaitu nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan menghormati bangsa lainnya. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. (Widita, 2015)

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah

menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan

dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi

pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang

melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan

kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.Sebagai

pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan

pelayanan yang prima.

(29)

19

Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etika perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas.

c. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).

Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6).

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin 3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku

(30)

20

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain

11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Untuk itu pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.

d. Komitmen Mutu

LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan

target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang

telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

(31)

21 2) Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

3) Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

4) Mutu

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa

mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada

pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui

harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan

melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan

perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN,

2015) memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu

produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.

(32)

22 e. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas(Widita, 2015). Ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan yaitu:

1) Jujur

Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

2) Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

3) Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.

4) Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.

Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak

akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara

yang mudah.

(33)

23 5) Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6) Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinyatanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.

7) Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.

8) Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,

dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka

bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus

dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk

antikorupsi.

(34)

24 2. Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI

Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan- tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

Peran dan kedudukan ASN yang meliputi Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of Government yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Manajemen `ASN

Aparatur sipil negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur sipil negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukanya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

- Pelaksana kebijakan publik - Pelayan publik

- Perekat dan pemersatu bangsa

Berdasarkan fungsi dan kedudukannya tersebut diperlukan management ASN. Managemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi bebas dari intervensi poitik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Management ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.

1) Pelayanan Publik

Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki fungsi memberikan

berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari

(35)

25

pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utilitas dan lain.

Berikut penjelasan mengenai prinsip pelayanan publik:

- Partisipatif, dalam penyelenggaran pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya;

- Transaparan, Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah sebgai penyelenggara pelayanan harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik seperti, prosedur, biaya dan sejenisnya;

- Responsive, dalam pelaksanaan pelayanan pubik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga Negara;

- Tidak diskriminatif, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain;

- Murah dan mudah, penyelenggaran pelayanan publik dimana masyrakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar untuk memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk medapatkan layanan terjangkau oleh seluruh warga Negara;

- Efektif dan efisien, penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga yang sedikit dan biaya yang murah.

- Aksibel, pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah harus mudah dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan

- Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan

- Berkeadilan

(36)

26 2) Whole of Government

WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.WOG juga memiliki pemahaman yakni suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas di pemerintahan.

C. Penetapan Isu dan Dampaknya 1. Identifikasi dan Penetapan Isu

Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di UPTD Puskesmas Siontapina Kecamatan Siontapina. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama.

Tabel 2. 5

Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

No Tugas dan Fungsi Kondisi Saat Ini Kondisi Yang

Diharapkan Identifikasi Isu 1 Melakukan upaya

peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/pengun jung sebagai upaya pencegahan infeksi

Tidak semua pasien di UPTD

Puskesmas Siontapina dapat melakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar

Seluruh pasien di UPTD Puskesmas Siontapina dapat menerapkan 6 langkah cuci tangan dengan benar

Belum optimalisasi budaya 6 langkah cuci tangan pada pasien di UPTD Puskesmas Siontapina 2 Perawat bertanggung

jawab Melakukan

1. Masih banyaknya pasien yang datang

1. Seluruh pasien yang datang berobat ke

Kurang

optimalnya

(37)

27 Pendidikan kesehatan

pada individu , kelurga dan kelompok

berobat ke Puskesmas tidak menggunakan masker.

2. Masih banyak pasien yang datang berobat ke Puskesmas

menggunakan masker tetapi tidak sesuai dengan tata cara menggunakan masker yang baik dan benar 3. Ada Sebagian pasien datang berobat ke Puskesmas tetap membawa masker tetapi tidak digunakan

Puskesmas

menggunakan masker 2. Seluruh pasien yang datang berobat ke Puskesmas

menggunakan masker dengan baik dan benar

kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas Siontapina

3 Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam

pengelolaan klien

Kurang optimalnya pelaksanaan

handover (timbang terima) perawat antar shift di Ruang rawat inap UPTD Puskesmas Siontapina

Optimalnya

pelaksanaan handover (timbang terima) perawat antar shift di Ruang rawat inap UPTD Puskesmas Siontapina

Kurang

optimalnya

pelaksanaan

handover

(timbang

terima)

perawat

antar shift di

Ruang rawat

inap UPTD

Puskesmas

Siontapina

(38)

28 2. Analisis Isu

Tehnik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.

a. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat

b. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.

c. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak

d. Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif Pemecahan masalah.

Tabel 2.6

Analisis Metode APKL

NO ISU TERIDENTIFIKASI KRITERIA SKOR

TOTAL RANK

A P K L ING 1 Belum optimalnya budaya 6 langkah

cuci tangan pada pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Siontapina

4 4 3 4 15 3

2 Kurang optimalnya

kepatuhan paien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas

Siontapina

5 5 5 4 19 1

3 Kurang optimalnya pelaksanaan handover

(timbang terima) perawat antar shift di Ruang rawat inap UPTD Puskesmas Siontapina

5 4 3 4 16 2

Sumber data: hasil analisis 2021 Keterangan:

5 : sangat kuat pengaruhnya 4 : kuat pengaruhnya

3 : sedang pengaruhnya 2 : kurang pengaruhnya

1 : sangat kurang pengaruhnya

(39)

29

Berdasarkan scoring isu menggunakan metode APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang optimalnya kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas Siontapina”. Deskripsi/Penjelasan Keterkaitan Isu dengan WoG, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik yaitu tindakan pemberian health educations/Pendidikan Kesehatan merupakan tindakan kolaborasi antara berbagai pihak, sehingga diperlukan kerjasama dari pihak yang terlibat tersebut.

Dalam meberikan health educations harus sesuai dengan aturan dan tata nilai yang berlaku sehingga perawat sebagai ASN yang profesional dapat bekerja sesuai rambu- rambu ASN yang ada sehingga dapat menciptakan pelayanan publik yang berkualitas.

3. Analisis Dampak Isu

Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Kurang optimalnya kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas Siontapina” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain :

a. Dampak positif

Apabila dapat dipecahkan atau mendapatkan penyelesaian isu maka penyebaran penyakit pernapasan menular dapat dikendalikan di lingkungan UPTD Puskesmas Siontapina.

b. Dampak negatif

- Apabila kepatuhan pasien dalam menggunakan masker tidak tercapai maka kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit pernapasan menular sulit di kendalikan.

- Terjadinya infeksi silang (croos infection)

- Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu pelayanan publik

di bidang kesehatan karena gagal dalam memberikan penyuluhan kesehatan

(40)

30 4. Faktor Penyebab Isu

Kurang optimalnya kepatuhan pasien dalam menggunakan

masker di UPTD Puskesmas Siontapina

Rendahnya pengetahuan tentang Penyakit Infeksi

pernafasan

Menganggap masker bukanlah satu-satunya cara mencegah Penyakit

infeksi pernafasan

Tidak nyaman jika harus selalu menggunakan masker Masih menganggap

sepele penyebaran penyakit infeksi

pernafasan

(41)

35 BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI a. DESKRIPSI RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Unit kerja : UPTD Puskesmas Siontapina

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas Siontapina Gagasan pemecah

isu

: Optimalisasi kepatuhan pasien dalam menggunakan masker di UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton melalui sosialisasi GARAP EMAS (Gerakan Pakai Masker)

Tujuan Gagasan pemecah isu

: Mengoptimalisasikan kepatuhan pasien dalam menggunakan makser di UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton

1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai Nilai Dasar PNS

Tabel 3.1 Kegiatan Aktualisasi Nilai Nilai Dasar PNS ( Penggalangan Dukungan Kegiatan)

No Nama

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Output/Hasil Kegiatan

Kontribusi Output/Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan

NDS

Kontribusi Output/Hasil Kegiatan Terhadap Visi/Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Menggalang dukungan kegiatan

a. Menyiapkan bahan konsultasi

Tersedianya bahan/materi yang akan dikonsultasikan

a. Akuntabilitas : Saya akan menyiapkan bahan/materi yang akan dikonsultasikan dengan penuh tanggung jawab

b. Nasionalisme : Dalam menyiapkan bahan konsultasi

Kegiatan ini mendukung misi UPTD Puskesmas Siontapina, yakni

“Melaksanakan manajemen

Kegiatan ini

menguatkan tata

nilai UPTD

Siontapina, yakni

E: Efektif

(42)

36 (Pimpinan

dan kepala

desa) Hasil :

- Bahan konsultasi - Blanko

persetujuan - Dokumentasi

yang tertulis saya akan menggunaan Bahasa Indonesia yang baik

c. Etika Publik : Saya akan menyiapkan bahan/materi konsultasi dengan baik dan benar

d. Komitmen Mutu : Saya akan menyiapkan bahan/materi konsultasi dengan baik dan sesuai dengan rancangan aktualisasi

e. Anti Korupsi : Materi diperoleh dari sumber yang terpercaya

puskesmas yang transparan

Akuntabel dan Visibility”

R : Ramah A : Akuntabel

b. Melakukan pertemuan dengan pimpinan dan kepala desa untuk membahas rencana kegiatan

Terjadinya diskusi berkaitan

dengan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan

Hasil :

- Catatan hasil pertemuan - Dokumentasi

a. Akuntabilitas : Saya akan menyampaikan rencana kegiatan dilakukan dengan prinsip kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan

b. Nasionalisme : Saya dan pimpinan bertemu terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan untuk berkonsultasi terkait pelaksanaan kegiatan dengan cara musyawarah dan mencapai mufakat bersama c. Etika Publik : Sebelum

melakukan kegiatan, saya akan

menghadap pimpinan dengan

berperilaku yang sopan dan

berpenampilan rapih serta

(43)

37

bertutur kata yang santun

d. Komitmen Mutu : Tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, serta dapat bermanfaat bagi puskesmas

e. Anti Korupsi : Saya akan bertemu dengan pimpinan dan kepala desa sesuai dengan waktu yang telah disepakati Bersama

c. Memohon persetujuan dari pimpinan

Terwujudnya persetujuan dari pimpinan

Hasil :

- Pernyataan dukungan - Dokumentasi

a. Akuntabilitas : Saya akan meminta persetujuan kepada pimpinan untuk melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggungjawab

b. Nasionalisme : Pimpinan memperlakukan semua staf dengan baik dan tidak membedakan

c. Etika Publik : Keduanya saling berjabat tangan dan menunjukan etika yang baik

d. Komitmen Mutu : Saya akan berkeyakinan penuh bahwa kegiatan akan berjalan lancar, efektif dan efisien saat meminta persetujuan

e. Anti Korupsi : Persetujuan dan

dukungan diberikan tanpa

memaksakan kehendak dan jujur

(44)

38 Prediksi

hambatan

Sulit Menemui pimpinan dan kepala desa di karenakan kesibukkan pekerjaan dan tugas kantor

Rencana antisipasi

Menyesuaikan waktu pimpinan dan kepala desa dengan menanyakan kesediaan dan memberi tahu sebelumnya bahwa akan melakukan konsultasi.

Analis dampak kegiatan

Jika nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) tidak diterapkan, akan menyebabkan kegiatan yang dilakukan tidak sesuai standar sehingga kegiatan aktualisasi tersebut tidak optimal karena tidak adanya persetujuan dan sumbang saran dari pimpinan dan kepala desa.

Tabel 3.2 Kegiatan Aktualisasi Nilai Nilai Dasar PNS (Menyiapkan bahan penyuluhan)

No Nama

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Output/

Hasil Kegiatan

Kontribusi Output/Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan NDS

Kontribusi Output/Hasil Kegiatan Terhadap Visi/Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2. Menyiapkan bahan penyuluhan

a. Mendesain bentuk leaflet dan banner

Tersedianya desain leaflet dan banner

Hasil:

a. Akuntabilitas: Saya akan membuat desain leaflet dan banner sebagai bentuk tanggung jawab saya pada kegiatan yang akan saya lakukan b. Nasionalisme: Saya akan melakukan

kerja sama dengan pihak terkait untuk bahan dan materi sehingga leaflet yang diperoleh dapat dipercaya sumbernya

Kegiatan ini mendukung misi UPTD Puskesmas Siontapina, yakni

“Melaksanakan manajemen

puskesmas yang transparan

Akuntabel dan Visibility”

Kegiatan ini menguatkan tata nilai UPTD Puskesmas Siontapina, yakni C: Cepat

E: Efektif

R: Ramah

I: Ikhlas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang masih minim. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media Buku Cetak dan masih belum menggunakan media pembelajaran lain yang

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Untuk mewujudkan pengaktualisasian di tempat kerja, maka penulis merancang kegiatan yang mengambil judul: Konsep “SALE” (Sosialisasi, Latihan dan Evaluasi) dalam

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Hasil dari pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penyimpanan Berkas Kegiatan Tera, Tera Ulang dan Pengawasan Perdagangan Berbasis Google drive di Bidang Metrologi

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan

Berbicara komitmen mutu sama dengan membahas tugas dan tanggung jawab ASN yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dilaksanakan secara optimal sehingga