• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI DATA PENYANDANG DISABILITAS MELALUI PEMBERIAN LEAFLET DI KECAMATAN WANGI-WANGI

KABUPATEN WAKATOBI

Oleh :

WA ODE APRIYANTI FARIHU, S.Sos NDH : 10

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CIII TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI BEKERJA SAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTARISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... X BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.5 Waktu danTempat ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN 2.1 Gambaran Umum Organisasi ... 5

2.1.1 Profil Organisasi ... 5

2.1.2 Visi Misi Organisasi ... 5

2.1.3 Nilai Organisasi ... 7

2.1.4 Stuktur Organisasi ... 7

2.1.5 Tugas dan Fungsi Organisasi ... 8

2.1.6 Tugas Pokok Dan Fungsi Penulis ... 17

2.1.7 Data SumberDaya Dinas Sosial ... 19

2.2 Konsepsi Nilai – Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN ... 21

2.2.1 Konsepsi Nilai Dasar ... 21

2.2.2 Kedudukan dan Peran ASN ... 29

2.3 Penetapan Isu dan Dampaknya ... 33

2.3.1 Penetapan Isu ... 33

2.3.2 Dampaknya ... 36

(5)

v BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 38

3.2 Deskripsi Rencana Kegiatan Aktualisasi ... 39

3.3 Estimasi Anggaran ... 57

3.4 Jadwal Kegiatan ... 58

BAB IV HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI 4.1 Deskripsi hasil pelaksanaan kegiatan ... 59

4.2 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar ... 65

4.3 Nilai Dasar yang diterapakan dalam kehidupan sehari-hari ... 83

4.4 Analisis Capaian Aktualisasi ... 84

4.5 Faktor Kunci Keberhasilan ... 91

4.6 Anggaran ... 92

4.7 Jadwal Kegiatan ... 93

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

5.3 Rencana Tindak Lanjut ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... xi

(6)

vi

DAFTAR TABEL

2.1 Latar Belakang Pendidikan Pegawai ... 19

2.2 Pangkat dan Golongan ... 19

2.3 Rekapan Data Penyandang Disabilitas Tahun 2021 ... 20

2.4 Identifikasi Isu ... 33

2.5 Analisis Isu Strategis ... 36

3.1 Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 38

3.2 Deskripsi Rencana Kegiatan Aktualisasi ... 39

3.3 Estimasi Anggaran ... 57

3.4 Jadwal Kegiatan ... 59

4.1 Analisis Keterkaitan Nilai Dasar... 65

4.2 Data Penyandang Disabilitas sebelum dan setelah melakukan Kegiatan aktualisasi ... 85

4.3 Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi ... 90

4.4 Anggaran ... 92

4.5 Jadwal Kegiatan ... 93

(7)

vii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Dinas Sosial ... 8

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

4.2.1 Menyiapkan bahan konsultasi ... 65

4.2.2 Melakukan konsultasi dan memohon persetujuan Kepada atasan langsung/mentor ... 66

4.2.3 Memohon dukungan kepada pimpinan dan kepala bidang untuk Melaksanakan kegiatan aktualisasi ... 67

4.2.4 Menyiapkan bahan materi... 70

4.2.5 Gambar Desain Leaflet ... 70

4.2.6 Mencetak Leaflet ... 71

4.2.7 Membuat Intrumen Pendataan ... 72

4.2.8 Membuat surat pengambilan Data ... 73

4.2.9 Koordinasi dan pemberian edukasi melalui leaflet ... 74

4.2.10 Pendampingan Pengisian Instrumen ... 75

4.2.11 Verifikasi data sample Penyandang Disabilitas ... 76

4.2.12 Data yang akan di input keDataBase Dinas Sosial ... 77

4.2.13 Penginputan Data ... 78

4.2.14 Mencetak data ... 79

4.2.15 Menganalisis data penyandang disabilitas ... 80

4.2.16 Menyusun laporan hasil aktualisasi ... 81

4.2.17 Melaporkan hasil kegiatan kepada mentor ... 82

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Di dalam Undang- Undang No. 5 Tahun 2014 yang merupakan landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa ASN berorientasi pada pelayanan publik secara professional dengan selalu mengedepankan kepentingan negara, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menjalankan kebijakan publik dan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945.

Maka untuk mewujudkan hal ini ASN perlu mengikuti diklat prajabatan.

Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Adanya DIKLATSAR pola baru ini juga diharapkan dapat membentuk kader ASN yang berkualitas berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi:

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA yang kemudian dituangkan dalam suatu dokumen yang disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja.

Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk membuat kelima nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja, dalam halini yaitu Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengannilai dasar

(10)

2

ANEKA, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi.

Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintahan Kabupaten Wakatobi.

Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi memiliki empat bidang kerja, yaitu : 1) Sekretariat; 2) Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial 3) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin ; 4) Bidang Rehabilitasi Sosial. Jabatan Analis Rehabilitasi Masalah Sosial berada pada seksi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang bidang Rehabilitasi Sosial yangsalah satu uraian tugasnya adalah Melayani penerimaan dan merekap data penyandang disabilitas dari tiap kecamatan, kelurahan dan desa sesuai prosedur yang berlaku diseksi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, tuna sosial dan korban perdagangan orang.

Dalam menjalankan tugas penerimaan dan merekap data disabilitas dari tiap kecamatan, kelurahan dan desa, ditemukan kondisi bahwa data-data disabilitas yang diperoleh belum memiliki validitas data yang baik, salah satunya data penyandang disabilitas kelurahan/desa lingkup Kecamatan wangi-Wangi. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya data disabilitas yang tidak disebutkan dengan jelas spesifikasi/jenis disabilitas yang dialami sehingga ke depannya akan dapat berdampak pada kurang efektifnya penanganan disabilitas yang dilakukan oleh Dinas Sosial.

Dalam upaya menghasilkan data disabilitas yang valid salah satu tahapan yang dilalui adalah proses pendataan. Pendataan penyandang Disabilitas adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan kepada seseorang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Tahapan pendataan ini dilakukan oleh kelurahan/desa dimana salah satu tantangan yang dihadapi oleh kelurahan/desa adalah kurangnya pemahaman aparat desa/kelurahan terkait penyandang disabilitas. Sehingga perlu ada upaya peningkatan kapasitas terkait disabilitas salah satunya dengan pemberian leaflet jenis penyandang disabilitas kepada aparat

(11)

3

kelurahan/desa sebagai instrument petunjuk dalam melakukan pendataan.

Dengan ini diharapkan dapat menghasilkan data penyandangdisabilitas yang valid sehingga ke depan dapat diberikan penanganan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dialaminya karena data yang tidak valid memicu penyandang disabilitas tidak mendapatkan haknya.

Sejalan dengan kondisi tersebut di atas, penulis tertarik menyusun Laporan Aktualisasi mengenai isu belum validnyadata penyandang disabilitas dengan mengangkat judul “Optimalisasi Data Penyandang Disabilitas Melalui Pemberian Leafletdi Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi’’.Berdasarkan isu tersebut, penulis melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA, mengaitkan dengandiklatsar, serta melaksanakan penguatan nilai-nilai organisasi, sehingga menghasilkan data Penyandang disabilitas yang valid.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan Aktualisasi adalah untuk membentuk ASN yang professional berkarakter nilai-nilai dasar profesi ASN, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya untuk melayani masyarakat 1.2.2 Tujuan Khusus

Terwujudnya optimalisasi data Penyandang Disabilitas di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Peserta

1. Penerapan nilai-nilai ANEKA sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) 2. Menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk mengembangkan

tanggung jawab penuhnya sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat.

3. Menjadi ASN yang dapat merubah mindset didalam dirinya untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas.

(12)

4

4. Menjadi tenaga fungsional yang mampu menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, dan perekat pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional.

1.3.2 BagiDinas Sosial

Dapat memberikan bahan masukan dan usulan dalam usaha melakukan perbaikan kearah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi), serta dapat meningkatkan optimalisasi pemberian pelayanan kepada masyarakat.

1.3.3 Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat khususnya penyandang disabilitas, dengan data yang valid dan sesuai maka akan dapat membantu perumusan kebijakan, perlindungan serta pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas.

1.4 Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi akan dibatasi pada kegiatan optimalisasi data penyandang disabilitas melalui pemberian leaflet di kecamatan wangi-wangi akan di mulai dari melakukan konsultasi dengan pimpinan/mentor sampai pada evaluasi dan pelaporan hasil aktualisasi.

Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan pada saat off campus mulai dari tanggal 08 Juni 2021 sampai dengan 25 Juli 2021 pada jam kerja. Untuk mendukung sasaran di atas maka peserta menyusun Laporan Aktualisasi ini dengan judul “OptimalisasiData Penyandang Disabilitas melalui pemberian Leaflet di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi

1.5 Waktu dan Tempat

Kegiatan aktualisasi ini dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi dan di Kecamatan Wangi-Wangi mulai tanggal 08 Juni 2021 Sampai 25 Juli 2021

(13)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Profil Organisasi

Dinas Sosial wakatobi merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang sosial yang menjadi kewenangan daerah wakatobi. Wilayah kerjanya meliputi 4 Pulau dengan 8 Kecamatan yaitu Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko.

Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi terletak di Jln. La Ruku Kompleks Perkantoran Baru Motika No.15 Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.

2.1.2 Visi Misi Organisasi

Berdasarkan perkembangan dan kondisi yang dihadapi Kabupaten Wakatobi 5 (lima) tahun yang akan datang maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk memenuhi tuntutan dimaksud. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi perlu menetapkan visi yang dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat pada umumnya untuk berperan aktif dalam penyelenggaran tugas kepemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Penetapan visi diperlukan untuk memadukan gerak langkah setiap unsur organisasi dan masyarakat untuk mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada dalam menciptakan Kabupaten Wakatobi sebagai mana yang dicita-citakan. Mengacu kepada visi RPJPD Kabupaten Wakatobi, maka rumusan visi RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 – 2021 adalah“Menjadi Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing”.

Maritim mengandung makna berkenaan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Sedangkan kemaritiman adalah hal hal yang menyangkut masalah maritim. Dalam konteks Kabupaten Maritim

(14)

6

adalah kabupaten yang dikelilingi oleh laut dan menjadikan laut sebagai bagian dari sumber penghidupan masyarakat.

Dalam konteks visi Kabupaten, Pembangunan Kabupaten Wakatobi sebagai Kabupaten Maritim merupakan tekad dari aspirasi dan cita cika masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengelola secara optimal penggerak perekonomian untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga diharapkan terjadinya transformasi budaya masyarakat wakatobi keakar budayanya yaitu masyarakat maritim yang relligius dan berdaya saing.

Sejahtera yang merupakan kata dasar dari kesejahteraan mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala kesukaran serta selamat taak kurang satu apapun.

Daya saing mengandung makna memiliki kemampuan san dan atau kekuatan, adalah satu kemampuan berdasarkan potensi yang ada untuk bersaing, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam konteks Pembangunan Wakatobi maka produk yang dihasilkan harus dapat unggul secara kualitas, efisien, dan bersaing ditingkat regional, nasional dan internasional.

Berkaitan dengan pernyataan visi pembangunan dalam 5 (lima) tahun kedepan, maka Wakatobi Menjadi Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat melalui upaya kongkrit berdasarkan kemampuan dan kekuatan Wakatobi sebagai kabupaten maritim, dengan mengutamakan pendekatan yang bertumpu pada pembangunan manusia, pembangunan yang bertumpu pada pusat pertumbuhan dan pemerataan serta pembangunan yang bertumpu pada pelestarian budaya sumberdaya alam dan lingkungan.

Untuk merealisasikan visi pembangunan sebagaimana diuraikan diatas, maka akan dikembangkan 5 (lima) agenda utama yang juga merupakan misi pembangunan yaitu :

a. Peningkatan sumberdaya manusia;

b. Pembangunan Infrastruktur Publik

c. Pengembangan Teknologi Informasi dan komunikasi d. Membangun Pemerintahan yang inovatif dan partisipatif e. Mengembangkan kolaborasi internasional

(15)

7

Dinas sosial mengemban amanah untuk melaksanakan misi II berupa Membangun ekonomi kemaritiman yang berkelanjutan dan berwawasan. Tujuan dari misi ini adalah :

1. Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial penduduk miskin dan rentan 2. Meningkatkan upaya-upaya rehabilitasi sosial bagi PMKS

3. Meningkatnya Kualitas dan kuantitas penanganan PMKS 4. Meningkatnya kualitas pelayanan kantor

Berdasarkan hasil perumusan visi dan misi tersebutdi atas, maka Kepala Daerah Terpilih telah menyusun program yang semuanya mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kabupaten Wakatobi disegala aspek. Dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran visi,misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, makaDinas Sosial Kabupaten Wakatobi terdapat 4 (empat) program inti yaitu :

1. Program Rehabilitasi Sosial

2. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin 3. Program Sosial Wakatobi Bersinar

4. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

2.1.3 Nilai Organisasi

“WAKATOBI BERSINAR” yaitu : Ber : Bertegur Sapa

S : Santun dalam bertutur kata

I : Indah di dalam dan di luar gedung N : Nilai Ikhlas dalam melayani

A : Aman dan Adil dalam Bertindak R : Religius Sumber Daya Manusia

2.1.4 Stuktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 38Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Wakatobi (Lembaran Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 Nomor 5) Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi adalah sebagai berikut :

(16)

8

BAGAN 2.1 STRUKTUR ORGANISASIDINAS SOSIAL

2.1.5 Tugas dan Fungsi Organisasi

Tusi Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 38 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Wakatobi (Lembaran Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 Nomor 10)

Susunan organisasi Dinas, terdiri atas : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Program

Keuangan dan Perlengkapan

Bidang Perlindungan Dan Jaminan

Sosial

Bidang Pemberdayaan

Sosial Dan PenangananFaki

r Miskin Bidang Rehabilitasi

Sosial

Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

dan Bencana Sosial

Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan

Lanjut Usia

Seksi Identifikasi dan Penguatan

Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi

sosial Rehabilitasi

Sosial Penyandang disabilitas, Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan

Orang Seksi Jaminan

Sosial Keluarga

Seksi Pemberdayaan

Masyarakat, Penyaluran

Bantuan Stimulan dan

Penataan Lingkungan Staff Analis

Pelayanan Sosial

Analis Rehsbilitasi Masalah Sosial

UPTD

(17)

9

c. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial;

d. Bidang Rehabilitasi Sosial;

e. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin;

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kepala Dinas

Mempunyai tugas, memimpin, melakukan koordinasi, pelaksanaan kegiatan pengendalian di bidang kesejahteraan sosial serta membina hubungan kerja dengan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan fungsi dinas.

Sekretariat

(1) Sekretariatmempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan administrasi keuangan, pelayanan administrasi kepegawaian, perlengkapan dan urusan umum lingkup Dinas.

(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di

bidang sosial;

b. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;

c. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

d. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan;

e. Pengelolaan barang milik daerah/kekayaan daerah;

f. Pelaksanaanfungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

(18)

10

Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program, evaluasi dan pelaporan program, penyusunan anggaran, penatausahaan keuangan, perbendaharaan, verifikasi, pelaporan, pertanggungjawaban keuangan, pelaksanaan urusan pengelolaan barang dan aset Dinas serta menghimpun pedoman dan petunjuk teknis.

(2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, surat menyurat, kearsipan, kehumasan, protokoler, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan, perlengkapan, administrasi kepegawaian, pendidikan dan pelatihan aparatur lingkup Dinas serta menghimpun pedoman dan petunjuk teknis.

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan, evaluasi, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perlindungan dan jaminan sosial pendayagunaan, pembinaan dan pengendalian bantuan korban bencana sosial serta melakukan pembinaan dan pelaksanaan pemberian bantuan terhadap korban bencana alam. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana alam;

b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana sosial;

c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi jaminan sosial keluarga;

d. pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang perlindungan dan jaminan sosial;

(19)

11

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, terdiri dari :

a. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial;

b. Seksi Jaminan Sosial Keluarga.

Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial.

Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi, serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kesiapsiagaan dan mitigasi;

b. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial;

c. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kemitraan, pengelolaan logistik, penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana alam;

d. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pencegahan dan penanganan korban bencana sosial, politik dan ekonomi;

e. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pemulihan sosial dan reintegrasi sosial;

f. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana sosial.

(2) Seksi Jaminan Sosial Keluarga mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan seleksi, verifikasi, validasi, terminasi dan kemitraan jaminan sosial keluarga;

(20)

12

b. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis dan supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penyaluran bantuan dan pendampingan jaminan sosial keluarga.

Bidang Rehabilitasi Sosial

Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan, evaluasi, pengelolaan data pelayanan sosial, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang rehabilitasi sosial.

Bidang Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Rehabilitasi Sosial menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi rehabilitasi sosial anak di luar panti dan/atau lembaga;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di luar panti dan/atau lembaga;

c. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;

d. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi rehabilitasi sosial lanjut usia di luar panti dan/atau lembaga;

e. Pengelolaan data pelayanan sosial Orang Dengan HIV/AIDS untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;

f. Pengelolaan data pelayanan sosial korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;

g. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang rehabilitasi sosial;

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(21)

13 Bidang Rehabilitasi Sosial, terdiri dari :

a. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia;

b. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang.

Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial.

Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan sosial anak balita terlantar;

b. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak terlantar;

c. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum;

d. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus;

e. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak dan pelayanan sosial lanjut usia.

Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang mempunyai tugas:

a. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis, serta supervisi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik dan sensorik;

b. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis, serta supervisi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dan intelektual;

c. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis, serta supervisi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas;

d. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis serta supervisi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rehabilitasi sosial gelandangan,

(22)

14

pengemis, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan serta korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan di luar panti dan/atau lembaga;

e. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis, serta supervisi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tunasusila di luar panti dan/atau lembaga;

f. Melaksanakan kebijakan, memberi bimbingan teknis, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaan rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;

g. Mengelola data pelayanan sosial Orang Dengan HIV/AIDS untuk dikordinasikan dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;

h. Mengelola data pelayanan sosial korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya untuk dikordinasikan dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Bidang Pemberdayaan Sosial dan penanganan Fakir Miskin

Bidang Pemberdayaan sosial dan penanganan Fakir miskin mempunyai tugas melakukan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan, evaluasi, pengelolaan data pelayanan sosial, norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin.

Bidang pemberdayaan social dan penanganan fakir miskin dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Dalam melaksanakan tugas Bidang pemberdayaan social dan penanganan fakir miskin menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga dan kelembagaan masyarakat

b. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koodinasi serta pemantauan dan evaluasi pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil

c. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi pemberdayaan sosial kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial.

(23)

15

d. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan evaluasi pengelolaan sumber dana bantuan sosial

e. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan evaluasi pelaksanaan penanganan fakir miskin pedesaan

f. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan evaluasi pelaksanaan penanganan fakir miskin perkotaan

g. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pemantauan evaluasi pelaksanaan penanganan fakir pesisir, pulau – pulau kecil dan perbatan antar Negara

h. Pelaksanaan verifikasi dan validasi miskin cakupan kabupaten

i. Pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemberdayaan social dan penaganan fakir miskin

j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas social dengan tugas dan fungsinya

Bidang pemberdayaan sosial dan penaganan fakir miskin terdiri dari : a. Seksi identifikasi dan penguatan kapasitas, kelembagaan, kepahlawanan

dan restorasi social

b. Seksi Pemberdayaan masyarakat, penyaluran bantuan simulasi dan penataan lingkungan

Seksi dipimpin oleh kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang pembedayaan sosial dan penanganan fakir miskin

Seksi identifikasi dan penguatan kapasitas, kelembagaan, kepahlawanan dan restorasi social mempunyai tugas :

a. Melaksanakan verifikasi dan validasi fakir misikin cakupan kabupaten b. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknsi, supervisi serta

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan identifikasi dan pemetaan c. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknsi, supervisi serta

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penguatan kapasitas

d. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknsi, supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pendampingan

e. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknsi, supervisi serta mengevaluasi dan melaporkan pemberdayaan sosial

(24)

16

f. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknsi serta memantau dan mengevaluasi penggalian potensi, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial

g. Mengelola taman makam pahlawan nasional kabupaten

h. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan unit peduli keluarga

i. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan unit peduli keluarga

Seksi Pemberdayaan masyarakat, penyaluran bantuan simulasi dan penataan lingkungan, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi pekerja social, pekerja social masyarakat, tenaga kesejahteraan social kecamatan serta tenaga kesejahteraan social dan relawan social lainnya

b. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi pemberdayaan social komunitas adat terpencil

c. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan bantuan stimulant

d. Melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis serta memantau dan mengevaluasi dan melaporkan penataan lingkungan sosial

Unit Pelaksana Teknis Dinas

Unit pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis dinas secara operasional di lapangan

1. Kepala Unit pelaksana teknis dinas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala DInas

2. Unit pelaksana teknis dinas dilengkapi dengan tata usaha dan jabatan fungsional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala unit pelakana teknis dinas

(25)

17

3. Ketentuan mengenai pembentukan dan susunan organisasi serta tugas dan fungsi unit pelaksana teknis dinas diatur lebih lanjut dengan peraturan Bupati setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat

2.2.6 Tugas Pokok Dan Fungsi Penulis

Adapun tupoksi atau uraian tugas dari Penulis sebagai Analis Rehabilitasi Masalah Sosial di Dinas Sosial kabupaten wakatobi yaitu :

1. Menerima dan memeriksa administrasi serta menganalisis Rehabilitasi masalah Sosial berdasarkan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas / kegiatan:

a. Melaksanakan administrasi perencanaan pengadministrasi Rehabilitasi Masalah Sosial

b. Melayani penerimaan dan merekap data penyandang disabilitas dari tiap kecamatan, kelurahan dan desa sesuai prosedur yang berlaku diseksi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, tuna social dan korban perdagangan orang

c. Mengumpulkan data dan dokumen terkait kegiatan yang akan dilakukan

d. Melaksanakan tugas sesuai arahan dan perintah atasan e. Melaporkan hasil tugas yang telah dilakukan kepada atasan

2. Mengumpulkan dan Menyiapkan SOP kegiatan di seksi rehabilitasi social penyandang disabilitas tuna social dan korban perdagangan orang berdasarakan SOP yang sudah valid dari sub bagian kepegawaian untuk dipergunakan sebagai bahan pedoman pelaksanaan alur kegiatan yang akan dilakukan

a. Mengoperasikan computer dan mencari file SOP yang dimaksud b. Memprint SOP kegiatan

c. Menyerahkan SOP kegiatan kepada atasan untuk di jadikan pedoman pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan;

3. Mempelajari dan Menyiapkan administrasi kegiatan pelatihan keterampilan usaha bagian analis rehabilitasi masalah sosial di desa / kelurahan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar bahan

(26)

18 kegiatanterlaksana

a. Mengetik SK panitia pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil rapat pembentukan tim;

b. Mengetik materi pelatihan yang telah dikonsep;

c. Membuat file materi pelatihan berdasarkan arahan dari atasan;

d. Mengetik, mencetak, memberinomor dan stempel dinas pada surat undangan kegiatan serta menyalurkannya;

e. Membuat daftar hadir kegiatan;

4. Menyusun dan Menyiapkan administrasi kegiatan dan pengelolaan data pelayanan rehabilitasi masalah sosial termasuk HIV /AIDS, narkotika, alkohol, psikotropika dan zat aditif lainnya

a. Mengetik SK panitia pelaksana kegiatan dan pengelolaan data pelayanan rehabilitasi masalah sosial orang dengan HIV /AIDS, narkotika, alkohol,

b. Mengetik,mencetak, memberi nomor dan stempel dinas pada surat undangan kegiatan serta menyalurkan undangan kegiatan

c. Membuat daftar hadir kegiatan

5. Mendokumentasikan hasil kegiatan pelaksanaan sosialisasi dan pengelolaan data pelayanan rehabilitasi masalah sosial yaitu HIV /AIDS, narkotika, alkohol, psikotropika dan zat aditif lainnya:

Tahapan :

a. Menyiapkan alat dokumentasi seperti camera dan hp b. Memindahkan hasil dokumentasi kedalam laptop/computer

c. Mencetak hasil dokumentasi kegiatan sebagai lampiran konsep laporan hasil kegiatan atasan

6. Menyusun dan menyimpan arsip administrasi secara tertib agar mudah diketemukan saat diperlukan :

a. Mengumpulkan semua bahan adminitrasi baik bentuk hardcopy ataupun softcopy

b. Melakukan penyimpanan berkas / dokumen yang terkait dengan urusan kegiatan diseksi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, tuna sosial dan korban perdagangan orang

c. Melakukan pemeliharaan dokumen / arsip

(27)

19

7. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban

a. Membuat konsep laporan hasil pelaksanaan tugas b. Mengkonsultasikan konsep laporan kepada atasan c. Memfinalisasi laporan pelaksanaan tugas

8. Melaksanakan tugas kedinasan lain diperintahkan oleh atasan baik tertulis maupun lisan :

1) Mempelajari tugas yang diberikan 2) Mejalankan tugas yang diberikan

3) Melaporkan hasil tugas yang diberikan kepada atasan

2.1.7 Data SumberDaya Dinas Sosial a. Susunan Kepegawaian

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi berdasarkan struktur organisasi jumlah pegawai yang tersedia sebanyak 15 orang Pegawai Negeri Sipil dengan.

Tingkat pendidikan dan Pangkat/Golongan Pegawai Negeri Sipil di lingkup Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 : Latar Belakang Pendidikan Pegawai NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI 1.

2.

Strata Dua (S2) Strata Satu (S1)

3 Orang 15 Orang

Total Pegawai 18 Orang

Tabel 2.2 : Pangkat dan Golongan

NO PANGKAT/GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI

1.

2.

3.

4.

5.

6

Pembina Tk.I / IV b Pembina / IV a Penata Tk.I / III d Penata / III c

Penata Muda Tk.I / III b Penata Muda / III a

22 2 orang

orang 2 orang

4 orang 3 orang 3 orang 2 orang

(28)

20 7.

8..

Pengatur Tk.I/ II d

Pengatur Muda Tk.1/ II b

1 orang 1 orang

Total Pegawai 18 Orang

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa secara umum aparat Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi memiliki potensi yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi.Hal ini terutama ditunjukkan dari tingkat pendidikan formal, dimana 3 (tiga) Orang berpendidikan S-2 dan 15 orang berpendidikan S1. Hanya saja apabila dilihat dari latar belakang pendidikan terlihat bahwa aparat yang berlatar belakang spesifik masih kurang.

Dilihat dari golongan dan kepangkatan terlihat sudah cukup proporsional dimana didominasi oleh golongan III sebanyak 12 Orang. Sementara golongan IV sebanyak 4 Orang.Sebagai aparat golongan II yang melaksanakan tugas-tugas operasional, mereka dibantu oleh tenaga honorer.

Kondisi umum sumber daya manusia aparat Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi cukup potensial untuk mengembangkan tugas dan fungsi organisasi.

Hanya saja untuk mengantisipasi perubahan tuntunan perubahan sosial, ketenagakerjaan dan trasmigrasi dengan segala implikasinya, aparat Dinas Sosial masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas tersebut terutama melalui diklat teknis dan fungsional sesuai dengan kebutuhan Pengembangan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang baru.

b. Data Penyandang Disabilitas

Adapun data Penyandang disabilitas Dinas Sosial di kabupaten wakatobi di tahun 2021 yaitu :

2.3 Tabel Rekapan Data Penyandang Disabilitas Tahun 2021

No. Kecamatan Jumlah

1 Wangi-wangi 193

2 Wangi-wangi Selatan 188

3 Kaledupa 130

4 Kaledupa Selatan 62

5 Tomia 66

(29)

21

6 Tomia Timur 69

7 Binongko 91

8 Togo Binongko 57

Jumlah 856

2.2 Konsepsi Nilai – Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN 2.2.1 Konsepsi Nilai Dasar

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tanggung Jawab :kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

b. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya

c. Kepercayaan Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

(30)

22

d. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi e. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki

gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

f. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

g. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok

h. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

i. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

j. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

k. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh sebagian orang

l. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat dipertanggungjawabkan

m. Integritas : Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang- Undang, Kebijakan dan peraturan yang berlaku

n. Keseimbangan : Diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan serta harapan, dan kapasitas. Setiap individu harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kerja

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangantentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham

(31)

23

kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang professional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:

a. Berwawasan kebangsaanyang kuat;

b. Memahami pluralitas;

c. Berorientasi kepublikan yang kuat; dan

d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.

3. Etika Publik

Yakni tata krama/sopan santun dalam berkelakuan sesuai lingkungan setempat, adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam etika publik yaitu :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

d. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

e. Memelihara dan menjujung tinggi etika luhur 4. Komitmen Mutu

LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang

(32)

24

terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

b. Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

c. Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

d. Berorientasi pada Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan

(33)

25

keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

e. Komitmen dalam pemberian pelayanan yang prima;

f. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan ramah;

g. Pelayanan yang menyentuh hati;

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;

e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(34)

26 5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

(Widita, 2015)

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

(35)

27 d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.

Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir

(36)

28

adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik

2.2.2 Kedudukan dan Peran ASN 1. ManajemenASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASNyangprofesional,memilikinilaidasar,etikaprofesi,bebas dari intervensipolitik,bersihdari

praktikkorupsi,kolusi,dannepotisme.ManajemenASNlebihmenekankankepada pengaturanprofesipegawai sehingga diharapkan agar selalutersedia sumber dayaaparatur sipil negara yang unggulselaras dengan perkembanganjaman.Berdasarkanjenisnya,

PegawaiASNterdiriatasPegawaiNegeriSipil(PNS)dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).

(37)

29

a. Kedudukan, Peran, Hak danKewajibanserta KodeEtik ASN

PegawaiASNberkedudukansebagaiaparatur sipilNegarayang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongandanpartaipolitik. Untukmenjalankankedudukannya tersebut, maka PegawaiASNberfungsisebagaipelaksana kebijakanpublik, pelayan publik danperekat dan pemersatu bangsa.SelanjutnyaASN bertugas :

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan;

2) Memberikan pelayanan publikyangprofesional dan berkualitas;

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain kedudukan,tugasdan fungsiASNjuga mempunyaihak dan kewajiban agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya denganbaik dapatmeningkatkan produktivitas,menjamin kesejahteraan ASNdanakuntabel,maka setiapASNdiberikanhaksesuaidenganUU ASN sebagai berikut :

PNS berhak memperoleh:

a. Gaji, tunjangan dan fasilitas;

b. Cuti;

c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. Perlindungan;

e. Pengembangan kompetensi.

Sedangkan PPPK berhakmemperoleh : a. Gajidan tunjangan;

b. Cuti;

c. Perlindungan;

d. Pengembangan kompetensi;

Berdasarkan pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:

a. Jaminan kesehatan;

b. Jaminan kecelakaan kerja;

(38)

30 c. Jaminan kematian;

d. Bantuan hukum.

Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan UU ASN sebagai berikut:

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang sah;

2. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa;

3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggungjawab;

6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

8. Bersedia ditempatkan diseluruh Wilayah NKRI.

b. MekanismePengelolaanASN

Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek sumber daya manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian dan penghargaan.

Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.

Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.

(39)

31

Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara, pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi pegawai ASN Republik Indonesia.

2. Whole of Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan public. Oleh karena WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusanyangrelevan.

WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama dalam bentuk kerjasama antar seluruh elemen pemerintahan. Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Karakteristik WoG tersebut dirumuskan dalam prinsip KISS yaitu koordinasi,integrasi (kolaborasi atau kerjasama), sinergitas dan simplikasi. Berdasarkan karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan dalam kontinum koordinasi merger, dimana pelaksanaan WoG mulai dari koordinasi, maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi. Praktek WoG dalam pelayanan publik adalah : a. Pelayanan yang bersifat administratif

Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat seperti KTP, SIUP, izin trayek, izin usaha, sertifikat tanah dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam jenis pelayanan administratif dapat dilihat dalam praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau samsat.

b. Pelayanan jasa

Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan, perhubungan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya.

a. Pelayanan barang

(40)

32

Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk barang seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik dan seterusnya.

d. Pelayanan regulative

Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang- undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

3. Pelayanan Publik

Amanat UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia serta bagaimana potensi mereka. ASN sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah untuk melaksanakan amanah UUD 1945 memiliki fungsi sebagai pelayan publik yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima yaitu :

a. Partisipatif;

b. Transparan;

c. Responsif;

d. Non diskriminatif;

(41)

33 e. Mudah dan murah;

f. Efektif dan efisien;

g. Aksesibel;

h. Akuntabel;

i. Berkeadilan.

2.3 Penetapan Isu dan Dampaknya 2.3.1 Penetapan Isu

Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas di instansi tempat bekerja, yaitu Dinas Sosial Kab. Wakatobi. Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi dan tupoksi analis rehabilitasi masalah sosial. sehigga saya mendapatkan isu yaitu :

1. Belum validnya data penyandang disabilitas

2. Kurang optimalnya penyusunan dan penyimpanan arsip di bidang rehabilitasi sosial

3. Belum Validnya data Lansia Terlantar

2.4 Tabel Identifikasi Isu No Pelaksanaan tugas

dan fungsi pegawai yang belum optimal

Isu teridentifikasi

Deskripsi keterkaitan dengan agenda III

1 Pendataan Penyandang disabilitas

Belum validnya data

penyandang disabilitas

1. Whole Of Government. Kebutuhan data dan untuk memvalidkan data Penyandang disabilitas merupakan kebutuhan Dinas Sosial dan Kementrian Sosial serta dinas-dinas lain yang terkait dengan segala yang ada dalam kawasan tersebut. Dan penanganan masalahnya pun harus berkoordinasi dengan lembaga pemerintahan tersebut di atas.

2. Pelayanan Publik.. Pemenuhan

(42)

34

akan kebutuhan data yang valid itulah bentuk pelayanan Dinas Sosial Kepada Publik.

3. Manajemen ASN, dalam Proses pengambilan data dan pembuatan instrument pengumpulan data dibutuhkan suatu manajemen guna memaksimalkan berjalannya kegiatan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang memuaskan.

2 Menyusun dan

menyimpan arsip administrasi secara tertib agar mudah diketemukan saat diperlukan

Kurang optimalnya penyusunan dan

penyimpanan arsip di bidang rehabilitasi sosial

1. Whole Of Government, melakukan koordinasi dengan staf bidang resos terkait dengan penyusunan dan penyimpanan arsip

2. Pelayanan Publik, menerima pengumpulan arsip administrasi dari kepegawaian (Responsif)

3. Manajemen ASN, melakukan penyusunan arsip administrasi ke dalam bundel (Efektif)

3 Tugas Tambahan Belum Validnya data Lansia Terlantar

1 Whole Of Government. Kebutuhan data dan untuk memvalidkan data lansia terlantar merupakan kebutuhan Dinas Sosial dan Kementrian Sosial serta dinas-dinas lain yang terkait dengan segala yang ada dalam kawasan tersebut. Dan penanganan masalahnya pun harus berkoordinasi dengan beberapa lembaga pemerintahan tersebut diatas.

2. Pelayanan Publik. Kebutuhan akan

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang masih minim. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media Buku Cetak dan masih belum menggunakan media pembelajaran lain yang

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Untuk mewujudkan pengaktualisasian di tempat kerja, maka penulis merancang kegiatan yang mengambil judul: Konsep “SALE” (Sosialisasi, Latihan dan Evaluasi) dalam

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

: Tidak membeda-bedakan penulis dalam memberikan reward sesuai dengan kemampuan siswa dan ada reward khusus untuk siswa yang berhasil menjawab soal kuis • Etika publik :

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penyuluhan PHBS pada Kelompok Masyarakat Menggunakan Media Audio-Visual di Wilayah Kerja Puskesmas

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di BLUD RSU Bombana dengan sikap perilaku