• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GAMBARAN UMUM ORGANISASI

II.3. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

3. WoG (Whole of Government)

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;

partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas;

fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. WoG (Whole of Government)

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar

18

hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsibilitas. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat.

19

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

III.1. Penetapan Isu dan Dampaknya

Identifikasi isu dalam kegiatan aktualisasi Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) didasarkan pada:

III.1.1 Keadaan Sekarang

Tugas seorang dokter umum di PKM Barangka mencakup uraian tugas yang telah dipaparkan sebagaimana yang di atas berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Dari uraian tugas tersebut, tugas melaksanakan pelayanan medis rawat jalan menjadi sebuah isu penting saat ini di PKM Barangka dikarenakan oleh:

§ Kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020. Pandemik Covid-19 awalnya ditemukan di negara China yang kemudian menyebar di negara Eropa utamanya Italia, Perancis, Inggris, dan menginfeksi seluruh dunia.

§ Lamanya waktu pelayanan medis rawat jalan di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat yang mengakibatkan tidak efisiennya pelaksanaan kegiatan pelayanan secara keseluruhan.

§ Kurang terlatihnya pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka. Hal tersebut menyebabkan pasien tidak teratur dalam mendapatkan rekam medik. Terkadang pasien membawa rekam medik kosong dengan status pasien baru, padahal pasien telah diidentifikasi sebagai pasien lama dengan identifikasi dari dokter saat pemeriksaan kesehatan berlangsung.

§ Ketidak-lengkapan alat pemeriksaan fisis tambahan juga menjadi salah satu penyebab pelayanan medis rawat jalan tidak terjadi dengan baik di Poli Umum PKM Barangka.

Ketidak-lengkapan alat berupa: (1) Tidak adanya baterai untuk membuat alat dapat berfungsi; (2) Alat juga digunakan dalam program PKM lainnya; (3) Alat rusak oleh karena penggunaan yang berlebihan dan maintenance yang tidak baik.

20

III.1.2 Keadaan yang Diharapkan

Keadaan yang diharapkan dari habituasi aktualisasi ini yaitu optimalnya pelayanan medis rawat jalan di era Covid-19 di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, adalah sebagai berikut:

§ Kegiatan pelayanan medis rawat jalan di PKM Barangka bisa berlangsung seperti semula sebelum virus Covid-19 menyerang. Pasien tidak terbatasi oleh alat pelindung diri (APD) berupa masker dan handscoen.

§ Efisiennya waktu pelayanan medis rawat jalan di poli umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat berdasarkan SOP yang telah dibuat mengenai waktu pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka.

§ Pegawai administrasi menjadi lebih terlatih dalam pengaturan rekam medis dan meminimalisir kesalahan dalam pemberian rekam medis ke pasien untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.

§ Alat-alat pemeriksaan fisis tambahan menjadi lebih lengkap dan dapat digunakan oleh dokter segera setelah pelaksanaan anamnesis.

III.1.3 Pemilihan Isu Perioritas Atau Core Isu

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa analisis APKL (Actual, Problematic, Khalayak dan Layak) mempertimbangkan tingkat aktual, problematik, khalayan, dan layak setiap variabel dengan rentang skor 1-5.

1. Actual (aktual), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

2. Problematic (problematik), artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.

3. Khalayak, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. Layak, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

21

Tabel 2. Matriks Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL

Keterangan:

1 : Sangat Kurang 4 : Aktual 2 : Kurang 5 : Sangat 3 : Cukup

III.1.4 Analisis Isu Prioritas atau Isu Terpilih

Dari keempat isu yang dipaparkan tersebut, ditetapkan isu paling prioritas yakni

“Tidak Optimalnya Pelayanan Medis Rawat Jalan Dalam Era Pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka” dengan jumlah skor APKL 20.

Analisis isu “Tidak optimalnya pelayanan medis rawat jalan dalam era Pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka” dilakukan dengan menggunakan diagram Fishbone untuk menetukan faktor dan penyebab munculnya isu tersebut. Terdapat empat faktor dari penyebab yang teridentifikasi dalam isu ini, yaitu:

1. Man, ketidak-optimalan kegiatan rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka terjadi disebabkan oleh karena masalah pada:

No. Identifikasi Isu Kriteria

Peringkat A P K L

1. Tidak optimalnya pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka dalam era pandemik Covid-19.

5 5 5 5 20 I

2. Tidak efisiennya penggunaan waktu pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka.

4 3 4 4 15 III

3. Rendahnya kemampuan dan keahlian pegawai administrasi dalam pengaturan rekam medis di PKM Barangka.

4 5 4 4 17 II

4. Kurang lengkapnya alat pemeriksaan fisis tambahan di Poli Umum PKM Barangka.

3 4 2 2 11 IV

22

a. Tenaga Kesehatan, yang diharuskan menggunakan alat pelindung diri sesuai protap Covid-19 dan pembatasan ruang gerak untuk menghindari penyebaran Covid-19 di PKM Barangka.

b. Pasien, ketidak-tahuan mereka mengenai Covid-19 menyebabkan mereka tidak mematuhi protap Covid-19 dalam berobat. Misalnya: tidak mengunakan masker saat ke PKM. Sebaliknya pasien dengan pengetahuan yang cukup akan Covid-19 membuat mereka takut untuk berobat ke Poli Umum di PKM Barangka.

2. Method, ketidak-optimalan pengobatan rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena belum diketahuinya program pengobatan jarak jauh yang telah dilaunching oleh kantor BPJS dalam aplikasi JKN-KIS Mobile BPJS. Program ini hanya terbatas pada peserta BPJS.

3. Environment, isu ketidak-optimalan pelayanan medis rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena kurang memadainya jaringan internet untuk melakukan konsultasi dengan dokter secara jarak jauh dengan menggunakan aplikasi JKN-KIS Mobile BPJS.

4. Machine, ketidak-optimalan pelayanan rawat jalan di Poli Umum PKM Barangka disebabkan oleh karena pasien belum memiliki aplikasi JKN-KIS Mobile di perangkat seluler mereka.

23

Diagram 2. Diagram Fishbone Analisis Isu “Tidak Optimalnya Perawatan Medis Rawat Jalan Di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

24 III.1.5 Analisis Dampak

Dampak dari tidak dilakukannya optimalisasi dan inovasi dalam pelayanan medis rawat jalan di era pandemik Covid-19 di Poli Umum PKM Barangka adalah:

1. Pasien tidak sensitif dengan bahaya penyakit Covid-19 karena ketidak-tahuan mengenai penyakit Covid-19.

2. Pasien menjadi terlalu sensitif dengan bahaya penyakit Covid-19 karena informasi yang berlebihan.

3. Penyebaran penyakit Covid-19 dapat terjadi secara masif jika tidak ditemukannya cara aman perawatan rawat jalan yang memenuhi standar pencegahan penyakit Covid-19.

III.1.6 Pemecahan Isu

Berdasarkan isu terpilih, analisis isu, dan analisis dampak isu yang dipaparkan di atas, maka gagasan pemecahan isu tersebut adalah “Optimalisasi Pelayanan Medis Rawat Jalan Dalam Era Pandemic Covid-19 Dengan Metode White Coat Telemedicine Di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat”.

III.2. Rancangan Aktualisasi

Tabel 3. Kegiatan dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu

Kegiatan Tahapan Memecahkan Isu

1. Melakukan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

1. Melapor ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat mengenai kegiatan aktualisasi

“Optimalisasi pelayanan medis rawat jalan dalam era Covid-19 dengan Metode White Coat Telemedicine di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat”.

2. Merencanakan dan mendiskusikan kegiatan konsultasi dokter jarak jauh dalam program

“White Coat Telemedicine” untuk pembatasan penyebaran virus COVID-19.

3. Melakukan koordinasi dengan rekan kerja dalam pelaksanaan kegiatan konsultasi dokter

25

jarak jauh “White Coat telemedicine” di Poli Umum PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Melakukan koordinasi dengan kantor BPJS Kabupaten Muna Barat.

1. Melakukan update informasi dengan BPJS mengenai pelayanan konsultasi dokter melalui aplikasi JKN-Mobile.

2. Mencatat perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile ke masyarakat dalam cakupan area PKM Barangka.

3. Membuat kegiatan yang merupakan koordinasi antara pihak PKM Barangka dan kantor BPJS untuk mensosialisasikan program “White Coat Telemedicine” dengan menggunakan aplikasi JKN-Mobile di area PKM Barangka;

utamanya ASN yang berkantor dan memiliki Faskes BPJS di Kecamatan Barangka (dengan pertimbangan kemampuan penguasaan Gadget dan Internet).

3. Membuat SOP

program konsultasi dokter “White Coat Telemedicine” melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile.

1. Merancang SOP program konsultasi dokter

“White Coat Telemedicine” melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile.

2. Melakukan konsultasi ke atasan perihal rancangan SOP tersebut di atas.

3. Penetapan SOP yang baku.

4. Melaksanakan

pelayanan konsultasi kesehatan “White Coat Telemedicine”

dengan pasien.

1. Mengaktifkan aplikasi JKN-Mobile sebagai dokter konsultan dalam program “White Coat Telemedicine” di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

2. Mensosialisasikan program “White Coat Telemedicine/Pengobatan Berjas Putih Jarak Jauh” pada pasien-pasien yang mengunjungi PKM Barangka.

3. Melaksanakan kegiatan konsultasi kesehatan

26

program “White Coat Telemedicine” PKM Barangka Kabupaten Muna Barat untuk mendukung pembatasan penyebaran virus Covid-19 berdasarkan SOP.

1. Menghitung jumlah pasien yang berkonsultasi dalam program “White Coat Telemedicine” dalam periode 1 bulan kegiatan aktualisasi Diklatsar CPNS.

2. Mereview dan mengidentifikasi data yang telah didapatkan. dan menentukan jenis penyakit dominan yang ditemukan dalam program konsultasi dokter “White Coat Telemedicine”.

4. Melaporkan hasil identifikasi data hasil konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-Mobile ke pimpinan dan pembimbing.

Tabel 4. Analisis Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan

Kegiatan 1: Melakukan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar 1. Melapor ke kepala

PKM Barangka

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka, saya akan menjelaskan secara jelas dan bertanggung jawab tentang rancangan kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan meminta persetujuan secara

27 PKM Barangka

Kabupaten Muna Barat”

mufakat dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan berkonsultasi secara langsung agar komunikasi berjalan efektif.

Anti-Korupsi:

Kegiatan konsultasi ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, saya akan bersikap jujur dalam

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi mengenai kegiatan konsultasi dokter dengan kepala PKM Barangka, saya akan menjelaskan secara transparan dan bertanggung jawab kegiatan aktualisasi tersebut.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi ke kepala PKM Barangka, saya akan menghormati keputusan atau saran yang di berikan oleh atasan terkait rancangan aktualisasi.

28

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi dengan kepala PKM Barangka, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi kegiatan aktualisasi dengan kepala PKM Barangka, saya akan berkomunikasi secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan perencanaan dan diskusi kegiatan aktualisasi, saya akan disiplin dalam melakukan konsultasi.

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan meminta partisipasi rekan kerja dalam kegiatan aktualisasi yang akan saya lakukan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan rancangan aktualisasi saya serta meminta dukungan dan kerjasama dari rekan kerja selama kegiatan aktualisasi.

Etika Publik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan berperilaku hormat terhadap

29

mereka.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya secara langsung agar lebih efektif

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan rekan kerja, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh rekan kerja saya.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisai : Konsultasi ke atasan adalah langkah awal dalam melaksanakan kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi. Konsultasi dilakukan dengan mengedepankan nilai musyawarah mufakat guna menjaga hubungan kerja yang baik untuk mendukung visi dari PKM Barangka Muna Barat yaitu “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien”.

Penguatan Nilai Organisasi: Melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam kegiatan ini, di harapkan akan mampu meningkatkan nilai profesional serta etika sebagai seorang ASN yang bekerja di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana: Apabila kegiatan konsultasi ke atasan tidak dilaksanakan, maka tidak akan terlaksana sistem pelayanan medis rawat jalan yang aman dalam era pandemik Covid-19 di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Kegiatan 2: Melakukan koordinasi dengan kantor BPJS Muna Barat.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar

1. Melakukan Daftar Akuntabilitas:

30

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN-Mobile, saya akan berperilaku transparan dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN-Mobile di kantor BPJS, saya akan meminta persetujuan secara mufakat dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN-Mobile di kantor BPJS, saya akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN-Mobile di kantor BPJS, saya akan berkonsultasi dengan direktur secara langsung agar komunikasi berjalan efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan update informasi mengenai pelayanan konsultasi dokter di aplikasi JKN-Mobile di kantor BPJS, saya akan

31

bersikap jujur dan bertangung jawab. .

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan meminta secara sopan dengan penuh tanggung-jawab dan integritas yang tinggi.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Pulik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan bersikap sopan santun.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan berkomunikasi secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan pencatatan perkembangan sosialisasi aplikasi JKN-Mobile dalam area PKM Barangka, saya akan disiplin dan jujur.

32 3. Membuat kegiatan

yang merupakan

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya

akan melakukan secara

bertanggung-jawab, berintegritas, dan transparan.

Nasionalisme:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan menjelaskan rancangan aktualisasi untuk meminta dukungan dan kerjasama secara mufakat dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Etika Publik:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan berperilaku hormat terhadap mereka.

Komitmen Mutu:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi kantor BPJS, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi saya secara langsung agar lebih efektif.

Anti-Korupsi:

Dalam melakukan tahapan kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS, saya akan menjelaskan kegiatan aktualisasi dengan bahasa yang sederhana dan secara jujur.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisai: Kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS merupakan tahap lanjutan dalam melaksanakan kegiatan rancangan

33

aktualisasi dan habituasi. Koordinasi dilakukan dengan mengedepankan nilai musyawarah mufakat guna menjaga hubungan kerja yang baik untuk mendukung visi dari PKM Barangka Kabupaten Muna Barat yaitu “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan ramah pasien”.

Penguatan Nilai Organisasi: Melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam kegiatan ini, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai profesionalitas serta etika sebagai seorang ASN yang bekerja di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat.

Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana: Apabila kegiatan koordinasi dengan kantor BPJS tidak dilaksanakan, maka aktualisasi dan habituasi program White Coat Telemedicine untuk optimalisasi pelayanan medis rawat jalan di PKM Barangka tidak akan berjalan dengan lancar dikarenakan aplikasi yang digunakan merupakan sebuah alat/tool yang dilaunching oleh pihak kantor BPJS. Pihak BPJS sangat membantu melancarkan penggunaan aplikasi mulai dari registrasi, pembuatan jadwal jaga, manual penggunaan aplikasi buat dokter konsultan, dan juga sosialisasi terhadap masyarakat.

Kegiatan 3: Membuat SOP tentang konsultasi dokter melalui aplikasi telemedicine JKN-Mobile.

Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar 1. Merancang

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dibuat secara transparansi, adil, dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan dengan

34

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD.

Etika Publik:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dibuat dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun serta dapat dimengerti oleh teman sejawat dokter lainnya.

Komitmen Mutu:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan berdasarkan pada langkah-langkah penggunaan aplikasi yang sebenarnya sehingga dapat dioperasikan oleh dokter secara efektif dan efisien.

Anti-Korupsi:

Pelaksanaan kegiatan perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile di PKM Barangka

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara transparansi, adil,

35

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD.

Etika Publik:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara musyawarah dan mufakat serta sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan efektif dan efisien dengan menekankan unsur inovasi dari aplikasi mobile tersebut.

Anti-Korupsi:

Pelaksanaan konsultasi perancangan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile ke kepala PKM Barangka

Penetapan SOP telemedicine melalui

36

aplikasi BPJS JKN-Mobile yang baku di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan secara transparansi, adil, dan bertanggung-jawab.

Nasionalisme:

Penetapan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-KIS Mobile yang baku di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD.

Etika Publik:

Penetapan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile yang baku di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan dengan sopan dan santun.

Komitmen Mutu:

Penetapan SOP telemedicine melalui aplikasi BPJS JKN-Mobile yang baku di PKM Barangka Kabupaten Muna Barat, akan dilakukan sesuai dengan penetapan SOP yang seharusnya secara efektif dan efisien.

Anti-Korupsi:

Anti-Korupsi:

Dokumen terkait