• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Ruang Lingkup Televisi

1. Pengertian Televisi

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, televisi mempunyai pengertian, pengubahan gambar (serta suara) menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan dengan perantaraan kabel atau gelombang elektro magnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima. Karena televisi merupakan peranti yang mengubah pantulan cahaya obyek menjadi deretan pulsa-pulsa listrik.

Televisi dari segi etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh

dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh

prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar26. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

24

Sayyid Qutb, fi dzilalil qur'an, Juz 4, hal. 190, mauqi'ut tafasir, Maktabah Syamilah.

25

H.M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bina Aksara, 1997) , Cet Ke-4, h.5

26

Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma Rimbow, 1989), cet. ke-2, h. 221

Melihat jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di

suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui

sebuah perangkat penerima (televisi set).27

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, mengandung arti, televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya.28

Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1906, di Kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.29

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi yang dimaksud di sini adalah televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi kabel). Dalam sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan selanjutnya transmisi melalui pemancar.

Gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi

27

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Tesis, (Yogyakarta: 1998)

28

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. ke-3, h. 59

29

lalu gelombang elektro magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layar televisi. Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro magnetik tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Jelas televisi siaran, untuk dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses tertentu. Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia menyebabkan televisi yang diterima menjadi tontonan yang membosankan. Karenanya untuk menjadikan televis siaran ini tetap survive, maka dibutuhkan tenaga-tenaga handal di bidangnya dan juga manajerial yang kuat, sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki individu-individu di televisi siaran, individu yang handal tersebut harus memiliki :

a. Keahlian di bidang masing-masing b. Tanggung jawab profesi

c. Kreativitas

d. Sifat untuk bekerja sama (tidak egoistis)

e. Kepemimpinan bijaksana (tegas tapi tidak kaku) f. Kesadaran pada fungsinya masing-masing 2. Sejarah dan Perkembangan Televisi

Peletakan dasar utama teknologi pertelevisian dimulai tahun 1884, ketika insinyur Jerman bernama Paul Nipkow mampu menciptakan mekanisme televisi dengan benar untuk pertama kali. Ia menemukan

sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Nipkow disk atau Nipkow

Sheibe.30

Mesin penyaring gambar ciptaannya tersebut di kemudian hari akan dikembangkan pada eksperimen sistem televisi 1923 – 1925 di Amerika Serikat oleh Charles F. Jenkins dan di Inggris oleh John L. Baird. Meskipun gambar masih kelihatan kasar tapi sudah nampak jelas.

Bersamaan dengan itu lalu dikembangkan metode mesin penyaring gambar yang disusun oleh seorang Inggris bernama A.A. Campbell-Swinton (1908). Selanjutnya berturut-turut muncul nama Vladimir Kosma Zworykin (1920) yang menyempurnakan konsep Campbell dengan tabung kamera iconoscope-nya. Hal yang sama dilakukan penyempurnaannya oleh Philo Taylor Farnsworth (1920) yang menemukan sistem elektronik televisi. Ia sebut kamera televisinya dengan pemotong gambar atau "an image dissector". Ia teruskan proyek tersebut sampai tahun 1930 dan terhenti menjelang perang dunia kedua.

Program siaran televisi atau broadcasting pada publik pertama kali terjadi pada tahun 1936 di London. Sedangkan, siaran televisi secara reguler dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1939, tapi dua tahun kemudian ditutup sampai berakhirnya perang dunia kedua pada tahun 1945. Tahun 1946 siaran televisi mulai meledak. Pada tahun tersebut hingga awal tahun 1950-an, perkembangan televisi berwarna hampir selalu terlambat dibanding televisi hitam putih (monochrome).

30Deddy Iskandar Muda, “Jurnalistik Televisi,” (Bandung: PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2005), Cet. Ke-2, hal. 4.

Tahun 1953, beberapa negara di Asia berusah mengejar ketinggalan dalam bidang pertelevisian yang dimulai oleh Jepang dan Philipina pada tahun 1953, kemudian diikuti oleh negara-negara Asia lainnya: Thailand pada tahun 1955, Indonesia dan Republik Rakyat Cina (RRC) tahun 1962, Singapura tahun 1963, dan lain-lain.

Memang televisi datang belakangan setelah koran dan radio, tapi media ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kedua media sebelumnya, yaitu kemampuannya melipat jarak, ruang dan waktu, ditambah dengan kekuatan audio-visualnya. Televisi dapat memperlihatkan keadaan yang terjadi di manapun, dalam satu menit apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat disaksikan di layar televisi, luar biasa. Oleh karena itu, televisi banyak mendapatkan julukan, jendela dunia, kotak ajaib, dan lain sebagainya.

Televisi berwarna yang kompatibel tercipta pada tahun 1953, namun siaran berwarnanya baru terwujud setahun kemudian. Perkembangan selanjutnya pada kualitas televisi yaitu layar lebar, teknologi yang lebih baik untuk siaran dan penerimaan sinyal televisi. Ukuran layar televisi yang lebar menggunakan cathode-ray tubes (CRTs) dengan ukuran diagonal 89 atau 100 cm. Pada tahun 1970 dikenalkan projection television (PTVs), sekarang berupa layar seluas 2 m secara diagonal. Tipe terbaru PTVs menggunakan teknologi liquid-crystal display atau LCD juga dikenal dengan digital light processor (DLP), sebagai ganti dari teknologi CRTs. Produksinya bahkan dikembangkan menjadi sangat kecil, mencapai ukuran 7,6 cm diagonal lurus.

Kaset video perekam atau VCRs (videocassette recorders) sederhana yang dikenalkan pada tahun 1970, telah menjadi perangkat umum televisi. Di akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an digital video disk (DVD) player menjadi produk paling sukses dalam sejarah elektronik yang dilempar di pasaran.

Sebagai upaya untuk semakin jelas, televisi juga semakin menjadi tipis. Panel display yang berbentuk flat hanya beberapa centimeter tebalnya, menawarkan alternatif pengganti dari CRTVs yang berbodi besar. Pun, televisi flat yang ukuran lebar cukup tipis untuk digantung ditembok layaknya lukisan. Televisi flat banyak menggunakan layar LCD. Teknologi LCD juga sudah digunakan secara luas oleh komputer laptop. Datang kemudian televise flat yang terbuat dari gas-plasma display bisa lebih lebar lagi dari LCD.

Seiring dengan populernya sistem jaringan komputer, televisi dan komputer berkembang secara integratif. Seperti teknologi yang mengkombinasikan kemampuan personal komputer, televisi, DVD players, dan pada kasus yang sama telepon, dan banyak macam layanan yang bisa disediakan. Contohnya, komputer yang dalam hard drivenya dibenamkan program televise, dan berbagai produk home theatre yang terdiri dari berbagai macam produk teknologi.

Dokumen terkait