• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rusia sebagai Target AS: Sikap Pasif AS menanggapi Qatar

Dalam dokumen Motif di Balik Campur Tangan Amerika Ser (Halaman 118-123)

Bab III Aspek Legal & Politik Intervensi AS terhadap Skandal FIFA

III.2 Politik Prestis AS dan Rusia melalui skandal FIFA

III.2.4 Rusia sebagai Target AS: Sikap Pasif AS menanggapi Qatar

Setelah dalam sub-sub bab sebelumnya peneliti telah menyajikan data mengenai hubungan AS dan hak tuan rumah PD 2018 Rusia. Kali ini peneliti menyajikan fakta mengenai salah satu faktor penting yakni Qatar yang berperan sebagai pihak yang juga terlibat dalam kontroversi pemberian hak tuan rumah PD mendatang beserta alasannya yang difungsikan untuk memperjelas relasi AS-Rusia dalam kasus.

Gambar III.2 Qatar terpilih menjadi tuan rumah PD 2022

228Callum Connolly, “Russia 2018: A Dangerous, Ludicrous Choice”,

http://www.punditarena.com/football/cconnolly/russia-2018-dangerous-ludicrous-choice/ (diakses 18 Mei 2016).

106

Investigasi ulang terhadap proses pemberian hak tuan rumah PD 2018 dan 2022 direalisasikan karena kekalahan bidding AS dari Qatar. 229 Jika dipikirkan kembali dengan membandingkan kompetisi bidding antara Qatar dan AS, kecurigaan terkait keputusan menyerahkan hak tuan rumah PD 2022 kepada Qatar secara natural muncul karena Qatar memiliki temperatur negara yang sangat tinggi di musim panas (PD selalu diadakan di musim panas (Juni-Juli) ketika liga sepak bola berakhir). Kecurigaan kemudian bertambah setelah FIFA mempertimbangkan adanya pemindahan waktu kompetisi PD menjadi di bulan November-Desember di musim dingin (pertengahan liga sepak bola).230 Qatar merupakan negara dengan tanpa tradisi sepak bola yang tidak memiliki pemain ataupun sejarah fanatisme. Kondisi temperatur ekstrem Qatar yang harus dimanipulasi dengan menggunakan mesin pendingin dan minimnya infrastruktur olahraga yang harus dimaksimalisasi sesuai standar FIFA yang telah memakan ratusan korban pekerja dari Nepal dan India semakin menegaskan ketidaklogisan Qatar sebagai tuan rumah PD. 231 Menurut Newsweek, biaya yang diperlukan Qatar untuk memenuhi standar infrastruktur PD FIFA mencapai 200 miliar dolar. The Guardian reports memprediksikan, jika PD Qatar masih akan tetap berlangsung, maka sebanyak lebih 62 pekerja infrastruktur telah mengorbankan nyawa di setiap pertandingan yang dimainkan selama kompetisi (64 pertandingan total x 62=3968 korban jiwa). FIFA telah berusaha untuk mengabaikan

229 Joshua Robinson , “FIFA’s Sepp Blatter Says U.S. Was Set to Win 2022 World Cup Bid The

suspended FIFA president said Michael Platini and then-French President Nicolas Sarkozy lobbied European FIFA voters to switch to Qatar”, http://www.wsj.com/articles/blatter-says-u-s-was- supposed-to-win-2022-world-cup-bid-1446065242 (diakses 18 Mei 2016).

230 Paul Blake, “Fifa scandal: Why the US is policing a global game”. 231 Diana Johnstone, “Playing Hard Ball With Soft Power”.

107

kontroversi mengenai hak asasi pekerja konstruksi di Qatar sejak FIFA harus menghadapi krisis organisasi pasca diintervensi oleh AS. 232

Sepp Blatter menyatakan sebuah fakta mengejutkan bahwa sebenarnya hak tuan rumah PD 2022 kala itu akan diberikan kepada AS, sebelum adanya manuver politik yang kemudian menjadikan Qatar sebagai pemenangnya. Pada sebuah wawancara yang diterbitkan oleh salah satu agensi berita Rusia, TASS, Blatter mengatakan bahwa 22 anggota ExCo FIFA yang bertugas sebagai penentu suara, telah menyepakati keputusan untuk memberikan hak tuan rumah PD kepada AS hingga Platini meminta empat anggota untuk mengubah pilihan suara mereka. Klaus Stöhlker selaku manajer public relation Blatter, mengonfirmasi isi konten berita melalui surat elektronik yang berisi: “For the World Cups it was agreed that we go to Russia because it’s never been in Russia, eastern Europe, and for 2022 we go back to America, and so we will have the World Cup in the two biggest political powers.” Namun rencana tersebut berubah ketika Platini, beserta Nicolas Sarkozy mulai melobi anggota ExCo FIFA untuk memberikan suara mereka kepada Qatar. Peristiwa tersebut terjadi setelah pertemuan petinggi Perancis dengan anggota kerajaan Qatar. “empat suara untuk AS dari Eropa berpindah sehingga hasil akhir yang didapatkan adalah 14 berbanding 8.” 233 Berikut adalah hasil saat proses pengambilan suara:

232 Michael Sainato, “Unholy Alliance: How the 2022 World Cup Brought the Clintons and Qatar

Together”, http://observer.com/2016/05/unholyalliancehowthe2022worldcupbroughttheclintons- andqatartogether/ (diakses 10 Juni 2016).

233 Joshua Robinson, “FIFA’s Sepp Blatter Says U.S. Was Set to Win 2022 World Cup Bid

The suspended FIFA president said Michael Platini and then-French President Nicolas Sarkozy lobbied European FIFA voters to switch to Qatar”.

108

Ronde 1: Qatar 11, South Korea/Japan/U.S. 3 (masing-masing), Australia 1

Ronde 2: Qatar 10, U.S./South Korea 5, Japan 2

Ronde 3: Qatar 11, U.S. 6, South Korea 5

Ronde 4: Qatar 14, U.S. 8

Pasca pengumuman pemenang bidding PD 2022, komite bidding AS, termasuk Bill Clinton mengungkapkan kekecewaannya (lihat bab II) dan langsung mengangkat kasus bahwa bidding untuk PD 2022 hanya bisa dijelaskan dengan cara yang curang. Senator Bernie Sanders mengritik Qatar yang akan menghabiskan miliaran dolar hanya untuk membenahi infrastruktur PD 2022. “It has been reported that Qatar will spend $200 billion on the 2022 World Cup, including the construction of an enormous number of facilities to host that event— $200 billion on hosting a soccer event, yet very little to fight against ISIS.” 234 Qatar melakukan justifikasi kemenangannya melalui pernyataan Sheikh Hamad bin Khalifa bin Ahmad Al Thani, presiden FA Qatar:

The heat of our summer is seen by some critics as the main reason why we could not possibly have won fair and square. But we showed how matches could be played and watched in comfortable conditions. Playing the tournament in winter was not part of our bid. It might seem to some that air- conditioned stadiums are flights of fancy, but we have had cooling systems for outdoor events since 2008.

We have invested in research and development to find how cooling could be powered by solar and renewable technologies, which we promised Fifa we would share with other countries.

I accept that we spent more money campaigning than other bids, but this was solely to catch up with our better known rivals. We had to tell people about our country and what we could offer, to overcome the perceived obstacles. But from the day we launched our bid to the day our country's name was pulled from the envelope in Zurich, we played strictly by the rules. It is why we are happy to cooperate fully with the Fifa inquiry into the bidding process. We have nothing to hide or fear.

234 Michael Sainato, “Unholy Alliance: How the 2022 World Cup Brought the Clintons and Qatar

109

This has not stopped a barrage of increasingly wild accusations. Interpol this week, for instance, completely dismissed the Sunday Times's claim that it had called for a criminal investigation into the 2022 decision.

There are sadly plenty of divisions and misunderstandings in our world, but the shared passion for football can shake prejudices and unite people around what they have in common. This message – which has never been more important – was at the heart of our bid. It is also why we look forward to welcoming the world to our country in 2022: it will be an amazing event. 235 Tidak lama setelah mengetahui kemarahan AS, The Qatar 2022 Supreme Committee yang bekerjasama dengan pemerintah Qatar mendonasikan dana sebesar 250.000-500.000 dolar ke Clinton Foundation dengan mengatakan bahwa dana tersebut adalah bentuk kerjasama food security antara Qatar dan Clinton Foundation. Sedangkan pemerintah Qatar sendiri telah mendonasikan dana sebesar 1 hingga 5 juta dolar selama beberapa tahun sebelumnya. 236

Pasca donasi yang diberikan Qatar kepada Clinton Foundation, ekspor senjata AS yang diakuisisi oleh kementrian luar negeri Clinton meningkat hingga lebih dari 1400 persen. Kementrian luar negeri melalui laman daringnya mengatakan bahwa Royal Family Qatar melobi Hillary Clinton dan Cherie Blair guna menjalin hubungan kerjasama. Donasi Qatar telah menarik perhatian dan memunculkan jawaban mengenai lolosnya Qatar dari sasaran investigasi dan kejaran AS. Donasi komite Qatar menunjukkan contoh bahwa AS bisa dengan mudah menerima kontribusi Qatar dan menyudahi konflik bidding PD 2022 dengan Qatar. 237

235 “Qatar had the strongest bid for the 2022 Fifa World Cup”,

http://www.theguardian.com/commentisfree/2014/jun/20/why-qatar-had-strongest-bid-for-2022- fifa-world-cup (diakses 9 Juni 2016).

236 Jackie Kucinich, “Corrupt FIFA Has Clinton Foundation Ties; World Cup Host Qatar Gave

Millions”, http://www.thedailybeast.com/articles/2015/05/27/corrupt-fifa-has-clinton-foundation- ties-world-cup-host-qatar-gave-millions.html (diakses 10 Juni 2016).

237 Rosalind S. Helderman, “As FIFA allegations swirled, Clintons gave Qatar a stage — and

legitimacy “, https://www.washingtonpost.com/politics/as-fifa-allegations-swirled-clintons-gave- qatar-a-stage--and-legitimacy/2015/06/03/af5c816c-0628-11e5-a428-c984eb077d4e_story.html.

110

IV Analisis

Dalam dokumen Motif di Balik Campur Tangan Amerika Ser (Halaman 118-123)