• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Politik Prestis AS-Rusia dalam Olahraga

Dalam dokumen Motif di Balik Campur Tangan Amerika Ser (Halaman 93-100)

Bab III Aspek Legal & Politik Intervensi AS terhadap Skandal FIFA

III.2 Politik Prestis AS dan Rusia melalui skandal FIFA

III.2.1 Sejarah Politik Prestis AS-Rusia dalam Olahraga

Sejak Soviet sebagai negara komunis pertama muncul di tahun 1917, para pemimpin komunis menyatakan secara eksplisit bahwa olahraga menjadi salah satu kebijakan luar negerinya. Hal tersebut dikarenakan adanya kontrol langsung pemerintah pusat terhadap segala aspek dalam negeri guna mencapai tujuan sosiopolitikal tertentu termasuk aspek olahraga. Olahraga negara komunis merupakan institusi politik yang dijalankan oleh negara dan secara keseluruhan, kebijakan olahraga diserahkan kepada pemerintah pusat. Segala keputusan terkait kebijakan olahraga seperti partisipasi dalam turnamen olahraga atau keputusan boikot turnamen—kasus boikot Olimpiade Los Angeles 1984 yang dipimpin

81

Soviet—ditentukan oleh partai dan pemerintah. Negara-negara komunis di Eropa Timur yang dekat dengan Uni Soviet seringkali merasakan pemaksaan kebijakan olahraga yang dilakukan oleh Soviet Politburo. 178

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, tujuan utama beberapa negara komunis adalah untuk mencapai supremasi olahraga menyaingi negara-negara kapitalis, terutama melalui Olimpiade. Ketika jalan lain telah tertutup untuk negara-negara komunis seperti Uni Soviet, Cina, Kuba dan Jerman Timur, maka sukses di area olahraga akan banyak membantu dalam usaha mencari rekognisi dan prestis internasional. Olahraga dilihat negara komunis sebagai medium yang cocok untuk digunakan dalam berkompetisi karena secara ekonomi maupun aspek lain, negara komunis kalah dengan negara-negara kapitalis. Cara ini ditempuh oleh para pemimpin negara komunis karena terdapat kepentingan untuk tetap melanjutkan kompetisi dua ideologi guna menyebarkan pengaruh di dunia, sehingga jika negara komunis berhenti mencari medium untuk berkompetisi, maka komunisme secara otomatis kalah dari kapitalisme dalam segala aspek. Sebuah resolusi pemerintah Soviet dipublikasikan dalam Kultura i zhizn pada tahun 1949 yang berisi: “Pertambahan jumlah kesuksesan yang diraih atlet Soviet adalah kemenangan bagi masyarakat dan sistem olahraga sosialis; hal ini menyediakan sebuah bukti yang tidak dapat dibantah terkait superioritas budaya sosialis melawan budaya negara-negara kapitalis.” 179

178 James Riordan & Arnd Krüger, “The impact of communism on sport”, The International

Politics of Sport in the Twentieth Century, 56.

179 James Riordan & Arnd Krüger, “The impact of communism on sport”, The International

82

Seperti halnya Uni Soviet, AS juga memiliki ideologi untuk merefleksikan kondisi beserta sistem negaranya. Meskipun ideologi AS kala itu tidak terdefinisikan dengan jelas seperti Marxisme-Leninisme, namun ideologi yang dianut tetap terasa eksistensinya. Perang Dingin menyusupi hampir segala aspek kehidupan Amerika termasuk aspek budaya yang mana AS kala itu mencoba meyakinkan dunia bahwa AS memiliki way of life yang lebih baik dengan komponen utama yakni kebebasan dan demokrasi. 180 Dalam memahami Perang Dingin yang melampaui diplomasi tradisional yakni—sebagai contoh— kebudayaan yang melibatkan kedua negara, maka mengejutkan jika olahraga, sebagai salah satu bentuk kebudayaan, hanya dieksplorasi secara minimal tanpa menganalisis lebih lanjut keterlibatannya dalam Perang Dingin.181

Pada awal tahun 1950an, pemerintahan AS menyatakan bahwa olahraga Soviet merepresentasikan sebuah ancaman ideologi bagi kepentingan internasional AS. Banyaknya pertemuan antara pemerintah resmi dan adanya laporan-laporan yang tersebar luas semakin menyiratkan adanya ketakutan tersebut. Ahli perang psikologikal yakin bahwa dominasi Soviet di ajang olahraga internasional menciptakan kesan bahwa rakyat komunis lebih baik dibanding rakyat Amerika “rakyat komunis muda, bertenaga dan menjanjikan sedangkan rakyat Amerika di bawah naungan demokrat lemah, tua dan siap untuk menghadapi kepunahan.” 182

180 Toby Charles Rider, “The Olimpiade and the Secret Cold War: The U.S. Government and the

Propaganda Campaign Against Communist Sport, 1950-1960”, The University of Western Ontario, Canada, 2011, 4-5.

181 Toby Charles Rider, “The Olimpiade and the Secret Cold War: The U.S. Government and the

Propaganda Campaign Against Communist Sport, 1950-1960”, 12.

182 Toby Charles Rider, “The Olimpiade and the Secret Cold War: The U.S. Government and the

83

Sebuah pertemuan yang diadakan pada akhir tahun 1945 di Pentagon dengan dihadiri oleh perwakilan dari kementrian luar negeri, departemen pertahanan dan agensi informasi AS menyimpulkan bahwa kompetisi global layaknya Olimpiade digunakan sebagai kendaraan propaganda oleh Komunis Rusia dan negara komunis lain untuk meningkatkan prestis Dunia Komunis dan memberi kesan “tidak terkalahkan” pada Komunis dan Komunisme. Respon AS untuk menghadapi kondisi ini tertahan oleh tradisi olahraga di AS yang merupakan entitas bebas dari campur tangan pemerintahan federal dan dikontrol sepenuhnya oleh principles of amateurism183. Selama awal 1950an badan legislatif telah mengajukan beberapa proposal dana tunjangan kepada kongres dengan harapan adanya pendanaan oleh pemerintah terkait persiapan tim Olimpiade AS. Namun tidak ada satu pun dari proposal tersebut yang disetujui sehingga jika pemerintah AS ingin menantang olahraga Rusia maka hal tersebut harus dijalankan melalui cara lain. Pada akhirnya, berdasarkan dokumen-dokumen dan fakta yang terklasifikasi, pemerintah AS menggunakan Olimpiade sebagai kendaraan kampanye propaganda melawan Komunisme selama tahun-tahun awal Perang Dingin.184 Berikut adalah bukti persaingan dan sominasi AS-Uni Soviet di ajang Olimpiade.

183 Prinsip yang diciptakan secara independen oleh seorang individu atau kelompok tanpa harus

disetujui oleh pihak-pihak resmi.

184 Toby Charles Rider, “The Olimpiade and the Secret Cold War: The U.S. Government and the

Propaganda Campaign Against Communist Sport, 1950-1960”, The University of Western Ontario, Canada, 2011, 3-4.

84

Tabel III.1 negara terbaik (3 besar) Olimpiade (1952-1988) 185

Tahun

Olimpiade Musim Panas Olimpiade Musim Dingin

Negara Medali Negara Medali

Emas Perak Perunggu Emas Perak Perunggu

1952

Uni Soviet 22 30 19 Norwegia 7 3 6

AS 40 19 17 AS 4 6 1

Hungaria 16 10 16 Finlandia 3 4 2

1956

Uni Soviet 37 29 32 Uni Soviet 7 3 6

AS 37 25 17 Austria 4 3 4

Austria 13 8 14 Finlandia 3 3 1

1960

Uni Soviet 43 29 31 Uni Soviet 7 5 9

AS 34 21 16 AS 3 4 3

Jerman 12 19 11 Swedia 3 2 2

1964

Uni Soviet 30 31 35 Uni Soviet 11 8 6

AS 36 26 28 Norwegia 3 6 6

Jerman 10 22 18 Austria 4 5 3

1968

AS 45 28 34 Norwegia 6 6 2

Uni Soviet 29 32 30 Uni Soviet 5 5 3

GDR 9 9 7 Austria 3 4 4

1972

Uni Soviet 50 27 22 Uni Soviet 8 5 3

AS 33 31 30 GDR 4 3 7

GDR 20 23 23 Norwegia 2 5 5

1976

Uni Soviet 49 41 35 Uni Soviet 13 6 8

GDR 40 25 25 GDR 7 5 7

AS 34 35 25 AS 3 3 4

185 James Riordan & Arnd Krüger, “The impact of communism on sport”, The International

85 1980 Uni Soviet 80 69 46 GDR 9 7 7 GDR 47 37 42 Uni Soviet 10 6 6 Bulgaria 8 16 17 AS 6 4 2 1984 AS 83 61 31 GDR 9 9 6

Rumania 20 16 17 Uni Soviet 6 10 9

Jerman Barat 17 19 23 AS 4 4 -

1988

Uni Soviet 55 31 46 Uni Soviet 11 9 9

GDR 37 35 30 GDR 9 10 6

AS 36 31 27 Swiss 5 5 5

Suksesor Eisenhower, John F. Kennedy, mengambil pandangan yang lebih luas mengenai hubungan olahraga dan Perang Dingin. Kennedy menulis sebuah artikel untuk Sports Illustrated pada tahun 1960 yang berjudul The Soft American sebagai bagian dari kampanye “New Frontier.”186 “Yang kita hadapi adalah Uni Soviet yang kuat dan sebuah musuh dengan determinasi untuk menunjukkan bahwa hanya sistem komunis yang menguasai dunia.”187 Pada bulan Mei 1964, Kennedy mengatakan kepada Johnson bahwa organisasi olahraga yang ada di AS kala itu tidak seperti yang diharapkan. Kennedy melanjutkan bahwa jika AS ingin mencapai hasil yang lebih di bidang olahraga maka AS harus mengupayakannya dan harus berbuat lebih dari apa yang telah dilakukan sebelumnya.

Pada bulan November 1964 Kennedy mengenalkan kampanye domestik mengenai nilai politik medali Olimpiade untuk AS dengan mengatakan jika dominasi olahraga akan membantu posisi politik negara. Sebelumnya pada bulan Juli 1964,

186 Slogan yang dipakai oleh Presiden Kennedy untuk mendeskripsikan tujuan dan kebijakannya. 187 Thomas M. Hunt, “Sport Policy and the Cultural Cold War: The Lyndon B. Johnson

86

Kennedy mempublikasikan idenya mengenai sport manifesto for the American people yang berisi:

Part of a nation’s prestige in the cold war is won in the Olympics. In this day of international stalemates nations use the scoreboard of sports as a visible measuring stick to prove their superiority over the ‘soft and decadent’ democratic way of life. The success of Red-bloc countries in the Olympics and other international competitions in comparison to the United States was intolerable in that it has given these nations an appearance of strength. 188

Kennedy menjelaskan tentang bagaimana pentingnya Olimpiade sebagai tempat unjuk prestis negara dan sebagai wadah untuk mencari rekognisi internasional, “maka melalui superioritas Olimpiade kita dapat menunjukkan kembali kepada dunia kekuatan dan vitalitas negara,” tambah Kennedy. Visi tersebut menurut Kennedy harus mendapatkan dukungan dari segala arah terutama dari pemerintah. Anggota Kongres menyatakan bahwa mereka sangat khawatir tentang posisi atletis AS di bidang olahraga internasional. Sebagai contoh, Hubert Humphrey memberi peringatan domestik tentang dominasi Soviet dalam Olimpiade yang dianggap membahayakan posisi AS ke depannya jika tidak segera dilawan.

The Russians are feverishly building toward what they expect to be a major Cold War victory in 1964: a massive triumph in the Tokyo Olympics. Once they have crushed us in the coming Olympic battle, the Red propaganda drums will thunder out in a worldwide tattoo, heralding the ‘new Soviet men and women’ as ‘virile, unbeatable conquerors’ in sports—or anything else.

188 Thomas M. Hunt, “Sport Policy and the Cultural Cold War: The Lyndon B. Johnson

87

Kekhawatiran pemerintah AS diwujudkan oleh kementrian luar negeri dalam status resmi pada tanggal 11 September 1962 mengenai “US-Soviet athletic rivalry.” 189

III.2.2 Perkembangan Kepentingan Rusia dalam Olahraga di Bawah Rezim

Dalam dokumen Motif di Balik Campur Tangan Amerika Ser (Halaman 93-100)