• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

5. Saham dan Harga Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodai membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capitat gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan capital gain.

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertkan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, kalim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) (Fransiskul Paulus Paskalis, 2016: 17).

Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas iinjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stoks) dan saham preferen

1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan

(equity security) dari badan usaha yang berbentuk

Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta daiam pembagian laba daiam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.

Setiap pemegang Saham Biasa (common stock) merupakan pemilik sebenarnya perusahaan atau Perseroan Terbatas. Karakteristik pemilik Saham Biasa antara lain:

a) Memeliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Luar Biasa (RULB). b) Memliki wewenang untuk memilih direktur

perusahaan, komisaris dan direksi perusahaan.

c) Pemegang saham biasa menenggung resiko jika terjadi kerugian (loss) dan pendapatan keuntungan jika memperoleh keuntungan (retrun).

d) Tidak menerima deviden ketika kondisi perusahaan rugi dan menrima deviden lebih besar bahkan saham bonus pada saat kondisi perusahaan baik.

e) Pada saat perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.

f) Hak suara pemegang saham biasa dapat memilih dewan komisaris.

g) Hak didahulukan bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru.

h) Tanggung jawab terbatas, hanya pada jumlah yang diberikan saja (Fransiskul Paulus Paskalis, 2016: 18).

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran deviden dibanding Saham Biasa. Karakteristik pemilik saham preferen adalah sebagai berikut:

a) Memiliki prioritas lebih tinggi jika dibanding dengan pemegang saham biasadalam hal pembagian deviden. b) Pemegang saham preferen mendapat prioritas dalam hal

hak klaim jika perusahaan dilikuidasi.

c) Mendapat hak deviden kumulatif, dalam artian bila deviden belum dibayarkandari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dulu dari pemilik saham biasa.

d) Konvertibilitas, dalam arti saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk (Fransiskul Paulus Paskalis, 2016: 17-18).

Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas emiten atau perusahaan publik, dan tidak tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Saham syariah adalah setifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Prinsip dasar saham secara syariah adalah sebagai berikut:

1) Bersifat musyarakah jika saham ditawarkan secara terbatas. 2) Bersifat mudharabah jika saham ditawarkan untuk umum.

3) Tidak ada boleh ada perbadaan jenis saham sehingga ada keharusan untuk mendapatkan hasil tertentu.

4) Resiko harus dibagi rata, sehingga keuntungan akan dibagikan, sedangkan jika rugi, kerugian akan ditanggung (jika terjadi likuidasi).

Adapun persyaratan suatu saham dikategorikan sesuai dengan ketentuan syariah diantaranya, diterbitkan oleh perusahaan oleh perusahaan yang bidang usaha, manajemen, dan produknya tidak bertentangan dengan syariat islam seperti: 1) Usaha perjudian dan permainan yangyang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2) Lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3) Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4) Usaha yang memperoduksi, mendistribusi, dan menyediakan barag/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat (Ahmad, 2013: 785).

b. Harga saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor.

Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah memaksimalisasi nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang telah

go public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara

memaksimalisasi nilai pasar harga sahamyang bersangkutan. Dengan demikian pengambilan keputusan selalu didasarkan

pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Harga saham adalah nilai nominal penutupan (clossingprice) dari penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara reguler di pasar modal di Indonesia. Mengukur harga saham suatu perusahaan dengan menggunakan nilai nominal penutupan (clossing price) dari penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara reguler di pasar modal di Indonesia (Herman sjahrudin, 2018: 51).

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

Adapun jenis-jenis harga saham adalah sebagai berikut: 1) Harga nominal

Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2) Harga perdana

Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga

saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3) Harga pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

4) Harga pembukaan

Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan, namun tidak selalu terjadi.

5) Harga Penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar.

Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6) Harga Tertinggi

Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7) Harga Terendah

Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.

8) Harga Rata-Rata

Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

Dokumen terkait