• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI ATAS PUTUSAN BEBAS DALAM PREKPEKTIF HUKUM PIDANA

A. Kasus 1. Kasus Posisi 1.Kasus Posisi

1. Saksi Amrin Tambunan

Saksi adalah Bendahara dan Pemegang Kas di Sekretariat Kabupaten Tapanuli Selatan sejak tahun 2002 sampai tanggal 22 Desember 2005. Saksi mengetahui ada dana TPAPD di Sekretariat Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2004 dan 2005 dan TPAPD adalah tunjangan yang diberikan kepada para Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kaur-kaur

Ada kekurangan dana TPAPD di tahun 2004 sebesar Rp 480 juta dan kekurangan dana tersebut sudah ditampung di APBD tahun 2005 dan kekurangan dana TPAPD sebesar Rp 480 juta di tahun 2004 tersebut sudah dibayar di bulan Desember 2004.

Untuk tahun 2005, TPAPD triwulan I dicairkan pada bulan Maret 2005, triwulan II dicairkan di bulan Juni 2005, namun besarnya saksi lupa dan untuk

triwulan III cair tetapi hanya untuk sebagian, ada dua Kecamatan yang tidak dapat tunjangan TPAPD sedangkan untuk triwulan IV tidak ada pencairan karena dananya tidak ada.

Saksi pernah melarikan diri ke Banyuasin Sumatera Selatan berkaitan dengan tidak cairnya dana TPAPD triwulan IV karena saksi takut dicari-cari para aparat desa. Saksi terakhir kerja sebagai Pemegang Kas adalah tanggal 22 Desember 2005.

Saksi sudah diadili berkaitan dengan dana TPAPD tersebut dengan hukuman 4 tahun denda 200 juta subsider 4 bulan. Selain hukuman tersebut ada juga penghukuman untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 1,5 milyar dan uang pengganti tersebut sudah dibayar, tetapi darimana uang tersebut saksi tidak tahu. Menurut saksi, tiadanya dana TPAPD tersebut karena telah diminta oleh Bupati, Wakil Bupati dan Sekda untuk perjalanan dinas, yang waktunya tidak tentu, namun untuk itu sudah tidak ada buktinya lagi.

2. Saksi Ali Amri Siregar, S.Sos

Saksi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kabag. Keuangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dari tanggal 16 Desember 2004 sampai dengan 11 Februari 2005 dan Sekdanya saat itu adalah Terdakwa (Rahudman Harahap).

Saksi tahu TPAPD adalah Tunjangan yang diberikan kepada Aparat Desa yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan 3 (tiga) orang Kepala Urusan (Kaur) yang dikelola oleh Bagian Pemdes.

Dana TPAPD tahun 2005 sebesar Rp.5.955.390.000,- (lima milyar sembilan ratus lima puluh lima juta tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah) ditambah biaya operasional sebesar Rp.119.139.050,- (seratus sembilan belas juta seratus tiga puluh sembilan ribu lima puluh rupiah).

Saksi pernah 1 kali memproses pencairan TPAPD Triwulan I yaitu tanggal 6 Januari 2005 sebesar Rp.1.035.720.000,- (satu milyar tiga puluh lima juta tujuh ratus dua puluh ribu rupiah) yang pada saat pengajuan itu Kasubbag Perbendaharaan menyerahkan 1 (satu) set SPMU yang diminta untuk saksi tandatangani dan sudah diparaf Kasubbag Perbendaharaan dan dengan melampirkan SKO yang sudah ditandatangani Bupati H.M. Saleh Harahap dan sudah ditandatangani Amrin Tambunan dan Kepala SKPD yaitu Rahudman Harahap, dan kemudian Daftar Rincian Anggaran yang ditandatangani Amrin Tambunan dan Rahudman Harahap, dan Surat Pengantar SPP yang ditandatangani Amrin Tambunan, maka SPMU tersebut saksi tandatangani, setelah itu SPMU diserahkan kepada Amrin Tambunan selaku Pemegang Kas melalui Kasubbag Perbendaharaan selanjutnya Pemegang Kas berhubungan dengan BUD untuk mencairkan uangnya dan setelah cair Pemegang Kas-lah yang mencairkan uang tersebut ke Bagian Pemdes.

3. Saksi Ali Sultan Siregar, S.Sos.

Bahwa saksi sebagai Kasubbag Anggaran di Setdakab Tapanuli Selatan sejak tanggal 02 Januari 2002 sampai dengan Juni 2006. Saksi mengetahui di

Setdakab Tapanuli Selatan ada pos TPAPD, yang setiap tahun ada karena ditegaskan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No.29 tahun 1989 tanggal 23 Oktober 1989 yang intinya supaya Kabupaten/Kota menganggarkan pos ini untuk peningkatan disiplin Aparatur Desa yang besarnya tergantung kemampuan daerah. Anggaran TPAPD tahun 2004 sebesar Rp.4.142.000.000, (empat milyar seratus empat puluh dua juta rupiah) dan untuk tahun 2005 sebesar Rp.5.955.390.000,- (lima milyar sembilan ratus lima puluh lima juta tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah) perbedaan ini terjadi karena Bagian Pemdes salah hitung jadi ada kekurangan TPAPD di tahun 2004 sebesar Rp.480.870.000,- (empat ratus delapan puluh juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah). Kekurangan tersebut seharusnya ditampung di P-APBD tahun 2004, dan itu sudah diusulkan namun tidak dibahas tetapi tidak ada penolakan dari DPRD, kemudian diusulkan kembali supaya ditampung di APBD tahun 2005 dan akhirnya pada APBD tahun 2005 kekurangan TPAPD sebesar Rp.480.870.000,- (empat ratus delapan puluh juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah) tersebut termasuk yang ditujui DPRD.

Dana TPAPD tersebut tanpa permintaan dari Bagian Pemdes bisa juga dimintakan pencairan, karena jatahnya sudah ada berarti sudah tersedia uang di Kas daerah Bahwa pengeluaran SKO setelah ditetapkan APBD tahun 2005 ada 3 SKO yang definitif yaitu SKO pertama tanggal 14-07-2005 sebesar Rp.2.737.262.500,- (dua milyar tujuh ratus tiga puluh tujuh juta dua ratus enam puluh dua ribu lima ratus rupiah) SKO kedua tanggal 19-08-2005 sebesar Rp.1.488.847.500,- (satu milyar empat ratus delapan puluh delapan juta delapan

ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) dan SKO ketiga tanggal 31-10-2005 sebesar Rp.1.488.847.500,- (satu milyar empat ratus delapan puluh delapan juta delapan ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah)

Bahwa sebelum ditetapkan APBD pernah dikeluarkan SKO, dan karena ini menyangkut belanja rutin maka dikeluarkanlah SKO sementara yang diterbitkan tanggal 6-01-2005. Dan SKO sementara didefinitifkan setelah APBD tahun 2005 disahkan artinya sudah disetujui oleh DPRD dan Pemerintah.

Untuk pencairan dana TPAPD yang lalu pernah dilakukan pembayaran pertriwulan pernah perenam bulan, pernah juga perempat bulan, bisa diminta perbulan, sesuai ketentuan SKO dibuat perenam bulan nanti Pemegang Kas meminta perbulan silakan, jadi apakah dana TPAPD dicairkan perbulan, pertriwulan, per-empat bulan atau per-enam bulan, itu hanya teknis pembayaran tetapi seharusnya perbulan.

Bahwa permintaan pencairan dana TPAPD tidak harus permintaan dari Kabag Pemdes karena sesuai Kepmendagri yang berwenang meminta uang ke Kas Daerah adalah Pengguna Anggaran.

Dokumen terkait