• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saluran Pinggir Jalan

Dalam dokumen Contoh Laporan DED Jalan (Halaman 50-56)

Bab V Kriteria Perencanaan

3. Lapis Pondasi Bawah

5.1.21. Saluran Pinggir Jalan

Saluran pinggir jalan yang berdekatan dengan bahu jalan diperlukan di sebelah kiri dan kanan jalan, kecuali :

a. Jalan yang dibuat di punggung bukit, tidak perlu saluran sama sekali. b. Jalan yang dibuat di lereng bukit, tidak perlu saluran di sebelah luarnya. c. Badan jalan diurug lebih dari 50 cm

Pada keadaan biasa, setiap saluran harus berukuran 50 cm (dalam) x 30 cm (lebar dasar) seperti yang diatas, dengan bentuk trapezium (lebar atas 50 cm). Saluran dibuat lebih besar apabila diperkirakan debit air yang harus dibuang sangat besar.

Saluran dibuat sejajar dengan jalan, dan dasar saluran harus dibuat dengan kemiringan sangat rendah untuk mengendalikan kecepatan aliran. Kecepatan tinggi menyebabkan erosi tanah, maka perlu terjunan atau pasangan apabila kecepatan aliran air terlalu cepat. Tidak benar jika dasar saluran datar, karena air tidak akan mengalir sama sekali. Ketinggian dasar saluran harus lebih rendah daripada lapisan pasir yang ada di bawah batu perkerasan, demi kelancaran proses perembesan dan pengeringan.

Saluran yang peka erosi perlu dilindungi. Perlindungan terdiri dari penguatan talud dan dasar saluran serta pemberian bangunan drop struktur. Tujuan perlindungan saluran adalah untuk mengurangi erosi tanah pada saluran supaya saluran tetap berfungsi dan jalan tidak terkikis. Jenis perlindungan terdiri dari rumput (gebalan), turab, batu kosong, atau pasangan. Bronjong dapat digunakan terutama pada tikungan di tanah yang sangat peka erosi.

Jenis perlindungan dipilih setelah dipertimbangkan : 1. Kemiringan saluran dan kecepatan air 2. jenis tanah (harus yang peka erosi) 3. perubahan arah pengaliran pada belokan 4. debit air

5.1.22. Gorong-Gorong

Gorong-gorong adalah jenis bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air yang harus melewati di bawah permukaan jalan.

Gorong-gorong diperlukan jika :

o Kapasitas saluran pinggir kurang mengalirkan volume air yang diperkirakan, dan air harus melewati jalan untuk dibuang.

o Saluran pinggir jalan memotong jalan lain pada persimpangan.

o Di daerah perbukitan, setiap tempat terendah pada profil jalan. Kebutuhan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

X = Lokasi yang salah O = Lokasi yang betul

Tiap gorong-gorong dilengkapi bak penampungan air dan bak pembuang di ujungnya, demi kelancaran pengaliran air dan untuk mencegah erosi.

Untuk mengurangi erosi, aliran alamiah tidak digangu. Baik di denah maupun di profil kedua ujung gorong-gorong mengikuti garis aliran yang alamiah. Jika garis alamiah tidak diikuti, saluran dan bak harus dilindungi.

Jenis gorong-gorong yang layak untuk jalan desa adalah gorong-gorong :

1. Buis beton (bulat), dengan ukuran garis tengah 40 cm sampai dengan 100 cm.

JALAN

Gorong

J AL A N

Gorong gorong Garis Aliran

2. Plat beton yang dibuat dengan pondasi dari pasangan batu dan lantai dari beton bertulang, berukuran sisi layak di mana buis beton tidak ditanam cukup dalam. 3. Boog duiker, yang dibuat dari batu belah dan berukuran 40 s.d 60 cm.

4. Gorong-gorong kayu, dengan dimensi lebar minimal 0,60 m, lebar maksimal 1,00 m, dan tinggi minimal 0,60 m (untuk pemeliharaan).

Gorong-gorong buis beton, boog duiker, atau kayu harus ditanam supaya ada lapisan tanah diatasnya minimal 30 cm atau setengah ukuran garis tengahnya, seperti gambar di bawah ini :

Keterangan gambar :

- Lapisan batu permukaan jalan - Lapisan pasir di bawah batu

- Jarak antara buis beton dan batu minimal setengah ukuran buis beton

- Lapisan tanah yang dipadatkan lapis demi lapis. Tanah ini tidak boleh mengandung batu.

- Lapisan pasir di bawah buis beton.

- Lapisan batu sebagai pondasi gorong-gorong buis bneton.

Dasar gorong-gorong dibuat dengan kemiringan 2% untuk memperlancar aliran air. Ukuran gorong-gorong tergantung debit air yang akan mengalir.

BUIS BETON ARUS LALU LINTAS

a. Luas lahan yang dapat dikeringkan gorong-gorong buis beton dan plat beton diperkirakan sebagai berikut :

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah pegunungan (kemiringan di atas 12 %) : Buis beton : 40 cm - 0,5 ha 50 - 1,0 50 - 1,5 80 - 3,5 100 - 7,5 Plat beton : 60 X 60 cm - 2,5 ha 60 X 75 cm - 3,0 ha 75 X 75 cm - 4,5 ha 75 X 100 cm - 6,5 ha 100 X 100 cm - 7,5 ha

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah berbukit (kemiringan 5 – 12 %): Buis beton : 40 cm - 1,0 ha 50 - 2,5 60 - 4,0 80 - 9,5 100 - 17 Plat beton : 60 X 60 cm - 6 ha 60 X 75 cm - 8 ha 75 X 75 cm - 11 ha 75 X 100 cm - 16 ha 100 X 100 cm - 23 ha

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah datar (kemiringan dibawah 5 %): Buis beton : 40 cm - 5,0 ha 50 - 9,5 60 - 15 80 - 33 100 - 60 Plat beton : 60 X 60 cm - 21 ha 60 X 75 cm - 28 ha 75 X 75 cm - 38 ha 75 X 100 cm - 56 ha 100 X 100 cm - 82 ha

b. Luas lahan yang dapat dikeringkan gorong-gorong boog duiker dan kayu diperkirakan sebagai berikut :

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah pegunungan (kemiringan diatas 12 %): Boog duiker 40 cm - 0,5 ha 50 cm - 2,0 ha 60 cm - 3,5 ha Kayu 60 X 60 cm - 2,5 ha 60 X 75 cm - 3,0 ha 75 X 75 cm - 4,5 ha 75 X 100 cm - 6,5 ha

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah berbukit (kemiringan 5 – 12 %): Boog duiker 40 cm - 0,5 ha 50 - 5,5 60 - 9,5 Kayu 60 X 60 cm - 6 ha 60 X 75 cm - 8 ha 75 X 75 cm - 11 ha 75 X 100 cm - 16 ha

Luas lahan yang dapat dikeringkan di daerah datar (kemiringan dibawah 5 %): Boog duiker 40 cm - 7,0 ha 50 - 20 60 - 32 Kayu 60 X 60 cm - 21 ha 60 X 75 cm - 28 ha 75 X 75 cm - 38 ha 75 X 100 cm - 56 ha 5.1.23. Pembuangan dari Saluran dan Gorong-Gorong

Pembuangan dari saluran dan gorong-gorong harus diperkirakan untuk mencegah kerusakan akibat pengaliran air yang tidak terkendali. Pembuangan air dengan aman tetap menjadi tanggung jawab perencana jalan.

Pembuangan yang aman adalah pembuangan yang mengantarkan aliran air ke sungai atau ke saluran yang mampu mengalirkan volume air tanpa merusak lingkungannya, terutama lahan petani atau rumah penduduk. Pembuangan tersebut dapat melalui sebuah saluran baru khusus pembuangan.

Saluran pembuangan dimulai dari gorong-gorong, saluran pinggir jalan yang sudah melebihi kapasitasnya, atau saluran pinggir jalan yang tidak dapat diteruskan. Saluran tersebut berhenti pada sungai atau saluran besar yang sudah ada. Tidak dibatasi panjang saluran pembuangan; panjangnya menurut kebutuhan setempat. Ukuran saluran pembuangan disesuaikan dengan debit air yang terbesar, dengan ukuran minimal sama dengan ukuran saluran pinggir jalan yang standar (50 x 30 cm). Saluran pembuangan harus dilindungi seperti saluran-saluran yang lain, dengan diberi pasangan batu, rumput, terjunan, dan sebagainya untuk mencegah erosi dasar dan talud saluran.

5.1.24. Stabilization

Dalam hal penggunaan tanah asli di lapangan, konsultan menghadapi tiga pilihan, yaitu: 1. Manfaatkan tanah yang ada di tempat.

3. Memperbaiki tanah yang ada, barangkali dengan perlakuan mekanis (pemadatan) atau perlakuan stabilisasi.

Ternyata dengan menambah sedikit bahan tertentu pada tanah asli, sifat tanah tersebut dapat diperbaiki. Perlakuan tersebut sudah lama dipakai, dengan nama stabilisasi. Teknik stabilisasi dengan semen atau kapur (hidrasi) dapat digunakan bila dinilai alternative tersebut merupakan yang terbaik. Hal ini dapat dipertimbangkan terutama untuk lokasi yang tidak mempunyai bahan yang layak untuk subgrade.

Tiap jenis tanah dapat diperbaiki dengan bahan tambahan seperti semen, kapur, bahan kimia (polymer) atau bitumen, dan masing-masing mempunyai zona efesiensi yang berbeda :

Stabilisasi tidak berlaku untuk tanah dengan kadar organik tinggi. Untuk menentukan jumlah semen atau kapur yang dibutuhkan untuk memperbaiki struktur tanah, perlu diadakan ujian tanah di laboratorium. Kadar air di lapangan juga harus dikendalikan dengan ketat, berdasarkan kadar air optimal menurut hasil loboratorium. Hasil stabilisasi ditutup plastik untuk menjaga tingkat kelembaban dan ditutup untuk lalu lintas selama satu minggu.

Untuk mendapatkan peningkatan struktur yang baik, hasil stabilisasi harus segera dipadatkan dengan mesin. Batas waktu adalah 2 jam untuk semen, 1 hari untuk kapur (tetapi lebih baik 6 jam). Tebal lapisan stabilisasi adalah antara 15 s.d. 25 cm.

Dalam dokumen Contoh Laporan DED Jalan (Halaman 50-56)

Dokumen terkait