BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Representasi perempuan dalam Sampul Novel Raumanen
1. Sampul Raumanen Penerbit Gaya Press 1977
Gambar 4.5
Novel Raumanen pertama kali terbit sebagai sebuah buku yaitu pada 1977 oleh Penerbit Gaya Press. Novel tersebut memiliki ukuran panjang buku 18,5 cm, lebar 13 cm, tebal 0,65 cm, dengan jumlah 96 halaman. Kualitas sampul yang digunakan dalam buku tersebut ialah, kertas tebal dengan laminasi glossy di kedua sisi. Glossy adalah teknik laminasi yang
membuat kertas licin dan memantulkan cahaya.133 Desain yang terdapat pada sampul 1977 ialah foto perempuan menghadap depan dan identitas buku (judul dan nama pengarang).
Sampul 1977 secara umum merupakan tanda yang merujuk pada isi novel Raumanen. Sampul tersebut memiliki tanda visual yang terdiri atas fotografi, gestur wajah, warna, dan tipografi; juga tanda verbal berupa judul dan nama pengarang. Untuk melihat representasi yang terdapat pada sampul 1977 berikut tanda visual yang ada akan dikaji secara semiotik:
a. Trikotomi Representament
Analisis dimensi pertama adalah dimensi representamen atau dimensi tanda. Tanda akan dikaji secara spesifik untuk melihat pemaknaan berdasarkan berbagai unsur khasnya seperti kualitas tanda, penalaran tanda, atau regulasi tanda.
1) Qualisign
Qualisign adalah pemaknaan tanda berdasarkan kualitas dari suatu tanda. Tanda yang memiliki pemaknaan qualisign antara lain fotografi dan warna.
Fotografi
Kualitas pertama fotografi yang terdapat di pada sampul 1977 adalah foto dengan subjek manusia. Fotografi adalah karya grafis berupa foto yang
secara prinsip menampilkan sesuatu sesuai keadaan sebenarnya.134 Subjek
fotografi yang terdapat dalam foto tersebut adalah perempuan. Hal ini dibuktikan melalui kriteria bentuk mata, bibir, dan rambut yang tergerai panjang. Secara sederhana artinya foto tersebut merepresentasi tokoh perempuan.
Kualitas kedua yang terdapat dalam foto tersebut dilihat dari segi teknik pengambilan gambar. Foto perempuan tersebut diambil secara close-up.
133 Pixel, “Macam-Macam Jenis Finishing Cetak”, https://pixelprint.co.id/jenis-finishing-cetak/, diakses pada 5 November 2020, pukul 15:30 WIB.
134 Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007), h. 117.
Foto close-up merupakan foto subjek manusia yang mengunakan dua teknik fotografi yaitu short depth of field dan close up. Dua teknik tersebut memberikan penekanan khusus terhadap subjek foto.
Teknik pertama short depth of field, yaitu teknik yang memakai bukaan diafragma dengan posisi yang relatif lebar (dengan angka f kecil) dengan hasil foto di mana ada sebagian objek yang tampak fokus tetapi latar
belakang atau latar depannya blur atau tidak terlalu fokus.135 Teknik ini
secara sederhana memfokuskan kamera hanya pada subjeknya. Subjek foto yang diambil pun menjadi point of interest atau fokus utama perhatian mata. Artinya perempuan dalam foto tersebut memiliki suatu nilai yang menurut desainer penting untuk diperhatikan.
Teknik kedua ialah teknik pengambilan gambar close up, yaitu pengambilan gambar subjek manusia dengan komposisi antara kepala hingga dada. Teknik ini memfokuskan kamera hanya pada kepala dan profil wajah subjek. Fokus yang tertuju pada area wajah bermanfaat untuk merekam detail ekspresi dan emosi subjek. Teknik ini secara tidak langsung memberikan porsi perhatian kepada psikologi subjek.
Secara keseluruhan kualitas unsur visual fotografi dalam sampul 1977 menandakan perempuan. Subjek fotonya merepresentasikan sosok perempuan. Teknik short depth of view merepresentasikan perhatian pada perempuan. Teknik close up merepresentasikan rekaman emosi atau perasaan dari perempuan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan fotografi perempuan sebagai tanda merepresentasikan rekaman perasaan perempuan.
135 Agnes Paulina Gunawan, “Pengenalan Teknik Dasar Fotografi”, Jurnal Humaniora, Vol. 4, No. 1, (Binus: April 2013), h. 522
Warna
Gambar 4.6
Kombinasi warna yang terdapat dalam sampul tersebut antara lain warna hitam, kuning, cokelat, dan jingga. Warna-warna tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu warna pigmen dan warna netral. Warna pigmen adalah warna-warna primer dan hasil percampurannya, dan warna netral adalah warna terang dan gelap. Warna pigmen antara lain kuning, jingga, dan hijau,
sedangkan warna netral adalah putih, hitam, dan cokelat.136 Setiap warna
dalam kombinasi tersebut memiliki kualitas dan karakteristik yang berbeda. Kualitas warna yang pertama adalah warna hitam. Warna hitam adalah warna netral yang gelap dan kuat karena menyerap cahaya. Warna hitam memiliki karakteristik tegas dalam mendistingsi dirinya dengan warna lain. Warna hitam dalam sampul ini merepresentasikan bayangan, rambut, dan pakaian.
Kualitas warna yang kedua adalah warna cokelat. Warna cokelat adalah warna yang natural. Karakteristik warna cokelat yaitu sederhana. Warna cokelat dalam seni rupa atau desain biasa digunakan sebagai pengganti
136 Warna cokelat merupakan warna netral dalam teori warna Brewster karena hakikatnya sebagai hasil percampuran seluruh warna. Jika intensitas cahaya pada warna dinaikkan maka akan jadi warna putih, jika intensitas warna diturunkan maka akan jadi warna gelap, dan jika warna-warna dicampur akan menjadi warna cokelat (warna tanah), itulah mengapa disebut warna netral. Op.Cit., Hendi Hendratman, h. 111-112.
warna hitam karena sifatnya yang lebih lembut dan membaur dengan warna lain. Warna cokelat dalam sampul merepresentasikan warna kulit khas dari perempuan pribumi.
Kualitas warna yang ketiga adalah warna jingga. Warna jingga merupakan warna sekunder hasil percampuran warna merah dan kuning. Karakteristik warna jingga adalah cerah dan hangat karena memantulkan cahaya. Warna dalam sampul ini merepresentasikan waktu senja.
Kualitas warna selanjutnya adalah warna putih gading dan hijau. Putih gading sebenarnya adalah warna kuning yang intensitas cahanya tinggi
sehingga menciptakan putih kekuningan.137 Hijau adalah warna sekunder
perpaduan biru dan kuning. Kedua warna ini tampil bukan sebagai warna utama tetapi melengkapi warna lain, karena merepresentasikan cahaya dan tumbuhan.
Gambar 4.7
Kombinasi warna tersebut membentuk skema warna analoguos. Warna analoguos yaitu warna yang berdekatan satu sama lain dalam lingkaran
warna, skema warna ini memberikan kombinasi warna yang harmonis.138
Warna analoguos dalam sampul 1977 antara lain putih gading (yang berasal dari warna kuning dan putih), jingga, dan hijau. Skema warna tersebut
137 Secara teori putih gading merupakan warna kuning dengan intensitas cahaya tinggi, sehingga hampir putih. Pembuktian warna kuning juga bisa dilihat dari adanya warna jingga yang merepresentasikan senja, kualitas warna cahaya di sore hari sebenarnya berwarna kuning keemasan, sehingga sore hari dalam fotografi juga dikenal sebagai golden hour. Putih gading tersebut tercipta dari highlight (cahaya berlebih) yang terpantul dengan warna cokelat kulit.
138 Meilani, “Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana”, Jurnal
merupaka skema warna yang umum terdapat di alam sehingga secara keseluruhan merepresentasikan kesederhanaan dan kesegaran.
2) Sinsign
Sinsign adalah pemaknaan tanda berdasarkan karakteristiknya sebab-akibat. Tanda sinsign dalam sampul 1997 yaitu gestur.
Gestur
Gestur atau bahasa tubuh yang terdapat dalam sampul 1997 adalah ekspresi senyum dalam foto perempuan. Senyum yang tersimpul dalam ekspresi perempuan tersebut adalah senyum tipis. Senyum tipis sebagai tanda ini merupakan akibat yang disebabkan oleh perasaan perempuan tersebut. Artinya gesture tersenyum pada sampul 1977 merepresentasikan perasaan perempuan.
3) Legisign
Legisign adalah tanda yang pemaknaannya telah diatur dalam sebuah regulasi. Tanda yang termasuk dalam legisign dalam sampul 1997 ini adalah tulisan dan tipografi.
Tipografi
Pada bagian bawah sampul 1977 terdapat dua tulisan, pertama nama pengarang “Marinne Katoppo” dan kedua judul karya “Raumanen” dengan tipografi yang berbeda. Tulisan pada sampul novel dibuat dalam dua baris dengan dua jenis font dan ukuran yang berbeda. Tulisan pertama “Marianne Katoppo” ditulis normal pada baris pertama dengan gaya sans-serif dan ukuran sedang. Tulisan kedua “RAUMANEN” ditulis kapital penuh pada baris kedua dengan gaya serif dan ukuran lebih besar. Kedua tulisan tersebut merepresentasikan identitas buku.
b. Trikotomi Interpretant
Analisis dimensi kedua adalah dimensi interpretant atau dimensi interpretasi. Tahap ini akan mengkaji pemaknaan tanda berdasarkan hal
yang meliputinya, baik secara terbuka (rheme), pilihan (dicent), dan alasan (argumen).
1) Rheme
Rheme adalah tanda yang pemaknaannya secara terbuka. Unsur visual sampul 1997 yang termasuk dalam tanda pemaknaan terbuka adalah warna. Warna hitam, cokelat, dan jingga merupakan tanda yang merepresentasikan makna tertentu.
Warna
Warna pertama adalah warna hitam. Warna hitam adalah warna netral yang memiliki karakter kuat dan elegan, tetapi kelam dan misterius. Warna hitam biasa diidentikan dengan malam, duka, dan formalitas. Malam mewakili kemisteriusan, duka mewakili kelam karena dalam kebudayaan barat warna hitam biasa dipakai pada upacara kematian, tetapi di satu sisi juga digunakan pada acara-acara formal seperti jas untuk mewakili elegansi. Warna hitam dalam sampul Raumanen hadir melalui warna pakaian, rambut dan bayangan. Pakaian hitam terlihat seperti jas memberikan gaya yang formal pada sosok perempuan. Rambut hitam yang panjang tergerai menampilkan kesan bebas tanpa berusaha terlihat terlalu formal dan rapi. Bayangan memberikan ekspresi yang mendalam wajah perempuan. Secara keseluruhan warna hitam merepresentasikan karakter dari sosok perempuan tersebut.
Warna kedua adalah warna cokelat. Warna cokelat adalah warna natural yang diidentikkan dengan kayu dan tanah. Asosiasinya pada tanah atau bumi mewakili ketabahan dan pada kayu sebagai kesederhanaan. Warna cokelat umumnya digunakan sebagai warna penunjang untuk membantu membawa perasaan pada gambar tanpa mengambil perhatian lebih.
Pada sampul sampul Raumanen warna coklat hadir dominan dengan beragam warna turunannya, sebagai warna kulit dan samar-samar sebagai warna pepohon di latar belakang. Warna cokelat kekuningan pada kulit perempuan juga mengindikasikan sosok perempuan tersebut pada tokoh
utama novel Raumanen yang memiliki kulit langsep.139 Secara keseluruhan warna cokelat pada sampul Raumanen pertama merepresentasikan naturalisme, alam dengan pohon dan orang pribumi dengan kulit.
Warna ketiga adalah warna jingga atau orange yang memiliki sifat cerah dan energik. Warna jingga dalam desain bermanfaat untuk menarik
perhatin, karena warnanya lebih ramah dari merah.140 Warna tersebut
identik dengan musim gugur dan buah jeruk. Asosiasinya terhadap pergantian musim mewakili perubahan, sedangkan asosiasinya dengan jeruk mewakili kesehatan dan vitalitas.
Pada sampul Raumanen warna jingga hadir sebagai cahaya senja. Pendaran warna senja di latar belakang merepresentasikan pergeseran waktu, sebagaimana senja merupakan pergantian siang ke malam. Cahaya senja yang menerpa wajah perempuan dan menghasilkan efek putih gading sebagai highlight menguatkan kecantikan sosok perempuan yang muda. Warna jingga yang bersifat energi selaras dengan paras perempuan yang cantik dan muda merepresentasikan kesegaran jiwa muda.
Warna putih gading dan warna hijau kelabu memiliki fungsi sebagai penunjang. Warna putih mewakili cahaya di bagian wajah, dan warna hijau mewakili tumbuhan yang samar-samar di latar. Keduanya menunjuang representasi alam pada warna cokelat dan jingga, sehingga suasana dalam fotografi jadi lebih hidup.
Kombinasi warna analoguos dalam sampul 1977 didominasi oleh warna kekuningan dan hitam, yang berupa cahaya dan bayangan. Warna kekuning-kuningan tersebut memberikan kesan nostalgia, karena menunjukkan bahwa gambar tersebut seperti foto yang mulai menguning dimakan usia. Warna hitam dan gelap merepresentasikan ketegasan profil perempuan (baca:
139 Gambaran fisik Raumanen ialah berwajah bundar dan berkulit langsep. Lihat: Marianne Katoppo, Raumanen,(Jakarta: Metafor, 2006), h. 21.
140 Cameron Chapman, “Color Theory for Designers: The Meaning of Color”, Smashing
Magazine, https://www.smashingmagazine.com/2010/01/color-theory-for-designers-part-1-the-meaning-of-color/ , diakses pada 15 Oktober 2020, pukul 20.30 WIB
berkarakter). Secara keseluruhan jika disimpulkan, warna pada sampul 1977 merepresentasikan nostalgia perempuan muda yang berkarakter.
2) Dicent
Fotografi
Gambar perempuan dalam fotografi sampul 1977 menandakan sosoknya sebagai fokus utama dalam foto. Perempuan di dalam foto tersebut tidak lain adalah gambaran dari tokoh utama, Raumanen. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat detail fisik wajah perempuan tersebut. Perempuan dalam foto tersebut memiliki wajah yang sedikit membundar, dengan kulit kekuningan, rambut tergerai, dan senyum tipis. Ciri yang sama juga muncul dua kali di dalam novel Raumanen sebagai berikut:
i. “Sekarang kukeluarkan foto itu. Sudah mulai menguning karena dulu teknik serta kualitas foto memang kurang baik. Lama kutatap wajah yang di sini masih bundar kekanak-kanakan. Mata yang cerah,
senyum malu. Ah, Raumanen ...”141
ii. “Memang Manen sendiri seorang gadis remaja bermuka bundar, berkulit langsep, sebagaimana umumnya dianggap menjadi ciri-ciri
khas putri Manado.”142
Kedua kutipan tersebut melukiskan penampilan tokoh Raumanen yang jika diperhatikan mirip dengan sosok di dalam foto. Keduanya muda, wajah membundar, dan secara spesifik serupa tersenyum dalam foto kenangan tokoh Monang. Berdasarkan hal tersebut foto perempuan tersebut secara aktual terdapat di dalam teks, sehingga dapat disimpulkan perempuan tersebut merepresentasikan penampilan Raumanen.
3) Argument
Gestur
Senyuman yang terdapat dalam fotografi perlu dilihat tingkat kejujurannya. Ekman berpendapat bahwa manusia memiliki dua tipe
141 Op.Cit., Marianne Katoppo, h. 6.
senyuman, yaitu yang palsu dan yang tulus.143 Senyuman tulus tercipta oleh dua otot yang bekerja, otot zyomaticus major yang merenggang dari ujung mulut ke tulang pipi, dan otot orbicularis oculi yang mengelilingi mata. Saat senyum tulus diberikan maka otot mulut akan menarik pipi ke atas hingga membuat kerutan di tepi luar mata. Sebaliknya senyum palsu hanya tercipta oleh satu kerja otot risorius, yang menarik ujung mulut ke samping. Senyum palsu biasa dilakukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
menyembunyikan sesuatu.144
Gambar 4.8
Pada foto perempuan tersebut terlihat senyum hanya terjadi di area mulut, tetapi tidak pada area mata. Ujung mulut terlihat tertarik ke samping kanan dan kiri sehingga senyum terlihat, sebaliknya area mata nampak datar tanpa terlihat adanya gerak otot. Bahkan tatapan mata terlihat sayu dan kosong dengan sedikit pantulan cahaya. Hal ini menandakan bahwa senyum yang hadir dalam foto tersebut bukanlah senyum tulus.
143 Ekman dalam Joe Navarro, Cara Cepat Membaca Bahasa Tubuh, (Jakarta: Change, 2014), h. 275.
Tipografi
Gambar 4.9
Tulisan pertama yaitu “Marianne Katoppo” merepresentasikan pengarangnya. Nama pengarang ditulis dengan ukuran yang tidak kecil tetapi juga tidak terlalu besar. Jenis font yang digunakan adalah sans-serif
yang bergaya modern.145 Selaras dengan hal tersebut Marianne Katoppo
adalah perempuan yang berpikiran modern, salah satu bukti pemikirannya yang maju adalah karyanya yang berjudul Compasionate and Free, yang berisi pemikirannya terhadap penindasan perempuan oleh instansi-instansi sosial termasuk agama.
Gambar 4.10
Tulisan kedua yaitu “RAUMANEN” memiliki ukuran yang lebih besar dari tulisan pertama, hampir sekitar dua kali lipatnya. Teks tersebut merupakan headline yang merepresentasikan judul karya. Judul ditulis dengan font jenis serif yang merupakan kontradiksi dari sans-serif yang
kuno.146 Hal ini juga seakan selaras dengan isi masalah di dalam karya prosa
tersebut, yaitu kekolotan hukum adat di era modern.
145 Font Sans Serif adalah jenis font yang mulai populer pada abad 20 dengan ciri bentuk sederhana tanpa dekorasi tambahan. Kehadiran Sans serif merepresentasikan sikap penolakan masyarakat terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengotakan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu.
146 Font serif dikenal juga dengan font roman karena berasal dari romawi, serif memiliki ciri bentuk guratan di ujung bentuk huruf. Font serif awalnya merupakan jenis tulisan hasil pahatan dibatu sehingga ujung bentuk huruf menyisakan guratan, kemudian serif berkembang dengan menjadikan ujung guratan sebagai dekorasi-dekorasi pada surat-surat kerajaan. Barulah setelah mesin cetak ditemukan pertama kali, serif dibentuk secara lebih matematis untuk menciptakan tulisan yang seragam dan rapi.
Komposisi tipografi antara tulisan pertama dan kedua menunjukkan adanya penekanan terhadap judul karya daripada nama pengarang, dengan membuat tulisan judul lebih besar daripada nama pengarang. Fungsinya agar judul lebih mudah terbaca dan terbaca lebih dulu, ini adalah hal umum dalam tata letak sampul buku yang mana tulisan judul buku dibuat semenarik mungkin agar segera terbaca. Hal tersebut juga menunjukkan alasan penggunaan font serif dan sans serif pada kedua tulisan tersebut. Secara lebih jauh masing-masing jenis font mengesankan identitas pengarang dengan pemikiran progresif, dan karyanya yang mengangkat isu tradisional dan klasik –dengan kemegahan hukum adat.
c. Trikotomi Object
Analisis trikotomi object adalah kajian hubungan tanda dengan objek. Analisis ini menjadi kesimpulan representasi dari setiap tanda (maupun secara keseluruhan) dari dua analisis dimensi sebelumnya.
1) Icon
Fotografi
Fotografi adalah representamen atas suatu objek di dalam novel yang direpresentasikannya. Representamen fotografi berupa gambar close-up foto perempuan. Objek di dalam fiksi yang memiliki hubungan dengan representamen adalah tokoh utama, Raumanen. Tipologi tanda fotografi dalam hubungan makna fotografi dengan tokoh Manen ialah ikon.
Ikon adalah jenis tanda berdasarkan hubungan kemiripan rupa antara penanda dan tertanda. Dalam hal ini penandanya fotografi dan tertandanya adalah tokoh utama. Penampilan tokoh utama digambarkan secara detail dalam novel dengan melalui uraian karakteristik fisik berwajah bundar, senyum malu, dan kulit kuning langsep. Lebih spesifik di dalam novel disebutkan tentang keberadaan foto Manen yang dikenang oleh mantan kekasihnya, Monang. Hal ini memastikan bahwa fotografi pada sampul merujuk pada tokoh utama, Raumanen.
2) Index
Gestur
Representamen gestur adalah senyum tipis perempuan. Objek di dalam fiksi yang berhubungan dengan representamen gestur adalah kisah hidup tokoh utama. Tipologi tanda yang terbentuk adalah indeks. Indeks yaitu jenis tanda berdasarkan hubungan sebab-akibat antara penanda dan tertanda. Penanda dalam hal ini senyum tipis perempuan dan tertanda adalah kisah hidup tokoh utama. Kisah hidup tokoh utama berakhir dengan kesedihan dan penderitaan, kendati ia dikenal sebagai sosok yang kuat dan cerdas. Kesedihan dan senyum adalah kontradiksi, sehingga yang tercipta adalah senyum tipis yang tertahan, sebagai senyum palsu. Hal ini selaras dengan bagaimana sikap Manen yang mencoba untuk terus bertahan dalam keraguannya kepada Monang.
Senyum tipis tersebut seakan menjadi kedok yang digunakannya untuk menutupi perasaan takut dan kecewanya terhadap Monang. Namun apa daya Manen telah terlalu takut akan dosa yang ia buat bersama Monang, sehingga seakan tidak ada jalan lagi selain terus menunggu. Artinya senyum tipis tersebut adalah akibat, dan penyebabnya adalah perasaan sedih Manen yang ditahan. Dengan demikian representasi kegetiran hidup tokoh utama hadir melalui gestur senyum tipis dalam fotografi sampul novel Raumanen. 3) Symbol
Warna
Representamen warna adalah warna hitam, jingga, cokelat, dan putih gading. Objek yang memiliki hubungan dengan representmen warna adalah tokoh utama. Tipologi tanda yang terbentuk adalah simbol. Simbol adalah hubungan tanda berdasarkan kaidah, tanpa ikatan langsung antarkeduanya
Penandanya adalah kombinasi warna dalam sampul dan tertandanya adalah tokoh utama. Tokoh utama memiliki karakteristik perempuan yang kuat dan mendekonstruksi stereotip perempuan yang lemah, tetapi dalam
perjuangan hidupnya ia tetap kalah dengan realitas dunia patriarki. Positivitas karakter teridentifikasi melalui warna jingga cerah dalam sampul, tetapi realitas kelam hadir oleh warna gelap yang tegas. Kombinasi
keseluruhan warna sampul yang kekuningan pada akhirnya
merepresentasikan nostalgia, tokoh utama sebagai kenangan. Tipografi
Representamen tipografi adalah dua baris tulisan, “Marianne Katoppo” dengan font sans serif dan tulisan “RAUMANEN” dengan font serif dan ukuran lebih besar. Objek yang memiliki hubungan dengan representamen tipografi adalah pengarang dan tokoh utama. Tipologi yang terbentuk antarhubungan penanda dan tertanda adalah simbol. Simbol adalah hubungan tanda berdasarkan kaidah.
Secara verbal sosok pengarang hadir melalui tanda simbol verbal berupa namanya sendiri begitupun dengan tokoh utama. Secara non verbal perjuangan pengarang dalam merepresentasikan protes perempuan dalam tokoh utama hadir dalam kontradiksi jenis font dalam tanda tipografi yang ada pada sampul 1977. Kemodernan dan kekolotan hadir dalam tipografi nama pengarang dan judul karya. Pada akhirnya tipografi tersebut bisa dimaknai sebagai protes pada kekolotan.
Seluruh tanda visual tersebut kemudian diikat oleh layout sederhana bergaya realistik dengan komposisi yang statis. Objek-objek penting seperti wajah, headline, dan pengarang berada sejajar di garis tengah halaman sampul. Layout yang demikian menghasilkan sampul yang sederhana dan jujur. Pada akhirnya fotografi dan tipografi sebagai dua unsur dominan membuat sampul 1977 lebih terasa seperti foto kenangan.