• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.4 Sanitasi dan Penanganan Limbah

A. Sanitasi

Sanitasi merupakan suatu istilah yang dikaitkan dengan kesehatan, terutama kesehatan manusia. Pada pabrik pengolahan kelapa sawit PT Muriniwood Indah Industri beberapa sanitasi dilakukan untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan serta memelihara peralatan pabrik seperti sanitasi pekerja, bahan baku, dan sanitasi peralatan yang digunakan untuk pengolahan.

a. Sanitasi bahan baku

Sanitasi bahan baku yang dilakukan yaitu pada saat proses perebusan dengan menggunakan steam atau tekanan uap panas pada sterilizer.

b. Sanitasi ruangan

Sanitasi ruangan dilakukan pada stasiun penerimaan buah, stasiun kernel, dan labor, cara pembersihan yang dilakukan yaitu dengan menyapu kotoran menggunakan pelepah kelapa sawit kemudian dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pompa air bertekanan sehingga sisa kotoran terdorong ke parit, sedangkan pada labor disapu dengan menggunakan sapu. Pada tempat pengolahan sperti press dilakukan pembersihan dengan menggosokan abu hasil pembakaran janjangan kosong setelah itu dilakukan penyiraman dengan air bersih.

c. Sanitasi peralatan

Sanitasi peralatan dilakukan setiap hari dengan melakukan penyemprotan menggunakan pompa air bertekanan untuk alat yang terkena kotoran debu atau fiber sedangkan untuk alat yang terkena minyak CPO dilakukan pembersihan dengan penggosokan menggunakan abu hasil dari pembakaran janjangan kosong.

d. Sanitasi pekerja

Sanitasi pekerja yang diterapkan yaitu setiap pekerja wajib menggunakan helm, menggunakan sepatu yang mempunyai telapak yang bergerigi dan tidak licin serta menggunakan seragam perusahaan.

B. Penanganan limbah

a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan CPO di PT Muriniwood indah industri yaitu janjangan kosong yang digunakan sebagai pupuk organik atau pupuk kompos, untuk mengurangi penggunaan kalsium dalam pemisahan cangkang dan inti pada stasiun kernel di claybath serta meningkatkan pH claybath, kemudian juga digunakan sebagai pengganti sabun untuk mencuci tangan dan mencuci alat karena abu janjangan kosong masih mengandung soda ash (natrium karbonat), dengan dilakukan pembakaran 3 ton janjangan kosong dapat dihasilkan 1,5 ton abu. Kemudian pada proses produksi juga dihasilkan fiber dan cangkang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku boiler. Aplikasi janjangan kosong dilapangan dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Aplikasi janjangan kosong 1. Bak pemisah minyak (De-oiling Pond)

Air limbah yang berasal dari Fat pit dialirkan menuju bak pemisah minyak dengan menggunakan fat pit pump. Proses pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis, dengan kandungan minyak kurang dari 1% di air limbah. De-oiling Pond dapat dilihat pada Gambar 32.

B. Penanganan limbah

a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan CPO di PT Muriniwood indah industri yaitu janjangan kosong yang digunakan sebagai pupuk organik atau pupuk kompos, untuk mengurangi penggunaan kalsium dalam pemisahan cangkang dan inti pada stasiun kernel di claybath serta meningkatkan pH claybath, kemudian juga digunakan sebagai pengganti sabun untuk mencuci tangan dan mencuci alat karena abu janjangan kosong masih mengandung soda ash (natrium karbonat), dengan dilakukan pembakaran 3 ton janjangan kosong dapat dihasilkan 1,5 ton abu. Kemudian pada proses produksi juga dihasilkan fiber dan cangkang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku boiler. Aplikasi janjangan kosong dilapangan dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Aplikasi janjangan kosong 1. Bak pemisah minyak (De-oiling Pond)

Air limbah yang berasal dari Fat pit dialirkan menuju bak pemisah minyak dengan menggunakan fat pit pump. Proses pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis, dengan kandungan minyak kurang dari 1% di air limbah. De-oiling Pond dapat dilihat pada Gambar 32.

B. Penanganan limbah

a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan CPO di PT Muriniwood indah industri yaitu janjangan kosong yang digunakan sebagai pupuk organik atau pupuk kompos, untuk mengurangi penggunaan kalsium dalam pemisahan cangkang dan inti pada stasiun kernel di claybath serta meningkatkan pH claybath, kemudian juga digunakan sebagai pengganti sabun untuk mencuci tangan dan mencuci alat karena abu janjangan kosong masih mengandung soda ash (natrium karbonat), dengan dilakukan pembakaran 3 ton janjangan kosong dapat dihasilkan 1,5 ton abu. Kemudian pada proses produksi juga dihasilkan fiber dan cangkang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku boiler. Aplikasi janjangan kosong dilapangan dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Aplikasi janjangan kosong 1. Bak pemisah minyak (De-oiling Pond)

Air limbah yang berasal dari Fat pit dialirkan menuju bak pemisah minyak dengan menggunakan fat pit pump. Proses pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis, dengan kandungan minyak kurang dari 1% di air limbah. De-oiling Pond dapat dilihat pada Gambar 32.

Gambar 32. Kolam De-oiling pond 2. Kolam Pengasaman

Tujuan pengasaman yaitu supaya permukaan kolam tidak tertutup kerak. Suasana asam dan suhu yang masih tinggi menyebabkan minyak dipermukaan air limbah tetap cair sehingga dapat diambil kembali untuk diolah kembali kepabrik, cara pengambilannya dengan menggunakan loder untuk mengambil lapisan bagian atas pada kolam.

Limbah yang segar mengandung senyawa organik yang mudah dihidrolisa dan menghasilkan senyawa asam. Agar senyawa ini tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman (acidification). Dalam kolam ini pH limbah umumnya berkisar 3 – 4, dan kemudian pHnya naik setelah asam – asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa yang berlanjut. Kolam ini memiliki masa retensi 4 Hari. Kolam pengasaman dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Kolam pengasaman Gambar 32. Kolam De-oiling pond 2. Kolam Pengasaman

Tujuan pengasaman yaitu supaya permukaan kolam tidak tertutup kerak. Suasana asam dan suhu yang masih tinggi menyebabkan minyak dipermukaan air limbah tetap cair sehingga dapat diambil kembali untuk diolah kembali kepabrik, cara pengambilannya dengan menggunakan loder untuk mengambil lapisan bagian atas pada kolam.

Limbah yang segar mengandung senyawa organik yang mudah dihidrolisa dan menghasilkan senyawa asam. Agar senyawa ini tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman (acidification). Dalam kolam ini pH limbah umumnya berkisar 3 – 4, dan kemudian pHnya naik setelah asam – asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa yang berlanjut. Kolam ini memiliki masa retensi 4 Hari. Kolam pengasaman dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Kolam pengasaman Gambar 32. Kolam De-oiling pond 2. Kolam Pengasaman

Tujuan pengasaman yaitu supaya permukaan kolam tidak tertutup kerak. Suasana asam dan suhu yang masih tinggi menyebabkan minyak dipermukaan air limbah tetap cair sehingga dapat diambil kembali untuk diolah kembali kepabrik, cara pengambilannya dengan menggunakan loder untuk mengambil lapisan bagian atas pada kolam.

Limbah yang segar mengandung senyawa organik yang mudah dihidrolisa dan menghasilkan senyawa asam. Agar senyawa ini tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman (acidification). Dalam kolam ini pH limbah umumnya berkisar 3 – 4, dan kemudian pHnya naik setelah asam – asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa yang berlanjut. Kolam ini memiliki masa retensi 4 Hari. Kolam pengasaman dapat dilihat pada Gambar 33.

3. Kolam Perombakan Anaerobik Primer I & II

Limbah yang berasal dari pemisah minyak diikuti dengan mengalirkan bahan aktif dari kolam pengasaman kedalam kolam anaerobik primer. Pengubahan senyawa organik majemuk terjadi disini, menjadi senyawa asam yang mudah menguap. Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam yaitu Enterococcus faecium spesies dari Lactobacillus. BOD dan COD mengalami penurunan dalam suasana netral. Hidrolik retention time dikolam ini adalah 40 hari. Kolam perombakan anaerobik primer I & II dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. Kolam perombakan anaerobik primer I & II 4. Kolam Perombakan Anaerobik Sekunder I & II

Terjadi perubahan asam mudah menguap menjadi asam asetat kemudian menjadi gas CO, CH dan H2O. Hidrolik retention time dilakukan selama 24 hari dengan efisiensi 80%. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II dapat dilihat pada Gambar 35.

3. Kolam Perombakan Anaerobik Primer I & II

Limbah yang berasal dari pemisah minyak diikuti dengan mengalirkan bahan aktif dari kolam pengasaman kedalam kolam anaerobik primer. Pengubahan senyawa organik majemuk terjadi disini, menjadi senyawa asam yang mudah menguap. Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam yaitu Enterococcus faecium spesies dari Lactobacillus. BOD dan COD mengalami penurunan dalam suasana netral. Hidrolik retention time dikolam ini adalah 40 hari. Kolam perombakan anaerobik primer I & II dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. Kolam perombakan anaerobik primer I & II 4. Kolam Perombakan Anaerobik Sekunder I & II

Terjadi perubahan asam mudah menguap menjadi asam asetat kemudian menjadi gas CO, CH dan H2O. Hidrolik retention time dilakukan selama 24 hari dengan efisiensi 80%. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II dapat dilihat pada Gambar 35.

3. Kolam Perombakan Anaerobik Primer I & II

Limbah yang berasal dari pemisah minyak diikuti dengan mengalirkan bahan aktif dari kolam pengasaman kedalam kolam anaerobik primer. Pengubahan senyawa organik majemuk terjadi disini, menjadi senyawa asam yang mudah menguap. Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam yaitu Enterococcus faecium spesies dari Lactobacillus. BOD dan COD mengalami penurunan dalam suasana netral. Hidrolik retention time dikolam ini adalah 40 hari. Kolam perombakan anaerobik primer I & II dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. Kolam perombakan anaerobik primer I & II 4. Kolam Perombakan Anaerobik Sekunder I & II

Terjadi perubahan asam mudah menguap menjadi asam asetat kemudian menjadi gas CO, CH dan H2O. Hidrolik retention time dilakukan selama 24 hari dengan efisiensi 80%. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II dapat dilihat pada Gambar 35.

Gambar 35. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II 5. Kolam Fakultatif

Pada permukaan kolam terjadi oksidasi aerobik, Lumpur mengendap didasar kolam mengalami fermentasi anaerobik. Pada tahap ini terjadi penurunan COD dan BOD. Retention time selama 8 hari. Kolam fakultatif dapat dilihat pada Gambar 36.

Gambar 36. Kolam fakultatif 6. Kolam aerobik I & II

Pada kolam aerobic ini bakteri memerlukan udara untuk pertumbuhan maupun respirasi. Dengan retensi selama 14 hari kolam ini dapat meningkatkan efisiensi perombakan sehingga menurunkan BOD dan COD. Untuk lebih jelas Kolam aerobik I & II dapat dilihat pada Gambar 37.

Gambar 35. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II 5. Kolam Fakultatif

Pada permukaan kolam terjadi oksidasi aerobik, Lumpur mengendap didasar kolam mengalami fermentasi anaerobik. Pada tahap ini terjadi penurunan COD dan BOD. Retention time selama 8 hari. Kolam fakultatif dapat dilihat pada Gambar 36.

Gambar 36. Kolam fakultatif 6. Kolam aerobik I & II

Pada kolam aerobic ini bakteri memerlukan udara untuk pertumbuhan maupun respirasi. Dengan retensi selama 14 hari kolam ini dapat meningkatkan efisiensi perombakan sehingga menurunkan BOD dan COD. Untuk lebih jelas Kolam aerobik I & II dapat dilihat pada Gambar 37.

Gambar 35. Kolam perombakan anaerobik skunder I & II 5. Kolam Fakultatif

Pada permukaan kolam terjadi oksidasi aerobik, Lumpur mengendap didasar kolam mengalami fermentasi anaerobik. Pada tahap ini terjadi penurunan COD dan BOD. Retention time selama 8 hari. Kolam fakultatif dapat dilihat pada Gambar 36.

Gambar 36. Kolam fakultatif 6. Kolam aerobik I & II

Pada kolam aerobic ini bakteri memerlukan udara untuk pertumbuhan maupun respirasi. Dengan retensi selama 14 hari kolam ini dapat meningkatkan efisiensi perombakan sehingga menurunkan BOD dan COD. Untuk lebih jelas Kolam aerobik I & II dapat dilihat pada Gambar 37.

Gambar 37. Kolam aerobic I & II 7. Land aplication

Air limbah yang sudah bersih akan dialirkan ke perkebunan pada afdeling 6 dan 7, tidak semua afdeling memakai pupuk cair limbah ini karena keterbatasan pipa. Land aplication dapat dilihat pada Gambar 38.

Gambar 38. Land aplication

4.1.5 Produksi dan pemasaran

Dokumen terkait