• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

H. Produk Akhir

I. Sanitasi Industri 1 Sanitasi Bangunan

Sanitasi bangunan bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan dalam bekerja bagi pegawai dan yang terkait didalamnya. Karena fungsi bangunan adalah untuk mekindungi pekerja dan peralatan yang ada dari factor lingkungan, yaitu panas, hujan, dan factor keamanan.

Sanitasi bangunan meliputu semua unsure yang terdapat dalam bangunan tersebut seperti lantai, atap, dining, dan unsur yang melengkapinya. Lantai pabrik terbuat dari semen dan keramik sehingga mudah dibersihkan, kedap air, dan daya tahan cukup kuat sehingga tidak mudah rusak. Atap pabrik menggunakan seng untuk menjaga kelembapan ruangan agar tidak terlaku tinggi. Dinding terbuat dari kerangka besi dan mempunyai banyak jendela dan kaca transparan yang berfungsi untuk penerangan. Selain itu bangunan juga dilengkapi dengan ventilasi untuk

sirkulasi udara dalam ruangan., dan cerobong asap untuk mengeluarkan asap hasil pembakaran sumber panas sehingga ruangan tidak pengap.

Pembersihan lantai dilakukan secara rutin tiap pergantian shift, sedangkan untukn dinding dan langit – langit dibersihkan seminggu sekali., karena tingkat kesulitan yang tinggi dan memerlukan waktu yang lebih lama. Untuk pembersihan bangunan secara keseluruhan dilakukan sebulan sekali.

2. Sanitasi Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan sarana yang penting dalam proses pengolahan, sehingga kebersihan alat dan mesin sangat mempengaruhi kelancaran selama proses. Mesin dan peralatan yang digunakan memiliki permukaan yang selalu kontak dengan bahan, sehingga bagian tersebut harus memiliki permukaan yang halus, tidak mudah mengelupas, dan mudah dibersihakan sehingga produk tidak terkontaminasi benda – benda asing yang dapat mempengaruhi mutu teh.

Tata letak mesin dan peralatan harus mendukung kelancaran proses produksi, yaitu penempatan alat dan mesin memiliki jarak tertentu untuk memudahkan pengawasan dan memberikan ruang gerak yang luas untuk menjamin keselamatan pekerja. Sanitasi mesin dan peralatan dilakukan setiap kali selesai proses produksi selesai untuk menjaga kebersihan alat dan kelancaran proses berikutnya. Untuk menjamin keselamatan kerja, maka pengontrolan mesin dan peralatan dilakukan secara keseluruhan sebelum dan selama proses dimulai.

3. Sanitasi Proses Produksi

Selama proses pengolahan berlangsung terdapat hal – hal yang dapat mempengaruhi kondisi pekerja sehingga menjadi kurang nyaman. Diantaranya adalah kebisingan, getaran mekanis, resiko kecelakaan, penerangan, dan kadaan udara dalam ruangan.

Kebisingan ditimbulkan dari suara mesin yang terlalu keras sehingga dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan, daya kerja, dan reaksi mayarakat luar. Hal tersebut diantisipasi dengan melakukan servis mesin seminggu sekali, meletakkan mesin penggerak dalam ruang tertutup, mengantisipasi gesekan alat dengan memberi minyak pelumas.

Getaran mekanis dapat berdampak pada pekerja yaitu dapat menimbulkan kelelehan. Hal ini diantisipasi dengan meletakkan mesin di atas bantalan karet untuk mengurangi getaran.

Untuk meningkatkan semangat kinerja, perusahaan memberi perhatian keselamatan kerja berupa asuransi kecelakaan dan memberi santunan kapada korban. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan antara lain kontruksi lantai rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan. Tinggi atap minimal 3 meter atau sesuai dengan kontruksi bangunan. Pipa dan kabel diletakkan di atas atau di bawah lantai sehingga tidak terjangkau dan tidak mengganggu aktifitas. Disetiap dinding diberi tanda peringatan bahaya. Mesin produksi diletakkan pada satu garis memanjang.

Penerangan merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan proses produksi. Penerangan yang buruk dapat menyebabkan penglihatan tidak jelas sehigga dapat menganggu pekerjaan. Untuk menghindarinya maka diperlukan penerangan yang cukup disetiap ruangan.

Sirkulasi udara yang lancar dapat membantu untuk mengontrol udara dalam ruangan sehingga tidak pengap dan terhindar dari pencemaran. Hal tersebut dapat diatasi dengan membuat ventilasi yang cukup dan melengkapiruang proses dan sortasi dengan blower yang berfungsi untuk menyerap debu keluar ruangan.

4. Sanitasi Pekerja

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan serta memperlancar kegiatan proses produksi diperlukan sanitasi karyawan untuk menghindari

kontaminasi produk yang dihasilkan. Kelengkapan yang digunakan dalam proses produksi adalah sarung tangan, masker, penutup kepala, dan alas kaki.

Sarung tangan digunakan untuk menjaga kebersihan produk dan melindungi tangan dari panas dan luka akibat bersentuhan dengan bahan dan alat. Masker digunakan sebagai pelindung dari debu yang dihasilkan selama proses berlangsung. Penutup kepala digunakan sebagai pelindung dan untuk menghindari kontaminasi produk dari rambut yang rontok. Sedangkan alas kaki untuk menjaga kebersihan tempat dan pelindung diri selama proses.

5. Sanitasi Lingkungan

Kegiatan proses produksi tidak mengganggu masyarakat disekitar pabrik, itu karena selama proses produksi pengolahan teh hijau hanya dihasilkan sedikit limbah serta pengolahannya tidak menggunakan ataupun mengandung bahan kimia. Limbah yang ada hanyalah limbah padat berupa sisa daun teh hasil pengolahan yang tercecer dan berserakan. Sisa-sisa tersebut dikumpulkan kemudian dibakar.

Pencemaran lain yang timbul adalah asap yang ditimbulkan oleh mesin pengeringan dan pelayuan. Cara pengedaliannya dengan mengeluarkan asap lewat cerobong asap yang tinggi dan dibuang keudara, hal ini juga tidak berpengaruh karena asap yang dihasilkan, kepekatan dan ketebalan asap tidaklah besar, sehingga masyarakat yang berada disekitar pabrik tidak terganggu.

6. Penanganan Limbah

Dalam proses produksi di pabrik PT. Rumpun Sari Kemuning yang memproduksi teh hijau, tentu tidak terlepas dari limbah produksi, adapun limbah yang utama di Pabrik teh hijau tersebut adalah limbah asap dan debu yang ditimbulkan oleh mesin-mesin, utamanya mesin pelayuan, pengeringan dan sortasi. Asap dan debu dari mesin tersebut berpotensi

mencemari udara. Guna menanggulangi limbah asap dan debu di PT. Rumpun Sari Kemuning dibuatkanlah cerobong asap untuk mengendalikannya, dengan cara meniup keluar asap dan debu dengan alat yang disebut blower. Setelah itu dibuang ke udara lewat cerobong asap yang dibuat tinggi. Dengan demikian masyarakat disekitar pabrik tidak merasa terganggu dengan proses pengolahan produksi dan limbah pabrik. J. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan dimana tujuannya untuk menjual, menentukan harga serta promosi. Untuk pemasaran PT. Rumpun Sari kemuning menggunakan tata cara atau sistem yaitu DO (Delevary Order /order pengiriman barang). Pihak perusahaan memberikan sampel atau contoh produksi yang dihasilkan kepada konsumen jika konsumen tertarik dan setuju, demikian pula dengan harga maka pemesanan dapat dilakukan. Hal yang menyangkut dengan transaksi jual beli produk diatur oleh direksi pusat PT. Rumpun Sari Kemuning , namun pengadaan dan pengeluaran barang dilakukan oleh pihak perkebunan atau pabrik PT. Rumpun Sari Kemuning .

Adapun perusahaan-perusahaan yang biasa menggunakan teh hijau buatan atau produk PT. Rumpun Sari Kemuning antara lain, Perusahaan Teh Wangi Gaya Baru (Pekalongan), Teh Wangi Gunung Subur (Surakarta), Teh wangi Gopek (Tegal), Teh Dua Tang (Slawi), PT.Rumpun Sari Kemuning juga mengekspor produk teh hijaunya ke Afghanistan dan Maroko.(Sari Kemuning, 2009.

BAB V

Dokumen terkait