RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB NO. 1973
D. Sanksi terhadap pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB
Sanksi Dewan Kemanan diperlukan untuk memberikan respon yang lebih cepat dn efektif (allow a more prompt and effevtive response) terhadap ancaman
perdamaian dan keamanan internasional.112
1. Penangguhan hak-hak istimewa sebagai anggota PBB.
Sanksi-sanksi bagi negara yang melanggar keputusan Dewan Keamanan tersebut adalah :
Jenis sanksi ini diatur dalam pasal 5 Piagam PBB yang mana di dalamnya dikatakan bagwa Majelis Umum PBB berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan PBB untuk menanggungkan (suspension) suatu hak istimewa negara anggota PBB yang menentang tindakan penegakan yang diambil berdasarkan Bab VII Piagam PBB.113
a. Apabila suatu negara melakukan tindakan pencegahan terhadap negara-negara tertentu.
Untuk melaksanakan tindakan penangguhan hak-hak istimewa ini diperlukan syarat-syarat sebagaimana sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, antara lain :
b. Pelaksanaannya harus berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan PBB yang dikuasakan kepada Majelis Umum PBB.
c. Tindakan penangguhan hak-hak suatu negara harus diputuskan melalui pemungutan suara oleh anggota-anggota PBB dengan jumlah suara 2/3 dari anggota.114
2. Pengusiran suatu negara dari keanggotaan.
112 Kofi Annan, 2000, Common Desnity, New Resolue, Annual, Annual Report on The
Work on The Organization 2000, The United Nation Department of Public Information, New
York. hal. 34.
113 Kirgis,Jr.Frederic.L.,International Organization in Their Legal Setting, Document and
Question.Los Angeles.1997, hal. 500.
114
Sebagaimana sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) bahwasanya penangguhan hak-hak dan hak-hak istimewa suatu negara anggota merupakan suatu masalah yang penting. Oleh karena itu diperlukan prosedur pemungutan suara untuk memutuskannya.
Pengusiran merupakan cara terakhir yang dilakukan oleh PBB terhadap suatu negara yang terus-menerus mengabaikan kewajibannya sebagai anggota PBB sementara ia menikmati keuntungan dari status negara tersebut sebagai anggota PBB. Pengusiran bukan merupakan tindakan yang otomatis melainkan harus berdsarkan prosedur pemungutan suara dari forum Majelis Umum PBB. Jika suatu negara mendapat perlakuan pengusiran dari keanggotaan PBB maka pintu masuk untuk kembali sangat kecil. Oleh sebab itu tindakan ini dinamakan suatu cara terakhir. Tindakan pengusiran harus berdasarkan prakarsa Dewan Keamanan bukan berdasarkan Majelis Umum.
Pengusiran suatu negara anggota dapat dilakukan apabila :115
a. Suatu negara anggota menghentikan pembayaran kontribusi pada organisasi sementara negara tersebut mendapatkan keuntungan substansial akibat status ia sebagai negara anggota PBB.
b. Jika suatu negara anggota menginginkan suatu penghukuman moral terhadap negara-negara anggota tertentu yang dianggap menyalahi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3. Sanksi embargo ekonomi.
Dalam hal ini Dewan Kemanan PBB dapat meyerukan kepada semua anggota PBB untuk melakukan tindakan-tindakan seperti pemutusan hubungan ekonomi, komunikasi darat, udara maupun laut serta komunikasi lainnya yang dapat dilakukan untuk memutuskan hubungan diplomatik terhadap negara yang
diajutuhi sanksi tersebut agar keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan dapat dipatuhi.116
4. Sanksi Militer.
Tujuan daripada sanksi ini agar negara-negara yang tidak menaati keputusan yang telah dikeluarkan Dewan Keamanan tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan negaranya sehingga memaksa negara tersebut agar mematuhi putusan tersebut.
Hal ini diberlakukan Dewan Keamanan jika sanksi embargo ekonomi tetap tidak dipatuhi oleh negara pelanggar.oleh karena itu penggunaan langkah-langkah militer dibenarkan sebagai upaya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional oleh Dewan Keamanan PBB.117
a. Dewan Keamanan harus membuat persetujuan khusus (special agreement) terlebih dahulu dengan negara-negara anggota mengenai penyediaan pasukan semacam mulitinational force dalam rangka mengadakan operasi-operasi militer terhadap negara pelanggar. Persetujuan tersebut harus diratifikasi oleh negara-negara anggota melaui proses konstitusi masing-masing negara. Tanpa adanya persetujuan khusus tersebut tidak dimungkinkan suatu operasi militer dapat dilakukan.
Untuk dapat melakukan sanksi milier tersebut, diperlukan syarat-syarat, antara lain :
118
b. Setelah adanya persetujuan, maka Dewan Keamanan harus membentuk komite staf militer yang mana anggota-anggotanya terdiri dari Kepala Staf
116
Lihat Pasal 41 Piagam PBB.
117 Lihat Pasal 108 Piagam PBB.
Angkatan Bersenjata dari ke lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk memberi kebijakan petunjuk strategis sebagai saran dan pedomana dalam melakukan tindakan tersebut.
5. Pembentukan Pengadilan kejahatan internasional oleh Dewan Keamanan PBB untuk mengadili pelanggaran HAM berat.
Hal ini pernah dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB untuk mengadili pelaku-pelaku yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran kemanusiaan yang terjadi di wilayah bekas Yogoalavia yang dikenal dengan International
Crimininal Tribunal for Former Yugoslavia (ICTY) pada tanggal 23 Februari
1993 dan telah membentuk Pengadilan Kejahatan Rwanda ( International
Tribunal for Rwanda). Ketentuan ini diberlakukan Dewan Keamanan PBB
berdasarkan Pasal 29 Piagam PBB dimana dikatakan bahwa Dewan Keamanan PBB dapat membentuk Pengadilan HAM ad hoc bila pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk oleh suatu negara tidak sesuai dengan standar internasional.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa, walaupun kekuasaan dan wewenang Dewan Keamanan PBB yang begitu besar dan luas tetap namun tetap terbatas. Dalam melakukan tugasnya Dewan Keamanan bukanlah badan supra negara atau supra nasional. Segala tindakannya harus berdasarkan pasal 24 ayat (1) Piagam dimana yakni harus sesuai dengan prinsip dan tujuan PBB. Dikatakan juga bahwa Dewan Keamanan wajib untuk menghormati keutuhan wilayah dan kemerdekaan suatu negara. Dengan demikian sanksi militer yang dilakukan oleh Dewan Keamanan tidak boleh mpempengaruhi keutuhan suatu negara. Selain itu juga ditegaskan bahwa Dewan Keamanan tidak diperkenankan untuk mencampuri
urusan dalam negeri suatu negara kecuali jika hal tersebut dilakukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional sebagaimana tercantum dalam Bab VII piagam. Jika tindakan pemaksaan melalui sanksi militer tersebut telah berakhir maka dengan segera campur tangan PBB harus dihentikan.
E. Pertanggungjawaban North Atlantic Treaty Organization (NATO)